Pembagian hak secara umum atau universal terbagi atas hak yang dibawa sejak lahir (“Innate” Right) dan hak yang diperoleh (Acquired Right).
Hak “Innate” adalah hak yang dimiliki setiap orang secara alamiah bebas dari semua tindakan campur tangan orang lain atau bebas dari semua tindakan pengalaman menurut hukum. Hak “Innate” dapat juga disebut atau diucapkan dengan kata-kata milikku dan milikmu, sebagai ekspresi dari kepribadian masing-masing, dan bersifat internal.
Hak “Innate” hanya ada satu, yaitu hak sejak lahir mengenai kemerdekaan (Birthright of freedom). Kemerdekaan di sini dalam arti kebebasan dari keinginan wajib dari orang lain. Kemerdekaan merupakan milik tunggal dan asli manusia yang dibawa sejak lahir.
Oleh sebab itu, sifat pembawaan lahir dari setiap orang sebenarnya mempunyai persamaan (equality), sehingga setiap orang menjadi majikan atas haknya itu, sehingga Hak Merdeka yang dimiliki itu adalah berarti tidak bergantung pada kemauan orang lain sejauh mana kebebasan dapat berada bersama-sama dengan kebebasan orang lain sesuai dengan hukum universal.
Adapun yang disebut Hak Dapatan yang diperoleh, (Acquired Right) berkenaan hak yang diperoleh secara eksternal adalah hak yang ditetapkan atas tindakan menurut hukum berhubungan dengan orang lain dan terikat oleh kewajiban. Dari sini timbullah apa yang disebut Hak Milik Privat (Hak Milik Perdata). Apa dasarnya Hak Milik, dalam buku RoscoePound dianggap salah satu persoalan filsafat hukum.
Dalam buku RoscoePound terdapat enam teori tentang dasar Hak Milik, yaitu:
1. Teori hukum alam;
2. Teori metafisika:
3. Teori sejarah;
4. Teori positif;
5. Teori psikologis; dan 6. Teori sosiologis.
1. Teori Hukum Alam
Teori ini pada umumnya mengemukakan bahwa barang-barang di dunia ini berdasarkan rasio naturalis, rasio alamiah, akal alamiah ditentukan oleh kodrat untuk dikuasai oleh manusia.
Adapun barang-barang yang tidak dapat dikuasai oleh manusia sebagai hak milik perseorangan ialah barang-barang di luar perdagangan (Res extra commercium). Barang-barang ini dapat bersifat:
a. Barang-barang yang digunakan untuk umum (Res communis);
b. Barang-barang yang dimiliki oleh negara untuk pemakaian publik atau khalayak ramai; dan
c. Barang-barang yang diamalkan untuk tujuan keagamaan (res sacre).
Berdasarkan teori hukum alam, ada yang berpendapat bahwa awal semua barang tidak dimiliki oleh siapa pun juga. Barang yang demikian disebut ResNullius (Lihat Pasal 519 BW. yang menyatakan:
“Barang-barang yang tidak dimiliki siapa pun”). Dengan persetujuan antara mereka, manusia membagi barang-barang tersebut, sehingga memperoleh hak milik perseorangan. Barang-barang yang tidak dibagi karena banyaknya, dengan persetujuan dapat dikuasai oleh tiap-tiap manusia dan menjadi hak miliknya (Lihat B.W. Pasal 584 yang menyatakan: “Hak Milik atas barang dapat diperoleh dengan menguasainya”).
Penguasaan barang ini menurut logika/pikiran wajar mencakupi kekuasaan untuk menggunakan barang tersebut, memberikan barang tersebut kepada orang lain atau mewariskannya.
Awalnya semua barang-barang merupakan milik bersama (rescommunis) dari suatu pergaulan hidup dan tidak terdapat milik perseorangan. Semulanya anggota dari pergaulan hidup itu mempergunakan barang-barang tersebut bersama-sama. Kemudian dengan persetujuan pada anggota pergaulan hidup mengenai hak bersama atas barang-barang itu dibatalkan dan masing-masing anggota memperoleh hak milik prive/perseorangan atas barang-barang tersebut.
Barang yang belum dikuasai oleh seorang anggota dapat dikuasai oleh anggota lain melalui perjanjian.
2. Teori Metafisika
Teori metafisika ini berarti di luar panca indra, abstrak penganutnya antara lain Immanuel Kant (1724-1804) filsuf di Koningsbergen di Jerman yang berpendapat sebagai berikut.
“Secara abstrak ada gagasan mengenai adanya satu hukum tentang milik, yaitu gagasan yang diekspresikan (diucapkan) oleh istilah milikku dan milikmu. Dalam bahasa Latin milikku disebut me’um, milikmu disebut tu’um, yaitu mengenai barang. Dalam bahasa Belanda istilah tersebut adalah myn dan ZUN. Manusia sebagai makhluk rasional mempunyai kemauan bebas sebagai tiap-tiap manusia lain; terdapat suatu hak alamiah yaitu kebebasan seseorang, sekadar kebebasan orang lain, di bawah hukum umum;
karena itu manusia mempunyai beberapa hak, antara lain Hak Milik sebagai ekspresi dari kepribadiannya.
Tiap manusia dapat menguasai sebagian dari tanah me’um karena bumi adalah milik bersama dari semua manusia, sedangkan orang lain mempunyai kebebasan yang sama untuk menguasai juga sebagian tanah, tu’um. Jadi, dasar hak milik adalah gagasan abstrak: me’um dan tu’um yang dilaksanakan dengan menguasai atau menduduki barang.
3. Teori Sejarah
Menurut teori ini hak milik perorangan semula tidak ada. Semula terdapat hak dari pergaulan hidup manusia atas barang dan dari hak itu berkembang hak milik prive. Perkembangan ini berlangsung menurut tiga tahap berikut.
a. Dalam tahap ini seseorang hanya menguasai barang secara fisik, badaniah tanpa hak apa pun. la menguasai terus menerus karena kebutuhan yang dihasilkan oleh barang itu.
Penguasaan ini dinamakan penguasaan alamiah, possessio naturalis.
(Contoh dalam buku RoscoePoundmisalny menguasai tambang).
b. Dalam tahap ini possession naturalis tadi dilindungi oleh hukum sehingga possession naturalis tadi menjadi penguasa yuridis, dalam arti bahwa jika orang lain merampasnya, maka hukum dapat mengem balikannya kepada ia yang pertama menguasainya, sedangkan dalam tahap kesatu yang menguasainya harus melindungi barangnya sendiri secara fisik.
c. Dalam tahap ini possession naturalis menjadi hak milik perorangan.
Penikmatan dan penguasaan barang secara eksklusif dijamin oleh hukum. Timbul pertanyaan apa perbedaannya hak milik dalam ketiga dengan penguasaan yuridis tahap kedua?
Penguasaan yuridis merupakan konsepsi tentang fakta, yaitu penguasaan dan hukum, sedangkan hak milik adalah konsepsi hukum murni, hanya hukum tidak fakta.
Bandingkan Pasal 529 B.W. mengenai bezit: “Sebagai memegang atau menikmati barang yang secara pribadi dengan perantaraan orang lain dikuasainya seolah-olah sebagai miliknya”.
Dengan Pasal 570 B.W. mengenai hak milik: “Sebagai hak untuk menikmati secara bebas suatu barang dan menggunakan secara mutlak”.
4. Teori Positif
Teori positivisme menggunakan sebagai dasar Hak Milik adalah kerja.
Kerja adalah hak positif dalam arti bahwa manusia berhak atas hasil pekerjaannya (Lihat Pasal 606 B.W. “Barang siapa bahan bukan miliknya membuat barang adalah pemilik barang itu, asal ia mengganti harganya bahan itu).
Teori ini benar jika hak milik itu diartikan sebagai hak atas benda yang seorang telah ciptakan sendiri untuk penghidupannya, tetapi bagaimana hasil kerja dalam perusahaan besar dan modern?
5. Teori Psikologis
Teori ini menggunakan dasar dari pada Hak Milik naluri manusia untuk menguasai benda di alam Hak Milik yang dimaksud oleh teori ini ialah hak milik prive atas benda yang menuai perlukan untuk penghidupannya dan hak milik atas alat-alat yang manusia perlukannya sehari-hari.
Kelemahan dari teori ini ialah:
a. Dalam masyarakat primitif milik prive tidak terdapat melainkan milik bersama, dan
b. jutaan manusia di dunia hidup dan bekerja tidak dengan hubungan-hubungan hak milik prive.
6. Teori Sosiologis
Teori ini dianut di Uni Soviet. Hak Milik merupakan suatu lembaga masyarakat dengan perkataan lain bahwa dasarnya Hak Milik adalah masyarakat sendiri.
Hak Milik diakui oleh hukum dalam arti bahwa alat-alat produksi hanya dapat dimiliki oleh negara. Jadi, merupakan milik sosialistis, sedangkan yang dapat dimiliki perorangan adalah barang-barang konsumsi (pandangan ini asalnya dari KAR MARX).