• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelecehan

Dalam dokumen Untuk Konsultasi Umum (Halaman 84-90)

Bagian II: Proposal untuk memperbaharui tindakan yang dilarang

F. Pelecehan

3.83 Pelecehan merupakan bentuk tertentu dari diskriminasi langsung yang melibatkan, mempermalukan, mengintimidasi, atau menghina seseorang dan akibatnya menyinggung kehormatan mereka. Karena itu penting sekali bahwa hukum diskriminasi melindungi secara memadai orang-orang dari pelecehan di berbagai lingkungan yang meliputi pekerjaan, pendidikan, penyediaan barang dan jasa, dan gedung.

3.84 Saat ini terdapat perlindungan dari pelecehan berkaitan dengan karakteristik yang dilindungi berupa ras, kecacatan, dan jenis kelamin. Perlindungan dari pelecehan rasial atau kecacatan meluas sampai semua bidang di mana diskriminasi yang dilarang berdasarkan RDO dan DDO. Berkaitan dengan jenis kelamin, pelecehan jenis kelamin merupakan bentuk terpisah dari pelecehan yang melibatkan tindakan yang bersifat seksual dan dibahas secara terpisah.

3.85 Terdapat dua isu utama yang timbul berkaitan dengan pelecehan:

84 dilarang;

- Definisi pelecehan ras, kecacatan, dan seksual.

3.86 Berkaitan dengan memperluas bidang di mana pelecehan dilarang, hal ini dibahas dalam Bab 4 mengenai bidang-bidang dari tindakan yang dilarang: lihat §4.38 sampai 4.78.

(i) Karakteristik di mana pelecehan dilarang

3.87 Saat ini tidak terdapat perlindungan dari pelecehan berkaitan dengan karakteristik berupa jenis kelamin, kehamilan, status perkawinan, atau status keluarga. EOC meyakini bahwa terdapat bukti pelecehan di Hong Kong berkaitan dengan masing-masing karakteristik tersebut dan karena itu ketentuan itu harus dimasukkan.

3.88 Di Inggris, Undang-undang Persamaan kesempatan tahun 2010 memberikan perlindungan dari pelecehan tidak hanya untuk karakteristik yang terkait dengan ras dan kecacatan tapi juga jenis kelamin. Ini berbeda dengan pelecehan seksual karena berkaitan dengan situasi di mana seseorang dilecehkan karena alasan berkaitan dengan jenis kelamin mereka, namun tidak bersifat seksual.

Contoh 18: Pelecehan jenis kelamin

Seorang wanita yang bekerja di sebuah bank diejek dan dipermalukan oleh kolega prianya karena mengikuti kursus pelatihan yang ditawarkan bank tersebut untuk staf perempuan untuk meningkatkan keahlian manajemen mereka. Kursus pelatihan itu ditawarkan karena masih sedikit wanita berada di posisi manajemen dan mereka ingin meningkatkan jumlah tersebut sebagai tindakan khusus berdasarkan pasal 48 dari SDO. Ini kemungkinan merupakan pelecehan jenis kelamin namun bukan pelecehan seksual karena perlakuannya tidak bersifat seksual (misalnya melakukan rayuan seksual).

3.89 EOC meyakini bahwa karena pelecehan jenis kelamin berbeda dengan pelecehan seksual, pelecehan jenis kelamin harus dilarang.

3.90 Berkaitan dengan status keluarga, EOC telah menerima pengaduan dari orang-orang yang dilecehkan karena harus memelihara anggota keluarga

85 terdekat seperti anak, orang tua, atau kakek-nenek mereka.

Contoh 19: Pelecehan status keluarga

Seorang karyawan perempuan mengajukan cuti tahunan untuk menghadiri hari olahraga putranya di sekolah. Wanita ini diejek dan dipermalukan oleh pemberi kerjanya karena ingin mengambil cuti, dan diberi tahu ia mestinya cukup menjadi ibu rumah tangga dan mengasuh anaknya. Ini kemungkinan adalah pelecehan atas dasar status keluarga.

3.91 Berkaitan dengan status perkawinan, terdapat bukti orang-orang di Hong Kong dilecehkan atas dasar status perkawinan mereka (menikah atau bujang).

Contoh 20: Pelecehan status perkawinan

Seorang karyawan perempuan berusia 30 tahun akhir, bujang dan belum punya pasangan dipermalukan oleh koleganya yang menjulukinya sebagai perawan tua dan mengejeknya bahwa ia tidak akan pernah menemukan calon suaminya di usianya itu. Ini dapat termasuk pelecehan atas dasar status perkawinan.

Pertanyaan Konsultasi 25

Menurut Anda apakah pelecehan harus dilarang berkaitan dengan karakteristik yang dilindungi yang terkait dengan jenis kelamin, kehamilan, status keluarga, dan status perkawinan?

(ii) Definisi pelecehan

3.92 Saat ini terdapat tiga bentuk pelecehan: pelecehan ras, kecacatan, dan seksual. Terdapat dua masalah utama terkait dengan definisi yang berlaku: definisi tersebut tidak konsisten dan tidak begitu jelas.

(a) Pelecehan ras dan kecacatan

3.93 Saat ini terdapat inkonsistensi antara definisi pelecehan ras dan definisi pelecehan kecacatan. Berkaitan dengan ras, perlindungan dari pelecehan berdasarkan Undang-undang Diskriminasi Ras meluas sampai dua situasi:

86 - Atas dasar ras, seseorang terlibat dalam tindakan tidak menyenangkan yang orang berakal sehat akan menganggap orang lain tersinggung, merasa dipermalukan, atau terintimidasi: pasal 7(1); atau

- Atas dasar ras, seseorang saja atau bersama dengan orang lain terlibat dalam tindakan yang menimbulkan lingkungan yang tidak bersahabat atau mengintimidasi bagi seseorang: pasal 7(2).132

3.94 Definisi pelecehan yang berlaku berdasarkan RDO adalah berulang-ulang dengan memiliki bentuk pelecehan yang serupa berdasarkan pasal 7(1) dan (2), serta tidak konsisten dengan hanya mengharuskan uji kelayakan yang obyektif dalam pasal 7(1). Sebaliknya, berkaitan dengan kecacatan, DDO hanya memberikan perlindungan dari pelecehan berkaitan dengan kategori pelecehan pertama yang dicakup RDO. EOC meyakini bahwa adalah tepat untuk menyelaraskan definisi semua bentuk pelecehan, termasuk pelecehan seksual: lihat di bawah §3.98 hingga 3.100.

3.95 EOC mempertimbangkan bahwa model yang berlaku untuk pelecehan dapat disederhanakan selaras dengan perkembangan di Inggris dan Australia yang menyediakan model lebih jelas. Preferensi kami adalah model Inggris karena dalam pandangan kami adalah yang paling jelas. Model tersebut mendefinisikan pelecehan sebagai:

“Seseorang (A) melecehkan orang lain (B) jika—

(a) A terlibat dalam tindakan yang tidak diinginkan terkait dengan suatu karakteristik dilindungi yang relevan, dan

(b) tindakan tersebut memiliki tujuan atau efek berupa— (i) melanggar martabat B, atau

(ii) menimbulkan lingkungan yang mengintimidasi, kurang bersahabat, merendahkan, mempermalukan, atau menyinggung bagi B.”133

3.96 Undang-undang persamaan kesempatan juga menyatakan bahwa dalam menentukan efek apa yang dimiliki tindakan tersebut, berikut ini harus dipertimbangkan:

- Persepsi B;

- Keadaan lain dari kasus tersebut; dan

132 Bagian 7 RDO.

133

87 - Apakah layak bagi tindakan tersebut memiliki efek itu.134

3.97 Model ini menghindari sifat berulang dari uji berdasarkan pasal 7(1) dan (2) dari RDO dan menerapkan persyaratan objektif dari kelayakan pada seluruh definisi pelecehan. Definisi tersebut juga konsisten dengan uji untuk pelecehan dalam Petunjuk diskriminasi UE.135

(b) Pelecehan seksual

3.98 Pelecehan seksual merupakan bentuk khusus dari pelecehan yang melibatkan tindakan yang bersifat seksual dengan orang lain. Ini dapat mencakup berbagai tindakan seperti melakukan rayuan seksual pada seseorang, menyentuh seseorang secara tidak pantas secara seksual, dan mengirim gambar pornografi lewat email ke kolega di tempat kerja. Hal itu berlaku pada siapa pun yang secara seksual melecehkan orang lain apa pun jenis kelamin dan orientasi seksual mereka. Dengan kata lain, ketentuan tersebut dapat berlaku pada laki-laki yang secara seksual melecehkan perempuan, perempuan yang melecehkan laki-laki atau orang-orang secara seksual melecehkan seseorang dengan jenis kelamin yang sama.

3.99 Pelecehan seksual didefinisikan berdasarkan pasal 2(5) dari SDO sebagai:

“…seseorang (bagaimana pun penjelasannya) secara seksual melecehkan seorang perempuan jika-

(a) orang itu-

(i) melakukan rayuan sensual yang tidak menyenangkan, atau permintaan yang tidak menyenangkan atas nama seksual padanya; atau

(ii) terlibat dalam tindakan tak menyenangkan yang bersifat seksual terkaitan dengannya, dalam keadaan di mana orang yang berakal sehat, dengan mempertimbangkan semua keadaan, akan memperkirakan perempuan itu akan tersinggung, merasa dipermalukan, atau terintimidasi; atau

(b) orang itu, sendirian atau bersama orang lain, terlibat dalam tindakan bersifat seksual yang menimbulkan lingkungan yang tidak bersabat atau mengintimidasi bagi perempuan itu.”

134 Pasal 26(4) Undang-undang Kesetaraan tahun 2010.

135

88 3.100 EOC meyakini bahwa uji yang sama harus digunakan untuk pelecehan seksual dan bentuk lain dari pelecehan, selain dari mendefinisikan pelecehan seksual yang berhubungan dengan tindakan bersifat seksual yang tak diinginkan untuk membedakannya dengan pelecehan jenis kelamin. Model Inggris dalam Undang-undang Persamaan kesempatan tahun 2010 menggunakan pendekatan ini. Undang-undang itu mendefinisikan pelecehan seksual sebagai:

“A juga melecehkan B jika A terlibat dalam tindakan bersifat seksual yang tak diinginkan; dan

tindakan tersebut memiliki tujuan atau efek berupa : - Melanggar martabat B; atau

- Menimbulkan lingkungan yang mengintimidasi, kurang bersahabat, merendahkan, mempermalukan, atau menyinggung bagi B.”136

Pertanyaan Konsultasi 26

Menurut Anda apakah definisi pelecehan bagi semua karakteristik yang dilindungi seharusnya “Seseorang (A) melecehkan orang lain (B) jika— (a) A terlibat dalam tindakan yang tidak diinginkan terkait dengan suatu

karakteristik dilindungi yang relevan, dan

(b) tindakan tersebut memiliki tujuan atau efek berupa— (i) melanggar martabat B, atau

(ii) menimbulkan lingkungan yang mengintimidasi, kurang bersahabat, merendahkan, mempermalukan, atau menyinggung bagi B.”?

Pertanyaan Konsultasi 27

Berkaitan dengan pelecehan seksual, menurut Anda apakah definisi tersebut seharusnya sama dengan bentuk pelecehan lain selain menyatakan bahwa hal itu adalah perbuatan bersifat seksual yang tidak diinginkan?

Pertanyaan Konsultasi 28

Sehubungan dengan pelecehan seksual, apakah Anda berpikirian bahwa definisinya harus sama dengan bentuk pelecehan selain dengan dan

136

89 sebagai tambahan dari apa yang disebut tindakan yang tidak diminta bersifat seksual?

Dalam dokumen Untuk Konsultasi Umum (Halaman 84-90)