• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan Refleksi

Pertemuan 1 1. Percaya Diri

2. Penelitian Tindakan Siklus 2

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka perlu diadakan tindak lanjut yang dilaksanakan pada siklus 2. Pelaksanaan tindakan siklus 2 memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

115 1. Rencana Tindakan

Dalam penelitian tindakan siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan. Rencana penelitian pada siklus ini tidak berbeda dengan perencanaan siklus 1. Pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan yang berbeda, yaitu dampak pengangguran dan perencanaannya terdiri dari: Pertemuan 1

Langkah pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1 pada penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan Rancangan Pertemuan Pembelajaran

Rancangan pertemuan pembelajaran dibuat oleh peneliti dan pengajar yang disesuaikan dengan RPP sebelumnya dengan materi tentang ketenagakerjaan. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pada kegiatan awal, pengajar menyampaikan materi pembelajaran tentang dampak pengangguran. Selanjutnya, pengajar tidak perlu lagi menjelaskan langkah penerapan metode diskusi kelompok silang, karena siswa telah mengerti tentang penerapan metode diskusi kelompok silang. Setelah itu, pengajar tanpa berfikir panjang menyuruh siswa untuk membentuk kelompok berdasarkan kelompok belajar yang telah dibuat seperti pada siklus 1, dimana siswa dibentuk menjadi 4 kelompok yang dalam 1 kelompok terdiri dari 8 orang.

116

Setelah pengajar menyiapkan lembar materi yang akan didiskusikan, pengajar memberikan materi tersebut kepada siswa dari baris ke-5 dari tiap kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok ahli, sekaligus, diberikan tanggung jawab untuk mendiskusikan materi kepada kelompoknya. Selanjutnya, setelah para siswa selesai mengkaji materi yang diberikan oleh kelompok ahli, pengajar meminta para kelompok ahli agar melakukan crossover ke kelompok lain untuk mendiskusikan dan mengkaji materi yang sama.

Selama pembelajaran, para siswa diamati secara individu berdasarkan 5 indikator kreativitas, yaitu: percaya diri, berfikir di luar kotak, menjadi pelopor, berani melawan arus, dan menghargai. Setelah selesai berdiskusi, pengajar menutup pertemuan pertama ini dengan berdoa dan salam penutup.

b. Mempersiapkan lembar kerja siswa

Lembar kerja siswa terdiri dari 2 jenis: 1) Lembar untuk merangkum hasil yang telah didiskusikan dengan kelompok, 2) Lembar materi yang diberikan oleh pengajar kepada tiap kelompok ahli.

c. Mempersiapkan lembar observasi kreativitas siswa

Lembar observasi digunakan untuk mengamati peningkatan kreativitas siswa yang terdiri dari lima indikator (percaya diri, berfikir di luar kotak, menjadi pelopor, berani melawan arus, menghargai).

117

Dari kelima indikator di atas maka katagori penilaian adalah: tinggi, sedang, rendah.

Pertemuan 2

a. Mempersiapkan rancangan pertemuan pembelajaran

Pada pertemuan kedua tidak berbeda dengan pertemuan pertama, dan materi yang dikaji adalah tentang upaya pemerintah menghadapi permasalahan tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, pengajar memilih baris ke-4 untuk menjadi kelompok ahli.

b. Mempersiapkan lembar kerja siswa

Lembar kerja siswa terdiri dari 2 jenis: 1) Lembar untuk merangkum hasil yang telah didiskusikan dengan kelompok, 2) Lembar materi yang diberikan oleh pengajar kepada tiap kelompok ahli.

c. Mempersiapkan lembar observasi kreativitas siswa

Lembar observasi digunakan untuk mengamati peningkatan kreativitas siswa yang terdiri dari lima indikator peningkatan kreativitas (percaya diri, berfikir di luar kotak, menjadi pelopor, berani melawan arus, menghargai). Dari kelima indikator tersebut, maka katagori penilaian adalah: tinggi, sedang, rendah.

d. Mempersiapkan soal

Peneliti membuat soal berdasarkan materi yang telah didiskusikan siswa selama pertemuan. Soal yang diberikan ke siswa untuk dikerjakan adalah soal pilihan ganda dengan jumlah soal 10

118

butir. Hasil belajar yang diperoleh akan diolah dengan tujuan ingin membandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh dari observasi pra penelitian untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah penerapan metode diskusi kelompok silang.

2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

Pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan metode diskusi kelompok silang siklus 2 pada pertemuan 1 dilaksanakan dengan jumlah 32 siswa. Pengajar memulai kegiatan sesuai dengan langkah pembelajaran yang ada di RPP yang sudah dibuat oleh pengajar dan peneliti. Pada awal pertemuan, pengajar membuka dengan salam pembukaan dilanjut dengan berdo’a. Pengajar mengabsen dan menanyakan kondisi dan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Pengajar melakukan apersepsi tentang program apa yang cocok untuk mengatasi masalah tenaga kerja, kemudian pengajar menyuruh siswa kembali ke kelompok yang telah dibuat pada siklus 1, yaitu 4 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 8 orang.

Siswa mulai bergabung dengan kelompok dan pengajar memilih kelompok ahli dari tiap kelompok untuk diberikan materi. Setelah itu, siswa bekerja dalam kelompok selama 60 menit. 30 menit pertama mendiskusikan materi dari kelompok ahli, 30 menit berikutnya, kelompok ahli yang telah di crossover giliran untuk saling berdiskusi tentang materi milik kelompok ahli yang di crossover.

119

Setelah pembelajaran selesai, peneliti dan pengajar berdiskusi membicarakan hasil dari proses pembelajaran dengan metode diskusi kelompok silang. Pada pertemuan 1, siswa sudah semakin baik dibandingkan pada siklus 1 dan nampaknya, siswa semakin mahir baik dalam memberi pertanyaan ataupun memberi tanggapan, bahkan siswa bisa memperdebatkan gagasan tentang bagaimana upaya yang tepat untuk mengatasi dampak pengangguran. Hal menariknya, siswa bisa menunjukkan kreativitas yang lebih mendekati katagori “tinggi”, dan hampir sebagian besar siswa dapat memahami kemampuan yang dimilikinya, sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang belum tentu siswa lain dapat lakukan.

Setelah mengetahui hal yang terjadi pada perlakuan awal, peneliti dan pengajar merencanakan langkah pembelajaran untuk perlakuan berikutnya. Pada perlakuan awal, kreativitas siswa sudah semakin baik untuk menuju ke katagori “tinggi” terutama pada indikator seperti percaya diri, berfikir diluar kotak, menjadi pelopor, berani melawan arus, dan menghargai.

Pertemuan 2

Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode diskusi kelompok silang siklus 2 pada pertemuan 2 dilaksanakan dengan jumlah sebanyak 32 siswa. Seperti pada pertemuan 1, siswa mulai bergabung dengan kelompok dan pengajar memilih kelompok ahli dari tiap

120

kelompok untuk diberikan materi. Setelah itu, siswa bekerja dalam kelompok selama 60 menit.

Pada pertemuan 2, siswa sudah mencapai tingkat tertinggi terhadap peningkatan kreativitas dari pada pertemuan sebelumnya. Siswa semakin percaya diri dengan kualitas yang ada pada dirinya. Siswa sudah tidak memperdulikan soal si A lebih baik dari si B, yang siswa tahu adalah mengeluarkan semua yang dimiliki dan terus mencoba tanpa pernah mengenal kata menyerah. Semua yang terjadi pada pertemua 2 adalah akhir yang menarik buat siswa, karena siswa telah banyak belajar dari kesalahan sebelumnya, dan mencoba untuk merubah mind set bahwa ada hal yang lebih penting dari pada sebuah nilai.

Setelah pembelajaran selesai, pengajar dan peneliti memberikan sebuah tes untuk mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran. Kemudian, mengidentifikasi kendala atau masalah untuk dicari solusinya. Kemudian data yang didapat selama pertemuan 1 sampai pertemuan 2 diolah sesuai dengan kelima indikator kreativitas siswa yang diamati. 3. Observasi

Observasi dilaksanakan selama kegiatan diskusi berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa yang ditunjukkan selama diskusi, yaitu pada saat berada dikelompok ahli dan dikelompok ahli “crossover”. Observasi dilakukan dengan dua orang, yaitu pengajar dan peneliti.

121

Lembar observasi peningkatan kreativitas siswa terdiri atas lima indikator (percaya diri, berfikir di luar kotak, menjadi pelopor, berani melawan arus, menghargai). Dari kelima indikator di atas maka katagori penilaian adalah: tinggi, sedang, rendah.

Adapun rincian hasil pengamatan peneliti pada siklus 2 saat penerapan metode diskusi kelompok silang di SMP N 6 Yogyakarta pada setiap siswa dapat dijelaskan melalui kelima indikator kreativitas siswa yang diamati, yaitu:

Pertemuan 1 1. Percaya Diri

Pada pertemuan 1, peningkatan kreativitas siswa pada tiap kelompok telah jauh lebih baik dari pertemuan ketiga siklus 1. Pada indikator percaya diri, hampir semua siswa pada tiap kelompok terlihat semakin baik. Siswa sudah terbiasa dan lebih berpengalaman dengan metode pembelajaran tersebut. Kreativitas siswa ditunjukkan dengan hilangnya sikap ragu saat diskusi baik dalam hal bertanya atau menanggapi jawaban dari teman kelompoknya. Hal terpenting yang masih belum hilang dari diri siswa adalah rasa malu. Sikap malu untuk beberapa siswa di kelompok lain telah hilang, namun masih terdapat beberapa siswa di kelompok 1 yang masih merasa malu, hal tersebut di karenakan tipe siswa yang kurang menyukai bila menjadi pusat perhatian orang lain. Intinya, biarpun rasa malu masih belum hilang, siswa tersebut tetap mempunyai keunggulan lain yang membuatnya

122

selalu tampil dengan percaya diri. Oleh karena itu, peningkatan siswa dalam hal percaya diri terus mengalami peningkatan.

Adapun jumlah siswa yang telah mengalami peningkatan pada indikator “percaya diri” akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 23: Kreativitas Siswa Indikator

“Percaya Diri” No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 17 2 Sedang 15 3 Rendah - Jumlah 32

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “percaya diri”, pada katagori “tinggi” sebanyak 17 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 15 siswa. Peneliti menyatakan peningkatan kreativitas siswa pada indikator “percaya diri” telah mengalami peningkatan dan jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

2. Berfikir Di Luar Kotak

Pada indikator ini, peningkatan yang terjadi adalah, siswa telah melakukan banyak hal berbeda antara siswa satu dengan yang lain baik dalam hal bagaimana siswa menanggapi dan menjawab pertanyaan atau bagaimana siswa memikirkan pemecahan pada masalah yang dihadapi. Bukan hanya itu, siswa dari kelompok 2

123

bahkan telah mempersiapkan alatnya sendiri baik itu smartphone atau tablet yang telah terkoneksi jaringan internet untuk mencari sumber belajar. Berikut ini adalah percakapan peneliti yang bertanya kepada siswa kelompok 2, pernyataanya adalah:

Saya: “wiiih, bawa hp sendiri-sendiri?”

Bila: “iya lah mas, secara aku gak mau di bully lagi sama temen-temenku karna kemaren tanggapan ku bisa disangkal. Ntar, kalau disangkal lagi aku dah ada senjata ini buat ngebales

sangkalannya”.

Hal tersebut, membuktikan peningkatan siswa untuk indikator “berfikir di luar kotak” bukan hanya sebatas pemahaman tapi juga secara tindakan. Siswa berkembang sampai sejauh ini karena siswa dapat berfikir dengan bebas, melakukan segalanya dengan sesuka hati dan melakukan sesuatu yang mungkin hanya siswa tersebut yang bisa melakukannya.

Pada pertemuan ini, peningkatan kreativitas siswa untuk indikator “berfikir di luar kotak” akan dijalaskan sebagai berikut:

Tabel 24: Kreativitas Siswa Indikator

“Berfikir Di Luar Kotak”

No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 21 2 Sedang 11 3 Rendah - Jumlah 32

124

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “percaya diri”, pada katagori “tinggi” sebanyak 21 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 11 siswa. Peningkatan kreativitas siswa pada indikator “berfikir di luar kotak” telah mengalami peningkatan jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya. 3. Menjadi Pelopor

Pada indikator ini, siswa semakin lebih baik dalam memerankan posisinya saat berada di kelompok diskusinya. Setiap siswa di tiap kelompok telah menunjukkan bagaimana siswa bisa memberikan berbagai alasan dan solusi pada tiap permasalahan dengan cara yang berbeda. Meskipun tidak semua siswa, tapi peningkatan pada indikator ini sangat besar. Semua siswa telah berusaha untuk tidak meniru apa yang ada pada orang lain. Siswa percaya, bahwa siswa bisa lebih baik dari pada orang lain.

Peningkatan indikator menunjukkan, bahwa hanya beberapa siswa yang mengalami peningkatan. Lebih jelasnya, akan dipaparkan jumlah peningkatan pada tabel di bawah ini:

Tabel 25: Kreativitas Siswa Indikator

“Menjadi Pelopor” No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 18 2 Sedang 14 3 Rendah - Jumlah 32

125

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “menjadi pelopor”, pada katagori “tinggi” sebanyak 18 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 14 siswa. Peningkatan kreativitas siswa pada indikator “menjadi pelopor” telah mengalami peningkatan dan jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

4. Berani Melawan Arus

Pada indikator ini, peningkatan siswa dari tiap kelompok sangat besar. Indikator “berani melawan arus” baru bisa mencapai katagori “tinggi” jika tiap individu mempunyai keberanian dan mental yang kuat. Siswa yang menunjukkan peningkatan pada indikator tersebut, kebanyakan adalah siswa yang memiliki sifat pemberani dan egois, jadi tanpa alasan apapun, siswa telah berhasil menunjukkan hal tersebut.

Peningkatan kreativitas yang terjadi pada indikator ini, akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 26: Kreativitas Siswa Indikator

“Berani Melawan Arus”

No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 21 2 Sedang 11 3 Rendah - Jumlah 32

126

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “percaya diri”, pada katagori “tinggi” sebanyak 21 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 11 siswa dengan persentase. Peningkatan kreativitas siswa pada indikator “berani melawan arus” telah mengalami peningkatan dan jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

5. Menghargai

Pada indikator ini, siswa di setiap kelompok sudah cukup mengalami peningkatan. Terdapat beberapa siswa dapat menghargai siswa yang lain bukan hanya sebatas menghargai apa yang diucapkan siswa tersebut, tapi siswa tersebut menghargai secara prilaku. Hal tersebut telah diterapkan oleh siswa di tiap kelompok, namun lebih dominan terjadi pada kelompok 4. Meskipun terdapat siswa yang kesusahan baik saat mencari jawaban atau menanggapi pertanyaan dan siswa tersebut tidak bisa menjawab sepenuhnya, siswa yang lain membantu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal yang diucapkan oleh siswa tersebut adalah:

“kita saling membantu karena kami punya sebuah batasan, dan kami menghargai keterbatasan itu”

Kalimat di atas adalah kalimat yang diucapkan oleh salah satu siswa yang mencoba untuk memahami keterbatsan yang dimiliki oleh siswa yang lain. Pemaparan untuk peningkatan kreativitas pada indikator “menghargai”, akan dijelaskan sebagai berikut:

127

Tabel 27: Kreativitas Siswa Indikator

“Menghargai” No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 20 2 Sedang 12 3 Rendah - Jumlah 32

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “menghargai”, pada katagori “tinggi” sebanyak 20 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 12 siswa. Kreativitas siswa pada indikator “menghargai” telah mengalami peningkatan dan jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

Tabel 28: Hasil Pengamatan Peningkatan Kreativitas Siswa

“Pertemuan 1”

No Indikator Tinggi Sedang Rendah Jumlah Siswa 1 Indikator 1 17 15 0 32 2 Indikator 2 21 11 0 32 3 Indikator 3 18 14 0 32 4 Indikator 4 21 11 0 32 5 Indikator 5 20 12 0 32 Jumlah 97 63 0 160

128

Setelah dikumpulkan skor peningkatan kreativitas siswa pada pertemuan 1 dengan jumlah dalam satu kelas adalah 32 siswa. Kemudian hasil tersebut akan dihitung dan diterjemahkan ke dalam skala likert. Untuk mengetahui hasil dari skor variabel, maka akan diuraikan sebagai berikut:

Menghitung Nilai Skor

Jumlah skor untuk yang menjawab ST = 0 x 5 = 0 Jumlah skor untuk yang menjawab T = 97 x 4 = 388 Jumlah skor untuk yang menjawab S = 63 x 3 = 189 Jumlah skor untuk yang selalu menjawab R = 0 x 2 = 0 Jumlah skor untuk yang selalu menjawab SR= 0 x 1 = 0 +

Jumlah Total = 577

Jumlah skor tertinggi = 5 x 160 = 800

Jumlah skor terendah = 1 x 160 = 160

Berdasarkan hasil di atas, jika melihat hasil dari keseluruhan indikator pada pertemuan 1, maka banyaknya siswa yang mengalami peningkatan kreativitas selama penerapan metode diskusi kelompok silang adalah: 577/800 x 100% = 72,125% tergolong "tinggi”.

Pertemuan 2 1. Percaya Diri

Pada pengamatan dipertemuan 2 ini, tidak ada perbedaan dari pertemuan sebelumnya. Jumlah peningkatan kreativitas siswa dengan katagori “tinggi” menjadi bertambah banyak dibandingkan dengan katagori “sedang”. Jumlah peningkatan kreativitas yang terjadi pada

129

siswa untuk indikator “percaya diri” sudah sangat tinggi dibandingkan pertemuan sebelumnya. kepercayaan diri yang nampak pada siswa membuktikan siswa telah melewati proses panjang untuk meningkatkan sikap percaya dirinya dari awal penerapan metode ini sampai sekarang.

Jumlah siswa yang mengalami peningkatan pada indikator “percaya diri” untuk pertemuan 2 ini sangat besar. Setiap pertemuannya siswa menjadi semakin lebih baik. Peningkatan pada indikator tersebut, pemaparannya akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 29: Kreativitas Siswa Indikator

“Percaya Diri” No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 25 2 Sedang 7 3 Rendah - Jumlah 32

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “percaya diri”, pada katagori “tinggi” sebanyak 25 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 7 siswa. Peningkatan kreativitas siswa pada indikator “percaya diri” telah mengalami peningkatan yang tinggi.

130 2. Berfikir Di Luar Kotak

Pada pertemuan ini, peningkatan siswa tidak berbeda dari pertemuan sebelumnya. Siswa pada pertemuan sebelumnya telah mengalami peningkatan dengan baik, siswa berhasil memecahkan berbagai masalah “kenapa hal tersebut dapat terjadi” dan “bagaimana solusi untuk menyelesaikannya” dengan cara yang berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Pada pertemuan ini, untuk jumlah siswa yang mengalami peningkatan sangat tinggi dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

Peningkatan kreativitas siswa pada indikator ini, pemaparannya akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 30: Kreativitas Siswa Indikator

“Berfikir Di Luar Kotak”

No Katagori Jumlah

1 Tinggi 24

2 Sedang 8

3 Rendah -

Jumlah 32

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “berfikir di luar kotak”, pada katagori “tinggi” sebanyak 24 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 8 siswa. Peningkatan kreativitas siswa pada indikator “berfikir diluar kotak” telah mengalami peningkatan yang tinggi.

131 3. Menjadi Pelopor

Pada pertemuan ini, peningkatan kreativitas pada indikator “menjadi pelopor” tidak berbeda jauh dari pertemuan sebelumnya. Jika pada pertemuan sebelumnya siswa telah menunjukkan bagaimana siswa mampu menjadi seseorang yang tidak suka meniru tapi lebih suka menjadi dirinya sendiri, pada pertemuan ini jumlah siswa untuk indikator tersebut telah mengalami peningkatan. Siswa menunjukkan bahwa, siswa bisa menjadi lebih baik karena siswa mengerti akan hal pada dirinya, sehingga apa yang dilakukan belum tentu bisa dilakukan orang lain.

Peningkatan pada indiktaor ini, jumlah siswa yang mengalami peningkatan, akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 31: Kreativitas Siswa Indikator

“Menjadi Pelopor” No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 25 2 Sedang 7 3 Rendah - Jumlah 32

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “menjadi pelopor”, pada katagori “tinggi” sebanyak 25 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 7 siswa.

132

Peningkatan kreativitas siswa pada indikator “menjadi pelopor” telah mengalami peningkatan yang tinggi.

4. Berani Melawan Arus

Pada indikator ini, siswa telah mengalami peningkatan dengan jumlah yang jauh lebih tinggi. Hampir semua siswa pada tiap kelompok telah mengeluarkan sifat beraninya, sehingga keberanian itu membuat siswa mempunyai jalan berfikir yang beda. Pertentangan dan perdebatan yang terjadi pada siswa, merupakan salah satu bentuk perbedaan yang membuat siswa akan selalu mengasah pemahaman untuk bisa terus bertukar pendapat dan pengalaman.

Peningkatan pada indikator ini, penjelasannya adalah sebagai berikut:

Tabel 32: Kreativitas Siswa Indikator

“Berani Melawan Arus”

No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 24 2 Sedang 8 3 Rendah - Jumlah 32

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “berani melawan arus”, pada katagori “tinggi” sebanyak 24 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 8 siswa.

133

Kreativitas siswa pada indikator “berani melawan arus” telah mengalami peningkatan yang tinggi.

5. Menghargai

Pada indikator ini, jumlah siswa pada pertemuan kali ini, telah mengalami peningkatan yang besar. Hampir semua siswa pada tiap kelompok telah menunjukkan sikap menghargai, baik dari segi bagaimana siswa menghargai orang lain yang sedang berbicara dan bagaimana siswa menghargai perbedaan baik dalam hal kelebihan maupun kekurangan.

Peningkatan pada indikator ini, penjelasannya akan dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 33: Kreativitas Siswa Indikator

“Menghargai” No Katagori Jumlah Siswa 1 Tinggi 29 2 Sedang 3 3 Rendah - Jumlah 32

Hasil tabel di atas mengenai peningkatan kreativitas siswa dari indikator “menghargai”, pada katagori “tinggi” sebanyak 29 siswa. Sedangkan, pada katagori “sedang” sebanyak 3 siswa. Kreativitas siswa pada indikator “menghargai” telah mengalami peningkatan yang tinggi.

134

Tabel 34: Hasil Pengamatan Peningkatan Kreativitas Siswa

“Pertemuan 2”

No Indikator Tinggi Sedang Rendah Jumlah Siswa 1 Indikator 1 25 7 0 32 2 Indikator 2 24 8 0 32 3 Indikator 3 25 7 0 32 4 Indikator 4 24 8 0 32 5 Indikator 5 29 3 0 32 Jumlah 127 33 0 160

Setelah dikumpulkan skor peningkatan kreativitas siswa pada pertemuan 2 dengan jumlah dalam satu kelas adalah 32 siswa. Kemudian hasil tersebut akan dihitung dan diterjemahkan ke dalam skala likert. Untuk mengetahui hasil dari skor variabel, maka akan diuraikan sebagai berikut:

Menghitung Nilai Skor

Jumlah skor untuk yang menjawab ST = 0 x 5 = 0 Jumlah skor untuk yang menjawab T = 127 x 4 = 508 Jumlah skor untuk yang menjawab S = 33 x 3 = 99 Jumlah skor untuk yang selalu menjawab R = 0 x 2 = 0 Jumlah skor untuk yang selalu menjawab SR= 0 x 1 = 0 +

Jumlah Total = 607

Jumlah skor tertinggi = 5 x 160 = 800

135

Berdasarkan hasil diatas, jika melihat hasil dari keseluruhan indikator pada pertemuan 2 peningkatan kreativitas siswa selama penerapan metode diskusi kelompok silang adalah: 607/800 x 100% = 75,875% tergolong "tinggi”.

Adapun hasil observasi peningkatan kreativitas siswa pada siklus 2 dari kelima indikator peningkatan kreativitas yang sudah disebutkan di atas dan disimpulkan ke dalam tiga katagori (tinggi, sedang, rendah) yang diringkas dalam sebuah diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 7: Diagram Peningkatan Kreativitas Siswa Siklus 2 Berdasarkan diagram dari 2 pertemuan di atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pada pertemuan 1, persentasi keberhasilan metode diskusi kelompok silang memberikan peningkatan yang lebih baik dari pertemuan 3 pada siklus 1. secara individu, meskipun sudah terdapat siswa dari tiap kelompok yang tingkat kreativitasnya berada pada katagori “tinggi”, tapi kali ini peningkatannya

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Tinggi (75,88%) Tinggi (72,13%)

136

sedikit lebih baik dibanding dengan pertemuan 3 siklus 1 dan dapat dilihat pada diagram berwarna merah, bahwa persentasi peningkatan kreativitas siswa pada pertemuan pertama yaitu “72,125%”.

2) Pada pertemuan 2, persentasi keberhasilan metode diskusi kelompok silang mengalami peningkatan yang jauh lebih baik. secara individu, banyak siswa dari setiap kelompok yang tingkat kreativitas pada awalnya tergolong katagori “sedang” meningkat menjadi “tinggi” dan jumlah populasi golongan dengan katagori “tinggi” meningkat lebih besar dari golongan katagori “rendah”.