• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN & SARAN

5.2 Saran

Dalam sebuah penelitian tentu terdapat beberapa hal yang menjadi saran peneliti yang diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Setelah melakukan penelitian mengenai strategi CSR public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 dalam menjaga citra perusahaan, peneliti akan memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Saran Peneliti Secara Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, peneliti menyarankan agar pembaca terutama yang berada di bidang public relations supaya menambah wawasan dengan membaca teori-teori Corporate Social Responsibility (CSR) karena CSR merupakan suatu bentuk kegiatan dari perusahaan yang sangat sentral keberadaannya dalam menjaga citra dari perusahaan tersebut. Pendalaman mengenai teori komunikasi dan public relations juga sangat penting untuk dipelajari guna membantu pembaca menerapkan strategi yang tepat dalam praktik nyata ketika menjadi seorang public relations suatu perusahaan.

Selain itu, pembaca juga harus memahami tentang teori citra dan opini publik untuk dapat menerapkan strategi yang baik ketika ingin menjaga citra dari perusahaannya.

2. Saran Peneliti Dalam Kaitan Akademis

Saran bagi pembaca atau mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU untuk memperdalam pemahaman mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti juga menyarankan pembaca yang ingin membahas permasalahan seperti penelitian ini, supaya memperdalam pemahaman mengenai teori-teori yang akan digunakan dalam suatu penelitian.

Selain itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang meneliti dengan

metode kualitatif agar melakukan kegiatan wawancara mendalam serta observasi yang lebih maksimal untuk mendapatkan hasil yang baik.

3. Saran Peneliti Dalam Kaitan Praktis

Penelitian kualitatif pada umumnya tidak memiliki ukuran yang pasti mengenai batasan benar atau salah. Begitu pula dalam hal ini strategi CSR yang dilakukan oleh public relations PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7.

Namun diluar itu, setelah dilakukannya penelitian ini, peneliti ingin menyarankan kepada setiap public relations officer terutama public relations PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 supaya bisa memaksimalkan sosialisasi tentang strategi yang ingin mereka gunakan dalam upaya menjaga citra perusahaan di lingkungan masyarakat. Hal ini sangat penting karena apapun yang dilakukan oleh perusahaan tentu akan mempengaruhi opini yang beredar di masyarakat.

DAFTAR REFERENSI

Abidin, Said Zainal. (2006). Kebijakan Publik. Jakarta: Suara Bebas.

Amalia, Lia. (2007). Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andreas, Lako. (2011). Deskonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Ardianto, Elvinaro. (2009). Public Relations Praktis. Edisi Pertama. Jakarta:

Widya Padjajaran.

_______________. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations.

Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvinaro dan Dindin Machfudz. (2011). Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Arifin, Anwar. (2011). Komunikasi Politik: Filsafat, Paradigma, Teori. Tujuan, Strategi, dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. (2011). Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Crowther, David. (2008). Corporate Social Responsibility. Gulen Aras & Ventus Publishing Aps

Danandjaja. (2016). Peran & Fungsi Public Relations di Perusahaan. Medan.

El Ishaq, Ropingi. (2017). Public Relations Teori dan Praktik. Jawa Timur:

Intrans Publishing.

Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo.

Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta: Graha Ilmu.

Fathoni, Abdurrahmat. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fitrah, Muhammad & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian, Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. Jawa Barat: CV Jejak.

Gassing. S, Syarifuddin. (2016). Public Relations. Edisi I. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

Gunawan, Iwan. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hadi, Nor. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Haryatmoko. (2007). Etika Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.

Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations Writing. Jakarta : Kencana Prenada.

Kurik, Suman. (2009). Pelayanan Publik Menuju Good Governance. Malang:

Indo Press.

Lawrence, Anne T. dan James Weber . (2011). Business and Society:

Stakeholders, Ethic, Public Policy. Singapore: McGraw-Hill Education.

Liliweri, Alo. (2015). Komunikasi Antar-Personal. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moleong, Lexy J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morissan. (2013). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Morissan dan Andy C. W . (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Olii, Helena dam Novi Erlita. (2011). Opini Publik. Jakarta: Indeks.

Nova, Firsan. (2014). Public Relations WAR. Jakarta: Grasindo.

Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi. Malang: Intrans Publishing.

Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi:

Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika Aditama.

Olii, Helena dkk. (2007). Opini Publik. Jakarta: PT Indeks.

Oliver, Sandra. (2007). Strategi Publc Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Untung, Hendrik Budi. (2009). Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.

Yusuf, Muri.(2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian Gabungan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Skripsi:

Datuela, Agnes. (2013). Strategi Public Relations PT. Telkomsel Branch Manado dalam Mempertahankan Citra Perusahaan. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Zulkifri, Ari. (2013). Strategi Public Relations PT. RAPP dalam Membangun Citra Positif Perusahaan. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

Ridha, Wahyu. (2014). Strategi Public Relations dalam Membangun Citra Perusahaan pada Excellent Islamic School (Exiss) A BA TA Srengseng Jakarta Barat. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Jurnal:

Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jurnal Administrasi Pendidikan, 1(1), 11-13. Retrieved from http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/3_Metpen-Kualitatif.pdf Yanti, Fitri. (2015). Analisis Pengungkapan TRIPLE BOTTOM LINE dan Faktor

yang Mempengaruh: Studi di Perusahaan INDONESIA dan SINGAPURA.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.13.No.2 Nov. 2015. (hal 499-512)

Website:

http://www.cp.co.id/ (Diakses pada tangal 20 Agustus 2019) Undang-Undang:

Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007, Pasal 74 ayat 1-4 Tentang Sumber Daya Manusia (SDM)

LAMPIRAN

TRANSKRIP WAWANCARA 1. INFORMAN PERTAMA

Nama : Robert Sitompul Usia : 44 tahun

Pekerjaan : Kepala Staff Public Relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 Tanggal/Jam : 10 September 2019/18.00 WIB dan 18 Oktober 2019/15.00 WIB Lokasi : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7

1. Sudah berapa lama bapak bekerja sebagai Kepala public relations PT.

Charoen Pophand Jaya Farm Unit 7?

“Sudah sejak perusahaan ini berdiri, yaitu pada tahun 2012. Jadi sekarang sudah memasuki tahun ke 7 saya bekerja disini sebagai kepala humas PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7.”

2. Apa yang bapak rasakan setelah sekian lama menjadi Kepala public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7?

“Ya saya senang bisa dipercaya bekerja diperusahaan ini sebagai kepala humas sejak perusahaan ini berdiri.Apalagi untuk saya yang hanya tamatan SMA tapi diberi kepercayaan seperti ini ya saya sangat tersanjung.”

3. Kenapa dengan tamatan SMA pak? Apakah perusahaan ini memiliki kriteria khusus untuk jenjang pendidikan staff dan karyawan?

“Tentu saja. Setiap perusahaan pasti punya tolak ukur sendiri dalam memilih karyawannya, baik dalam hal pengalaman maupun pendidikan. Disini kita biasanya untuk yang tamatan SMA hanya bisa jadi karyawan. Tapi itu nggak mutlak, kalo menurut perusahaan pengalaman dan etika kerjanya bagus, ya kita kasih jabatan yang tinggi juga. Mungkin itu yang jadi alasan saya bisa jadi kepala humas disini.”

4. Nah tapikan bapak jadi kepala humas sejak perusahaan berdiri, jadi darimana perusahaan bisa menilai kualitas kerja dan pengalaman bapak?

“Sebelumnya saya bekerja sebagai staff humas di cabang perusahaan yang ada di tj.Morawa, terus dipindahkan kesini untuk jadi kepala humasnya ketika perusahaan ini sudah resmi berdiri.””

“Secara keseluruhan yang saya lihat masyrakatnya baik dan ramah.Tidak terlalu butuh banyak pendekatan bagi saya untuk bisa mengakrabkan diri dengan masyarakat setempat, khususnya tokoh-tokoh masyarakat disini.”

6. Bapak disini sebagai kepala public relations, nah apakah bapak pernah mendapat ancaman dari masyarakat setempat terkait permasalahan yang terjadi?

“Kalau ancaman belum pernah sih. Ya walaupun kalo disini kesannya banyak preman gitu tapi secara pribadi saya belum pernah diancam sama masyarakat yang lagi bermasalah ke perusahaan. Selain itu setiap ada masalah kita dari perusahaan juga bawa aparat desa buat sama-sama diskusi dengan masyarakat terkait untuk memecahkan masalah yang terjadi.”

7. Selama bapak bekerja disini, bagaimana menurut bapak opini masyarakat mengenai keberadaan dari perusahaan?

“Sejauh ini menurut saya penilaian masyarakat terhadap keberadaan perusahaan cukup baik.Saya tidak pernah menerima keluhan atau protes dimana titik permasalahannya menyebabkan terancamnya posisi perusahaan.Selain itu menurut pandangan saya perusahaan juga sudah memberikan kewajibannya kepada masyarakat lewat kegiatan-kegiatan yang sudah kita lakukan.Komunikasi yang baik dari perusahaan dengan seluruh masyarakat juga menurut saya menjadi faktor pendukung perusahaan bisa mendapat penilaian yang positif dari masyarakat. Hal ini bisa saya pastikan karena setiap saya turun bertemu dengan masyarakat baik itu untuk memberikan bantuan, sosialisasi atau sekedar bercengkrama, saya selalu mendapat sambutan yang positif. Kan disini saya sebagai kepala humas, tentu jika ada yang gak suka sama perusahaan pasti langsung terasa sama saya.”

8. Nah untuk menjaga citra yang sudah baik tadi, bagaimana strategi yang bapak lakukan?

“Sebenarnya kita di pokphand ini punya lembaga atau unit khusus yang bertugas menjaga nama baik pokphand secara keseluruhan.Lembaga atau unit khusus itu kita namakan Charoen Pokphand foundation.Disanalah PT. Charoen Pokphand Indonesia melakukan berbagai kegiatan sosial dalam rangka menjaga citra perusahaan. Namun, walau kita disini posisinya sebagai perusahaan cabang, kita juga punya tanggung jawab menjaga nama baik perusahaan, khususnya di ring atau lokasi perusahaan ini berada.

dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga citra perusahaan. Disini kita tidak menggunakan strategi lain seperti media rilis, press conference, dan strategi lainnya yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat karena strategi tersebut merupakan tugas atau bagian dari charoen pokphand foundation.”

9. Apa saja Program CSR PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7?

“Kita memiliki banyak program CSR. Sebagai satu-satunya perusahaan di desa sampecita, tentunya kita juga mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dalam membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitar.Adapun program CSR perusahaan inimeliputi lingkungan hidup, pengembangan sosial dibidang pendidikan dan kesehatan, bantuan sosial kemanusiaan, bantuan pembangunan fasilitas sosial, program masyarakat sejahtera, dan program bantuan kemasyarakatan lewat pengajuan proposal.”

10. Bisa bapak ceritakan bagaimana saja bentuk program CSR tersebut?

“pertama lingkungan hidup, seperti pengolahan dan pengalokasian limbah perusahaan kepada masyarakat. Limbah yang dimaksud merupakan kotoran ayam yang dapat dijadikan pupuk untuk tanaman.Namun disini pokphand tidak memberi secara gratis, melainkan memungut biaya sebesar 6juta/kandang. Jadi kotoran ayam tersebut setiap panen yaitu setahun sekali kita jual ke masyarakat yang butuh, belinya bisa lewat kepala desa atau okp setempat yang memang kerja sama dengan kita terkait limbah ini. nah uang hasil penjualan ini kemudian dibagikan ke semua masyarakat yang ada di desa sampecita, tanpa terkecuali. Pembagiannya kita serahkan ke kepala desa langsung. Hal ini kita lakukan karena kita sadar gak semua masyarakat butuh limbah tersebut, jadi biar adil uang hasil penjualannya tetap kita bagikan. Dan uang nya juga gak utuh dikasih ke masyarakat, sebagian kita sisihkan untuk membayar tenaga yang mengumpulkan limbah tersebut.

yang kedua adalah pengembangan sosial dibidang pendidikan dan kesehatan. Contohnya seperti program anak asuh dan program pembagian telur fresh fertil. Program anak asuh merupakan sebuah program yang berbentuk pemberian beasiswa atau bantuan kepada beberapa murid sd di desa sampecita yang kurang mampu. Jumlahnya sampai saat ini sudah mencapai 15 orang.Program ini didasari oleh kesadaran perusahaan terkait masih banyaknya anak di desa Sampecita yang tidak memiliki kemampuan untuk bersekolah, oleh karena itu kita mencoba untuk memfasilitasi mereka.Sedangkan program pembagian telur fertil merupakan program pembagian telur sehat sebagai upaya perbaikan gizi bagi anak-anak SD di seluruh desa Sampecita. Adapun alasan kita membatasi pembagian telur fertil ini

telur yang dapat dijadikan pudding ini agar gizi anak-anak tersebut dapat lebih meningkat.

Program ketiga adalah bantuan sosial kemanusiaan yaitu bantuan terhadap masyarakat desa sampecita yang mengalami kemalangan atau meninggal dunia.Bantuan berjumlah total Rp800.000 dengan rincian berupa uang Rp500.000 dan beras sebanyak 30kg.syarat mendapatkan bantuan ini sangat mudah, yaitu merupakan masyarakat desa sampecita dan menunjukkan Kartu identitas seperti kartu keluarga dan KTP kepada kepala desa. Selanjutnya kepala desa berkoordinasi dengan perusahaan untuk memberikan bantuan tersebut.

Program keempat adalah bantuan fasilitas sosial, seperti bantuan pembangunan gereja, mesjid, jembatan, jalan, jambur hingga lampu jalan di sepanjang jalan besar glugur rimbun desa Sampecita.Bantuan ini diberikan lewat pengajuan proposal dari masyarakat ataupun rekomendasi dari kepala desa dan tokoh masyarakat lainnya.Contoh pembangunan yang diberikan lewat proposal yaitu pembangunan gereja GBKP Rimbun baru dan Mesjid Al-Furqon desa Sampecita.Sedangkan bantuan lewat rekomendasi dari kepala desa dan tokoh masyarakat adalah pembangunan jembatan di dusun IV belimbingan desa sampecita dan pembangunan lampu jalan di sepanjang jalan Glugur Rimbun desa Sampecita.

Program kelima adalah program Masyarakat Sejahtera. Program ini adalah bentuk pemberian lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Perlu diketahui, 75% pekerja Charoen Pokhand Jaya Farm Unit 7 merupakan masyarakat asli desa Sampecita, sedangkan sisanya merupakan tenaga ahli yang didatangkan dari luar daerah. Syarat bagi masyarakat desa sampecita untuk dapat bekerja di perusahaan ini hanya mengajukan permohonan bekerja kepada kepala desa dan okp setempat. Apabila perusahaan membuka lowongan dan melihat bahwa orang tersebut memiliki integritas dan kemampuan untuk bekerja, maka akan langsung diterima tanpa syarat-syarat khusus lainnya. Dengan program ini, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa sampecita dan mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas di desa ini.

Program terakhir adalah program bantuan kemasyarakatan.Program ini berbentuk bantuan bagi seluruh masyarakat yang hendak melakukan suatu kegiatan bertema hiburan, pendidikan dan kesehatan dan demi kepentingan masyarakat lainnya.Bantuan diberikan lewat proposal yang diajukan oleh masyarakat. Perusahaan kemudian akan menelaah bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan sebelum memberikan bantuan. Apabila dirasa kegiatan tersebut demi kepentingan masyarakat luas, maka bantuan akan segera diberikan.

Bantuan yang diberikan biasanya berupa uang.Contoh kegiatan yang sering mendapat bantuan dari perusahaan adalah bantuan kegiatan

11. Dari seluruh kegiatan tersebut, apakah mempunyai jadwal rutinan?

”Tidak. Seperti yang saya sudah bilang sebelumnya, perusahaan cabang ini hanya berfokus ke produksi saja. Kita tidak terlalu memikirkan branding perusahaan. Hanya saja sebagai sebuah perusahaan kita memiliki tanggung jawab, dan kita coba untuk melaksanakan tanggung jawab itu. Jadi ya gitu, kegiatan csr nya juga kita lakukan melihat kondisi dan situasi juga. Kalo menurut kita bisa atau sudah waktunya untuk dibantu ya kita bantu. Paling yang rutinan hanya untuk limbah saja, karena memang hanya itu yang setiap panen kita ada terus.”

12. Tadi bapak sebutkan bahwa 75% karyawan di perusahaan merupakan masyarakat setempat, nah apakah masyarakat tersebut masih mendapatkan program csr lain diluar dari pekerjaan mereka?

“Program CSR kita itu tidak pandang bulu, mau dia karyawan atau nggak, seperti yang tadi saya bilang, kalo menurut kita memang udh waktunya dibantu ya kita bantu, yang penting dia warga desa sampecita. Lagipula program CSR kita rata-rata menjurus ke kepentingan umum semua, jarang yang ke individu tertentu. Seperti pembangunan mesjid, gereja atau fasilitas lain. Kita kan gak bisa membatasi hanya karna disana ada karyawan kita jadi kita tidak bantu. Tapi untuk program CSR yang sifatnya individu seperti program anak asuh kita melihat latarbelakangnya, dan sejauh ini memang belum ada yang dari kayawan kita. Kalo yang bantuan kemalangan dan pembagian limbah, kita gak pandang dia karyawan atau tidak, kita bagi secara merata.”

13. Apakah pernah terjadi masalah terkait program CSR dari perusahaan ini?

Kalau masalah sepertinya tidak.Tapi kita pernah mendapat isu negatif terkait program pemberian lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Jadi untuk lapangan pekerjaan itu kan kita ga mungut biaya, tapi kemudian ada masyarakat yang ngadu kalo kita minta uangnya. Nah hal ini akhirnya kita diskusikan dengan kepala desa dan okp dengan masyarakat. Kemudian kita mengetahui bahwa ini adalah kesalahpahaman karena memang ada beberapa masyarakat yang dimintai uang, tapi itu oleh okp bukan perusahaan. Mereka mengaku bahwa uang tersebut merupakan bentuk ucapan terima kasih terhadap okp, bukan diminta dalam nominal tertentu. Karena kita melihat bahwa hal tersebut merupakan bentuk kesepakatan antara masyarakat dengan okp, kita tidak permasalahkan hal ini. karena untuk masyarakat yang tidak ingin lewat okp juga bisa lewat kepala desa.

“Kalau menurut saya sudah. Karena kita juga disini merupakan perusahaan cabang, jadi yang kita kasih juga sudah maksimal. Karena memang tujuan kita membantu kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan, jadi sejauh yang saya lihat dengan program yang kita sudah lakukan, kita sudah memberikan yang terbaik.”

15. Apa tolak ukur bapak mengatakan bahwa perusahaan sudah melakukan tanggungjawabnya dengan baik?

“Saya melihat bahwa desa ini sudah mengalami perkembangan sejak perusahaan berdiri. Meskipun saya tidak tahu pasti karena saya juga pendatang, tapi saya pernah mendengar bahwa dulu sebelum perusahaan berdiri, disini masih banyak kasus kriminalitas seperti pencurian yang terjadi. Dan setelah perusahaan berdiri dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, saya melihat bahwa kasus kriminalitas tersebut berkurang. Hal yang sama juga pernah disampaikan kepala desa kepada saya ketika kami lagi duduk ngopi. Itu merupakan salah satu alasannya.”

16. Apa yang membuat bapak yakin bahwasanya kegiatan yang bapak lakukan itu merupakan CSR bukan CD atau yang lainnya?

“Kegiatan kita itu orientasinya untuk kepentingan masyarakat dalam upaya membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri dan kita lakukan dalam bentuk pemberian materi dan lapangan kerja, bukan pelatihan sdm. Jadi semua yang kita lakukan itu berdasarkan kepedulian untuk membantu kesejahteraan di aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Nah dari sini kan bisa dilihat kalau kegiatan kita itu bentuknya CSR, bukan yang lain.”

17. Apa sebenarnya yang menjadi sasaran dari Program CSR perusahaan ini?

“Sasaran kita tentu saja yang terutama adalah masyarakat di desa sampecita atau dengan kata lain yang berada di ring 1 perusahaan.

Akan tetapi, jika ada desa atau daerah lain yang mengajukan proposal ke perusahaan ini, kita akan tetap mempertimbangkannya. Apabila kita melihat tujuan proposal adalah demi kepentingan bersama, maka kita sebisa mungkin akan membantu proposal tersebut.”

18. Apa tujuan utama atau dasar perusahaan melakukan program csr?

“Kalau berbicara tentang dasar atau tujuan tentu saja tujuan perusahaan melakukan kegiatan CSR ini sebagai upaya untuk menjaga citra positif dan kepercayaan dari masyarakat setempat. Namun diluar hal itu, kita juga menyadari tanggung jawab kita sebagai satu-satunya perusahaan yang berdiri di desa ini untuk dapat memberikan

juga tidak menetapkan dana pokok perusahaan untuk kegiatan CSR.

Dana yang kita keluarkan terkait kebutuhan dan kondisi masyarakat yang ada.”

19. Apakah menurut bapak tujuannya sudah tercapai sejauh ini?

“kalau bicara tercapai dalam konteks menjaga citra menurut saya sudah, karena yang saya lihat dari seluruh rangkaian CSR kita itu mendapat respon positif dari masyarakat. Nah sedangkan untuk membantu mensejahterakan menurut saya belum, karena masih banyak yang harus dilakukan supaya masyarakat disini itu kehidupannya sejahtera, minimal nggak ada lagi yang pengangguran lah. Tapi saya percaya kita udah di jalur yang tepat dan cepat atau lambat kualitas kehidupan masyarakat desa Sampecita ini akan semakin meningkat.”

20. Terus kalau misalnya dana yang dikeluarkan tergantung kebutuhan apakah tidak berpengaruh terhadap stabilitas dari keuangan perusahaan?

“tentu saja berpengaruh. Karena kita gak bisa prediksi kapan kita harus keluarkan dana untuk CSR tersebut. tapi ini udah menjadi komitmen kita dan akan terus kita lakukan. Lagipula setiap dana yang kita keluarkan juga kita bukukan dengan baik, jadi manajemen di akhirnya juga nanti pasti lebih mudah.”

21. Apakah pernah terjadi krisis atau masalah yang menyebabkan perusahaan terancam kehilangan kepercayaan dari masyarakat?

“Tentu saja.Setiap perusahaan pasti pernah mengalami hal-hal seperti ini.nah, untuk kasus di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 ini, masalah yang kita hadapi terkait kesalahpahaman komunikasi antara perusahaan dan masyarakat.Contohnya seperti protes warga terhadap wabah lalat yang sering menghinggapi rumah-rumah disekitar

“Tentu saja.Setiap perusahaan pasti pernah mengalami hal-hal seperti ini.nah, untuk kasus di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 ini, masalah yang kita hadapi terkait kesalahpahaman komunikasi antara perusahaan dan masyarakat.Contohnya seperti protes warga terhadap wabah lalat yang sering menghinggapi rumah-rumah disekitar