• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kondisi Kini Unit Pengolahan Ikan Beku

5.1.3 Pemasaran produk

Seluruh unit pengolahan ikan beku di Pulau Jawa berorientasi pasar ekspor, sehingga hampir seluruh hasil produksinya diekspor ke manca negara. Pemasaran produk ke pasar domestik dilakukan hanya terhadap produk-produk yang tidak memenuhi standar mutu ekspor dan jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 5%. Negara tujuan ekspor yang utama adalah Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun belakangan ini, meskipun dalam jumlah yang masih sangat sedikit, beberapa unit pengolahan ikan telah mulai melakukan diversifikasi pemasaran ke negara/ kawasan potensial, seperti Korea Selatan, RRC, Australia dan Timur Tengah.

Selama periode 2002-2006, volume ekspor 69 unit pengolahan ikan yang menjadi sampel penelitian mengalami peningkatan rata-rata sebesar 24,58% per tahun, yaitu dari 36.105 ton menjadi 67.600 ton. Sedangkan nilainya meningkat rata- rata 17,73% per tahun, yakni dari US $ 212,913 juta menjadi US $ 384.367 juta. Peningkatan volume dan nilai ekspor yg cukup besar tersebut ternyata tidak diikuti oleh peningkatan harga rata-rata, yang meningkat hanya sebesar 1,24% per tahun.

Jika dilihat per komoditas, peningkatan volume ekspor tertinggi dicapai oleh komoditas hewan lunak (cumi-cumi, sotong dan gurita) yakni 212,33% per tahun, diikuti oleh udang yang meningkat rata-rata 35,08% per tahun, ikan lainnya 20,33% per tahun, tuna dan sejenisnya 7,92% per tahun serta komoditas lainnya 7,39%. Sedangkan menurut nilai, peningkatan ekspor tertinggi juga dicapai oleh komoditas binatang lunak (281,78%), diikuti komoditas ikan lainnya (25,68%), udang (19,77%) dan komoditas lainnya (14,65%). Sementara itu, nilai ekspor komoditas tuna dan sejenisnya mengalami penurunan dengan laju rata-rata sebesar -1,18% per tahun.

Jika dilihat pada periode 2005-2006, secara keseluruhan terjadi penurunan ekspor yang cukup besar, yakni 4,79% dalam volume dan 8,78% dalam nilai. Penurunan volume ekspor tertinggi terjadi pada komoditas tuna dan sejenisnya, yakni 32,81%, diikuti komoditas cumi-cumi, sotong dan gurita sebesar 15,33%, dan ikan lainnya sebesar 4,34%. Sedangkan udang dan komoditas lainnya mengalami kenaikan, masing- masing sebesar 0,70% dan 7,11%. Sementara itu, penurunan nilai ekspor tertinggi terjadi pada komoditas tuna dan sejenisnya yakni sebesar 29,40%, diikuti cumi-cumi, sotong dan gurita sebesar 13,30%, udang sebesar 9,72% dan ikan lainnya sebesar 0,78%. Sedangkan nilai ekspor komoditas lainnya meningkat sebesar 74,91%.

Dari sisi tujuan ekspor, terlihat bahwa diversifikasi pemasaran produk olahan udang beku nampaknya belum berkembang, karena tujuan ekspor produk tersebut masih ke pasar tertentu saja yaitu Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Ekspor ke negara lain, yakni RRC dan Hongkong, hanya dilakukan terhadap produk udang utuh beku (frozen head-on shrimp) dan itupun dalam volume yang sangat kecil. Ekspor produk olahan hewan kulit keras (crustaceans) lainnya, yakni lobster beku dan kepiting beku juga ditujukan ke pasar tersebut.

Tabel 25 Perkembangan ekspor unit pengolahan ikan sampel penelitian, 2002-2006 Perubahan (%) No Komoditas 2002 2003 2004 2005 2006 2005- 2006 2002- 2006 1 Udang • Volume (ton) 16.894 23.117 54.213 37.002 37.261 0,70 35,08 • Nilai (US $ 1000) 151.922 198.872 298.268 321.855 290.579 -9,72 19,77

2 Tuna dan sejenisnya

• Volume (ton) 5.153 4.916 8.805 7.924 5.324 -32,81 7,92

• Nilai (US $ 1000) 29.746 24.988 36.926 34.307 24.222 -29,40 -1,18

3 Ikan lainnya

• Volume (ton) 11.490 9.199 14.932 21.394 20.466 -4,34 20,33

• Nilai (US $ 1000) 21.817 26.645 36.646 52.705 52.294 -0,78 25,68

4 Cumi, sotong & gurita

• Volume (ton) 165 1.458 3.112 2.081 1.762 -15,33 212,33 • Nilai (US $ 1000) 372 4.437 8.309 5.152 4.467 -13,30 281,78 5 Komoditas lainnya • Volume (ton) 2.404 1.590 1.908 2.601 2.786 7,11 7,39 • Nilai (US $ 1000) 9.055 6.569 6.978 7.321 12.805 74,91 14,65 Jumlah • Volume (ton) 36.105 40.280 82.971 71.002 67.600 -4,79 24,58 • Nilai (US $ 1000) 212.913 261.512 387.126 421.340 384.367 -8,78 17,73

• Harga rata2 (US$/kg) 5,90 6,49 4,67 5,93 5,69 -4,05 1,24

Keterangan :

• Tuna dan sejenisnya = tuna, swordfish, marlin, meka dan cakalang

• Ikan lainnya = kakap merah, nila, remang, layur, kurisi, ikan leather jacket, ribbonfish, ikan sebelah, lemuru, tengiri, lemadang, cucut, bandeng, lele, patin, kuniran dan swanggi

• Komoditas lainnya = lobster, paha katak, surimi.

Kondisi yang hampir sama juga terjadi dalam pemasaran produk olahan hewan lunak (molluscs), dimana Jepang dan Uni Eropa merupakan tujuan ekspor utama produk olahan cumi-cumi, sotong dan gurita. Selain diekspor kedua negara tersebut, gurita juga diekspor ke Amerika Serikat. Diversifikasi pemasaran yang sudah cukup berkembang terjadi pada ekspor produk olahan ikan tuna dan sejenisnya. Selain diekspor ke Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa, produk ini diekspor pula

ke beberapa pasar potensial, yaitu Singapura, Taiwan, Korea Selatan, Australia, Afrika dan Timur Tengah.

Pemasaran ekspor produk olahan ikan kakap merah dan ikan nila pada umumnya hanya ditujukan ke Amerika Serikat dan Uni Eropa, hanya produk kakap merah utuh beku yang diekspor ke negara lain yakni RRC. Sementara itu, pemasaran produk olahan ikan lainnya agak spesifik karena produk olahan dari jenis ikan tertentu diekspor ke negara tertentu pula. Sebagai contoh, produk olahan ikan patin hanya ditujukan ke pasar Amerika Serikat; produk-produk olahan dari beberapa jenis ikan yang selama ini tidak diekspor, seperti cunang-cunang (remang), ikan sebelah, ikan ayam-ayam, kurisi, dan swanggi hanya diekspor ke RRC; dan produk olahan lemuru hanya ditujukan ke pasar Australia.

Produk olahan yang cukup terdiversifikasi pasarnya adalah ikan layur beku dan surimi beku. Produk ikan layur beku diekspor ke RRC, Korea Selatan, Jepang dan Australia, sedangkan tujuan ekspor surimi beku adalah Jepang, Singapura, Korea Selatan. 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 Vol um e ( ton) 2002 2003 2004 2005 2006 Udang Tuna Ikan lainnya

Cumi, sotong & gurita Komoditas lainnya Total

Apabila dilihat tingkat penyerapan tenaga kerja per satuan produksi, diketahui bahwa untuk mengolah satu ton bahan baku diperlukan input tenaga kerja sebanyak 43 orang, meliputi 30 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Mereka bekerja pada bidang pengolahan sebanyak 39 orang dan pada bidang administrasi sebanyak empat orang. Dengan demikian, apabila seluruh unit pengolahan ikan yang menjadi sampel penelitian dapat beroperasi sesuai kapasitas terpasang, yaitu 892,3 ton per hari, maka tenaga kerja yang akan diserap diperkirakan mencapai 38.422 orang.

Penyerapan tenaga kerja 69 unit pengolahan ikan yang menjadi sampel penelitian secara keseluruhan berjumlah 21.698 orang, terdiri atas 6.610 orang laki- laki dan 15.088 orang perempuan. Berdasarkan jenis pekerjaan, terlihat bahwa 90,24% atau 19.581 orang bekerja pada bidang pengolahan, sedangkan sisanya yakni 9,76% atau 2.117 orang bekerja pada bidang administrasi (Tabel 26). Pada tabel itu juga terlihat bahwa secara keseluruhan, setiap unit pengolahan ikan rata-rata menyerap tenaga kerja sebanyak 314 orang, terdiri atas 96 orang laki-laki dan 218 orang perempuan. Dari 315 orang tersebut, 284 orang diantaranya bekerja pada bidang pengolahan dan 31 orang pada bidang administrasi.