• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRASARANA DAN SARANA

2 4 TATA RUANG, PRASARANA DAN SARANA 2.4.1 TATA RUANG

2.4.2 PRASARANA DAN SARANA

1. Total panjang jalan di Kota Payakumbuh adalah 237,29 km yang terdiri dari Jalan Aspal 228,04 km (96,10%), Jalan Kerikil 3,71 km (1,56%), dan Jalan Tanah 5,54 km (2,34%). Jalan ini didukung oleh sarana penghubung berupa jembatan sebanyak 96 buah. Dengan selesainya pembangunan Jalan Lingkar Utara dan Jalan Lingkar Selatan sepanjang 22 km maka kondisi prasarana jalan dan jembatan di Kota Payakumbuh dapat dikatakan cukup baik. Jalan Lingkar Utara selanjutnya akan difungsikan sebagai Jalan Arteri Primer sehigga rute kendaraan besar seperti bus dan truk dapat dialirkan ke Jalan Lingkar ini. Jalan Arteri Primer Lama yang melewati Pusat Kota akan berfungsi sebagai jalan arteri sekunder sehingga dapat mengurangi kemacetan di pusat kota.

2. Sumber air bersih Kota Payakumbuh berasal dari 3 (tiga) mata air yang seluruhnya berada di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota. Ketiga sumber tersebut adalah Mata Air Batang Tabik, Mata Air Sikamuruncing dan Mata Air Sungai Dareh. Produksi air selama tahun 2009 dari ketiga sumber mata air tersebut, adalah sebagai berikut :

1.Sumber air Batang Tabik : 3.621.600 M3 2.Sumber air Sikamuruncing : 221.662 M3 3.Sumber air Sungai Dareh : 3.137.215 M3

Sistem penyediaan air bersih Kota Payakumbuh pada tiga sumber mata air seluruhnya dialirkan ke daerah pelayanan dengan menggunakan sistem gravitasi.

Daerah pelayanan meliputi seluruh kelurahan yang ada di Kota Payakumbuh, namun belum mencapai keseluruhan wilayah permukiman yang ada.

Seiring peningkatan jumlah penduduk Kota Payakumbuh, cakupan pelayanan air minum juga meningkat dari tahun ke tahun. dari data PDAM, pada tahun 2007 berjumlah 14.800 sambungan, tahun 2008 berjumlah 15.600 pelanggan dan tahun 2009 mencapai 16.417 sambungan pelanggan atau 87,9% dari jumlah penduduk. Sedangkan penyediaan layanan dari program lain seperti Pamsimas telah menambah cakupan pelayanan mencapai 88,8% dari jumlah penduduk.

Kualitas pelayanan yang diberikan PDAM kepada pelanggannya masih belum memadai, hal ini tampak dari jam pelayanan sebagai berikut :

a. 90% pelanggan menikmati air bersih 24 jam/hari. b. 5% pelanggan menikmati air bersih 20-22 jam/hari. c. 5% pelanggan menikmati air bersih 18-20 jam/hari.

Kondisi ini disebabkan kurangnya kapasitas produksi dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat akan air bersih serta kondisi pipa transmisi dan induk distribusi yang umurnya sudah lebih dari 27 tahun. Tingkat kehilangan air ditandai dengan kebocoran, dimana pada tahun 2008 sebesar 30,91% dan tahun 2009 naik menjadi 31,75%.

4. Sumber tenaga listrik berasal dari PLTA Maninjau dan PLTA Singkarak yang didistribusikan melalui gardu induk/kubikel dengan kapasitas tegangan 20 KV dengan daya 200 KVA. Jumlah pelanggan pada tahun 2005 tercatat sebanyak 24.956 pelanggan yag dilayani oleh PLN Kota Payakumbuh. Pola distribusi adalah mengikuti pola jaringan jalan dengan sistem pemasangan memakai kabel terbuka. Sedangkan pemakaian pesawat telepon sebagai sarana telekomunikasi di Kota Payakumbuh tercatat sebanyak 4.378 sambungan atau sekitar 26,70% dari kapasitas terpasang. Berkembangnya pemakaian telepon selular (hand phone) maka diperkirakan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan telekomunikasi ini tidak akan mengalami permasalahan di masa mendatang.

5. Sistem drainase Kota Payakumbuh tergolong baik karena terdapatnya saluran drainase alam dengan memanfaatkan sungai-sungai yang ada yang berfungsi sebagai saluran primer yaitu : (a) Sungai Batang Agam sepanjang 14,6 km dengan lebar 20 meter, (b) Sungai Batang Lampasi dengan panjang 11,6 km dan lebar 15 meter, (c) Sungai Batang Sinamar sepanjang 4,5 km dengan lebar 15 meter dan (d) Sungai Batang Anak Talang.

6. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kota Payakumbuh ada 2 (dua) lokasi, yaitu TPA Kubu Gadang dengan luas 2 (dua) Ha yang saat ini sudah penuh dan tidak dioperasikan lagi dan TPA Ampangan dengan luas 1,8 Ha, yang mulai dioperasikan sejak Januari 2006, pembebasan lahan seluas 17 Ha untuk TPA Baru.

Pemilahan sampah rumah tangga dan diproses menjadi kompos dilakukan melalui pilot project kerjasama dengan LPM Karang Taruna, yang lokasinya tersebar di :

a. Kec. Payakumbuh Timur : Kel. Bbalai Jariang Air Tabit, Kel. Padang Tiakar Hilir, Kel. Koto Baru Payobasung, dan Kel. Balai Batimah. b. Kec. Payakumbuh Barat : Kel. Tanjung Gadang, Kel. Kubu Gadang,

Kel. Koto Tangah, dan Kel. Balai Kandi.

c. Kecamatan Payakumbuh Utara : Kel. Balai Kaliki, Kel. Nan Kodok, Kel. Balai Jaring, Kel. Tarok.

Di Kota Payakumbuh jumlah sampah yang diantar ke TPA setiap tahunnya adalah sebanyak 52.560 m3 dimana 30% dari jumlah tersebut berupa sampah organik dan 70% sisanya adalah sampah non organik dengan waktu pengangkutan dari pukul 08.00 WIB – 09.00 WIB dan sore pukul 12.00 WIB. Saat ini Payakumbuh memiliki beberapa sistem pengolahan sampah, yaitu :

a. Tempat pembuangan akhir (TPA) di Kelurahan Ampangan dengan luas areal 1,8 Ha dengan memakai system Control Landfill untuk menampung volume sampah sebanyak 144m3/hari. Dan dengan melakukan daur ulang sampah organic yang terdapat di Pasar Ibuh Timur dengan kapasitas kompos yang dihasilkan 10 ton. Pemilihan sampah organik diproses menjadi kompos dilakukan melalui pilot project kerja sama dengan LPM/Karang Taruna, yang lokasinya tersebar di 12 kelurahan, yaitu: Kelurahan Balai Jaring Air Tabit, Kelurahan Padang Tiakar Hilir, Kelurahan Koto Baru Payobasung, Kelurahan Balai Batimah, Kelurahan Tanjung Gadang, Kelurahan Kubu Gadang, Kelurahan Koto Tangah, Kelurahan Bulakan Balai Kandi, Kelurahan Balai Kaliki, Kelurahan Nan Kodok, Kelurahan Balai Jaring, Kelurahan Tarok.

Penambahan lokasi direncanakan 9 kelurahan lagi. Di TPA Ampangan Kota Payakumbuh dilakukan composting dengan proses lubang ganti, yaitu sampah organik dimasukkan kedalam lubang yang berukuran 2 x 1 x 0,8 m sebanyak 2 buah, disiram dengan M4, dan ditutup dengan tanah penutup. Volume sampah yang dibuat kompos tersebut adalah sebanyak 3,2 meter per kubik perminggu Kompos tersebut kemudian dipasarkan ke Kota Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota dan Provinsi Riau.

b. Pengelolaan sampah medis dengan menggunakan metoda pembakaran incinerator. Pengelolaan sampah jenis ini digunakan untuk mengolah limbah medis dari rumah sakit dan puskesmas yang ada di Payakumbuh.

Untuk melakukan pengangkutan sampah dari lingkungan perumahan dan perkotaan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dibutuhkan prasarana pengangkut.

Kemudian seiring dengan berkembangnya jaringan jalan ring road utara dan selatan dan aksesibilitas antar wilayah, sistem penimbunan tersebut perlu diubah menjadi sistem terpusat, menggunakan pengangkutan dengan truk sampah (dump truck) ataupun menggunakan arm roll truck (dengan container) dan compactor truck menuju tempat pembuangan akhir di TPA. Kebutuhan terhadap lahan untuk pembangunan TPA saat ini masih dapat disediakan mengingat cukup tersedianya lahan kosong yang dapat dikembangkan di daerah

TPA Ampangan masih menggunakan sistem pengelolaan Open Dumping.

7. Jaringan Irigasi di Kota Payakumbuh sudah menggunakan beberapa jenis irigasi sebagai pengairan sawah, seperti irigasi teknis, semi teknis, dan juga irigasi sederhana yang masih digunakan. Sumber air dari irigasi tersebut berasal dari Batang lampasi, Sungai Beringin, Batang Agam, Sungai Dareh, dan Batang Tabik. Kelima sumber pengairan tersebut berasal dari Kabupaten 50 Kota.

Daerah-daerah irigasi yang dialiri sumber-sumber pengairan tersebut terdiri dari daerah irigasi pemerintah dan daerah irigasi desa. Daerah irgasi pemerintah terdapat sebanyak 12 daerah irigasi yaitu Batang Lampasi, Batang Pulau, Batang Talawi, Batang Agam, Batang Tabik, Sei. Bai, Sei. Talang, Bendung Beringin, Sei. Dareh, Batang Sikali, Bandar Ngalau, dan Bulakan.

2.5 SOSIAL BUDAYA