• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kunang-kunang mempunyai peranan penting dalam mata rantai ekosistem lahan basah. Seperti orang utan dan salmon, kunang-kunang

mengelami penurunan populasinya di seluruh dunia. Degradrasi dan fagmentrasi pada habitatnya oleh manusia sebagai faktor penyebabnya. Saat ini, populasinya semakin menurun seiringnya dengan meningkatnya aktivitas manusia dalam penggunaan ruang terbuka hijau menjadi bangunan- bangunan fisik.

Polusi cahaya dan pembangunan yang menjadi faktor utama hilang/ menurunya kunang-kunang di seluruh dunia. Polusi cahaya dapat mengganggu pola kilat kunang-kunang yang digunakan untuk berkomunikasi sesama serangga tersebut. Cahaya lampu dari perumahan, mobil, toko, dan lampu jalanan, semuanya dapat membuat kunang-kunang sulit untuk mengindentifikasi sinyal yang diberikan oleh kunang-kunang lainnya. Hilangnya habitat dan peningkatan cahaya di malam hari sebagai hari merupakan beberapa faktor yang membuat populasi serangga ini semakin menurun.

Selain itu, semakin banyaknya gedung-gedung perkantoran yang dibangun oleh manusia di pinggiran sungai (yang merupakan habitat kunang-kunang), pembukaan lahan untuk berkebun, bercocok tanam serta pertambangan bahkan mungkin pemukiman dan perkotaan yang saat ini sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Pembukaan lahan-lahan baru, hutan sebagai habitat asli kunang- kunang tidak berfungsi lagi sebagai tempat tinggal kunang-kunang.

Kunang-kunang yang sudah mulai kehilangan tempat tinggal dan sumber makanannya ditambah dengan dampak pemanasan global (global

warming). Kunang-kunang hidup di

daerah lembab dan sejuk menjadi panas sehingga mempercepat punahnya kunang-kunang. Lapangan terbuka dan hutan-hutan beralih fungsi oleh penduduk perkotaan/pedesaan berakibat pada kunang-kunang. Polusi dan penggunaan pestisida berlebihan dapat menghancurkan habitat alam kunang-kunang dan sumber mangsa alami kunang-kunang. Meningkatnya jumlah penduduk diyakini sebagai faktor yang dapat mengganggu habitat kunang-kunang.

B. Taman sebagai Habitat Baru bagi Kunang-kunang

Berkurangnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai habitat kunang-kunang, dan adanya potensi bagi masyarakat yang peduli terhadap keberadaan kunang-kunang dengan mengubah taman kota menjadi habitat baru. Taman dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemilik atau penggunanya. Berdasarkan skala bentuknya, taman dapat disebut garden, landscape, atau

park.

Taman kota agar diubah menjadi habitat baru bagi kunang-kunang. Penghijauan secara optimal pada taman kota selain menjadi penyaring polusi udara, suara, dan dapat menjadi habitat organisme, bagi burung dan termasuk kunang-kunang yang menjadi pencahayaan secara alami pada malam hari.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar taman kota di Kota Medan bisa diubah menjadi habitat baru yang sesuai dengan habitat aslinya dan nyaman bagi kunang-kunang, seperti:

1. Kunang-kunang menggunakan kelap-kelip mereka untuk berkomunikasi sesama mereka, dan karena polusi cahaya, mereka jadi tidak dapat membedakan sinyal antar sesama mereka, ataupun cahaya dari lampu-lampu jalanan atau perumahan. Mematikan lampu- lampu penerangan di taman pada malam hari, dan membiarkan kunang-kunang menghidupkan cahaya sendiri. Dengan begitu, kunang-kunang dapat kembali berkomunikasi sesama mereka, dan pemerintah juga dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar energi penerangan

2. Beberapa spesies larva kunang- kunang tumbuh dalam log busuk dan sampah yang menumpuk di bawah kanopi hutan. Untuk

mendorong pertumbuhan

pengembangbiakannya, dapat melakukan demham menanam pohon lebih banyak dan beragam,

dan meninggalkan beberapa sampah alam di sekitarnya, untuk memberikan tempat bagi larva kunang-kunang untuk tumbuh dan berkembang.

3. Sebagian besar spesies kunang- kunang memiliki kesamaan yang sama, yaitu: berkembang di sekitar genangan air dan daerah berawa. Membangun kolam kecil/parit di taman untuk habitat bagi para kunang-kunang.

4. Menghindari penggunaan pestisida, sehingga meningkatkan populasi kunang-kunang

5. Menggunakan pupuk alami dapat membuat taman kota menjadi tempat yang lebih sehat untuk kunang-kunang.

6. Membuat sebuah tempat khusus untuk rumput-rumput agar tumbuh tinggi sehingga dapat meningkatkan populasi kunang-kunang di taman kota.

7. Menanam pohon pinus karena cepat tumbuh dan menyediakan habitat asli bagi yang baik bagi banyak spesies kunang-kunang. Menurut Terry Lynch, yang telah mempelajari kunang-kunang selama bertahun-tahun, merekomendasikan pohon pinus, karena mereka memberikan keteduhan dan membiarkan sampah alami pohon

pinus menumpuk, dapat

menyediakan habitat yang baik bagi larva kunang-kunang.

C. Keunggulan dan Kelemahan adanya Habitat Kunang-kunang

Keunggulan yang didapat apabila taman-taman diubah menjadi habitat baru bagi kunang-kunang adalah: 1. Apabila saat malam tiba, lampu

penerangan di taman dimatikan, agar cahaya kunang-kunang bisa terlihat. Dengan begitu, pemerintah dapat menghemat energi untuk taman-taman kota pada saat malam hari di Kota Medan.

2. Taman dapat dijadikan sebagai objek wisata pada malam hari. Maka, setiap pengunjung yang ingin memasuki taman akan dipungut biaya (khusus malam hari), dengan begitu pendapatan daerah dapat meningkat.

3. Kunang-kunang mendapatkan habitat baru untuk mereka tumbuh, dan berkembang biak.

4. Menjadi taman edukasi bagi anak anak-anak untuk lebih mengenal kunang-kunang.

5. Menambah popularitas daerah sebagai salah satu cagar alam buatan bagi kunang-kunang.

Kelemahan yang mungkin terjadi apabila taman diubah menjadi habitat baru bagi kunang-kunang:

1. Dana yang dikeluarkan untuk membangun taman sebagai habitat baru bagi kunang-kunang sangat besar

2. Lingkungan sekitar taman berkemungkinan besar menjadi kotor, karena kotoran dari kunang kunang itu sendiri.

D. Mengembangbiakan Kunang- Kunang Untuk Memperindah Taman-Taman Di Kota Medan

Habitat kunang-kunang yang mulai tergusur habis oleh gedung- gedung perkantoran, pembukaan lahan, dan lain-lainnya, sehingga adanya potensi bagi masyarakat yang peduli pada kunang-kunang, agar mengubah taman-taman kota menjadi habitat baru

bagi kunang-kunang dan

dikembangkan.

Berkurangnya hutan-hutan di sekitar Sumatera Utara dan hutan kota di Kota Medan membuat Pemerintah Kota Medan harus melakukan upaya agar ruang terbuka hijau tetap ada. Berbagai cara untuk tetap mempertahankan ruang terbuka hijau, dengan membuat taman kota untuk mengembangbiakan kunang-kunang. Taman kota dibuat oleh pemerintah dan dikelola secara profesional dan

sukarelawan sehingga

perkembangbiakan kunang-kunang tetap terjaga sepanjang masa.

Membuat habitat kunang- kunang dengan seperti persyartan tumbuh dan berkembangnya sehingga kunang-kunang dapat berkembang dengan baik. Banyaknya kunang- kunang di taman-taman di Kota Medan pada malam hari akan dapat

memperindah suasana malam

perkotaan. Selain itu juga mengurangi pencahayaan lampu-lampu di taman- taman. Masyarakat dapat menikmati bersama keluarga seperti kehidupan di hutan atau dipedesaan pada masa lalu.

Kenyamanan dan keasrian pada siang hari dengan keberadaan tumbuhan/bunga-bunga yang tertata rapi dan indah akan sama indahnya jika pada malam hari karena kehadiran kunang-kunang yang menjadi pembeda. Pengembangbiakan kunang- kunang dapat dijadikan identitas bagi Kota Medan sebagai kota dengan cahaya alaminya.

BAB III. PENUTUP