TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
OUTAGE MANAGEMENT Eksekusi Pekerjaan OH (Overhaul)
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
Tahap Proses
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.3.4. Rencana Tindak Lanjut OH Berikutnya
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
PenyampaIan rencana tindak lanjut darI laporan, evaluasi dan rekomendasI hasil pelaksanaan OH yang mencakup :
- Rencana tindak lanjut untuk OH berikutnya ( program continuous improvement ).
- Rencana tindak lanjut kendala-kendala dalam perencanaan
Sasaran Pernyataan Risko Penjelasan
Program rencana tindak lanjut untuk OH berikutnya tidak dibuat
Data base masih dalam aplikasI manual
Tidak ada pedoman untuk melakukan improvement untuk inspection berikutnya, baik terkait dengan eksekusi pekerjaan itu sendiri maupun kesiapan resources (manhours, tools, standard job, material, risiko lingkungan dan K3 termasuk kebutuhan APD)
138
No.
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.1. Database Catalogue Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Sebuah sajian informasi detail dari sebuah material atau barang yang menggambarkan secara jelas dan lengkap tentang spesifikasi dan klasifikasi material yang terdokumentasi dalam bentuk format yang teratur dan rapi
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Data base catalog belum ada, data base material baru sebatas catatan-catatan manual atau insidentil, belum terstruktur dan belum ada klasifikasi dengan baik. S Shg pada saat diperlukan material tidak tersedia/tidak cocok atau kurang Data base tidak dapat di akses dengan baik sebab software tidak user friendly
Katalog merupakan pintu gerbang proses bisnis material. Dampak rendahnya kualitas katalog :
Efektifitas proses bisnis terganggu
Ketidaksesuaian antara input dan output (Input dari fungsi katalog adalah : Pengambilan Barang / IR, Usulan
Pengadaan / RO, Order Pembelian / PO, Penerimaan Barang / BA, dan Penyimpanan Barang)
Adanya duplikat dalam katalog
Pengulangan pembelian pada part yang sama dalam periode tertentu
Menumpuknya material di gudang yang tidak jelas status fungsi dan manfaatnya
Persediaan gudang tidak optimal 1 Data base catalog ada,
terdokumentasi dan terintegrasi dalam SIT (Sistem Informasi Terpadu), struktur dan klasifikasi sudah baik, menjadi acuan atau sumber informasi dalam
pengelolaan material, sudah memenuhi 100 % dari transaksi material, kelengkapan spesifikasi 100 %, tidak ada duplikat dan penulisan standart 100 %, continuous improvemen, updated
139
No.
1
2
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Proses bisnis material terganggu. Sebab dari sisi katalog semua equipment yang ada di unit harus terkatalog (dari sisi kuantitas). Sedangkan kualitas katalog ditentukan beberapa kritera yaitu masalah kelengkapan deskripsi atau spesifikasi, pola dan struktur penulisan dan duplikasi.
Ukuran katalog sudah lengkap atau belum tergantung pada kelengkapan spesifikasi material. RO secara otomatis mengambil dari katalog.
RO yang sekedar dibuat menyebabkan kualitas administrasi yang tidak baik, misalnya RO yang kurang lengkap dari sisi spesifikasi teknis atau TOR nya, sehingga harus bolak-balik untuk melakukan konfirmasi ulang dan banyak memakan waktu. Hal ini menyebabkan kurang efektifnya proses pengadaan, sehingga kedatangan barang melampaui batas waktu yang dibutuhkan atau barang datang, sementara unit sudah dalam kondisi normal operasi.
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.2. Usulan Pengadaan (RO)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Data material atau jasa yang terencana, informatip dan lengkap sebagai dasar proses pengadaan
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Usulan pengadaan (RO) sudah terjadwal dan terencana,
penyerahan ke bagian pengadaan tepat waktu, usulan yg
dikembalikan (konfirmasi ulang) spesifikasi atau TOR lengkap 100
%, rekap dan identifikasi berdasarkan kebutuhan sudah ada, proses bisnis terintegrasi dan online dalam SIT, dokumentasi ada, monitoring terintegrasi dan online dalam SIT, fungsi
pengendalian sudah baik, continous improvement
Usulan pengadaan (RO) dibuat seadanya, tidak terjadwal dan tidak ada unsur perencanaan,
penyerahan ke bagian pengadaan tidak tepat waktu, usulan yg dikembalikan (konfirmasi ulang) spesifikasi atau kelengkapan TOR
< 50 %, rekap identifikasi
berdasarkan input kebutuhan belum ada, proses bisnis RO manual, dokumentasi belum ada, monitoring dan pengendalian belum ada.
System Pendataan Material tidak standart
140
No.
3
1 Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Penerapan suatu Kebijakan perusahaan yang mengatur tentang pengelolaan material yang meliputi metode pengendalian persediaan, metode pembelian, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara biaya inventory dan waktu pemesanan serta penggunaan
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.3. Inventory Policy
Pengelompokan material berdasarkan kriteria kekritisan (criticality), ketersediaan (lead time) dan nilai penggunaan (usage value). Hal ini merupakan metode perencanaan kebutuhan spare part dengan memberikan perlakuan terhadap part berdasarkan skala prioritas, sehingga dapat memberikan perlakuan / pengendalian yang berbeda terhadap item part, baik dari sisi metode inventorynya maupun metode pengadaannya. Tujuannya adalah mendapatkan tingkat ketersediaan spare part yang optimal (tepat guna, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat harga), untuk menjamin keandalan dan effisiensi unit serta Tercapai titik kesetimbangan antara tingkat pelayanan (Service Level) dan tingkat nilai persediaan (Inventory Level). Jika hal ini tidak dilaksanakan atau tidak optimal, maka yang terjadi adalah :
Inventory policy tidak ada atau sudah ada tetapi implemantasi belum ada. Inventory Policy tidak up dated.
Inventory Policy sudah ada namun tidak konsisten
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Jika inventory policy tidak ada atau implementasinya belum optimal, maka dampak umum yang terjadi adalah penumpukan material di gudang (dengan kata lain material yang tersedia digudang tidak semua material yang dibutuhkan, sementara material yang dibutuhkan tidak semua tersedia di gudang). Tetapi secara lebih spesifik, dampak tidak ada kebijakan diuraikan berdasarkan tujuan dari dibuatnya inventory policy ini, yaitu : Pengelompokan material
berdasarkan kreteria Criticality, Avaibility dan usage value sudah dilaksanakan, Analisa dan pengolahan data hasil pengelompokan sudah dilaksanakan, rekomendasi-rekomendasi terkait perlakuan dari sisi inventory dan pengadaan sudah ada. hasil analisa,
pengolahan data dan rekomendasi-rekomendasi terdokumen dengan tertib dan baik, ada approval, Implementasi terhadap
rekomendasi-rekomendasi 100 %, continous improvement
141
No.
A B B 2
A B
C D E
F
Penjelasan
Tidak ada pengendalian untuk melakukan cek fisik lapangan
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.3. Inventory Policy
Kualitas data base katalog rendah Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Penerapan suatu Kebijakan perusahaan yang mengatur tentang pengelolaan material yang meliputi metode pengendalian persediaan, metode pembelian, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara biaya inventory dan waktu pemesanan serta penggunaan
Sasaran Pernyataan Risiko
Status part tidak jelas
Perlakuan dan pengendalian item material dari sisi inventory / persediaan. Jika hal ini tidak dilakukan maka :
Pengelompokan item part tidak akurat
Tidak jelasnya status fungsi serta tingginya nilai material gudang yg tidak bergerak, sehingga takut terjadi peningkatan nilai gudang.
Kebingungan masalah pengalokasian biaya yang timbul
Adanya pola pikir"unit butuh, baru beli"
Persediaan tidak siap, baik tidak siap dari sisi fisik maupun tidak siap dari sisi administrasi.
Tidak adanya pemahaman yang sama antar bidang terkait
142
No.
3
A B
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.3. Inventory Policy Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Penerapan suatu Kebijakan perusahaan yang mengatur tentang pengelolaan material yang meliputi metode pengendalian persediaan, metode pembelian, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara biaya inventory dan waktu pemesanan serta penggunaan
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
Sasaran
Perlakuan dan pengendalian item material dari sisi proses pengadaan. Jika hal ini tidak dilakukan maka :
Pengelompokan item part tidak akurat MATERIAL MANAGEMENT
Tidak adanya pemahaman yang sama antar bidang terkait
Pernyataan Risiko Penjelasan
143
No.
4
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.4. Penetapan ROQ & ROP
Suatu sistem perencaan persediaan gudang dengan sistem auto ROQ & ROP (ROQ= Jumlah material yang dipesan dalam setiap order ; ROP =Jumlah tertentu dari persediaan sebagai acuan waktu dalam pemesanan ulang)
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Rekomendasi setting ROP/ROQ berdasarkan kriteria inventory policy sudah ada, setting ROP/ROQ 100 % sesuai rekomendasi, rekap dan identifikasi berdasarkan fungsi kebutuhan sudah ada, review dan pengendalian terhadap akurasi setiap 6 bulan, tingkat akurasi 100
% updated
Rekomendasi setting ROP/ROQ berdasarkan kriteria inventory policy belum ada, setting ROP/ROQ belum dilaksanakan
Setting ROP & ROQ (termasuk juga kontrak payung) merupakan implementasi tindak lanjut dari inventory policy. Maka, jika setting ROP & ROQ ini tidak ada maka tidak akan diketahui seberapa baik & seberapa berhasil inventory policy yang telah dikeluarkan.
Jika setting ROP / ROQ bagus maka kebijakan inventory yang telah dikeluarkan ternyata bagus, demikian juga sebaliknya.
Ukurannya adalah kuantitas dan kualitas (kelengkapan deskripsi atau spesifikasi, pola dan struktur penulisan dan duplikasi).
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
144
No.
5
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.5. Assesment persediaan gudang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Identifikasi dan review terhadap kondisi persediaan gudang secara detail dan periodik sebagai bentuk monitoring dan pengendalian terhadap nilai persediaan gudang
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Assesment persediaan gudang sudah dilaksanakan secara rutin setiap 1 bulan, data terdokumen dan tersaji dengan baik, mudah diakses, ada analisa dan evaluasi, alokasi dan jadwal pemakaian sudah dibuat, dikomunikasikan ke bidang terkait, sebagai masukan perencanaan dan pemenuhan kebutuhan material unit, ada action plant optimalisasi untuk pemanfaatan untuk unit
Assesment terhadap persediaan gudang belum dilaksanakan atau assesment persediaan gudang sudah dilaksanakan, belum dijadwal, belum terprogram, dilaksanakan untuk memenuhi permintaan insidentil. System Informasi terpadu belum diset up/
belum ada.
Assessment terhadap persediaan gudang secara fungsi merupakan tool untuk mengukur seberapa baik kebijakan inventory yang telah dikeluarkan. Tool ini untuk mengetahui seberapa optimal persediaan berdasarkan kondisi riil. Jika assessment ini tidak dilakukan maka, kebijakan inventory yang telah dikeluarkan tidak diketahui seberapa berhasil
implementasinya.
145
No.
6
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.6. Laporan Manajemen Material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Data yang berisi tentang kondisi persediaan dan semua transaksi material yang terdokumentasi dalam bentuk laporan yang berfungsi untuk monitoring, pengendalian dan perencanaan proses bisnis material
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Laporan manajemen material dijadwalkan setiap bulan, paling lambat tangal 7 bulan berikutnya, akurasi data 100% , ada analisa dan evaluasi, ada tindak lanjut, hasil analisa terdokumen dan tersaji dengan baik, data base terintegrasi dan online dalam SIT (Sistem Informasi Terpadu)
Laporan manajemen material belum ada, laporan manajemen material belum terjadwalkan secara rutin, hanya untuk memenuhi permintaan insidentil
Laporan manajemen material belum ada, laporan manajemen material belum terjadwalkan secara rutin, hanya untuk memenuhi permintaan insidentil maka keseluruhan progress transaksi material (yang ada di inventory, pengadaan dan gudang) tidak diketahui atau tidak bisa dimonitoring.
146
No.
7
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.7. Optimasi Stock Material Gudang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Identifikasi dan pemilahan stock material gudang berdasarkan nilai, tahun penerimaan dan asas manfaat yang meliputi material layak pakai, tidak layak pakai, layak pakai mesin absolut dan material stock minimum, khusus material penerimaan sampai dengan Th 2006, dalam rangka optimalisasi stock material gudang untuk menunjang keandalan dan efisiensi unit.
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Identifikasi dan pemilahan material berdasarkan terhadap status fungsi, status manfaat, nilai persediaan, lama digudang, sudah dilaksanakan, progres 100 % , rekap data identifikasi ada, laporan sudah dibuat, action plan sudah dibuat, sudah ada tindak lanjut penghapusan atau pemanfaatan unit
Identifikasi dan pemilahan material belum dilaksanakan.
Identifikasi dan pemilahan material sudah dilaksanakan namun belum di update
Optimasi stock material gudang dilakukan dengan cara Identifikasi dan pemilahan, tetapi sifatnya insidentil. Meski demikian, jika hal ini tidak dilakukan maka bisa mengakibatkan penumpukan material di gudang atau barang banyak yang tidak jelas status fungsi maupun asas manfaatnya.
147
No.
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Daftar rekanan yang teridentifikasi secara detail disertai monitoring performancenya
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.1. Supplier Master / Supplier Management
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Beberapa hal berikut ini akan terjadi jika manajemen supplier belum diimplementasikan secara optimal :
Jika data base yang dimiliki belum optimal dan belum bisa digunakan sebagai tool untuk pengendalian & analisis, maka tidak bisa dipetakan dengan jelas supplier yang memiliki performance terbaik untuk karakteristik pengadaan barang tertentu. Ini jelas bukan merupakan rekomendasi ideal.
Karena evaluasi kinerja dan monitoring performance supplier belum ada maka tidak bisa dilakukan
improvement proses procurement kedepan sekaligus tidak bisa dilakukan peningkatan terhadap performance supplier itu sendiri. Pada akhirnya juga tidak ada definisi secara jelas tujuan dan tanggungjawab untuk peningkatan performance supplier, antara user dengan suppliernya Data suplyer sudah ada, data
base on line dan terintegrasi dalam SIT, klasifikasi sesuai capability sudah spesifik per jenis barang atau jasa, identifikasi secara detail sudah ada, evaluasi kinerja dan monitoring
performance terprogram secara periodik, data evaluasi kinerja terdokumen dengan baik, tertib dan ada approval, data suplyer dan data kinerja sudah linked, pembinaan terhadap supplyer secara terprogram sudah ada
Tidak terjalin kerjasama dan komunikasi yang sehat serta saling menghargai antara user dengan supplier.
Data suplyer belum lengkap.
Data suplyer sudah ada , data base masih manual, klasifikasi sesuai capability belum ada, identifikasi secara detail belum ada, evaluasi kinerja dan monitoring performance belum ada. Bagian/ seksi terkait yg bertanggung jawab perihal ini belum jelas.
Optimalisasi supplier harus dilakukan sebagai bagian tidak terpisahkan dalam mata rantai supply chain management berdasarkan Tata Kelola Unit Pembangkitan. Harga dan kontrak menjadi faktor penting, tetapi yang tidak kalah pentingnya potensial perbaikan secara terus menerus yang bisa dilakukan.
148
No.
5
A
B
C
D Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.1. Supplier Master / Supplier Management
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Daftar rekanan yang teridentifikasi secara detail disertai monitoring performancenya
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Jika data base yang dimiliki belum optimal sehingga manajemen supplier juga belum diimplementasikan dengan baik, maka parameter - parameter berikut yang seharusnya bisa digunakan sebagai pedoman & evaluasi performance hubungan antara user dengan supplier juga tidak berjalan dengan baik :
Tidak dipertimbangkan untuk hubungan jangka panjang dan/atau procurement dengan nilai atau volume besar
Perlu dilakukan perhatian khusus serta pembinaan jika kebijakan yang dilakukan adalah
mempertahankan hubungan baik dengan supplier Memenuhi harapan yang diinginkan oleh organisasi secara umum serta mendukung proses bisnis procurement yang dijalankan
Supplier dengan kinerja terbaik dan merupakan partners yang sangat direkomendasikan untuk hubungan jangka pendek dan panjang
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT Tahap Proses
149
No.
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.2. Perencanaan dan pelaksanaan proses pengadaan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Rangkaian proses perencanaan dan pelaksanaan proses pengadaan yang effektif, effisien serta terkendali dengan mengacu kepada mekanisme dan aturan perusahaan dalam rangka menjaga tingkat ketersediaan material yang optimal untuk menunjang keandalan dan effisiensi unit
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Penjadwalan, pengendalian dan sistematika proses pengadaan sangat baik, schedule proses ada 100 %, checklist kelengkapan berkas administrasi ada 100 %, cheklis pendistribusian
pengesahan ada 100 %, monitoring dan pengendalian levering kedatangan barang rutin harian, analisa dan evaluasi rutin bulanan, ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan sangat baik (tidak ada temuan), continous
improvement
Proses pengadaan belum terjadwal dan terkendali secara baik dan sistematis, schedule proses tidak ada, checklist kelengkapan berkas administrasi belum ada, checklist pendistribusian pengesahan belum ada, monitoring dan pengendalian levering kedatangan barang belum ada. Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa belum dilaksanakan secara benar .
Jika perencanaan & pelaksanaan proses pengadaan tidak optimal dilakukan maka tujuan manajemen material tidak tercapai, yaitu terpenuhinya service level material (indikator untuk mengukur tingkat ketersediaan material untuk
pemenuhan kebutuhan) berdasarkan proses yang tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuntitas dan tepat harga.
Pada level operasional, kinerja manajemen material menjadi tidak bagus karena nilai persediaan (inventory level) trendnya cenderung naik sementara trend service levelnya cenderung turun. Hal ini disebabkan “Persediaan tidak siap” yaitu bisa tidak siap secara fisik atau secara administrasi
Akhir dari proses yang terjadi adalah material yang tersedia digudang tidak semua material yang dibutuhkan, sementara material yang dibutuhkan tidak semua tersedia di gudang
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa rentan tehadap terjadinya pelanggaran/ tidak patuh terhadap aturan yang berlaku.
150
No.
10 1
2
3
4
Jika monitoring tidak optimal dilakukan maka tujuan manajemen material tidak tercapai, yaitu terpenuhinya service level material (indikator untuk mengukur tingkat ketersediaan material untuk pemenuhan kebutuhan) berdasarkan proses yang tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuntitas dan tepat harga.
Jika tidak ada monitoring maka tidak ada informasi yang digunakan oleh user untuk meng-update perencanaan pekerjaan pemeliharaan mereka.
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.3. Monitoring dan Pengendalian Proses
Penjelasan Monitoring proses pengadaan
dilaksanakan secara teratur, sistematis dan menyeluruh, analisa dan evaluasi sudah baik serta terdokumen dengan tertib, data base online dan terintegrasi dalam SIT (sistem informasi terpadu), updated, continuous improvement
Monitoring proses pengadaan belum dilaksanakan secara teratur, sistematis dan menyeluruh, analisa dan evaluasi belum ada. Pekerjaan Monitoring Proses pengadaan tidak bisa dilaksanakan, karena belum ada penunjukan petugas yg jelas untuk melakukan pekerjaan ini.
Monitoring merupakan fungsi manajemen dan merupakan suatu aktivitas teknis dan merupakan salah satu tool untuk mengukur performance proses pengadaan
Monitoring dalam proses pengadaan merupakan proses transformasi dari raw data (berupa progress kemajuan proses pengadaan, kendala yang dihadapi) menjadi suatu kumpulan informasi untuk diinterpretasikn menjadi suatu keputusan. Jika proses ini tidak berjalan, maka proses pengadaan akan gagal atau kedatangan barang akan terlambat.
Pelaksanaan monitoring pada setiap tahap proses pengadaan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan efektifitas dan efisiensi proses
Sasaran Pernyataan Risiko
151
No.
11
1 User dipermainkan dari sisi harga, sehingga bisa jadi sangat membebani anggaran operasi & pemeliharaan perusahaan. Karena jenis spare parts atau material yang berpotensi untuk di-kontrak payung-kan umumnya di pasaran harganya sangat tinggi & fluktuasi perubahan / kenaikan harganya juga sangat tinggi.
Rekomendasi material untuk dikontrak payung sesuai inventory policy sudah dibuat, akurasi, kualitas dan kuantitas rekomendasi sudah optimal, updated implementasi sesuai rekomendasi 100 % , continous improvement
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Rekomendasi material yang dikontrak payung sesuai inventory policy belum dibuat dan belum ada kontrak payung . Anggaran tidak mencukupi.
Harga tidak kompetitif
Kontrak payung (termasuk setting ROP & ROQ) merupakan implementasi tindak lanjut dari inventory policy. Jika pembelian spare parts atau material tidak dilakukan melalui kontrak payung, maka dampak buruk yang utama adalah tujuan manajemen material tidak tercapai, yaitu tidak terpenuhinya service level material (indikator untuk mengukur tingkat ketersediaan material untuk pemenuhan kebutuhan) berdasarkan proses yang tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuntitas dan tepat harga. dampak buruk tersebut bisa dipetakan sebagai berikut :
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.4. Kontrak Payung
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Merupakan kontrak jangka menengah atau panjang kepada supplier tertentu untuk memenuhi material yang dibutuhkan yang sudah terprediksi penggunaannya dan dikirim dengan jumlah dan waktu sesuai kebutuhan
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
152
No.
2 Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Merupakan kontrak jangka menengah atau panjang kepada supplier tertentu untuk memenuhi material yang dibutuhkan yang sudah terprediksi penggunaannya dan dikirim dengan jumlah dan waktu sesuai kebutuhan
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.4. Kontrak Payung
Memiliki dampak langsung dan vital terhadap kehandalan unit pembangkit karena user tidak memiliki kepastian dan jaminan masalah supply dan ketersediaan spare parts / material pada saat dibutuhkan. Hal ini disebabkan spare parts / material yang di - kontrak payung - kan adalah material yang memiliki tingkat kriteria kekritisan (criticality) yang tinggi, ketersediaan (Lead Time) yang membutuhkan waktu yang lama dan nilai penggunaan (usage value) yang tinggi. Contoh nyata adalah hot gas path parts gas turbine.
153
No.
3
Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.4. Kontrak Payung
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.4. Kontrak Payung