JANGKA MENENGAH
PENDAPATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, 2014-2015
3.2 Proyeksi Pendapatan Negara Jangka Menengah
Dalam jangka menengah (2016—2018) pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan terus mengalami akselerasi hingga rata-rata tumbuh di atas 7,0 persen. Dengan pertumbuhan
LKPP
Unaudited APBN APBNP
1 Pendapatan Jasa Rumah Sakit 9.142,2 7.494,1 8.349,8
2 Pendapatan Jasa Pendidikan 10.230,3 6.576,4 6.576,4
3 Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi 1.926,8 1.981,9 1.981,9
4 Pendapatan BLU Lainnya 8.300,3 6.194,5 6.182,2
29.599,6
22.246,8 23.090,2
Sum ber: Kem enterian Keuangan
No.
Jumlah
(miliar rupiah)
PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM, 2014−2015
TABEL 3.10 Uraian 2014 2015 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 LKPP 2014 Unaudited APBN 2015 APBNP 2015 4,7 3,3 3,3 Triliun Rp
Sumber: Kementerian Keuangan
GRAFIK 3.10
Nota Keuangan dan APBNP 2015 3-13
yang tinggi dan didukung kebijakan-kebijakan yang dirancang dalam upaya optimasi pendapatan negara, maka pendapatan negara diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang cukup signiikan sehingga kontribusinya semakin meningkat dengan tax ratio yang lebih optimal. Pendapatan perpajakan dalam jangka menengah tetap menjadi sumber utama pendapatan negara dengan kontribusi rata-rata sebesar 86,1 persen dari total pendapatan negara. Sementara itu, PNBP memberikan kontribusi rata-rata sebesar 13,9 persen, sedangkan pendapatan hibah memberikan kontribusi rata-rata sebesar 0,01 persen. Sebagai sumber utama pendapatan negara, Pemerintah terus berupaya meningkatkan pertumbuhan pendapatan perpajakan melebihi pertumbuhan PDB nominal.
Dalam rangka mendukung kesinambungan iskal, arah kebijakan pendapatan perpajakan dalam jangka menengah tetap difokuskan pada upaya optimasi pendapatan perpajakan tanpa mengganggu iklim dunia investasi dan usaha. Dalam jangka menengah, tax ratio Indonesia diupayakan mencapai 15,2 persen pada tahun 2018 (sesuai target RPJMN 2015-2025). Kebijakan pajak dan kepabeanan cukai untuk jangka menengah serta perkembangan tax ratio tercantum dalam Tabel 3.11, Tabel 3.12, dan Tabel 3.13.
No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh
1. Meningkatkan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka perolehan
data dan informasi transaksi ekonomi untuk penggalian potensi
2. Meningkatkan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka penegakan
hukum dengan aparat penegak hukum dan badan lainnya
3.
Pembentukan forum nasional instansi pengelola penerimaan negara 4.
Pelaksanaan pemeriksaan berbasis analisis risiko yang terukur
5.
Pelaksanaan pemeriksaan secara khusus terhadap wajib pajak tertentu
6. Pelaksanaan pemeriksaan bersama atau melibatkan pihak lain (Joint Audit)
7.
Secara bertahap melakukan peningkatan kapasitas pemeriksa
8. Memperluas basis wilayah kerja penanganan faktur pajak yang tidak
berdasarkan transaksi
9. Memperluas basis tindak pidana di bidang perpajakan melalui “taxing underground economy” (illegal, legal unreported, and legal reported)
10. Secara bertahap melakukan publikasi terhadap WP yang
diperiksa/disidik dalam rangka memberikan efek jera dan deterent effect
bagi WP lain
Pengawasan pembayaran masa
Peningkatan kualitas NJOP melalui kajian kewajaran dan kesebandingan/keseimbangan NJOP
Penggalian potensi pajak atas penilaian usaha Optimalisasi penggalian potensi sektoral
Perbaikan basis data perpajakan melalui digitalisasi SPT dan
16.
Peningkatan fungsi KPDE dan PPDDP sebagai unit pengolah data
TABEL 3.11
No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh 11.
Pengawasan pembayaran masa
12. Peningkatan kualitas NJOP melalui kajian kewajaran dan
kesebandingan/keseimbangan NJOP 13.
Penggalian potensi pajak atas penilaian usaha 14.
Optimalisasi penggalian potensi sektoral
15. Perbaikan basis data perpajakan melalui digitalisasi SPT dan
implementasi e-SPT dan e-filing
16.
Implementasi e-tax invoice secara menyeluruh
17.
Peningkatan fungsi KPDE dan PPDDP sebagai unit pengolah data
18. Kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka perolehan data dan
informasi transaksi ekonomi misalnya kerjasama dengan BI, OJK, BPS, Sucofindo, Kemenkominfo, Kemendag
19.
Surat Keterangan Fiskal (tax Clearance) berbasis teknologi Informasi
20. Mewujudkan data yang terintegrasi antar instansi atau lembaga
pemerintah dan tersistem dengan teknologi informasi
21. Pembenahan sistem administrasi PPN, PBB sektor perhutanan,
perkebunan, dan pertambangan (PBB-P3) serta Bea Materai 22.
Penyusunan rancangan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), Rancangan Undang-Undang Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perhutanan, Perkebunan, dan Pertambangan (PBB-P3) dan Rancangan Undang-Undang Bea Materai
23. Melanjutkan perbaikan regulasi di bidang perpajakan yang belum selesai
di tahun lalu
24.
Melaksanakan penataan organisasi DJP yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem
administrasi perpajakan modern sehingga mampu mendorong pencapaian tujuan organisasi yaitu mengumpulkan negara dari sektor perpajakan dan
memperoleh kepercayaan masyarakat
25. Meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pegawai pajak melalui
pendidikan dan pelatihan pegawai
26. Fleksibilitas dalam penerapan aturan di bidang kepegawaian diantaranya
kewenangan untuk melakukan proses rekrutmen dan pemberhentian pegawai
Nota Keuangan dan APBNP 2015 3-15
No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh
27. Membenahi sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi pegawai DJP agar dapat memotivasi pegawai terkait dengan tujuan organisasi yaitu mencapai target penerimaan perpajakan
28.
Pembentukan fungsional investigator internal di Direktorat KITSDA
29.
Memperkuat koordinasi dan komunikasi intern DJP
30.
Peningkatan kapasitas IT yang terpadu
31. Perbaikan Business Process, antara lain melalui office automation system
32.
Pemberian fleksibilitas tertentu dalam rangka proses transformasi
33. Penyuluhan perpajakan yang berfokus pada segmen calon Wajib Pajak, Wajib Pajak Baru dan Wajib Pajak terdaftar bukan termasuk kriteria baru
34.
Optimalisasi fungsi web pajak dan call centre pajak
No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh
1.
Mempelajari layanan informasi dan mengoptimalkan publikasi media guna membantu meningkatkan citra DJBC melalui pengembangan
website utama yang baru dan meluncurkan publikasi media melalui pengembangan tema dan pesan utama untuk publikasi.
2.
Menyelesaikan pembangunan manajemen risiko terintegrasi untuk
impor, ekspor, cukai, audit, dan Kawasan Berikat untuk meningkatkan tingkat akurasi pemeriksaan (hit rate).
3. Integrasi sistem kepabeanan dan cukai dengan goverment agencies
dan entitas pelabuhan atau bandara.
4. Pengembangan portal pertukaran data dengan BI, BPS, DJP, K/L terkait
5. Implementasi WTO Trade Facilitation Agreement (TFA)
Tabel 3.12
No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh
6. Implementasi ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN)
pada tahun 2017
7. Implementasi kenaikan tarif cukai hasil tembakau
8. Mengusulkan Barang Kena Cukai Baru bersama Badan Kebijakan
Fiskal
9. Mengusulkan komoditi baru yang dikenakan bea keluar bersama
Badan Kebijakan Fiskal
10.
Penyelarasan organisasi, SDM, dan infrastruktur dengan mandat
DJBC
11.
Memenuhi kebutuhan SDM, pengembangan pegawai berbasis kompetensi, sistem reward & consequence yang baik, dan jenjang karir yang jelas untuk pengembangan organisasi
12.
Mengembangkan infrastruktur yang selaras untuk mengeksekusi mandat dengan penggunaan peralatan yang ada secara optimal dan
penyediaan peralatan baru yang efektif
13.
Membangun proses yang terstruktur dan transparan dalam mengalokasikan dan mengelola sumber daya
14.
Implementasi kenaikan tarif cukai hasil tembakau dan tarif MMEA
15.
Penyelesaian integrated data base impor, ekspor, cukai, kawasan
berikat, dan audit 16.
Menggali potensi pajak perdagangan internasional melalui pengembangan sistem online dengan institusi yang merekam data transaksi perdagangan internasional tersebut
17.
Pemetaan dan penggalian potensi cukai dari sektor retail 18.
Pemeriksaan kepatuhan terhadap kewajiban kepabeanan dan cukai berdasarkan risk based audit
19.
Implementasi kenaikan tarif cukai hasil tembakau
20.
Mengusulkan Barang Kena Cukai baru bersama Badan Kebijakan
Nota Keuangan dan APBNP 2015 3-17
Dengan mempertimbangkan kebijakan jangka menengah tersebut dan didukung dengan membaiknya asumsi dasar ekonomi makro, maka diharapkan pendapatan perpajakan dalam jangka menengah diperkirakan dapat tumbuh rata-rata sebesar 14,5 persen per tahun. Dalam jangka menengah, kontribusi pendapatan perpajakan sebagian besar masih berasal dari pendapatan PPh serta PPN dan PPnBM, dengan pertumbuhan rata-rata masing-masing diperkirakan sebesar 15,5 persen dan 16,0 persen.
Pendapatan cukai dalam jangka menengah diperkirakan tumbuh sebesar rata-rata 4,6 persen. Faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan cukai dalam jangka menengah antara lain: (a) kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau; (b) kebijakan ekstensiikasi barang kena cukai; dan (c) extra effort dalam hal pelaksanaan program pemberantasan cukai ilegal.
Pendapatan pajak lainnya dan PBB ditargetkan tumbuh rata-rata 19,9 persen dan 6,3 persen dalam jangka menengah. Membaiknya kondisi perekonomian global dan domestik dalam periode tersebut diharapkan akan disertai dengan meningkatnya transaksi ekonomi, sehingga dapat mendorong pendapatan pajak lainnya yang terutama bersumber dari bea meterai.
Pendapatan bea masuk dalam jangka menengah diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata 4,9 persen per tahun. Faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan bea masuk adalah: (a) perbaikan ekonomi yang
mendorong meningkatnya volume perdagangan impor; (b) rata-rata tarif efektif bea masuk sebagai konsekuensi diberlakukannya FTA; dan (c) asumsi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
P e n d a p a t a n b e a k e l u a r dalam jangka menengah d i p e r k i r a k a n m e n g a l a m i pertumbuhan sebesar 3,5 persen. Faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan b e a k e l u a r a n t a r a l a i n : (a) membaiknya permintaan
0,00 500,00 1000,00 1500,00 2000,00 2500,00 2016 2017 2018 Triliun Rp GRAFIK 3.11
PROYEKSI PENDAPATAN PERPAJAKAN JANGKA MENENGAH, 2016-2018
Penerimaan DJBC Penerimaan DJP
Sumber: Kementerian Keuangan
Tax Ratio 2016 2017 2018
Art i Sempit (%) 1 2 ,9 7 1 3,36 1 3 ,7 3 Art i Luas (%) 1 4 ,3 1 1 4 ,4 9 1 4,65
Su m ber : Kem en t er ia n Keu a n g a n
Definisi:
Arti Sempit : Pajak Pusat/PDB
Arti Luas : Pajak Pusat, SDA Migas, dan Minerba/PDB
Tahun Dasar 2010 TABEL 3.13