• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan pembelajaran tahfidzul quran di pondok pesantren Roudhotul Huffadz sama seperti kegiatan pembelajaran tahfidzul quran lainnya. Diantaranya ada pengajian ziyadah, murojaah, mudarosah dan ada pula

kegiatan pembelajaran berupa tes hafalan. Namun dalam tes hafalan ini, setiap pesantren mempunyai cara dan metode tersendiri. Di pondok pesantren Roudhotul Huffadz pelaksanaan tes hafalan dilakukan oleh kyai penguji. Santri yang sudah mendapat hafalan ziyadah 10 juz akan diharuskan melakukan tes hafalan sebanyak 5 juz dalam sekali duduk.

Sekitar dua bulan saya tadarus mempersiapkan diri agar hafal Al quran juz 1-5 dengan baik tanpa melihat mushaf Al quran. Saya juga belajar materi hafalan 5 juz dan minta teman untuk menyima’ hafalan saya agar hafalan saya semakin lancar. Setelah saya merasa siap untuk tes, saya memberitahukan bahwa saya sudah siap melaksanakan tes tersebut kepada abah kyai Khozin al hafidz. Suatu hari setelah selesai setoran pengajian ziyadah, saya mengatakan bahwa saya sudah siap tes juz 1-5 kepada abah kyai Khozin al hafidz. Kemudian beliau menyuruh saya melapor kepada seksi pendidikan agar nanti seksi pendidikan yang menyampaikan kesiapan saya untuk mengikuti tes pada kyai Ahmad Zaini. Saat itu yang menjadi seksi. Pendidikan adalah kang Uswandi.

Siang harinya, setelah setoran mengaji muroja’ah, saya dipanggil kang Uswandi selaku seksi pendidikan dan beliau mengatakan bahwa pesan sudah disampaikan kepada abah kyai Ahmad Zaini. Kemudian abah kyai Ahmad Zaini berpesan bahwa dua hari lagi (hari selasa) saya akan dites. Saya disuruh agar lebih giat lagi dalam tadarus. Mendengar pesan dari abah kyai Ahmad Zaini saya merasa lebih bersemangat untuk tadarus Al quran. Kemudian saya meminta salah satu dari khotimin (santri senior yang sudah hatam hafalan Al

quran 30 juz) untuk bersedia menemani dan membantu menyima’ tes hafalan saya di kediaman abah kyai Ahmad Zaini.

Saat itu kang Wasi’at yang bersedia menemani dan membantu abah kyai Ahmad Zaini untuk menyima’ saya. Kang Wasi’at menyuruh agar malam selasa saya tidur lebih awal, agar keesokan harinya sewaktu tes tidak mengantuk, dan sebelum subuh saya disuruh mandi karena akan berangkat menuju kediaman abah kyai Ahmad Zaini tepat setelah subuh. Selasa pagi sebelum subuh, saya dibangunkan oleh kang Wasi’at. Saya disuruh mandi pagi dan segera bersiap-siap.

“Nanti kalau sudah adzan subuh, kita jamaah subuh di pondok saja dan tidak usah jama’ah di masjid, karena kita sudah dinanti oleh abah kyai Ahmad Zaini. Nanti kalau menunggu sholat jam’ah di masjid, kita akan kelamaan. Ingat, kita jama’ah sendiri di pondok, paham Yahya?” Kata kang Wasi’at.

Saya pun mengiyakan kata-kata kang Wasi’at dan segera mandi walaupun keadaan sangat dingin, biar segar agar nanti saat tes tidak mengantuk. Setelah subuh, saya dan kang Wasi’at berangkat menggunakan sepeda yang sudah saya persiapkan sejak senin sore. Saat itu di pondok belum ada motor. Sepedapun meminjam tetangga pondok. Saya meminjam sepeda mbak Rom. Saya diboncengin kang Wasi’at dari pondok sampai ke rumah abah Kyai Zaini.

“Hah…hah… capek Yah.” ucap kang Wasi’at kecapekan. “Eh,, kang kasihan banget kamu kang Wasi’at.” Ujar saya. “Sana Yah, kamu yang mengetuk pintu!” perintah kang Wasi’at. “Tok..tok..tok.. Assalamu’alaikum.”

Tidak lama kemudian abah kyai Ahmad Zaini keluar menuju ruang tamu membukakan pintu.

“Ouh Yahya, silahkan Yahya masuk.” kata abah kyai Ahmad Zaini. Setelah saya duduk, abah kyai Ahmad Zaini bertanya:

“Sudah siap tes Yahya?” “Insya Allah sudah kyai.”

“Ya sudah, tunggu sebentar disini, saya mau ke belakang, kamu dan Wasi’at mempersiapkan diri dulu.”

Abah kyai Ahmad Zaini kembali menemui saya kemudian menyuruh saya menyerahkan mushaf Al quran kepada beliau dan saya disuruh membaca hafalan dari juz 1-5 dengan sekali duduk.

“Nanti kalau salah, tidak langsung saya kasih tahu kesalahannya, nanti saya akan mengetuk meja, baru kalau 3x kamu tidak bisa, baru akan saya beritahu ayatnya” kata abah kyai Ahmad Zaini.

Abah kyai Ahmad Zaini al hafidz memimpin pembukaan dengan membaca surat Al Fatihah. Kemudian saya disuruh membaca hafalan dari surat al Baqaroh juz 1 sampai juz 5. Saat saya membaca hafalan, saya merasa sangat senang karena saya melaksanakan tes hafalan juz 1-5. Namun, disisi lain saya juga takut, grogi dan tegang. Saya juga tidak berani menatap ke depan karena abah kyai Ahmad Zaini berada di depan saya. Saya lebih banyak merunduk namun tidak menutup mata karena khawatir manjadi ngantuk.

Mendapat hafalan 3 juz, saya distop oleh abah kyai Ahmad Zaini. Saya disuruh istirahat dulu sambil meminum teh hangat yang sudah dituang dalam gelas. Saya disuruh menyantap hidangan yang sudah tersedia, namun saya hanya mengambil jajan yang paling kecil dan kemudian kembali minum. Setelah dirasa cukup, saya dipersilakan melanjutkan hafalan sampai juz 5.

Tes pertama saya berhasil, saya hanya mendapat sedikit kesalahan. Saya sangat senang, perasaan saya juga terasa plong (lega). Saya kembali

disuruh menyantap hidangan yang sudah disediakan. Saya melihat jam di ruang tamu, ternyata sekitar pukul 07.45. tadi saya memulai tes sekitar pukul 05.05 pagi. Alhamdulillah, tes sukses, terimakasih ya Allah. Tak lama kemudian, kami pamit dan pulang menuju pondok. Kang Wasi’at kembali memboncengkan saya dari rumah abah kyai Ahmad Zaini sampai ke pondok.15