• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Menurut Airin (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017:152), subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan atau orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam arti lain, subjek penelitian merupakan orang yang telah memenuhi kriteria untuk menjadi sumber informasi bagi Peneliti dalam melakukan sebuah penelitian atau yang biasa disebut dengan Informan.

Oleh sebab itu, maka penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam. Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu informan utama (primer) dan informan tambahan (sekunder). Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah seorang Public Relations Officer PT.

Charoen Pokphan Jaya Farm Unit 7. Informan sekunder penelitian ini yaitu Kepada Desa Sampecita, Ketua Organisasi Kepemudaan (OKP) yaitu Pemuda Merga Silima (PMS) Desa Sampecita, dan warga Desa Sampecita.

3.4 Kerangka Analisis

Kerangka analisis dalam sebuah penelitian diperlukan sebagai acuan atau model bagi peneliti ketika hendak melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh dari lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif

dan berkelanjutan. Maksudnya analisis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010: 246) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, hingga datanya jenuh. Berdasarkan model teknik analisis data lapangan Miles dan Huberman, analisis data kualitatif memiliki tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat diartikan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, di mana pewawancara bertanya secara langsung tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya (Yusuf, 2014:372).

Pada saat proses wawancara, peneliti harus bersikap netral terhadap semua jawaban atau pendapat yang dikemukakan oleh informan. Tidak boleh ada pertanyaan yang bersifat mengarahkan atau membentuk opini informan terkait permasalahan yang sedang diteliti. Keberhasilan suatu wawancara sangat ditentukan oleh bagaimana hubungan antara informan dan peneliti. Suasana hubungan yang kondusif untuk keberhasilan suatu wawancara mencakup adanya sikap saling mempercayai dan kerja sama di antara mereka. Suasana yang demikian dapat diusahan melalui beberapa cara, diantaranya peneliti sebaiknya lebih dulu memperkenalkan diri dan mengemukakan secara jelas dan lugas tujuan wawancara yang dilakukannya. Hal itu dilakukan dengan sikap rendah hati dan menyadari yang berkepentingan adalah peneliti. Pada awal pertemuan, peneliti juga harus menciptakan suasana yang santau dan bebas serta tidak formal agar proses wawancara dapat berlangsung secara lebih alamiah.

Peneliti juga harus menyiapkan panduan berupa susunan pertanyaan inti ketika hendak melakukan proses wawancara. Panduan ini bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam memperoleh informasi ketika memberikan pertanyaan. Dalam kaitan ini, peneliti menyiapkan pertanyaan terkait strategi csr yang dilakukan oleh public relations officer PT.Charoen Pokphand dalam menjaga citra perusahaan serta opini yang berkembang di masyarakat terkait hal tersebut.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi dilakukan terhadap interaksi dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti. Hal yang terpenting dalam observasi ini adalah pengamat harus menguasai ilmu tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati. Menurut Fathoni (2011:104), observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya dari suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan peneliti. Adapun hal yang diobservasi pada penelitian ini adalah observasi terkait strategi csr yang digunakan public relations officer PT. Charoen Pokphand dalam menjaga citra perusahaan dan opini dari masyarakat terkait penerapan strategi tersebut.

Observasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah observasi partisipan dimana peneliti aktif dalam mendengarkan apa yang diucapkan oleh informan penelitian. Selain itu peneliti juga ikut melihat beberapa kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan di masyarakat Desa Sampecita.

3. Studi Kepustakaan

Hampir seluruh kegiatan penelitian bertolak dari ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Pada semua ilmu pengetahuan, peneliti selalu memulai penelitiannya dengan cara mengutip hal-hal yang telah dikemukakan oleh peneliti lain. Peneliti memanfaatkan teori-teori yang ada di buku atau hasil penelitian untuk kepentingan penelitiannya. Studi kepustakaan adalah metode yang akan digunakan peneliti dengan mengumpulkan informasi yang relevan degan fokus permasalahan atau yang sedang diteliti. Informasi berupa buku-buku ilmiah,

laporan penelitian baik berbentuk cetak maupun elektronik. Informasi ataupun teori yang mendukung pengembangan analisis data yang didapat oleh peneliti selama melakukan wawancara dan observasi di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti mengggunakan laporan tahunan perusahaan PT. Charoen Pokphan Indonesia,Tbk yang dilansir dari www.cp.co.id sebagai informasi awal tentang bagaimana kondisi dan situasi perusahaan yang hendak diteliti hingga kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan dan skripsi penelitian terdahulu oleh Agnes Datuela (2013), Ari Zulkifli (2013), dan Ridha Wahyu (2014) yang menjadi panduan peneliti dalam melakukan penelitian karena judul skripsi diatas mirip dengan judul penelitian yang akan diteliti.

3.5.1 Penentuan Informan

Adapun informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu informan utama (primer) dan informan tambahan (sekunder). Adapun yang informan utama dalam penelitian ini yaitu seorang Public Relations Officer PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7. Informan sekunder pada penelitian ini yaitu Kepada Desa Sampecita, Ketua OKP PMS Desa Sampecita, serta masyarakat Desa Sampercita.

Penentuan subjek penelitian atau informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive. Menurut Fitrah dan Lutfiyah (2017: 161), purposive adalah teknik sampel di mana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga di harapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

3.5.2 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal. Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data tidak serta-merta menjadikan hasil temuan peneliti sebagai data yang akurat dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu melewati pengajuan data terlebih dahulu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebegai seleksi akhir dalam menghasilkan atau memproduksi temuan baru. Oleh karena itu, sebelum melakukan publikasi hasil penelitian, peneliti terlebih dahulu harus

melihat tingkat keaslihan data tersebut dengan melakukan pengecekan data melalui pengujian keabsahan data.

Peneliti menggunakan metode triangulasi untuk menguji keabsahan data peneliti. Menurut Bungin (2007:256), triangulasi dengan sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kebenaran suatu informasi melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi

3. Membandingkan apa yang yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu

4. Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden 5. Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data

Triangulasi data menurut Fitrah dan Lutfiyah (2017: 94) adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan.

Proses triangulasi data ini dilakukan terus-menerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data sampai suatu saat peneliti telah yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.

Penelitian ini tidak hanya mengumpulkan informasi mengenai strategi csr perusahaan dari pihak public relations officer saja, tetapi juga mengumpulkan informasi dari sudut pandang informan lainnya yang dijadikan sebagai data sekunder dari data yang sudah diperoleh melalui informan utama dengan mewawancarai informan yang berhubungan dengan objek penelitian. Adapun informan sekunder dari penelitian ini adalah masyarakat, tokoh OKP, serta pemimpin daerah Desa Sampecita.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah proses mengatur urutan data, dan mengorganisasikannya ke dalam suatu bentuk pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Penelitian dengan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek penelitian atau informan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data yang langsung dikumpulkan dari lapangan seperti wawancara ataupun observasi. Menurut Miles & Huberman (dalam Gunawan, 2013:11-13), tahapan dalam proses analisis data terdapat komponen-komponen utama yang harus benar-benar dipahami. Berikut ialah ketiga tahapan komponen-komponen tersebut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi. Pada tahapan reduksi data, peneliti akan mengumpulkan data dari lapangan dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada seluruh informan. Seluruh data yang diperoleh peneliti akan dicatat dan dikumpulkan, kemudian Peneliti akan dengan objektif merangkum dan mengambil hasil yang sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti.

2. Penyajian Data

Setalah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adala menyajikan data. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan untuk mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. Data penelitian dapat disajikan dalam bentuk uraian kalimat maupun grafik.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah Peneliti berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambar suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah data atau informasi yang didapatkan oleh peneliti dimana data dan informasi yang telah didapatkan oleh peneliti diolah dan dirangkum berdasarkan hasil temuan di lapangan. Pada penelitian ini, data dan informasi diperoleh dengan mewawancarai langsung kepala bagian public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7, Kepala Desa Sampecita, Ketua Ikatan Pemuda Merga Silima (PMS) di Desa Sampecita, dan 2 orang warga Desa Sampecita. Kelima informan tersebut merupakan orang-orang yang melakukan, melihat, mengetahui, mengalami, dan merasakan secara langsung penerapan strategi CSR PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 7, sehingga dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini.

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1.1 Alamat Instansi

Lokasi penelitian yang dilakukan peneliti terkait dengan penelitian ini berada di Jl. Glugur Rimbun, Desa Sampecita, Kec. Kutalimbaru, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, tepatnya di kantor cabang PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 7. Lokasi ini dulunya merupakan tanah perkebunan milik warga Desa Sampecita yang kemudian dibeli oleh PT.Charoen Pokhand Indonesia pada awal tahun 2010. Pembangunan kantor ini dimulai pada pertengahan Tahun 2010 dan selesai pada awal tahun 2012.

4.1.1.2 Sejarah PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk

PT. Charoen Pokphand mulai didaftarkan sebagai perusahaan resmi di Bangkok, Thailand pada tahun 1951 dan pabrik pakan ternak pertama didirikan pada tahun 1953. Sistem yang diterapkan dalam perusahaan ini adalah penyediaan bibit-bibit tanaman bagi petani, kemudian membeli kembali hasil panen yang dihasilkan oleh para petani serta melakukan proses terhadap hasil panen menjadi pakan ternak. Seiring waktu, perusahaan ini mengalami peningkatan jaringan terhadap konsumen sehingga sekitar tahun 1970, peningkatan permintaan akan pakan ternak terlihat di Asia. Untuk memenuhi segmentasi pasar Asia terhadap

pakan ternak, maka PT. Charoen Pokphand membangun cabang perusahaan di berbagai negara di Asia seperti Indonesia, Hongkong, Singapura, Taiwan dan Malaysia.

PT. Charoen Pokphand mengembangkan usahanya di Indonesia pada tahun 1971 dengan mendirikan pabrik pakan ternak modern berskala besar yang berlokasi di Ancol Barat, Jakarta Utara. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (”Perseroan”) didirikan secara resmi sebagai anak perusahaan dari Charoen Pokphand Overseas Investment Co. Ltd. Hongkong. Pabrik tersebut mulai aktif beroperasi pada tahun 1972 dengan produk utama yang dihasilkan adalah pakan ternak unggas dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 ton per tahun.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (”Perseroan”) didirikan di Indonesia dengan nama PT. Charoen Pokphand Indonesia Animal Feedmill Co.

Limited, berdasarkan akta pendirian yang dimuat dalam Akta No. 6 tanggal 7 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Drs. Gede Ngurah Rai, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 5 tanggal 7 Mei 1973 yang dibuat dihadapan Notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 2289 tanggal 26 Juni 1973, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 65 tanggal 14 Agustus 1973, Tambahan No.

573.

Dalam kebutuhan manusia yang semakin tinggi, salah satunya adalah kebutuhan pangan, maka akan mempengaruhi kebutuhan industi pangan dalam menyediakan pangan. Adanya peningkatan konsumsi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dalam suatu wilayah sehingga kebutuhan akan pakan ternak meningkat karena pangan yang dibutuhkan manusia sebagian besar adalah pangan yang berasal dari ternak. Menanggapi perkembangan tersebut, PT. Charoen Pokphand Indonesia memperluas kegiatan usaha dan juga pasarnya dengan mendirikan dua pabrik pakan ternak unggas baru, masing-masing di Surabaya pada tahun 1976 dan di Medan pada tahun 1979.

Peningkatan pasaran ekspor udang pada tahun 1988 mendorong PT.

Charoen Pokphand Indonesia untuk menambahkan pakan udang ke dalam

rangkaian produksi pakan unggasnya yang sudah demikian berkembang. PT.

Charoen Pokphand Indonesia kemudian membuka sebuah pabrik baru di Medan.

Pabrik pakan udang tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 40.000 ton pakan udang setiap tahunnya.

PT. Charoen Pokphand Indonesia mulai go public pada tahun 1991 dengan menjual 52,5 juta lembar saham. Saat ini, PT. Charoen Pokphand Indonesia merupakan produsen pakan unggas terkemuka di Indonesia, dengan suatu jaringan pabrik produksi, fasilitas penelitian dan pengembangan serta pusat-pusat pembibitan unggas yang tersebar dalam beberapa daerah. Beberapa cabang perusahaan ini berlokasi di Balajara (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Sepanjang dan Krian (Surabaya), Bandar Lampung (Lampung), Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Secara bersama-sama, jaringan pabrik pakan ternak ini membuat Perseroan menjadi produsen pakan ternak terbesar satu-satunya di Indonesia. Selain itu, jaringan tersebut memiliki posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan peternak ayam di seluruh negeri. Hal ini menjadikan Perseroan sebagai perusahaan penghasil pakan ternak yang terpercaya.

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 7 Sendiri merupakan unit cabang perusahaan yang didirikan pada awal tahun 2012 di desa Sampecita. Perusahaan ini resmi beroperasi pada pertengahan tahun 2012. Perusahaan ini bergerak di bagian pembibitan ayam dan produksi telur. Namun, ayam yang diproduksi dari perusahaan ini hanya merupakan ayam yang digunakan untuk pengembangbiakan, bukan ayam untuk dikonsumsi. Jadi, bibit ayam sejak dini dikembangbiakkan hingga menjadi induk. Sebagian ayam ini kemudian dikirim ke unit cabang lain, dan sebagian lagi diproses hingga menghasilkan telur di perusahaan ini. Proses awal pembibitan ayam hingga panen mencapai waktu kurang lebih selama 68 minggu, dengan rincian:

1. tahap persiapan selama 4 minggu

2. tahap pembibitan ayam selama 23 minggu 3. tahap produksi telur selama 40 minggu 4. tahap panen selama 1 minggu

4.1.1.3 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan

Perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai untuk mengembangkan usaha dan dapat memiliki nilai daya saing yang tinggi sehingga setiap perusahaan memiliki visi dan misi, begitu pula dengan PT. Charoen Pokphand Indonesia yang memiliki visi dan misi sebagai berikut.

 Visi : menyediakan pangan bagi dunia yang berkembang

 Misi : memproduksi dan menjual pakan ayam, anak ayam dan makanan olahan yang memiliki kualitas tinggi dan berinovasi.

Visi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki tujuan untuk menyediakan pangan yakni berupa daging ayam kepada konsumen terutama konsumen di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada konsumen terhadap pentingnya mengonsumsi daging terutama daging ayam yang memiliki kisaran harga lebih terjangkau dibandingkan dengan daging lainnya serta memiliki nutrisi yang dibutuhkan manusia sehari-hari, sehingga konsumsi daging ayam dapat meningkat di Indonesia karena konsumsi daging ayam di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan konsumsi daging ayam di wilayah lain seperti Malaysia yakni 1,7 kg per orang dalam satu tahun dan konsumsi daging ayam di Malaysia berkisar 3 kg per orang dalam satu tahun, sedangkan sektor visi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah dunia yang berkembang yakni dapat menyediakan pangan bagi konsumen melalui berbagai variasi seperti olahan ayam yang dapat menjadi nilai jual dan dapat memperluas prospek bisnis ayam dari PT. Charoen Pokphand Indonesia. Tidak hanya daging ayam yang dapat diolah dan dijual, melainkan dengan menjual anak ayam (Day Old Chick) untuk dikembangkan dalam sektor peternakan serta penyediaan pakan ayam untuk mendukung peningkatan peternakan yakni ayam.

Misi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia memberikan gambaran terhadap kegiatan yang dilakukan perusahaan yakni dengan memproduksi dan menjual kebutuhan sektor peternakan yang meliputi pakan ayam, anak ayam (Day Old Chick) dan makanan olahan daging ayam dengan kualitas yang tinggi dan berinovasi. Untuk memenuhi tujuan yang tercakup dalam visi, maka diperlukan misi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, sehingga untuk menyediakan pangan bagi dunia yang berkembang, maka dimulai dari penjualan anak ayam,

dalam perkembangannya ayam membutuhkan nutrisi yang sesuai melalui pakan ayam serta setelah dikembangbiakan dalam peternakan, maka ayam yang siap panen dapat diolah menjadi pangan bagi konsumennya.

Budaya merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengembangkan dan memberikan intensitas arah suatu perusahaan, sehingga PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki budaya yang melandasi seluruh kegiatan perusahaan yakni dengan melakukan penerapan budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) dalam mendukung visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan.

Berikut ini penjabaran dari budaya 5R antara lain : 1. Ringkas (pilah dan pisahkan barang yang tidak perlu) 2. Rapi (lakukan penataan di tempat kerja

3. Resik (jaga kebersihan di tempat kerja)

4. Rawat (pelihara kondisi, ringkas, rapi dan resik di tempat kerja) 5. Rajin (biasakan ringkas, rapi dan resik setiap hari)

Dilansir dari website resmi PT. Charoen Pokphand Indonesia (www.cp.co.id), budaya yang diterapkan ini berasal dari Production National Head untuk menjaga agar setiap kegiatan terutama kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik melalui tindakan 5R yakni ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Tindakan 5R merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan dan kerapian terutama untuk tenaga kerja yang bekerja langsung terhadap kegiatan produksi yang rawan akan wilayah yang kotor, sehingga apabila dilakukan tindakan kesadaran dengan membersihkan (resik) maka wilayah kerja menjadi lebih nyaman dan tenaga kerja dapat bekerja lebih maksimal, sehingga apabila tindakan 5R dijadikan sebagai budaya, maka tindakan 5R akan terus melekat pada setiap tenaga kerja dan terbiasa untuk bekerja bersih dan sehat.

Selain mencapai tujuan wilayah yang nyaman, bersih dan sehat, maka diperlukan tindakan rajin untuk dapat melakukan tindakan yang ringkas, rapi dan resik dimulai dari merawat kondisi yang selalu bersih dan rapi demi kenyamanan dalam bekerja.

4.1.1.4 Logo Perusahaan

Gambar 1. Logo Perusahaan

Sumber: Kepala staff public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 4.1.1.5 Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7

Tabel 1. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Kepala staff public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 PERSONALIA DAN

GENERAL AFFAIR MANAGER

STATISTIK SUPERVISOR

CIVE CARETAKER

STAFF GRADING GUDANG

HUBUNGAN

MASYARAKAT MEKANIK SECURITY KARYAWAN

4.1.2 Proses Penelitian

Proses penelitian yang peneliti lakukan berlangsung selama kurang lebih 3 minggu yaitu dimulai pada tanggal 7 September 2019 hingga 25 September 2019.

Namun sebelum itu, peneliti melakukan pra-penelitian dalam bentuk wawancara tahap awal dan observasi yaitu pada tanggal 12 Agustus 2019, untuk menentukan pedoman wawancara yang tepat serta sebagai referensi ketika akan melakukan penelitian. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Sedangkan untuk pemilihan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yang ditentukan berdasarkan suatu kriteria tertentu. Melalui proses pra-penelitian, peneliti kemudian memilih informan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Seorang kepala public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 2. Seorang Kepala Pemda Setempat, dalam hal ini Kepala Desa Sampecita.

3. Seorang ketua Ormas atau Okp desa Sampecita, dalam hal ini Ketua Ikatan

3. Seorang ketua Ormas atau Okp desa Sampecita, dalam hal ini Ketua Ikatan