• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN UNDANG-UNDANG DAN KARAKTERISTIK YANG

Dalam dokumen Untuk Konsultasi Umum (Halaman 12-33)

Bagian II: Prinsip-prinsip tinjauan

BAB 2: TUJUAN UNDANG-UNDANG DAN KARAKTERISTIK YANG

BAB 4: Bidang tindakan yang dilarang

BAB 5: Mendorong dan mengarusutamakan persamaan kesempatan BAB 6: Aspek-aspek sidang pengadilan, wewenang dan konstitusi EOC

BAB 7: Perkecualian terhadap prinsip nondiskriminasi. Lampiran: Daftar Pertanyaan Konsultasi

16. Dalam Bab 1 kami membahas dasar-dasar pemikiran untuk melaksanakan DLR dan prinsip-prinsip utama yang kami meyakini harus diikuti dalam melakukan tinjauan dan memperbaiki undang-undang diskriminasi.

17. Bab 2 sampai 7 mempertimbangkan beragam elemen undang-undang diskriminasi yang meliputi konsep-konsep utama seperti kategori

12 karakteristik yang dilindungi, bentuk dan bidang tindakan yang dilarang, serta wewenang EOC. Diskusi isu tersebut secara luas mengiringi apa yang kami yakini menjadi urutan logis dalam memperkenalkan ketentuan-ketentuan dalam undang-undang diskriminasi yang diperbaharui.

18. Bab 2 membahas apakah tujuan undang-undang harus dinyatakan secara tersurat, serta bagaimana karakteristik yang dilindungi akan diperbaharui. Bab 3 membahas cara di mana bentuk-bentuk tindakan yang dilarang akan diperbaharui. Bab 4 membahas ruang lingkup di mana diskriminasi dilarang. Bab 5 membahas metode saat ini dan kemungkinan metode baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengarusutamakan persamaan kesempatan dengan lebih baik. Bab 6 membahas aspek-aspek sidang pengadilan untuk menegakkan undang-undang diskriminasi, serta wewenang dan konstitusi EOC. Bab 7 membahas perkecualian umum pada prinsip-prinsip nondiskriminasi dan bagaimana prinsip-prinsip tersebut diperbaharui atau dibatalkan.

19. Anda dipersilakan untuk mengirim proposal tertulis kepada EOC dalam waktu tiga bulan selambat-lambatnya 3 Oktober 2014 yang memberi tanggapan pada salah satu atau semua pertanyaan konsultasi. Daftar pertanyaan konsultasi dilampirkan di akhir dokumen konsultasi ini. Formulir juga dapat diisi lengkap dan dikirim ke kami secara online di situs web DLR: www.eoc.org.hk

20. Versi Cina, serta versi dalam enam bahasa etnik minoritas Hindi, Urdu, Thai, Tagalog, Nepal dan Bahasa Indonesia juga tersedia di situs web di atas.

21. Terkait dengan penyandang kecacatan, versi Braille tersedia atas permintaan, serta versi yang mudah dibaca dan versi audio yang tersedia di situs web di atas.

22. Jika menurut Anda tepat, Anda dapat memberikan proposal pada isu tambahan yang tidak dibahas secara tersurat dalam dokumen konsultasi di mana Anda meyakini ada bukti untuk kebutuhan untuk perbaikan.

23. EOC juga akan mengadakan serangkaian forum publik (detail dapat ditemukan di situs web di atas). EOC juga akan menyelenggarakan

13 pertemuan dengan pemangku kepentingan untuk menjelaskan isu-isu penting dalam konsultasi ini.

24. Setelah periode konsultasi ditutup, EOC akan memikirkan isu tersebut dan semua proposal yang diberikan oleh pemangku kepentingan. Dalam melakukan hal itu, EOC juga akan menghasilkan dan menerbitkan laporan yang merangkum sifat umum proposal dan pandangan yang disampaikan sebagai tanggapan terhadap konsultasi tersebut. Detail individu atau organisasi yang mengirimkan proposal dapat diterbitkan dalam laporan. Jika Anda tidak ingin detail Anda diterbitkan, harap informasikan kepada kami dalam proposal tersebut.

25. EOC kemudian akan membuat rancangan dan mengirimkan proposal tertulis kepada pemerintah mengenai bagaimana menurut kami undang-undang diskriminasi akan diperbaharui dan dimodernisasi.

26. Untuk pertanyaan yang terkait dengan konsultasi publik DLR secara umum, harap hubungi EOC melalui:

- Telepon: (+852) 2511 8211 - Email: eoc@eoc.org.hk

14

BAB 1: DASAR PEMIKIRAN DAN PRINSIP-PRINSIP

TINJAUAN

1.01 Bagian I menjelaskan konteks dasar pemikiran untuk melaksanakan DLR. Bagian II menjelaskan prinsip-prinsip utama EOC dalam melaksanakan tinjauan dan akan membuat proposal kepada pemerintah.

Bagian I: Dasar Pemikiran Tinjauan

1.02 Terdapat sejumlah alasan mengapa EOC meyakini bahwa sekarang adalah saat yang tepat peninjauan menyeluruh dan membuat proposal kepada pemerintah untuk memperbaharui undang-undang diskriminasi. Alasan kami untuk DLR berdasarkan pada: Tugas EOC berdasarkan undang-undang untuk meninjau undang-undang diskriminasi pengalaman peninjauan yang sebelumnya; bukti berkelanjutan tentang ketidaksetaraan dan diskriminasi di masyarakat Hong Kong; pengalaman mengembangkan undang-undang diskriminasi di Hong Kong yurisdiksi internasional; dan kewajiban hak asasi manusia internasional dan domestik Hong Kong. Masing-masing isu ini akan dibahas di bawah ini.

A. Tugas berdasarkan undang-undang dan tinjauan

sebelumnya terhadap undang-undang diskriminasi

1.03 Sebagaimana telah dinyatakan dalam pendahuluan, EOC mempunyai tugas berdasarkan undang-undang untuk melakukan peninjauan dan apabila dirasa perlu, membuat proposal kepada pemerintah untuk merubah Undang-undang Diskriminasi.2

1.04 EOC sebelumnya telah membuat proposal kepada pemerintah untuk merubah ketentuan-ketentuan dalam SDO dan DDO pada tahun 1999 dan yang terbaru adalah pada tahun 2011. Proposal tersebut terkait dengan berbagai aspek dalam Undang-undang itu yang meliputi ruang lingkup

2

15 perlindungan mulai dari pelecehan seksual; merubah definisi mitra untuk tujuan diskriminasi kecacatan; memberikan perlindungan yang tersurat untuk diskriminasi di antara kecacatan; perkecualian terhadap prinsip nondiskriminasi; memperbaiki ketentuan pelaksanaan hukum; dan merubah ketentuan yang terkait dengan wewenang EOC. Pada tahun 2000, pemerintah secara prinsip setuju dengan sejumlah proposal tahun 1999 dan pada tahun 2003 membuat Rancangan undang-undang (RUU) untuk menerapkan merubah yang disetujui.3

1.05 Tetapi, walaupun demikian, RUU tersebut tidak pernah diterima dan satu-satunya proposal utama yang diterima yang diundang-undangkan adalah perpanjangan ketentuan seksual dalam bidang pendidikan.4

1.06 Pada tahun 2011, EOC menulis surat kepada pemerintah untuk mengulangi permintaan untuk penerapan perubahan undang-undang tersebut. Pada tahun 2014 pemerintah mengajukan RUU Undang-undang Tertulis (Ketentuan Lain-lain) untuk membuat sebagian dari merubah yang diusulkan. Pemerintah juga mengajukan RUU untuk merubah Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin terkait dengan penyediaan perlindungan dari pelecehan seksual oleh pelanggan penyedia jasa. Proposal untuk merubah SDO dan DDO yang sebelumnya telah dibuat kepada pemerintah dibahas dalam bagian yang relevan dari dokumen konsultasi ini mengenai isu tertentu.

B. Bukti ketidaksetaraan dan diskriminasi yang berkelanjutan

1.07 Dasar pemikiran dan argumen penting lainnya untuk Tinjauan Terhadap Undang-undang Diskriminasi adalah bahwa pengalaman operasional EOC mengindikasikan adanya ketidaksetaraan dan diskriminasi yang berkelanjutan di mana kadang-kadang tidak ada ketentuan yang memadai dalam undang-undang diskriminasi yang berlaku. Ketidaksetaraan dan diskriminasi tersebut berlangsung dalam berbagai bentuk. Misalnya, pelecehan seksual terhadap wanita dalam industri jasa, dan diskriminasi

3 Legislasi RUU Diskriminasi (Amendemen Lain-lain) 2003.

4 Hal ini merubah penerapan pasal 2(5)(b) SDO untuk diterapkan pada pendidikan. Pasal 2(5)(b) menetapkan bahwa pelecehan seksual terjadi apabila seseorang terlibat dalam tindakan yang bersifat seksual yang menciptakan lingkungan yang rawan permusuhan atau mengintimidasi bagi perempuan. Amendemen tersebut dilegislasikan dalam RUU pada tahun 2007.

16 langsung serta prasangka terhadap penyandang kecacatan dalam bidang pendidikan. Pada tataran lembaga dan struktur, juga terdapat ketidaksetaraan, misalnya rendahnya jumlah wanita dalam jabatan senior di perusahaan-perusahaan teratas.

1.08 Beberapa contoh ketidaksetaraan dan diskriminasi yang berkelanjutan digambarkan di bawah ini.

(i) Perempuan

1.09 Perempuan di Hong Kong terus menghadapi sejumlah kendala di masyarakat untuk memenuhi potensi mereka dalam kehidupan. Kendala ini mulai dari diskriminasi langsung, diskriminasi kehamilan, pelecehan seksual dan prasangka, sampai masalah struktur yang terkait dengan kurang perempuan dalam peran kepemimpinan senior.

1.10 Diskriminasi kehamilan dan pelecehan seksual perempuan tetap menjadi bidang utama dari pengaduan yang diterima EOC. Pada tahun 2012/ 13, EOC menerima 309 pengaduan yang terkait dengan diskriminasi ketenagakerjaan berdasarkan SDO. Dari pengaduan ini, 40% (124 kasus) melibatkan diskriminasi kehamilan, sedangkan 43% melibatkan seksual (133 kasus.5 Jumlah pelecehan seksual meningkat secara signifikan mulai dari 94 pada tahun 2011/12.6 Perempuan terkena dampak pelecehan seksual secara tidak seimbang dengan rata-rata 94% pengaduan pelecehan seksual mulai Januari 2010 sampai Juni 2013 diajukan oleh perempuan. EOC baru-baru ini juga melaksanakan penelitian mengenai pelecehan seksual di pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang menemukan bahwa 50% siswa telah mengalami berbagai bentuk pelecehan seksual pada tahun sebelumnya.7

1.11 Diskriminasi dan pelecehan seksual tidak hanya melanggar martabat perempuan tetapi juga sangat menghambat perempuan untuk berpartisipasi secara sepenuhnya dalam sektor ekonomi dan sosial di

5 Laporan tahunan EOC 2012/13, halaman 38,

http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/AnnualReport/201213/EOC_AR2012_13.pdf

6

Laporan tahunan EOC 2011/12, halaman 43,

http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/AnnualReport/201112/EOC_AR2011_12.pdf

7 Penelitian EOC mengenai Sikap dan Pandangan Seksual Siswa pada Pelecehan Seksual, Maret 2013, http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/ResearchReport/SH_eExecutive%20Summary.pdf

17 masyarakat.

1.12 EOC secara teratur menerima pengaduan yang terkait dengan pelecehan seksual yang tidak dilarang menurut undang-undang diskriminasi yang berlaku. Ini paling umum terjadi dalam situasi di tempat kerja tanpa pemberi kerja / karyawan, atau di mana pelanggan melecehkan penyedia jasa. Pengaduan tersebut mendukung argumen bahwa ketentuan pelecehan seksual harus diperkuat dalam kaitannya dengan tempat kerja, serta ketentuan barang dan jasa, perumahan dan klub. Hal ini dibahas lebih lanjut dalam Bab 4.

1.13 Permasalahan struktur seperti jumlah perempuan dalam jabatan kepemimpinan berhubungan dengan kemungkinan tindakan untuk meningkatkan dan mengarusutamakan persamaan kesempatan gender.

1.14 Ada bukti bahwa kemajuan yang signifikan terus dibuat, baik dalam sektor publik maupun swasta untuk memastikan bahwa perempuan terwakili dengan lebih seimbang dan lebih baik dalam jabatan kepemimpinan.8 Misalnya dalam Dewan Legislatif ke-5 saat ini (2012-2016), hanya 11 dari 70 adalah perempuan yang mewakili 15,7%. Secara proporsional, hal ini lebih buruk daripada Dewan Legislatif sebelumnya (2008-2012) di mana 11 dari 60 anggota adalah perempuan, yang mewakili 18,3%. 9 Di pemerintahan, pada bulan Mei 2012, hanya 20% dari Menteri Departemen atau Direktur Biro adalah perempuan.10

1.15 Kemungkinan ketentuan untuk menangani ketidaksetaraan struktural tersebut adalah tugas persamaan kesempatan sektor pemerintah untuk mempromosikan persamaan kesempatan seperti yang telah dikembangkan di Inggris. Hal ini akan mengharuskan otoritas publik untuk menilai dampak dari kebijakan mereka dan praktik pada perempuan, dan apabila ada bukti diskriminasi jenis kelamin atau kurangnya persamaan kesempatan kesempatan, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketidaksetaraan itu. Hal ini dieksplorasi dalam Bab 5 di bawah ini.

8

Women and Girls in Hong Kong, Current Situations and Future Challenges, Hong Kong Institute of Asia Pacific Studies, Chinese University, 2012, Chapter 8 Women in Power and Decision Making.

9 Ibid halaman 194.

10

18 (ii) Penyandang kecacatan

1.16 Meskipun DDO telah dilaksanakan selama lebih dari lima belas tahun,survei yang dikomisikan oleh EOC dan diterbitkan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tetap ada prasangka dan stereotipe yang signifikan pada penyandang cacat dalam banyak aspek kehidupan termasuk situasi ketenagakerjaan, pendidikan dan sosial.11 Misalnya, survei tersebut menemukan bahwa 47% dan 33% orang akan menghindari kontak dengan atau ingin agar orang dengan gangguan mental atau pengidap HIV/AIDS dikeluarkan dari Hong Kong.12 Terkait dengan pendidikan penyandang kecacatan, lebih dari 40% orang tidak setuju bahwa untuk para siswa penyandang kecacatan, sekolah terpadu adalah lebih baik daripada sekolah khusus, dengan persentase yang jauh lebih tinggi dinyatakan untuk penyandang kecacatan intelektual (75%) atau gangguan mental (69%).

1.17 Statistik pada diskriminasi kecacatan juga menunjukkan permasalahan yang berkelanjutan. Pada tahun 2012/13 terdapat 522 pengaduan diskriminasi kecacatan yang ditangani oleh EOC, yang secara signifikan lebih tinggi dari angka untuk semua grup yang dilindungi lainnya dan 54% dari semua pengaduan.13

1.18 Riset dan penyelidikan EOC juga telah menyoroti kesenjangan yang ada sekarang dalam undang-undang diskriminasi kecacatan. Misalnya, EOC melaksanakan sebuah penyelidikan formal tentang seberapa jauh bangunan publik dapat diakses oleh penyandang cacat.14 Penyelidikan tersebut menemukan bahwa sekalipun terdapat beberapa perbaikan, kemajuannya sangat lambat dalam memastikan aksesibilitas untuk semua dan mengikuti produk desain universal. 15 Laporan tersebut juga menyimpulkan bahwa salah satu masalah dengan sistem yang berlaku sekarang berdasarkan DDO adalah bahwa tidak ada tugas proaktif untuk

11

Survei dasar tentang Sikap Publik Terhadap penyandang disabilitas 2010, Policy 21 Limited, 2011, http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/UserFiles/File/ResearchReport/201109/DisabilityReport(eng).pd f

12

Ibid halaman vi.

13 Laporan tahunan EOC 2012/13, halaman 36-37 ,

http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/AnnualReport/201213/EOC_AR2012_13.pdf

14

Laporan Investigasi Formal: Aksesibilitas di Properti yang Dapat Diakses Secara Publik, Juni 2010, http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/UserFiles/File/FI_Ass_e.pdf

15

19 menyediakan kelonggaran/akomodasi yang layak bagi penyandang cacat, tetapi alasan “pembelaan kesulitan yang tidak dapat dibenarkan” untuk pemilik dan pengelola properti. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan Konvensi Hak Penyandang cacat PBB (CRPD), atau dengan praktik terbaik internasional yang berlaku dalam yurisdiksi serupa lainnya dengan undang-undang diskriminasi kecacatan.

1.19 Sebuah penelitian yang dikomisikan oleh EOC dalam Persamaan kesempatan Peluang Pembelajaran untuk Siswa Penyandang cacat juga telah menyoroti permasalahan dalam mencapai sistem pendidikan yang lebih terpadu.16 Laporan itu menemukan bahwa ada kendala yang signifikan dalam sumber daya dan sikap untuk mencapai pendidikan yang terpadu. Misalnya, hampir 40% dari staf pengajar yang diwawancarai kurang mempunyai pengetahuan tentang pendidikan terpadu dan 10-20% staf tidak setuju bahwa siswa penyandang cacat atau mempunyai kebutuhan khusus dapat mengikuti semua jenis kegiatan dan harus diberi tindakan akomodasi yang layak.17 Penemuan ini menyoroti perlunya tugas untuk membuat penyesuaian yang layak bagi siswa penyandang cacat atau yang mempunyai kebutuhan khusus dalam pendidikan, seperti yang ada dalam sejumlah yurisdiksi internasional lainnya.

(iii) Kelompok Rasial

1.20 Ada bukti bahwa kelompok-kelompok ras tertentu di Hong Kong menghadapi diskriminasi yang lebih besar dan tidak mempunyai persamaan kesempatan kesempatan dalam aspek-aspek penting kehidupan seperti ketenagakerjaan dan pendidikan.

1.21 Pada tahun 2012, EOC menerbitkan laporan mengenai diskriminasi ras yang dialami oleh orang-orang Asia Selatan.18 EOC menemukan bahwa mencari pekerjaan adalah area utama di mana orang Asia Selatan menghadapi diskriminasi dan prasangka, misalnya dengan adanya

16 Penelitian mengenai Kesetaraan Peluang Pembelajaran untuk Siswa Penyandang Disabilitas, Pusat Pendidikan Kebutuhan Khusus dan Pendidikan Inklusif, Hong Kong Institute of Education, 2012, http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/ResearchReport/IE_eReport.pdf

17 Ibid halaman ii, Rangkuman Eksekutif.

18

Penelitian mengenai Pengalaman dan Diskriminasi Ras yang Dialami oleh Orang Asia Selatan, Pusat Masyarakat dan Pemerintah Sipil Hong Kong dan Kebijakan 21 Terbatas, 2012,

http://www.eoc.org.hk/EOC/Upload/UserFiles/File/ResearchReport/201203/Race_eFull%20Report.p df

20 persyaratan kemampuan tulis bahasa Cina meski untuk pekerjaan manual.

1.22 Permasalahan berkelanjutan selanjutnya yang terkait dengan persamaan kesempatan kesempatan bagi etnik minoritas adalah sistem pendidikan publik. Pada tahun 2010, EOC membentuk sebuah Kelompok Kerja untuk membahas isu-isu tersebut dan mengadakan sesi sharing dengan para pemangku kepentingan seperti guru, orang tua dan siswa etnik minoritas, dan LSM yang bekerja dalam isu-isu tersebut. Pada bulan April 2011, EOC menerbitkan sebuah laporan yang merangkum permasalahan dengan sistem seperti persyaratan kecakapan bahasa Cina; eksistensi sekolah di mana sebagian besar siswanya adalah etnik minoritas; dan tidak adanya kurikulum bahasa Cina sebagai bahasa kedua.19 Riset organisasi lain menyoroti rendahnya prestasi dan tingginya tingkat dropout etnik minoritas dalam pendidikan publik, yang dikaitkan dengan sistem pendidikan di atas.20

1.23 Selain itu, terdapat bukti bahwa ruang lingkup yang dilindungi dari diskriminasi ras saat ini mungkin tidak cukup luas untuk memenuhi kebutuhan khusus Hong Kong. Saat ini tidak ada perlindungan dari diskriminasi berdasarkan status kependudukan di Hong Kong, status imigrasi atau asal wilayah di Cina.

1.24 Anda bukti bahwa imigran baru dan turis dari Cina daratan mendapatkan perlakuan diskriminatif. Misalnya, Society for Community Organisation telah melaksanakan penelitian yang menganalisis isu-isu tersebut. Pada sebuah proposal LSM gabungan untuk Komite RUU mengenai Diskriminasi Ras pada tahun 2007 dinyatakan:

“Dalam sebuah survei yang dilaksanakan oleh Society for Community Organization pada tahun 2001, di mana 90% dari 100 responden berasal dari Provinsi Guangdong, ditemukan bahwa lebih dari 80% responden mengadu bahwa mereka telah mengalami diskriminasi yang dikarenakan identitas imigran baru, perilaku atau penampilan mereka. Angka ini

19 Pendidikan untuk semua: Laporan Kelompok Kerja EOC mengenai Pendidikan untuk Etnik Minoritas, April 2011.

20

Penelitian mengenai Ketidaksetaraan Pendidikan dan Kemiskinan Anak Di Antara Etnik Minoritas di Hong Kong, Hong Kong Institute of Education, Oktober 2013,

http://www.ied.edu.hk/upload_main/manage/Press%20invitation%202013/131029%20Ethnic%20mi nority.pdf

21 sekarang meningkat lebih dari 91% pada tahun 2004. Mengenai diskriminasi, hampir 30% dari mereka ditolak melamar pekerjaan ketika pemberi kerja melihat bahwa kartu identitas mereka tidak menunjukkan status penduduk tetap atau karena dialek mereka berbeda dengan dialek orang Hong Kong. Hampir 40% dari mereka menerima upah yang lebih rendah daripada upah pekerja setempat. Hampir 60% dari mereka menerima layanan atau perlakuan yang lebih rendah daripada yang diterima orang setempat ketika penyedia layanan mengetahui mereka adalah imigran baru. 60% dari mereka difitnah berdasarkan ras di area publik. Lebih dari 90% dari mereka merasa bahwa orang Hong Kong mendiskriminasikan imigran baru berdasarkan ras. Juga ditemukan bahwa lebih dari 60% dari mereka menemui diskriminasi ras ketika mencari bantuan dari Departemen Pemerintah yang terkait.”21

1.25 Hal ini menyoroti perlunya pertimbangan bagaimana undang-undang diskriminasi ras dimerubah dalam hal ruang lingkup kelompok yang dilindungi. Hal ini dibahas dalam §2.61 sampai 2.86 Bab 2.

C. Pengalaman mengembangkan undang-undang diskriminasi di

Hong Kong dan yurisdiksi internasional

1.26 Keempat Undang-undang Diskriminasi tersebut sebagian besar didasarkan pada undang-undang diskriminasi yang ada di Inggris dan Australia pada saat SDO ditetapkan. SDO berdasarkan pada gabungan Undang-undang Jenis Kelamin tahun 1975 di Inggris dan Undang-undang Jenis Kelamin tahun 1984 di Australia. Selain itu, DDO, FSDO dan RDO dirancang serupa dengan SDO dalam hal konsep utama diskriminasi.

1.27 Faktor-faktor ini menimbulkan sejumlah pembenaran untuk peninjauan yang menyeluruh. Pertama-tama, Undang-undang Diskriminasi adalah berdasarkan pada konsep diskriminasi yang minimal berusia 18 tahun. Sejak waktu itu undang-undang diskriminasi di Inggris dan Australia telah dimodernisasi secara signifikan. Misalnya, merubah dibuat terhadap undang-undang yang ada di Inggris untuk memperbaiki perlindungan dari diskriminasi, dan mengajukan ketentuan baru untuk mendorong

21 Pandangan pada RUU Diskriminasi Ras, Komisi Hak Asasi Manusia Hong Kong dan lainnya, Februari 2007, halaman 3-4.

22 persamaan kesempatan di sektor publik dengan tugas sektor publik. Selain itu, ketentuan baru atau undang-undang baru diajukan untuk melindungi kelompok-kelompok lainnya yang ditentukan misalnya menurut orientasi seksual, identitas gender, usia, dan agama atau keyakinan.

1.28 Kedua, Undang-undang Diskriminasi yang berlaku dalam sejumlah aspek tidak dapat memperhatikan kekhususan kelompok-kelompok tertentu dan bagaimana undang-undang diskriminasi harus dibuat khusus secara tersurat untuk kelompok-kelompok tersebut. Hal ini sangat terkait dengan penyandang cacat, misalnya dengan konsep tugas untuk membuat akomodasi yang layak bagi mereka di tempat kerja, dalam pendidikan, atau dalam menyediakan layanan kepada mereka.

1.29 Ketiga, Undang-undang Diskriminasi (sama dengan pembuatan undang-undang diskriminasi di Inggris dan Australia) dikonsep sedikit demi sedikit tanpa melihat totalitas perlindungan dari diskriminasi. Ini berarti terdapat ketidakkonsistenan antara ruang lingkup perlindungan dari diskriminasi antar Undang-undang, serta adanya pengulangan ketentuan-ketentuan umum di seluruh Undang-undang.

1.30 Juga penting untuk diperhatikan bahwa baik di Inggris maupun di Australia, semua undang-undang diskriminasi yang ada, telah ditinjau pada beberapa kesempatan dan beberapa reformasi besar telah dibuat atau diusulkan.

1.31 Di Inggris, belum lama ini pemerintah melaksanakan Tinjauan Terhadap Undang-undang Diskriminasi pada semua bagian terpisah yang ada pada undang-undang diskriminasi. Hal ini akhirnya mengarah ke pengajuan Undang-undang Persamaan kesempatan tahun 2010.22 Undang-undang Persamaan kesempatan tahun 2010 dimodernisasi dan dikonsolidasikan menjadi satu Undang-undang diskriminasi yang ada di Inggris. Undang-undang ini memberi perlindungan dari diskriminasi atas dasar jenis kelamin, kehamilan dan persalinan, penggantian kelamin, status perkawinan dan kemitraan sipil, ras, kecacatan, agama atau keyakinan, orientasi seksual dan usia.

22 Lihat tanggapan pemerintah Inggris pada Peninjauan Undang-undang Diskriminasi, Juli 2008, http://www.nmhdu.org.uk/silo/files/equality-bill-the-government-response.pdf

23 1.32 Di Australia, yang terbaru adalah pada tahun 2011, pemerintah Federal melaksanakan konsultasi publik untuk memodernisasi dan mengonsolidasikan semua undang-undang diskriminasi Federal yang ada.23 Pada bulan November 2012, pemerintah Federal menerbitkan konsep RUU Hak Asasi Manusia dan Anti-diskriminasi tahun 2012 (draft Human Rights and Anti-discrimination Bill 2012).24 Belum lama ini RUU tersebut juga menjadi pokok pembahasan di bagian Hukum Senat dan Komite Masalah Konstitusional serta konsultasi publik lebih lanjut.25 Pemerintah Federal telah menunjukkan bahwa diperlukan pengkajian lebih lanjut pada proposal itu untuk mengonsolidasikan semua undang-undang diskriminasi Federal. Namun demikian, adalah juga relevan untuk diperhatikan bahwa pada tingkat Negara Bagian semua undang-undang diskriminasi dikonsolidasikan menjadi beberapa undang-undang tunggal.

1.33 Bersama-sama, faktor-faktor dan perkembangan ini mendukung argumen agar Undang-undang Diskriminasi dimodernisasi dan lebih baik jika dikonsolidasikan. Hal ini sangat menyederhanakan dan meminimalkan

Dalam dokumen Untuk Konsultasi Umum (Halaman 12-33)