• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prasarana dan sarana

PREDIKSI PEMBANGUNAN DAERAH

2. Prasarana dan sarana

a. Penyediaan tanah untuk lokasi pembangunan di Kota Payakumbuh akan terus meningkat dengan pesat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat serta pembangunan. Salah satu hambatan dalam penyediaan tanah selama ini adalah status pemilikan tanah yang sebagian besar berupa tanah kaum dan/atau tanah ulayat. Untuk pemberian status

pemilikan tanah ini dihadapkan pula oleh masih lemahnya administrasi pertanahan terutama dalam pemberian status kepemilikan tanah dan penerbitan sertifikat tanah. Disamping itu diperlukan pula usaha pemerintah untuk meningkatkan penyediaan dana APBD untuk ganti rugi tanah masyarakat yang diperlukan untuk lokasi kegiatan pembangunan, yaitu antara lain :

1. Penyediaan tanah untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di pusat kota dan sub pusat pelayanan kota (skala lingkungan);

2. Penyediaan lahan untuk kawasan perkantoran pemerintah dan swasta di kawasan pusat kota;

3. Penyediaan lahan untuk pegembangan fasilitas sosial dan ekonomi, pemukiman dan kesehatan, khususnya untuk perluasan rumah sakit;

4. Penyediaan lahan untuk pengembangan kawasan industri kecil dan menengah di kawasan Padang Sikabu serta pergudangan di kawasan sepanjang Jalan Lingkar Utara;

5. Penyediaan lahan untuk pengembangan kawasan ruang terbuka hijau berupa taman kota dengan lokasi pusat kota yang difungsikan sebagai taman kota, dan RTH disetiap Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) sesuai tuntutan Undang-undang nomor 26 Tahun 2007, sebanyak 20% dari luas wilayah untuk RTH Publik dan 10 % dari luas wilayah untuk RTH Privat;

6. Penyediaan lahan untuk pengembangan kawasan pemukiman dengan kepadatan tinggi di kawasan pusat kota;

7. Penyediaan lahan untuk lokasi jaringan jalan meliputi jalan arteri sekunder, jalan kolektor primer dan kolektor sekuder;

8. Penyediaan lahan untuk pengembangan utilitas kota meliputi air bersih, listrik, telepon, persampahan, drainase dan sanitasi lingkungan.

b. Wilayah administratif Kota Payakumbuh di kelilingi oleh wilayah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, sehingga Kota Payakumbuh berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi hinterland wilayah Kabupaten 50 Kota dan sebagian Kabupaten

Tanah Datar. Fungsi pelayanan ini terutama dalam sektor perdagangan dan jasa, pendidikan, dan kesehatan. Dalam sektor perdagangan misalnya, Kota Payakumbuh berfungsi sebagai pasar bagi komoditi hasil-hasil pertanian dan industri yang dihasilkan di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Tanah Datar.

c. Payakumbuh juga merupakan Kota Pendidikan yang menampung penduduk dari Kabupaten Lima Puluh Kota dan Tanah Datar, baik pada tingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Begitu juga di sektor kesehatan dimana peranan Rumah Sakit Adnan WD juga dikenal sebagai rujukan bagi rumah sakit yang ada di kedua kabupaten di atas. Oleh sebab itu kerjasama kedua Pemerintah Daerah dalam sektor pendidikan dan kesehatan ini juga perlu ditingkatkan pada masa yang akan datang.

d. Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka diperlukan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) untuk menampung aspirasi para stakeholder yang ada dalam suatu daerah. Melalui pelaksanaan Musrenbang ini maka pelaksanaan pembangunan, baik antar sektor maupun antar wilayah akan lebih terpadu dan sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat. e. Untuk mewujudkan fungsi Kota Payakumbuh sebagai salah satu

Pusat Pengembangan Lokal di Provinsi Sumatera Barat, diperlukan peningkatan dan perluasan fisik prasarana daerah. Dalam hal ini prasarana daerah tidak hanya untuk melayani masyarakat warga kota tetapi juga untuk melayani wilayah hinterlandnya. Untuk mempercepat terwujudnya fungsi kota tersebut, dalam masa mendatang terdapat beberapa kegiatan strategis yang perlu diprioritaskan pembangunannya yaitu :

1. Pembangunan Pasar-Pasar Pembantu pada setiap Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK), yaitu SPPK II sampai SPPK V,

2. Pembangunan Rumah Potong Hewan dan Sentra Pemasaran Ternak,

3. Penyelesaian Pembangunan Jalan Lingkar Utara dan Lingkar Selatan.

4.5 PREDIKSI PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA 1. Bidang Sosial

a. Memperhatikan analisis internal dan eksternal, maka ditemukan rumusan persoalan utama. Persoalan utama yang ditemukan adalah mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran, perbaikan mutu pendidikan, menurunkan angka kematian bayi. Dengan demikian, proyeksi kondisi umum daerah mengacu kepada rumusan persoalan utama. Namun demikian rumusan prediksi juga mempedomani

konseksus pembangunan manusia mengacu kepada konsensus internasional tentang pendidikan Education for All (EFA) serta pembangunan manusia Millenium Development Goals (MDGs), dimana pencapaian konsensus diperkirakan akhir dari RPJP tahap ke-2. Dengan mengacu kepada konsensus dan amanah Undang- undang dasar 1945, Undang-undang yang terkait dengan pendidikan dan kesehatan, maka dirumuskan prediksi pembangunan manusia Kota Payakumbuh pada berbagai aspek.

b. Kota Payakumbuh diperkirakan akan mencapai Konsensus Milenium Development Goals (MDGs) lebih cepat dari yang ditargetkan, dan kondisi ini diharapkan rampung pada tahun 2012. Dengan melihat kondisi awal, maka diperkirakan pada tahun 2025 IPM Kota Payakumbuh akan dapat mencapai 82.

c. Pada kurun pembangunan 5 tahun pertama, maka pembangunan SDM memperkuat dan mempertajam kekhasan kualitas yang lebih lengkap, kesimbangan antara kecerdasan dan emosional, serta spritual masyarakat. Tiga komponen utama IPM, pencapaian pemerataan pendidikan dan perluasan kesempatan pendidikan, pencapaian Payakumbuh sehat 2010, dan peningkatan daya beli masyarakat, fokus utama diberikan pada penyelesaian berbagai aspek yang terkait dengan aspek kesehatan dan meningkatkan daya beli masyarakat. Pembangunan Manusia di Kota Payakumbuh mesti mempercepat penuntasan pendidikan dasar dan menengah disertai pengembangan keterampilan kerja masyarakat.

d. Pada tahun 2015 kebutuhan dasar minimum dalam membangun manusia Kota Payakumbuh direncanakan terpenuhi, sehingga semenjak 5 tahun pertama Kota Payakumbuh dibangun untuk memastikan pemecahkan persoalan kualitas manusia. Kualitas manusia terpilih dan fokus diberikan kepada penguatan bidang penguasaan ilmu dasar (matematika dan bisnis) dengan menghasilkan karakter generasi mendatang yang memiliki dan mempraktekan kesolehan sosial dan agamis dengan sesungguhnya. Pada tahap kedua 2010 pembangunan pendidikan diarahkan kepada memperkuat institusi penyelenggaraan pendidikan, baik pada jenjang dasar, maupun menengah. Dimana fokusnya adalah menyelesaikan persoalan internal efisiensi dan persiapan mutu. Pada tahap pembangunan ke-3 tahun 2015, dinyatakan sebagai kondisi dimana Kota Payakumbuh akan semakin mandiri, dan menghasilkan generasi yang mampu bersaing. Kemudian hingga tahun 2025 dilanjutkan sesuai dengan prestasi yang sudah dicapai sebelumnya. e. Proyeksi pengurangan kemiskinan didasarkan kepada target MDGs,

dimana pada tahun 2015 diharapkan angka kemiskinan tersisa menjadi dua per tiga dibandingkan dengan tahun dasar. Untuk itu mengingat persentase kemiskinan pada kisaran 6,1%, maka dalam

jangka panjang diharapkan tersisa menjadi 3%. Pengurangan kemiskinan dimaksudkan setidaknya 1% setiap periode pentahapan pembangunan.

f. Sejalan dengan itu proyeksi angka pengangguran mempedomani perkembangan rancangan ekonomi kota. Mengingat pada 5 tahun pertama fokus penanganan kemiskinan telah dijadikan sebagai fokus pembangunan, maka pada tahun 2025 diharapkan angka penganguran tersisa sebesar 5%. Jika rata-rata pertumbuhan ekonomi tercapai sebesar 5%, maka setidaknya dapat mengurangi angka penagngguran sebesar sekitar 2% point per periode tahapan pembangunan. Dari kenyataan kondisi ketenagakerjaan di atas, maka diprediksikan bahwa angkatan kerja akan semakin banyak dimasuki oleh wanita. Partisipasi angkatan kerja wanita dengan berpendidikan menengah akan semakin meningkat. Saat bersamaan diperkirakan setiap tahunnya akan meningkatkan total angkatan kerja.

2. Budaya

a. Terwujudnya kultur masyarakat kota yang mengedepankan penegakan dan penghormatan hukum legal dalam setiap aspek kehidupannya, menjunjung tinggi nilai moral-etika dan toleransi dalam aspek kehidupan bermasyarakat.

b. Terciptanya kesadaran budaya dan nilai-nilai persamaan, anti kekerasan serta nilai-nilai toleransi.

c. Terpeliharanya budaya yang dimiliki Kota Payakumbuh serta terbentuknya budaya inovatif yang berorientasi IPTEK dengan tetap memelihara dan mengembangkan budaya lokal.

d. Terjadi pergeseran nilai-nilai sosial kemasyarakatan di Kota Payakumbuh seiring dengan arus modernisasi dan globalisasi.

e. Terwujudnya kultur masyarakat yang mengedepankan nilai moral- etika dan toleransi dalam aspek kehidupan bermasyarakat.

f. Berkembangnya pariwisata di Kota Payakumbuh melalui kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat meningkatkan minat wisata.

g. Permasalahan sosial akan semakin kompleks, meliputi masalah anak jalanan, narkotika dan napza serta penyakit masyarakat lainnya.

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN