• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat diartikan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, di mana pewawancara bertanya secara langsung tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya (Yusuf, 2014:372).

Pada saat proses wawancara, peneliti harus bersikap netral terhadap semua jawaban atau pendapat yang dikemukakan oleh informan. Tidak boleh ada pertanyaan yang bersifat mengarahkan atau membentuk opini informan terkait permasalahan yang sedang diteliti. Keberhasilan suatu wawancara sangat ditentukan oleh bagaimana hubungan antara informan dan peneliti. Suasana hubungan yang kondusif untuk keberhasilan suatu wawancara mencakup adanya sikap saling mempercayai dan kerja sama di antara mereka. Suasana yang demikian dapat diusahan melalui beberapa cara, diantaranya peneliti sebaiknya lebih dulu memperkenalkan diri dan mengemukakan secara jelas dan lugas tujuan wawancara yang dilakukannya. Hal itu dilakukan dengan sikap rendah hati dan menyadari yang berkepentingan adalah peneliti. Pada awal pertemuan, peneliti juga harus menciptakan suasana yang santau dan bebas serta tidak formal agar proses wawancara dapat berlangsung secara lebih alamiah.

Peneliti juga harus menyiapkan panduan berupa susunan pertanyaan inti ketika hendak melakukan proses wawancara. Panduan ini bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam memperoleh informasi ketika memberikan pertanyaan. Dalam kaitan ini, peneliti menyiapkan pertanyaan terkait strategi csr yang dilakukan oleh public relations officer PT.Charoen Pokphand dalam menjaga citra perusahaan serta opini yang berkembang di masyarakat terkait hal tersebut.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi dilakukan terhadap interaksi dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti. Hal yang terpenting dalam observasi ini adalah pengamat harus menguasai ilmu tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati. Menurut Fathoni (2011:104), observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya dari suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan peneliti. Adapun hal yang diobservasi pada penelitian ini adalah observasi terkait strategi csr yang digunakan public relations officer PT. Charoen Pokphand dalam menjaga citra perusahaan dan opini dari masyarakat terkait penerapan strategi tersebut.

Observasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah observasi partisipan dimana peneliti aktif dalam mendengarkan apa yang diucapkan oleh informan penelitian. Selain itu peneliti juga ikut melihat beberapa kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan di masyarakat Desa Sampecita.

3. Studi Kepustakaan

Hampir seluruh kegiatan penelitian bertolak dari ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Pada semua ilmu pengetahuan, peneliti selalu memulai penelitiannya dengan cara mengutip hal-hal yang telah dikemukakan oleh peneliti lain. Peneliti memanfaatkan teori-teori yang ada di buku atau hasil penelitian untuk kepentingan penelitiannya. Studi kepustakaan adalah metode yang akan digunakan peneliti dengan mengumpulkan informasi yang relevan degan fokus permasalahan atau yang sedang diteliti. Informasi berupa buku-buku ilmiah,

laporan penelitian baik berbentuk cetak maupun elektronik. Informasi ataupun teori yang mendukung pengembangan analisis data yang didapat oleh peneliti selama melakukan wawancara dan observasi di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti mengggunakan laporan tahunan perusahaan PT. Charoen Pokphan Indonesia,Tbk yang dilansir dari www.cp.co.id sebagai informasi awal tentang bagaimana kondisi dan situasi perusahaan yang hendak diteliti hingga kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan dan skripsi penelitian terdahulu oleh Agnes Datuela (2013), Ari Zulkifli (2013), dan Ridha Wahyu (2014) yang menjadi panduan peneliti dalam melakukan penelitian karena judul skripsi diatas mirip dengan judul penelitian yang akan diteliti.

3.5.1 Penentuan Informan

Adapun informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu informan utama (primer) dan informan tambahan (sekunder). Adapun yang informan utama dalam penelitian ini yaitu seorang Public Relations Officer PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7. Informan sekunder pada penelitian ini yaitu Kepada Desa Sampecita, Ketua OKP PMS Desa Sampecita, serta masyarakat Desa Sampercita.

Penentuan subjek penelitian atau informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive. Menurut Fitrah dan Lutfiyah (2017: 161), purposive adalah teknik sampel di mana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga di harapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

3.5.2 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal. Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data tidak serta-merta menjadikan hasil temuan peneliti sebagai data yang akurat dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu melewati pengajuan data terlebih dahulu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebegai seleksi akhir dalam menghasilkan atau memproduksi temuan baru. Oleh karena itu, sebelum melakukan publikasi hasil penelitian, peneliti terlebih dahulu harus

melihat tingkat keaslihan data tersebut dengan melakukan pengecekan data melalui pengujian keabsahan data.

Peneliti menggunakan metode triangulasi untuk menguji keabsahan data peneliti. Menurut Bungin (2007:256), triangulasi dengan sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kebenaran suatu informasi melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi

3. Membandingkan apa yang yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu

4. Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden 5. Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data

Triangulasi data menurut Fitrah dan Lutfiyah (2017: 94) adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan.

Proses triangulasi data ini dilakukan terus-menerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data sampai suatu saat peneliti telah yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.

Penelitian ini tidak hanya mengumpulkan informasi mengenai strategi csr perusahaan dari pihak public relations officer saja, tetapi juga mengumpulkan informasi dari sudut pandang informan lainnya yang dijadikan sebagai data sekunder dari data yang sudah diperoleh melalui informan utama dengan mewawancarai informan yang berhubungan dengan objek penelitian. Adapun informan sekunder dari penelitian ini adalah masyarakat, tokoh OKP, serta pemimpin daerah Desa Sampecita.