• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rpjpd(1) (Halaman 119-122)

ARAH KEBIJAKAN DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMBANGUNAN TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Dalam rangka mewujudkan Tata-Ruang Yang Serasi, Efektif dan Efisien, maka pada RPJMD periode ke-3 ini tekanan diberikan pada pemantapan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan

rencana tata ruang kota. Dalam masa ini akan dilakukan revisi

terhadap dokumen RUTRK, RDTRK dan RTRK guna

mengantisipasi perubahan yang terjadi di lapangan. Evaluasi dan revisi juga dilakukan terhadap Rencana Induk masing-masing sektor untuk menghasilkan rencana yang lebih realistis dan terpadu. Kegiatan pengawasan dan pengendalian tata ruang juga akan semakin diintensifkan yang diiringi dengan pengenaan sanksi yang tegas dan keras terhadap pelanggaran ketentuan tata ruang. 2. Untuk dapat mempertahankan Kawasan Konservasi Alam yang

telah ditetapkan, perlu dilakukan pengembangkan potensi flora dan fauna yang ada di dalamnya. Jika terdapat spesies langka di dalam kawasan tersebut, perlu pula dilakukan penangkaran untuk

menambah jumlah populasinya. Dengan cara demikian

keragaman flora dan fauna pada kawasan konservasi akan dapat dikembangkan. Kegiatan lain yang dilakukan adalah melanjutkan penanaman pohon pelindung dan pembangunan taman dan jalur hijau sampai ke pemukiman penduduk. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan kawasan lindung ini akan diadakan lomba-lomba taman lingkungan.

3. Guna dapat mewujudkan Masyarajat Sadar Lingkungan, prioritas pada periode RPJMD ke-3 ini adalah pada upaya untuk terus melajutkan kegiatan pendidikan dan penyuluhan masyarakat tentang sadar lingkungan untuk seluruh lapisan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, dilakukan pula peningkatan kualitas sistem tanggap darurat untuk mengatasi dan menanggulangi dampak negatif bencana alam dengan menggunakan peralatan teknologi yang lebih maju dan modern.

RPJMD ke-4 (2021-2025) ARAH UMUM

Berdasarkan pada hasil yang dapat diperoleh selama pelaksanaan tiga periode RPJMD sebelumnya, maka pada akhir periode RPJMD ke-4 ini, diharapkan visi yang ditetapkan dalam RPJPD ini yaitu mewujudkan Payakumbuh sebagai sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah diharapakn sudah akan dapat diwujudkan secara sempurna. Kondisi Kota Payakumbuh yang demikian ditandai oleh berkembangnya kegiatan UMKM dan industri kerajinan khas Payakumbuh yang dipasarkan secara lokal, wilayah Sumatera Bagian Tengah maupun secara nasional. Namun demikian, pengembangan kota ini harus dilandasi pula oleh penerapan ajaran agama dan budaya yang sudah sangat baik sehingga terwujud tata kehidupan masyarakat yang beragama dan berbudaya. Kondisi kota yang demikian juga didukung oleh kualitas sumberdaya manusia cukup tinggi dan tata-pemerintahan

yang baik. Demikian pula halnya dengan kondisi lingkungan hidup yang sudah cukup baik, bersih, bebas polusi, menyenangkan dan berkelanjutan.

PEMBANGUNAN AGAMA DAN BUDAYA

1. Pada tahap RPJMD ke-4 ini upaya yang dilakukan pada periode RPJMD ke-3 masih dapat terus dilanjutkan sehingga terwujud Tata Kehidupan Masyarakat yang Agamais dan Berbudaya. Kondisi ini ditunjukkan oleh sudah terlaksananya penerapan ajaran agama secara baik dan berkualitas yang terlihat dalam tingkah laku dan kehidupan masyarakat seharí-hari.

2. Pada tahap RPJMD ke-4 ini upaya untuk meningkatkan moral dan akhlak mulia masyarkat sudah akan dapat terwujud secara sempurna. Kondisi ini ditandai dengan telah terdapatnya tingkat laku masyarakat yang bermoral tinggi dan bermartabat yang dilandasi oleh nilai-nilai agama dan budaya daerah.

3. Pada tahap RPJMD terakhir ini diharapkan keseimbangan praktek ekonomi syariah dan konvensional sudah akan dapat diwujudkan dalam kegiatan seharí-hari warga Kota Payakumbuh. Kondisi ini ditandai dengan terwujudnya keadilan dalam pengelolaan usaha, tidak melakukan penipuan dan pemerasan serta terdapatnya pola pengembangan usaha yang tidak merugikan orang lain. Walaupun kegiatan ekonomi modwern juga berkembang seperti swalayan besar (Mall) dan perusan-perusahaan besar lanilla yang dapat dari luar daerah, namun demikian, keperadaannya tidak merugikan pengusaha kecil milik pribumi.

4. Pada periode RPJMD ke-3 ini diharapkan pengelolaan zakat dan pendistribusiannya sudah dapat dilaksanakan secara baik sesuai dengan ketentuan agama Islam. Kondisi ini ditandai dengan telah tercapainya pengumpulan zakat sebesar 80% dari wajib zakat. Disamping itu, pendistribusiannya sudah dapat dilakukan secara lancar lepada kelompok masyarakat yang berhak menerimanya. Dengan cara demikian, jumlah penduduk miskin sudah tingla hanya sebagian kecil dari warga Kota Payakumbuh dan kesejahteraan masyarakat secara umum sudah jauh meningkat. 5. Pada Tahap RPJMD ke-4 ini diharapkan pengelolaan tanah ulayat

sudah dapat terlaksana sesuai dengan Perda yang telah ditetapkan dan tidak terdapat lagi konflik-konflik sosial yang terjadi akibat pelaksanaan sistem tersebut. Dengan demikian, para pemakai tanah baik investor maupun sub-ordinat dari masyarakat adat itu sendiri sudah tidak lagi enggan menanamkan modalnya di Sumatera Barat karena kepastian hukum dalam pemanfaatan tanah ulayat sudah dapat diwujudkan. Namun demikia, jika masih terjadi konflik-konflik yang belum terselesaikan dengan baik, maka

dipersiapkan Kerapat Adat ataupun Lembaga Kerapatan Adat untuk dapat bertindak sebagai Lembaga Arbitrase yang telah di legalkan dalam PERDA tanah ulayat.

6. Pada tahap terakhir ini kehidupan sosial yang harmonis dalam suasana multikultur direncanakan telah terwujud dengan baik. Realitas multikultur dijadikan modal sosial bagi kekuatan pembangunan daerah. Dalam tata kehidupan, realitas multikultural telah dianggap alamiah dan wajar dalam pola pikir dan perilaku masyarakat Kota Payakumbuh. Penekanan pada tahap ini adalah penguatan dan pemanfaatan keanekaragaman sosial budaya melalui berbagai ruang gerak pembangunan. Di tengah masyarakat telah terbiasa dengan model pembangunan dan

pengembangan jati diri berdasarkan kebanggaan akan

multikultural. Pada tahap ini tidak ada lagi perbedaan persepsi tentang keanekargaman, kecuali membangun kesadaran yang sama bahwa perbedaan adalah kekuatan sosial dan bukan penghalang bagi persatuan daerah.

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rpjpd(1) (Halaman 119-122)