• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

JANGKA MENENGAH

PENDAPATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, 2014-2015

3.1.1.2 Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebagian besar bersumber dari pendapatan sumber daya alam (SDA) terutama SDA migas. Hal ini menyebabkan PNBP sangat dipengaruhi oleh perkembangan indikator ekonomi makro seperti ICP, nilai tukar, lifting minyak bumi, dan

lifting gas bumi. Indikator ekonomi makro tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan

SDA migas, yang merupakan sumber utama PNBP. Sedangkan PNBP nonmigas tidak terlalu 20,0 22,0 24,0 26,0 28,0 30,0 32,0 34,0 36,0 38,0 40,0 LKPP 2014

Unaudited APBN2015 APBNP2015 32,3

37,2 37,2

Triliun Rp

Sumber: Kementerian Keuangan

GRAFIK 3.5

PENDAPATAN BEA MASUK, 2014−2015

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 LKPP 2014 Unaudited APBN 2015 APBNP 2015 11,3 14,3 12,1 Triliun Rp

Sumber: Kementerian Keuangan

GRAFIK 3.6

Nota Keuangan dan APBNP 2015 3-9

terpengaruh oleh asumsi dasar ekonomi makro, sehingga gejolak yang terjadi pada perubahan indikator ekonomi makro tersebut tidak terlalu banyak mempengaruhi PNBP yang berasal dari sektor nonmigas. Khusus untuk pendapatan Pemerintah atas laba BUMN, akan mengalami penurunan seiring dengan kebijakan penurunan pay out ratio untuk beberapa BUMN yang terlibat pembangunan infrastruktur.

Perkembangan harga ICP pada akhir tahun 2014 memperlihatkan tren penurunan yang signiikan seiring dengan tren harga minyak dunia. Kondisi penurunan ICP tersebut berbeda signiikan dengan perkiraan asumsi yang ditetapkan dalam APBN tahun 2015 dengan rata-rata sebesar USD105 per barel. Selain itu, dilihat dari sisi produksi, perkembangan lifting minyak bumi dan lifting gas bumi juga mengalami penurunan terhadap target dalam APBN tahun 2015. Dalam APBNP tahun 2015 ICP ditetapkan sebesar USD60 per barel dari sebelumnya USD105 per barel. Sedangkan lifting minyak bumi dan gas bumi diperkirakan sebesar 825 MBOPD dan 1.221 MBOEPD.

Pemerintah juga terus berupaya untuk mengoptimalkan sumber-sumber PNBP lain selain SDA migas pada tahun 2015. Di sisi pendapatan SDA nonmigas, upaya dan kebijakan Pemerintah antara lain akan difokuskan pada optimasi pendapatan royalti (iuran produksi) dari pertambangan mineral dan batubara, terutama melalui upaya intensiikasi penagihan kewajiban pembayaran dan pengawasan produksi. Di sisi lain, optimasi PNBP lainnya dan BLU dilakukan antara lain melalui kegiatan intensiikasi dan ekstensiikasi sumber PNBP yang dikelola oleh K/L. Target Pendapatan Negara Bukan Pajak

PNBP dalam APBNP tahun 2015 diperkirakan mencapai Rp269.075,4 miliar, lebih rendah sebesar Rp141.265,6 miliar atau menurun sebesar 34,4 persen dari target dalam APBN tahun 2015. Turunnya target PNBP dalam APBNP tahun 2015 tersebut terutama dipengaruhi oleh perubahan asumsi dasar ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan PNBP yang akan diterapkan di tahun 2015. Tabel 3.8 memperlihatkan perkembangan PNBP tahun 2014 dan 2015.

LKPP

Unaudited

2 3 4 5=4/3

A. Pendapatan Penerim aan Sum ber Day a Alam 242.406,9 254.27 0,5 118.919,1 46,8

1. Pendapatan Minyak dan Gas Bumi 216.87 6,3 224.263,1 81.364,9 36,3 a. Pendapatan Minyak Bumi 141.058,8 1 7 0.342,3 61.584,0 36,2

b. Pendapatan Gas Bumi 7 5.817 ,5 53.920,8 19.7 80,9 36,7 2. Pendapatan Non-Minyak dan Gas Bumi 25.530,6 30.007 ,4 37 .554,3 1 25,2

a. Pendapatan Pertambangan Mineral dan Batubara 20.858,9 24.599,8 31.67 8,5 128,8

b. Pendapatan Kehutanan 3.699,7 4.57 4,0 4.7 1 3,3 1 03,0 c. Pendapatan Perikanan 216,4 250,0 57 8,8 231 ,5 d. Pendapatan Panas Bumi 7 55,5 583,7 583,7 1 00,0

B. Pendapatan Bagian Laba BUMN 40.314,5 44.000,0 36.956,5 84,0

C. PNBP Lainny a 86.219,4 89.823,7 90.109,6 100,3

D. Pendapatan BLU 29.599,6 22.246,8 23.090,2 103,8

#DIV/0! 398.540,3

410.341,0 269.07 5,4 65,6

Sumber: Kementerian Keuangan

TABEL 3.8

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK, 20142015 (miliar rupiah)

J U M L A H

Uraian

2014

APBN APBNP APBN% thd

1

Dalam tahun 2015 pendapatan SDA direncanakan mencapai Rp118.919,1 miliar, turun Rp135.351,3 miliar atau negatif 53,2 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN tahun 2015 sebesar Rp254.270,5 miliar. Penurunan pendapatan SDA tersebut disebabkan oleh perkiraan lebih rendahnya pendapatan SDA migas sejalan dengan penurunan asumsi ICP, lifting

migas serta terdepresiasinya nilai tukar rupiah yang digunakan dalam APBNP Tahun 2015. Dalam APBNP tahun 2015, pendapatan SDA migas diperkirakan mencapai Rp81.364,9 miliar, lebih rendah Rp142.898,2 miliar atau 63,7 persen dari target dalam APBN tahun 2015. Selanjutnya, dalam APBNP tahun 2015 pendapatan SDA nonmigas diperkirakan naik sebesar Rp7.546,8,0 miliar atau 25,1 persen dari target dalam APBN tahun 2015, yaitu menjadi Rp37.554,3 miliar.

Meningkatnya pendapatan SDA nonmigas tersebut terutama didorong oleh meningkatnya pendapatan dari pertambangan mineral dan batubara sebesar Rp7.078,7 miliar atau 28,8 persen dari target dalam APBN tahun 2015. Meningkatnya pendapatan SDA nonmigas dari pendapatan pertambangan mineral dan batu bara tersebut disebabkan oleh kebijakan optimasi target produksi mineral dan batubara, peningkatan tarif royalti sebagai hasil renegosiasi kontrak antara Pemerintah dengan beberapa kontraktor pertambangan, serta pelunasan piutang PNBP berdasarkan hasil audit BPKP yang akan dibayarkan pada tahun 2015. Target pendapatan SDA 2014—2015 dapat dilihat pada Graik 3.7.

Selanjutnya, pendapatan bagian laba BUMN ditargetkan turun 16,0 persen dari Rp44.000 miliar dalam APBN tahun 2015 menjadi Rp36.956,5 miliar. Turunnya target pendapatan bagian laba BUMN ini dikarenakan Pemerintah ingin meningkatkan peran BUMN sebagai agent of development

dalam rangka mendukung Agenda Prioritas (Nawacita) terutama dalam bidang kedaulatan energi, kedaulatan pangan, pembangunan infrastruktur, dan maritim. Untuk itu, Pemerintah menerapkan kebijakan payout ratio

yang tepat untuk mendukung penguatan

permodalan BUMN dalam peningkatan kapasitas, terutama untuk investasi capital expenditure. Target pendapatan bagian laba BUMN 2014—2015 dapat dilihat pada Graik 3.8.

30,0 35,0 40,0 45,0 LKPP 2014 Unaudited APBN 2015 APBNP 2015 40,3 44,0 36,9 Triliun Rp

Sumber: Kementerian Keuangan

GRAFIK 3.8

PENDAPATAN BAGIAN LABA BUMN, 2014−2015 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 LKPP 2014 Unaudited APBN 2015 APBNP 2015 216,9 224,3 81,4 25,5 30,0 37,6 GRAFIK 3.7 PENDAPATAN SDA, 2014−2015

SDA Migas SDA Nonmigas Triliun Rp LKPP Unaudited A PBN A PBNP 97 1 05 60 7 94 900 825 1 .224 1.248 1 .221 Sumber: Kementerian Keuangan

Lifting Miny ak (MBOPD)

Lifting Gas (MBOEPD)

201 4 201 5

Asumsi Makro ICP (US$/barel)

Nota Keuangan dan APBNP 2015 3-11

PNBP lainnya dalam APBNP tahun 2015 direncanakan mencapai Rp90.109,6 miliar, lebih tinggi Rp285,9 miliar atau 0,3 persen jika dibandingkan dengan target pada APBN tahun 2015. Peningkatan tersebut antara lain berasal dari pendapatan penjualan hasil tambang yang mengalami kenaikan sebesar Rp4.467,7 miliar atau 27,8 persen. Di samping itu, peningkatan tersebut juga didorong oleh adanya perbaikan administrasi pengelolaan PNBP, peningkatan pelayanan, serta revisi PP tentang tarif dan jenis PNBP yang berlaku pada beberapa K/L, sehingga diperkirakan akan menambah target PNBP lainnya yang berasal dari K/L sebesar Rp1.336,6 miliar atau 2,2

persen. Namun, sejalan dengan penurunan pendapatan SDA migas, pendapatan domestic market

obligation (DMO) minyak mentah juga mengalami penurunan, yaitu sebesar Rp5.518,4 miliar

atau 39,4 persen. Target PNBP lainnya 2014—2015 dapat dilihat pada Graik 3.9.

Sementara itu, dilihat dari pendapatan PNBP yang berasal dari enam K/L terbesar, hanya target PNBP pada Kementerian Hukum dan HAM yang mengalami peningkatan. Dalam APBNP tahun 2015, PNBP Kementerian Hukum dan HAM meningkat sebesar Rp222,7 miliar atau 5,5 persen disebabkan oleh adanya peningkatan PNBP dari penerbitan e-passport, pendaftaran idusia, pengesahan perseroan terbatas (PT), wasiat, legalisasi, serta pelaksanaan Diklat Penyusunan dan Perancangan Peraturan Perundang-undangan berdasarkan revisi PP tentang tarif dan jenis PNBP. Target PNBP yang berasal dari enam K/L terbesar Tahun 2014—2015 dapat dilihat pada Tabel 3.9.

APBN APBNP

1 Kementerian Komunikasi dan Informatika 10.708,8 12.381,2 12.381,2

2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2.062,2 2.421,5 2.421,5

3 Kepolisian Negara Republik Indonesia 4.795,0 4.358,5 4.358,5

4 Badan Pertanahan Nasional 1.765,0 1.936,3 1.936,3

5 Kementerian Hukum dan HAM 2.882,0 4.064,8 4.287,5

6 Kementerian Perhubungan 2.550,7 2.857,8 2.857,8

24.764,1 28.020,7 28.242,8

Sum ber: Kem enterian Keuangan

Jumlah 2014 APBNP 2015 TABEL 3.9 TARGET PNBP 6 K/L BESAR, 2014–2015 (miliar rupiah)

No. Kementerian Negara/Lembaga

20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 LKPP 2014 Unaudited APBN 2015 APBNP 2015 86,2 89,8 90,1 Triliun Rp

Sumber: Kementerian Keuangan

GRAFIK 3.9

Pendapatan BLU dalam APBNP tahun 2015 juga akan mengalami perubahan, yaitu meningkat sebesar Rp843,4 miliar atau naik 3,8 persen. Peningkatan tersebut berasal dari satker-satker di lingkungan Kementerian Kesehatan (BLU Rumah Sakit dan Balai Kesehatan) dan Kementerian Agama, dengan peningkatan masing-masing sebesar Rp797,5 miliar dan Rp45,9 miliar. Selain itu, sampai akhir Desember 2014, jumlah satker yang menerapkan pengelolaan keuangan BLU telah mencapai 137 unit. Target pendapatan BLU 2014—2015 dapat dilihat pada Tabel 3.10.