• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.3 Profil Informan

Berikut ini peneliti akan memberikan gambaran mengenai informan yang telah diwawancarai oleh peneliti. Disini peneliti akan memaparkan tentang alasan peneliti memilih 5 orang ini sebagai informan.

Informan 1: Robert Sitompul

Robert Sitompul atau yang akrab disapa pak Tompul ini merupakan informan pertama dalam penelitian ini. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai kepala bidang public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 ini akan genap berusia 45 tahun pada tanggal 24 Desember mendatang. Pak Tompul lahir di siborong-borong, namun sejak SMA sudah mengecap pendidikan di Kota Medan, tepatnya di SMA Imannuel Medan. Saat ini pak Tompul sudah berstatus sebagai seorang ayah dengan 2 orang anak perempuan. Anak sulungnya sudah duduk dikelas 3 SMP sedangkan anak bungsunya masih duduk di kelas 5 SD.

Pak Tompul merupakan seorang pemeluk agama Kristen Protestan dan bersuku Batak Toba. Meski saat ini tinggal dan hidup di lingkungan yang mayoritas masyarakatnya bersuku Batak Karo, pria ini tidak tampat kesulitan beradaptasi dengan masyarakat sekitarnya. Terhitung sejak awal bulan Agustus 2019, Pak Tompul beserta keluarganya resmi pindah ke asrama pegawai yang terletak di dalam kawasan perusahaan. Sebelumnya beliau dan keluarga tinggal di jln. Diski, Kota Binjai, Sumatera Utara.

Pak Tompul sudah menjadi kepala bidang public relations PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 sejak perusahaan tersebut berdiri di tahun 2012 lalu.

Keseharian Pak Tompul dikenal sangat ramah dan bersahaja. Terbukti pada saat wawancara dengan beliau, peneliti langsung mendapatkan kesan yang baik dan nyaman ketika berbincang satu sama lain. Sebagai seorang kepala bidang public relations PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7, tentunya pak Tompul memiliki pengetahuan dan informasi yang dapat dibagikan kepada peneliti terkait kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat.

Informan 2: Siami Purnamasari br Ginting

Siami Purnamasari br Ginting merupakan informan kedua dalam penelitian ini. Wanita yang biasa dipanggil Melik ini lahir di Diski, 3 Maret 1990.

Meski terhitung masih cukup muda, wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga ini sudah memiliki tiga orang anak. Anak sulungnya sudah duduk dikelas 5 SD, anak keduanya duduk di kelas 2 SD, sedangkan anak bungsunya masih berumur 3 tahun. Ibu Melik merupakan istri dari seorang supir angkutan desa yang bernama Pasti Sitepu. Namun meski sehari-harinya bekerja sebagai supir angkutan umum, mereka juga memiliki perkebunan sawit yang cukup luas di daerah desa Sampecita dan Desa Perpanden.

Ibu Melik dan keluarganya merupakan pemeluk agama Kristen Katolik dan bersuku Batak Karo. Ibu Melik sudah tinggal di Desa Sampecita sejak tahun 2009, sedangkan suaminya yang merupakan warga asli Desa Sampecita sudah sejak lahir tinggal disana. Saat ini, ibu Melik tinggal di dusun IV Desa Sampecita.

Ibu Melik dikenal sebagai seorang sosok yang ramah dan sangat bersosialisasi.

Hal ini terbukti pada saat proses wawancara peneliti dengan beliau. Aura dari Ibu Melik yang easy going dan santai membuat proses wawancara berjalan menyenangkan.

Sebagai seorang ibu rumah tangga dan juga petani, tentunya Ibu Melik mengalami langsung dampak lagi kehadiran Perusahaan PT. Charoen Pokhand Jaya Farm Unit 7. Hal ini bisa dilihat dari letak lokasi perusahaan yang hanya berbeda 1 dusun dengan kediaman beliau. Sebagai seorang warga yang mengalami dampak langsung dari Perusahaan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7, tentunya Ibu Melik memiliki informasi yang bisa dibagikan kepada informan terkait program CSR yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat.

Informan 3: Aditya Mawan

Aditya Mawan merupakan seorang lelaki paruh baya yang menjadi informan ketiga dalam penelitian ini. Pria yang akrab disapa Mawan ini lahir di pancur batu, 29 Januari 1991. Mawan merupakan seorang tamatan SMA dari sekolah Era Utama di Kecamatan Pancur Batu. Mawan sehari-hari bekerja sebagai seorang pedagang di pasar tradisional yang ada di Desa Sampecita. Disamping itu,

Mawan juga memiliki sebidang tanah yang ditanami bahan-bahan dapur yang biasa dijualnya di pasar tradisional tersebut. Selain tanaman yang berasal dari kebunnya sendiri, ia juga terkadang membeli hasil panen petani lain untuk dijual kembali. Mawan saat ini masih berstatus single atau belum menikah. Ia masih tinggal bersama kedua orangtuanya yang bekerja sebagai tukang bangunan dan ibu rumah tangga serta seorang adik yang sudah tamat SMA yang baru saja berhenti bekerja sebagai pegawai kebun di salah satu tempat wisata di daerah Parapat. Saat ini mereka tinggal di dusun VI Desa Sampecita. Sebagai salah satu sumber penghasilan utama keluarganya, ia berkerja cukup giat.

Mawan merupakan seorang pemeluk agama Kristen Protestan dan bersuku Batak Karo. Mawan memiliki perawakan yang cukup tinggi, berada di kisaran 170cm, dengan kulit sawo matang yang cenderung lebih gelap. Mawan dikenal cukup humoris dan ramah kepada semua orang. Namun ia akan cenderung lebih pendiam terhadap orang yang belum dikenalnya secara akrab, atau dengan kata lain ia sedikit sulit berbincang dalam waktu yang lama dengan orang asing.

Namun karena peneliti sudah mengenal informan ini cukup lama, pada saat proses wawancara peneliti tidak menemukan kesulitan-kesulitan seperti yang sudah diungkapkan tadi. Mawan dapat berkomunikasi secara terbuka dengan peneliti dan memudahkan peneliti menggali informasi guna mendapatkan data demi kebutuhan penelitian ini.

Sebagai seorang pemuda setempat dan terutama bekerja di dua bidang sekaligus yaitu sebagai petani dan pedagang, tentunya Mawan sudah lebih sering mendengar tentang aktivitas dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7, baik itu aktivitas produksi, panen, hingga aktivitas CSR perusahaan. Selain itu, dulunya Mawan juga pernah bekerja sebagai salah satu karyawan bangunan pada saat pembangunan perusahaan ini. Jadi dapat dikatakan bahwa informasi yang dimilik Mawan sedikit lebih baik dibandingkan masyarakat lain di Desa Sampecita. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka kemudian peneliti memutuskan untuk menjadikan Mawan sebagai informan tambahan dari penelitian ini.

Informan 4: Irianto Sinulingga

Irianto Sinulingga merupakan informan keempat dalam penelitian ini.

Lelaki yang merupakan Kepala Desa Sampecita ini lahir di binjai pada tanggal 5 April 1973. Bapak Irianto Sinulingga tinggal di Dusun I Desa Sampecita. Pria yang akrab disapa Anto ini sudah menjabat sebagai kepala Desa Sampecita selama 2 periode mulai dari tahun 2010. Hal ini menandakan bahwa ia merupakan salah satu sosok yang cukup dipercayai oleh masyarakat di Desa Sampecita. Pak Anto merupakan ayah dari 3 orang anak. Anak sulungnya merupakan mahasiswi Universitas Quality yang baru diwisuda bulan September 2019. Anak keduanya juga seorang mahasiswi di salah satu universitas negeri di Kota Yogyakarta.

Sedangkan anak bungsunya adalah lelaki yang baru saja tamat SMA dan tengah menempuh pendidikan angkatan laut tahun 2018 lalu. Kini ia hanya tinggal bersama putri sulung dan seorang keponakannya dari Kabupaten Karo karena keponakannya tersebut saat ini bekerja sebagai guru di SMP negeri 2 yang terletak di Desa Sampecita.

Pak Anto merupakan seorang pemeluk agama Islam dan bersuku Batak Karo. Beliau adalah seorang yang sangat berwibawa namun tetap friendly. Kesan yang ditimbulkan pada saat berbicara dengan beliau adalah santai dan nyaman.

Beliau juga orang yang tidak terlalu suka dengan hal-hal yang berbau formal, dan pembawaannya selalu easy going. Perawakan pak Anto cukup tinggi, berada di kisaran 170cm dengan kulit sawo matang. Ia juga memiliki tattoo di bahu kanannya. Tapi stigma negatif dari tattoo terpatahkan oleh kharisma yang dimiliki beliau.

Berdasarkan observasi pada saat pra penelitian dan penuturan dari kepala bidang public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7, aktivitas CSR dari perusahaan banyak melibatkan kontribusi dari pemerintahan setempat, baik masalah perizinan, penyaluran dana, kerja sama, dan lain-lain. Atas dasar inilah kemudian peneliti menetapkan Bapak Irianto Sinulingga selaku Kepala Desa Sampecita sebagai informan tambahan dengan harapan mendapatkan informasi-informasi penting dalam penelitian ini.

Informan 5: Mima Sitepu

Informan kelima dalam penelitian ini adalah Mima Sitepu. Ia merupakan seorang ketua Organisasi Kepemudaan (OKP) Ikatan Pemuda Merga Silima (PMS) Desa Sampecita. Mima Sitepu merupakan putra asli desa Sampecita.

Beliau lahir di Desa ini pada tanggal 14 April 1974. Meski sudah menikah, Mima masih belum dikaruniai seorang anak. Ia dan istrinya tinggal di dusun I desa Sampecita. Selain sebagai Ketua PMS, sehari-harinya ia juga disibukkan dengan kegiatannya sebagai seorang Petani. Mima memiliki sebidang tanah yang ditumbuhi tanaman sawit.

Mima memeluk agama Islam dan bersuku Batak Karo. Sebagai seorang putra daerah dan ketua dari OKP PMS, ia merupakan salah satu warga Desa Sampecita yang sangat disegani oleh warga lainnya. Stigma seorang ketua dari ikatan atau organisasi kepemudaan sepertinya masih begitu lekat dengan masyarakat Desa Sampecita. Padahal jika mengenal sosoknya lebih dalam lagi, stigma tersebut pasti akan langsung berubah. Pasalnya ia merupakan sosok yang ramah dan baik meski tampangnya terlihat tidak menunjukkan hal tersebut. Mima memiliki perawakan yang cukup besar meski tidak terlalu tinggi. Dengan kulit berwarna sawo matang, ia juga memiliki tato di bagian lengan kanannya. Ada satu hal unik tentang pria ini. Apabila Informan sebelumnya yang merupakan seorang pegawai pemerintahan tapi menolak bersikap formal, sebaliknya tutur kata dari Mima Sitepu sangat formal meskipun penampilannya tidak mencerminkan hal itu pada saat wawancara. Peneliti yang awalnya tidak tahu hal ini cukup terkejut ketika awal wawancara berlangsung.

Selain dengan pemerintahan Desa, kegiatan CSR PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 juga banyak melibatkan OKP ataupun Ormas setempat. Hal ini dikarenakan perusahaan menganggap OKP atau ormas pada hakekatnya merupakan sarana penampung aspirasi dari masyarakat desa. Oleh karena itu, peneliti memutuskan menjadikan Mima Sitepu yang dalam hal ini adalah Ketua OKP PMS yang ada di desa Sampecita sebagai informan tambahan dalam penelitian ini.

Tabel 2. Tabel Profil Karakteristik Informan

No Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5

1 Nama Robert

Diski Pancurbatu Binjai Sampecita

3 Tanggal

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki

5 Suku Batak Toba Batak Karo Batak Karo Batak