• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

TEKS-TEKS BERMUATAN RADIKALISME, TOLERANSI DAN DEMOKRASI DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA

A. Materi Buku pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas (SMA)

1. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

a) Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X, Penulis: Endi Suhendi Zen dan Nelty Khairiyah.

Tabel 3.1

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas X No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Aku selalu dekat dengan Allah

Pengertian asma’ul husna, dalilasma’ul

husna dan makna asma’ul husna: Al-Karim,

Al-Mu’min, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami’,

Al-Adl dan Al-Akhir.

2 II Berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan keindahan diri.

Makna busana muslim/ muslimah dan menutup aurat, ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang perintah berbusana muslim/muslimah.

Sumber: Buku PAI Kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, materi pelajaran terbagi menjadi dua belas bab. Bab pertama menjelaskan tentang pengertian asma’ul husna, dalil asma’ul husna dan makna asma’ul husna: al-Karim,

al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-adl dan al-Akhir. Dari pembahasan

materi pada bab satu maka penulis menemukan bahwa bahwa materi ini mengandung muatan toleransi dan demokrasi. Hal tersebut tercermin dari perilaku yang dapat diperoleh dari mempelajari sifat-sifat Allah. Bab kedua menjelaskan

3 III Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian

Makna kejujuran, ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang perintah berlaku jujur 4 IV Al-Qur’an dan

hadits adalah pedoman hidupku.

Kedudukan Al-Qur’an , hadits dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

5 V Meneladani perjuangan Rasulullah di Mekkah

Substansi dakwah nabi di Mekkah, strategi dakwah Rasulullah Saw di Mekkah, reaksi kafir quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw, contoh-contoh penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah Saw dan para pengikutnya, perjanjian aqabah. 6 VI Meniti hidup dengan

kemulian

Makna pengendalian diri, prasangka baik dan husnuzzan, ayat-ayat Al-Qur’an tentang pengendalian diri, prasangka baik dan persaudaraan.

7 VII Malaikat selalu bersamaku

Makna iman kepada malaikat dan tugas-tugasnya,hikmah beriman kepada malaikat. 8 VIII Sayang, patuh dan

hormat kepada orang tua dan guru

Sayang, hormat dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru.

9 IX Mengelola wakaf dengan penuh amanah

Makna wakaf sebagai syari’at Islam, harta wakaf dan pemanfaatannya, pengelolaan wakaf dan problematikannya, prinsip-prinsip pengelolaan wakaf.

10 X Meneladani

perjuangan dakwah Rasulullah Saw di Madinah

Perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw, substansi dakwah Nabi di Madinah, strategi dakwah Nabi di Madinah.

11 XI Nikmatnya mencari ilmu dan indahnya berbagi pengetahuan

Makna menuntut ilmu dan keutamaannya, ayat-ayat Al-Qur’an tentang ilmu

pengetahuan, hadits tentang mencari ilmu dan keutamaannya.

12 XII Menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina

Makna larangan pergaulan bebas dan zina, ayat-ayat Al-Qur’an tentang hadits larangan mendekati zina.

tentang makna busana muslim/ muslimah dan menutup aurat, ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang perintah berbusana muslim/muslimah. Dari pembahasan materi pada bab dua maka penulis menemukan adanya bibit-bibit intoleransi dan radikalisme. Hal tersebut tercermin dari hukum wajibnya menutup aurat bagi perempuan. Bab ketiga menjelaskan tentang makna kejujuran, ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang perintah berlaku jujur. Dari pembahasan materi, secara implisit bab tiga mengandung indikator demokrasi. Hal tersebut tercermin dari perintah untuk berlaku jujur. Jujur adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai penentu kebijakan.

Adapun pokok pembahasan pada bab empat yaitu kedudukan al-Qur’an hadits dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam. Pembahasan ini di samping dapat menumbuhkan sikap toleransi dan demokrasi dengan penerimaan al-Qur’an, hadits dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam, materi ini juga dapat memicu tumbuhnya sikap intoleransi dan radikalisme. Hal tersebut tercermin dari adanya penolakan ijtihad sebagai sumber hukum Islam di samping Qur’an dan hadits karena al-Qur’an dianggap sudah sempurna. Selanjutnya pada bab lima, dijelaskan tentang Substansi dakwah Nabi di Mekkah, strategi dakwah Rasulullah Saw di Mekkah, reaksi kafir quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw, contoh-contoh penyiksaan quraisy terhadap Rasulullah SAW dan para pengikutnya, dan perjanjian aqabah. Baik secara eksplisit maupun implisit, materi ini mengandung muatan toleransi dan demokrasi. Hal tersebut tercermin dari pemaparan materi tentang bagaimana cara Rasulullah menghadapi kafir Qurays, bagaimana cara Rasulullah berdakwah sehingga dapat dijadikan contoh bagi para dai dan mubaligh tentang bagaimana seharusnya contoh berdakwah yang baik. Pembahasan materi ini juga dapat menjadi contoh bagaimana seharusnya manusia berinteraksi dengan manusia lain.

Pembahasan pada bab ke enam menjelaskan tentang makna pengendalian diri, prasangka baik dan husnuzzan, ayat-ayat al-Qur’an tentang pengendalian diri, prasangka baik dan persaudaraan. Secara eksplisit, materi ini mengandung muatan toleransi dan demokrasi. Hal tersebut tergambar dari materi tentang anjuran untuk berprasangka baik (husnuzzan) dan ayat-ayat tentang pengendalian diri dan persaudaraan sehingga orang akan lebih toleran terhadap orang lain. Bab berikutnya yaitu bab tujuh membahas tentang makna iman kepada malaikat dan tugas-tugasnya, dan hikmah beriman kepada malaikat. Secara implisit, materi ini mengandung muatan demokrasi. Hal tersebut terdapat pada perilaku jujur yang dapat tumbuh dari keyakinan bahwa manusia selalu diawasi oleh malaikat. Dengan meyakini adanya malaikat, maka orang akan selalu bersikap jujur dimanapun dan kapanpun. Bab berikutnya yaitu bab ke delapan. Bab delapan menjelaskan tentang sayang, hormat dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru. Secara implisit, materi ini juga memuat unsur toleransi yaitu anjuran untuk sayang dan hormat kepada orang tua dan guru.

Bab Sembilan menjelaskan tentang makna wakaf sebagai syari’at Islam, harta wakaf dan pemanfaatannya, pengelolaan wakaf dan problematikannya, prinsip-prinsip pengelolaan wakaf. Bab berikutnya yaitu bab sepuluh. Bab sepuluh memaparkan perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw, substansi dakwah Nabi di Madinah, strategi dakwah Nabi di Madinah. Secara implisit, materi ini mengandung muatan toleransi dan demokrasi. Hal tersebut tercermin dari hubungan yang terjalin antara orang muslim dan non muslim di Madinah. Dalam rangka menjalin hubungan

yang baik antara penduduk Madinah, Rasulullah membentuk sebuah perjanjian yang disebut Piagam Madinah. Bab selanjutnya yaitu bab sebelas yang menjelaskan tentang makna menuntut ilmu dan keutamaannya, ayat-ayat al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan, hadits tentang mencari ilmu dan keutamaannya. Secara implisit, materi ini mengandung muatan toleransi. Hal tersebut terdapat uraian tentang hadits mencari dan menuntut ilmu. Pada hadits tersebut diuraikan tentang persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam menuntut ilmu. Bab terakhir yaitu bab dua belas memaparkan makna larangan pergaulan bebas dan zina, ayat-ayat al-Qur’an tentang hadits larangan mendekati zina.

b). Buku teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XI, Penulis: Mustahdi dan Mustakim

Tabel 3.2

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XI No Bab Judul bab Materi Pembahasan

1 I Al-Qur’an sebagai pedoman hidup

Pentingnya mengimanai kitab-kitab Allah SWT, pengertian kitab dan suhuf, kitab-kitab Allah Swt dan para penerimanya.

2 II Hidup nyaman dengan perilaku jujur

Pentingnya perilaku jujur, keutamaan perilaku jujur, macam-macam kejujuran, petaka kebohongan dan hikmah perilaku jujur. 3 III Kepedulian umat

Islam terhadap jenazah

Perawatan jenazah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menyalati jenazah, menguburkan jenazah, ta’ziyyah (melayat), dan ziarah kubur.

4 IV Sampaikan dariku walau satu ayat

Pengertian khutbah, tabligh dan dakwah, pentingnya khutbah, tabligh dan dakwah, ketentuan khutbah, tabligh dan dakwah. 5 V Masa kejayaan

Islam yang

dinantikan kembali

Periodesasi sejarah Islam, masa kejayaan Islam, tokoh-tokoh pada masa kejayaan Islam.

6 VI Membangun bangsa melalui perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja

Pentingnya taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, etos kerja.

7 VII Rasul-rasul itu kekasih Allah Swt

Pengertian iman kepada rasul-rasul Allah Swt, sifat rasul Allah Swt, tugas rasul-rasul Allah Swt, hikmah beriman kepada rasul-rasul Allah Swt.

8 VIII Hormati dan sayangi orang tua dan gurumu

Pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru.

9 IX Prinsip dan praktik ekonomi Islam

Pengertian mu’amalah, macam-macam mu’amalah, syirkah, perbankan dan asuransi syari’ah.

10 X Bangun dan bangkitlah wahai pejuang Islam

Islam masa modern (1800-sekarang), tokoh-tokoh pembaharuan dunia Islam pada masa modern.

11 XI Toleransi sebagai alat pemersatu bangsa

Pentingnya perilaku toleransi, menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan.

Sumber: Buku PAI Kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, materi pelajaran terbagi menjadi sebelas bab. Bab pertama menjelaskan tentang pentingnya mengimani kitab-kitab Allah SWT, pengertian kitab dan suhuf, kitab-kitab Allah Swt dan para penerimanya. Secara eksplisit, materi ini mengandung indikator toleransi. Hal tersebut tercermin dari sikap menerima perbedaan kitab sebagai pedoman hidup. Akan tetapi, materi ini juga dapat menjadi penumbuh sikap radikal dan toleran apabila seseorang tidak mau menerima perbedaan yang ada dan hanya memandang bahwa ajaran dan kitabnyalah yang paling benar. Bab ke dua menjelaskan tentang Pentingnya perilaku jujur, keutamaan perilaku jujur, macam-macam kejujuran, petaka kebohongan dan hikmah perilaku jujur. Secara implisit, materi ini memuat indikator toleransi dan demokrasi bahwa setiap manusia harus mengutamakan kejujuran karena kebohongan hanya akan membuat manusia menjadi dibenci. Bahkan pentingnya kejujuran, maka wajar jika jujur menjadi slogan dari komisi pemberantasan korupsi (KPK). Bab ke tiga menjelaskan tentang perawatan jenazah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menyalati jenazah, menguburkan jenazah, ta’ziyyah (melayat), dan ziarah kubur. Materi ini secara implisit, di samping mengandung indikator toleransi yaitu anjuran melayat sebagai bentuk empati kepada keluarga mayat. Materi ini juga mengandung indikator radikalisme yaitu aperbedaan pendapat tentang anjuran ziarah. Di satu sisi, terdapat kelompok yang melarang ziarah kubur, namun disisi lain terdapat pula kelompok yang menganjurkan ziarah kubur. Jika materi ini tidak dijelaskan secara gamblang maka akan memicu perdebatan bahkan bukan tidak mungkin akan memicu perpecahan.

Bab keempat memaparkan tentang pengertian khutbah, tabligh dan dakwah, pentingnya khutbah, tabligh dan dakwah, ketentuan khutbah, tabligh dan dakwah. Materi ini bukan hanya mengandung toleransi akan tetapi juga bisa memicu tumbuhnya paham radikalisme. Muatan toleransi dapat dilihat dari bagaimana cara berdakwah yang dianjurkan dalam Islam. Dakwah haruslah disampaikan dengan baik. Selanjutnya, indikator radikalisme juga ditemukan dalam bab ini, indikator radikalisme dapat dilihat dari hadits nabi tentang bagaimana cara menghentikan kemungkaran yang ada. Apabila hadits tersebut dipahami secara literal maka akan menimbulkan intoleransi dan kekerasan. Selanjutnya bab lima, pada bab ini menjelaskan tentang periodesasi sejarah Islam, masa kejayaan Islam, tokoh-tokoh pada masa kejayaan Islam. Materi ini secara implisit mengandung bibit-bibit permusuhan dengan negara dan agama lain. Bibit permusuhan terkandung pada muatan materi sejarah Islam. Akan tetapi, pemaparan lebih banyak mengungkap tentang tokoh-tokoh Islam yang berjasa dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga bibit-bibit permusuhan dan kekerasan dapat dinetralisir. Bab berikutnya yaitu bab enam. Pada bab ini dijelaskan tentang pentingnya taat kepada aturan, kompetisi

dalam kebaikan, etos kerja. Berdasarkan pokok bahasan materi, maka dapat disimpulkan bahwa bab ini mengandung muatan toleransi. Hal tersebut terlihat dari adanya bahasan tentang kompetisi dalam kebaikan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kedudukan yang sama, baik buruknya manusia ditentukan oleh amal baiknya. Karena itu, manusia dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Bab ketujuh menjelaskan tentang pengertian iman kepada rasul-rasul Allah Swt, sifat rasul-rasul Allah Swt, tugas rasul-rasul Allah Swt, hikmah beriman kepada rasul-rasul Allah Swt. Pembahasan pada bab ini juga menunjukkan bahwa materi-materi ini mengandung muatan toleransi. Hal tersebut tercermin dari hikmah mengimani rasul-rasul Allah. Dengan mengimani hal tersebut, maka orang akan menerima bahwa Allah telah mengutus beberapa rasul kepada umat manusia. dengan demikian, maka dapat meminimalisir sikap suka menyalahkan umat lain yang berbeda. Bab kedelapan menjelaskan tentang pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru. Materi pada bab ini juga secara implisit mengandung muatan toleransi yaitu pentingnya hormat dan patuh pada guru dan orang tua. Bab selanjutnya yaitu bab Sembilan. Bab Sembilan memaparkan pengertian mu’amalah, macam-macam mu’amalah, syirkah, perbankan dan asuransi syari’ah. Secara implisit, materi ini di samping mengandung muatan toleransi tentang mu’amalah, materi ini juga mengandung bibit-bibit pertentangan. Hal tersebut tercermin dari adanya perbedaan pendapat tentang status bank konvensional. Di satu sisi, bank konvensional dikatakan haram karena menganut sistem bunga, namun disisi lain mengatakan syubhat bahkan mubah. Bab sepuluh. Bab ini menjelaskan Islam masa modern (1800-sekarang), tokoh-tokoh pembaharuan dunia Islam pada masa modern. Dilihat dari pokok pembahasan, materi ini sesungguhnya tidaklah mengandung muatan radikalisme tetapi lebih kepada demokrasi. Akan tetapi, materi ini bisa saja memuat bibit radikal, intoleran dan kekerasan apabila pembahasan materi masuk pada ide-ide pembaharuan dari para tokoh pembaharuan Islam yang sarat nuansa politik. Bab terakhir yaitu bab sebelas. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya perilaku toleransi, menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan. Secara eksplisit, materi ini mengandung muatan toleransi. hal tersebut tergambar dari pembahasan materi tentang pentingnya toleransi sebagai bentuk upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. c). Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XII, Penulis: Feisal Ghozaly dan

HA. Sholeh Dimyati

Tabel 3. 3

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XII No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Semangat beribadah dengan meyakini hari akhir

Memahami makna beriman kepada hari akhir, periode hari akhir, hakikat hari akhir, dan hikmah beriman kepada hari akhir.

2 II Meyakini qada dan qadar melahirkan semangat bekerja

Hakikat qada dan qadar, makna beriman kepada qada dan qadar, hikmah beriman kepada qada dan qadar.

3 III Menghidupkan nurani dengan

Perintah berpikir kritis, hakikat berpikir kritis, dan manfaat berpikir kritis.

berpikir kritis 4 IV Bersatu dalam

keragaman dan demokrasi

Demokrasi dalam Islam, demokrasi dalam syura, pandangan ulama (intelektual muslim) tentang demokrasi.

5 V Cerahkan nurani dengan saling menasehati

Perintah saling menasehati, adab dan metode menyampaikan nasihat (dakwah), hikmah dan manfaat nasihat.

6 VI Meraih kasih Allah dengan ihsan

Perintah berlaku ihsan, ruang lingkup ihsan, hikmah dan manfaat ihsan. 7 VII Indahnya

membangun mahligai rumah tangga

Anjuran menikah, ketentuan pernikahan dalam Islam, pernikahan menurut UU perkawinan Indonesia (UU No.1 tahun 1974), hak dan kewajiban suami istri, hikmah pernikahan.

8 VIII Meraih berkah dengan mawaris

Pengertian hukum waris atau kewarisan, dasar-dasar hukukm waris, ketentuan mawwaris dalam Islam, menerapkan syari’ah Islam dalam pembagian warisan, manfaat hukum waris Islam.

9 IX Rahmat Islam bagi nusantara

Masuknya Islam ke nusantara (Indonesia), strategi dakwah Islam di nusantara, perkembangan dakwah Islam di nusantara, kerajaan Islam, gerakan pembaharuan Islam di Indonesia.

10 X Rahmat Islam bagi alam semesta

Perkembangan Islam di dunia, masa kemajuan peradaban Islam di dunia, masa kemunduran peradaban Islam.

Sumber: Buku PAI Kelas XII terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas XII terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, materi pelajaran terbagi menjadi sebelas bab. Bab pertama menjelaskan makna beriman kepada hari akhir, periode hari akhir, hakikat hari akhir, dan hikmah beriman kepada hari akhir. Berdasarkan materi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya poin-poin pembahasan sifatnya netral, tidak mengandung muatan kekerasan maupun radikalisme. Bab kedua menjelaskan hakikat qada dan qadar, makna beriman kepada qada dan qadar, hikmah beriman kepada qada dan qadar. Materi ini secara implisit mengandung muatan intoleransi dan kekerasan. Hal tersebut tercermin dari contoh-contoh perilaku beriman kepada qadha dan qadar. Pengambilan contoh yang sifatnya sensitif seperti lesbian bisa memicu bibit-bibit ekslusivisme, fundamentalisme hingga liberalisme. Bab ketiga menjelaskan perintah berpikir kritis, hakikat berpikir kritis, dan manfaat berpikir kritis. Bab keempat menjelaskan demokrasi dalam Islam, demokrasi dalam syura, pandangan ulama (intelektual muslim) tentang demokrasi. Secara eksplisit materi ini mengandung muatan demokrasi. Hal tersebut tergambar dari demokrasi sebagai pokok pembahasan utama. Akan tetapi, materi ini juga bisa menjadi penyemai

radikalisme apabila pembahasan materi demokrasi justru lebih banyak mengutip pendapat dari tokoh berpaham radikal yang menganggap demokrasi sebagai sebuah sistem yang salah. Selanjutnya, muatan toleransi juga bisa saja tumbuh pada pembahasan ini, apabila materi ini disajikan dengan benar dengan menampilkan berbagai pendapat tokoh terkait makna demokrasi. Sehingga murid dapat membandingkan pendapat dari para tokoh.

Bab kelima menjelaskan perintah saling menasehati, adab dan metode menyampaikan nasihat (dakwah), hikmah dan manfaat nasihat. Materi ini disamping mengandung muatan toleransi tentang adab dan metode menyampaikan nasihat yang baik. Materi ini juga mengandung muatan radikalisme. Hal tersebut tercermin dari anjuran menghilangkan kemungkaran yang ada. Bab keenam menjelaskan perintah berlaku ihsan, ruang lingkup ihsan, hikmah dan manfaat ihsan. Materi ini sarat muatan toleransi. hal tersebut dapat dilihat dari anjuran untuk berlaku baik kepada sesama manusia tanpa memandang perbedaan ras, suku, bangsa maupun agama. poin toleransi juga diperjelas dengan adanya hadits nabi yang menyatakan bahwa tidak akan beriman manusia yang tetangganya tidak aman dari gangguannya. Secara implisit, hadits ini menganjurkan manusia tuk berbuat baik terhadap sesame manusia. Bab ketujuh menjelaskan anjuran menikah, ketentuan pernikahan dalam Islam, pernikahan menurut UU perkawinan Indonesia (UU No.1 tahun 1974), hak dan kewajiban suami istri, hikmah pernikahan. Materi ini pada dasarnya bersifat pengetahuan atau doktrin. Akan tetapi, adanya materi-materi yang bersifat eksklusif seperti larangan pernikahan beda agama dalam Al-Qur’an maupun UU perkawinan di Indonesia, adanya persyaratan Islam bagi calon mempelai menjadi sebuah indikator bahwa materi ini mengandung bibit radikalisme dan eksklusivisme.

Bab kedelapan memaparkan pengertian hukum waris atau kewarisan, dasar-dasar hukukm waris, ketentuan mawaris dalam Islam, menerapkan syari’ah Islam dalam pembagian warisan, manfaat hukum waris Islam. Indikator radikalisme terdapat pada ketentuan warisan dalam Islam. Adanya perbedaan pendapat tentang bagian laki-laki dan perempuan serta adanya pembagian warisan dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan tuntutan Islam dapat memicu bibit-bibit eksklusivisme maupun liberalisme. Bab Sembilan menjelaskan proses masuknya Islam ke nusantara (Indonesia), strategi dakwah Islam di Nusantara, perkembangan dakwah Islam di Nusantara, kerajaan Islam, gerakan pembaharuan Islam di Indonesia. Indikator toleransi tercermin dari proses masuknya Islam di Indonesia yang dilakukan baik melalui jalur perdagangan, pendidikan hingga perkawinan. Indikator toleransi juga terdapat pada poin pembahasan strategi dakwah para ulama dalam menyebarkan agama Islam yang sangat akomodatif terhadap budaya masyarakat Indonesia. Bab sepuluh menjelaskan perkembangan Islam di dunia, masa kemajuan peradaban Islam di dunia, masa kemunduran peradaban Islam. Indikator intoleransi dan kekerasan sangat mewarnai pembahasan ini. Adanya fakta sejarah yang menunjukkan hubungan yang tidak baik dengan barat serta agama lain dapat memicu tumbuhnya sikap eksklusif dan permusuhan.