• Tidak ada hasil yang ditemukan

         

Gambar 2.10. Contoh Implementasi Pemodelan Dengan Gatecycle

Keterangan lengkap software gatecycle dapat dilihat dalam Buku Panduan Operasional Gatecycle.

5. Sistem Manajemen Terpadu

Sistem Manajemen Terpadu (SMT) merupakan sistem manajemen yang mengintegrasikan semua komponen bisnis ke dalam satu sistem yang koheren, sehingga diharapkan manajemen dapat menyelesaikan aktivitas dan permasalahan organisasi dengan cara yang paling efisien, untuk mencapai visi, misi dan meningkatkan citra organisasi. Dalam konteks ini, sistem yang akan diintegrasikan adalah Sistem Manajemen Mutu (SMM) berdasarkan ISO 9001:2000 (bisa juga dengan versi upgrade – nya ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan ISO 14001:2004 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasarkan OHSAS 18001:1999 dan Permenaker No.

Per.05/Men/1996. Makna integrasi / keterpaduan tersebut adalah bahwa dengan mematuhi klausul – klausul ISO 9001:2000 (atau ISO 9001:2008) akan terwujud

   Trending data  

1/1/20041/15/20041/29/20042/12/20042/26/20043/11/20043/25/2004 4/8/20044/22/20045/6/2004 5/20/20046/3/2004 6/17/2004

FB1

42 

maksud organisasi untuk mendapatkan kepuasan pelanggan, dengan mematuhi klausul – klausul ISO 14001:2004 akan terwujud maksud organisasi akan kepentingan corporate social responsibility / CSR dan dengan mematuhi klausul – klausul OHSAS 18001 / Permenaker No. Per.05/Men/1996 akan terwujud maksud organisasi dalam memberikan perlindungan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja.

5.1. Sistem Manajemen Mutu (SMM) Berdasarkan ISO 9001:2000 (ISO 9001 : 2008).

Berdasarkan klausul ISO 9001:2000, fokus perusahaan terletak pada pelanggan, kebutuhan dan kepuasannya serta perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) sehingga lebih berorientasi pada mata rantai proses produksi

5.2. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Berdasarkan ISO 14001:2004.

Definisi Sistem Manajemen Lingkungan, sesuai dengan ISO 14001:1996 adalah, ” sejumlah elemen yang saling berhubungan dan berfungsi secara bersama – sama untuk mencapai pengaturan yang efektif dan efisien atas aktifitas, produk dan pelayanan dari suatu organisasi yang mempunyai (atau dapat mempunyai) dampak terhadap lingkungan.

ISO 14001:2004 dipublikasikan pada 15 November 2004 merupakan upgrade ISO 14001:1996 (yang didasarkan pada prinsip – prinsip sistem manajemen mutu seri ISO 9000) dengan perubahan terletak pada :

 Proses perbaikan (improved) yang melekat pada ISO 9001:2000, sehingga lebih jelas dan lebih kompatibel dengan ISO 9001:2000.

 Lebih fokus pada pemenuhan kepatuhan pada peraturan dan ketentuan – ketentuan lingkungan lainnya, sehingga lebih baik dalam hal penyampaian performance lingkungan dan pemenuhan terhadap peraturan / hukum.

 Tujuan dan sasaran yang harus terukur.

Tinjauan manajemen harus dilakukan secara menyeluruh dan detil (point by point).

5.3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Berdasarkan OHSAS 18001:1999 dan Permenaker No. Per.05/Men/1996.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Permenaker No.

Per. 05/Men/1996)

SMK3 yang diimplementasikan dalam konteks ini adalah berdasarkan OHSAS 18001:1999 dan Permenaker No. Per.05/Men/1996.

Bukan merupakan standard internasional dan bersifat voluntary.

Dibuat oleh Badan Sertifikasi antara lain : BVQI, SGS, DNV, BSI, LRQA Bukan merupakan standard produk dan standard kinerja K3 serta tidak

untuk menentukan level kinerja.

43 

Tidak mengharuskan zero accident dan tidak mengharuskan ikut semua peraturan / persyaratan K3.

Merupakan pendekatan proses, dapat diterapkan di seluruh sektor, tipe dan ukuran organisasi, serta kompatibel dalam rangka memfasilitasi integrasi dengan standard ISO 9001:2000 (SMM), ISO 14001:1996 (SML) dan QS 9000.

5.4. Integrasi Standard Sistem Manajemen

Sistem Manajemen Mutu (SMM) berdasarkan ISO 9001:2000, Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan ISO 14001:2004 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasarkan OHSAS 18001:1999 dan Permenaker No. Per.05/Men/1996 memiliki kesamaan dalam banyak hal, sehingga sangat memungkinkan dilakukan integrasi. Selain alasan tersebut alasan dilakukannya integrasi diantara ketiga sistem manajemen tersebut adalah :

 ISO 9001:2000 lebih fokus pada perbaikan berkelanjutan (continuous improvement), yang merupakan salah satu dasar SML dan SMK3.

 ISO 14001:2004 dikembangkan dengan adanya perbaikan (improvement) dimana klausul ini melekat pada ISO 9001:2000.

Fokus pada proses yang berulang – ulang dari suatu aktifitas seperti kebijakan, perencanaan, implementasi dsb, termasuk inovasi dan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) yang terdapat dalam ISO 14001:2004 secara konsep sama dengan SMM yang mempunyai penekanan kuat pada pentingnya komitmen manajemen puncak, partisipasi pekerja sehingga akan membentuk budaya mutu.

 ISO 9001 menghasilkan terlalu banyak paperwork yang dibuat dan terlalu banyak pada fokus – fokus tertentu pada system, apalagi jika diaplikasikan pada organisasi yang bersifat birokratis sehingga lebih menekankan pada proses produksi dengan kualitas yang sama.

 Standard SMT dibangun berdasarkan inti aspek manajemen yang sama, yaitu kebijakan, perencanaan, implementasi, tinjauan dan menekankan bahwa semua organisasi harus memiliki inovasi dengan fokus pada perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).

 Sertifikasi SMT dibuat sensitif dalam hubungannya dengan sertifikasi yang minimal pada standard spesifik

Parameter yang harus dilakukan dalam proses integrasi SMM, SML dan SMK3 adalah :

 Kepemimpinan dalam suatu organisasi dilakukan oleh manajemen puncak.

 Komunikasi yang efektif harus dilakukan pada semua level.

 Menggunakan proses pendekatan dan Plan Do Check Action (PDCA).

 Melibatkan semua karyawan pada semua level.

Persyaratan pendokumentasian Sistem Manajemen Terpadu (SMT) :

 Menggunakan standard – standard yang bisa diaplikasikan, misalnya ISO 9001:2000, ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:1999.

44 

 Adanya persyaratan pelanggan / pihak – pihak yang berkepentingan.

 Adanya persyaratan undang – undang dan non regulator.

 Adanya aliran proses dan pengendalian operasional.

 Assessment resiko harus ditujukan kepada resiko keselamatan dan kesehatan kerja, dampak lingkungan dan dampak kegagalan prosess.

 Harus mencakup kepatuhan terhadap peraturan dan hukum untuk produk, keselamatan, kesehatan, lingkungan, keamanan, analisis dan dampaknya.

Pengecualian proses integrasi standard dalam SMT :

 Sistem intregrasi tidak mengintegrasikan kebijakan sistem manajemen keuangan (finansial) ke dalam kebijakan dan prosedur mutu, lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja.

 Sistem integrasi bukan membuat satu standard yang sifatnya nasional dan global.

 Bukan berarti memadukan berbagai disiplin ilmu antara disiplin ilmu mutu, disiplin ilmu lingkungan dan disiplin ilmu keselamatan dan kesehatan kerja K3 dalam satu ilmu.

Type untuk mengintegrasikan sistem manajemen tergantung pada kondisi organisasi pada saat itu.