• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

E. Tinjauan Diskusi Kelompok

Moh. Uzer Usman, (2008: 94) diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka

22

yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.

Jika diperhatikan, manusia adalah makhluk sosial. Maka, keberadaanya hanya dapat dikembangkan dalam kebersamaan dengan sesamanya. Manusia hanya mengenal dan membentuk diri dengan kebersamaan antar sesamanya. Manusia dan sesamanya menciptakan realitas sosial. Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar yang sesuai dengan maksud tersebut. Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan manusia dalam menanggapi dan memahami lingkungannya. Ketika manusia telah memahami hal tersebut, barulah manusia akan berusaha untuk menaklukan lingkungannya. Karena banyak manusia beranggapan hidup untuk bersaing. Lingkungan sebagai stimulus, selalu memberikan rangsangan kepada intensionalitas manusia untuk melakukan banyak hal dengan cara tertentu.

Kegiatan seperti pada paragraf sebelumnya, akan berlangsung secara optimal jika didukung motivasi yang kuat. T.Raka Joni, (1983: 22-24) terdapat indikator tinggi rendahnya CBSA yang berperan dalam strategi belajar mengajar yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Sikap siswa yang secara spontan dalam menggungkapkan pendapat secara berani.

2. Ketertarikan siswa pada sebuah tugas sebagai lawan dari kecenderungan menghindari tugas.

3. Belajar dari pengalaman yang sudah dialami sendiri.

23

5. Variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar yang diberikan.

6. Kualitas interaksi antar siswa, baik secara intelektual maupun secara sosial emosional.

Indikator yang telah disebutkan di atas maka, diskusi kelompok merupakan pilihan yang dianggap tepat dalam strategi belajar mengajar. Tidak hanya mengantarkan pada kegiatan instruksional tetapi, dapat memberikan tujuan tertentu kepada siswa. Di dalam diskusi kelompok, siswa diajarkan untuk menghargai pendapat orang lain, bersikap terbuka, mengaktualisasikan diri, dan percaya diri.

Membicarakan banyak hal tentang metode diskusi kelompok, terdapat berbagai macam bentuk metode diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok yang ada hanyalah merupakan variasi kegiatan. Wina Sanjaya, (2006: 157) terdapat berbagai macam diskusi kelompok dalam pembelajaran antara lain: 1. Diskusi Kelas

Merupakan diskusi kelompok dimana proses pemecahan masalah dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini yaitu pengajar membagi tugas, dan menentukan siapa yang akan menjadi moderator dan penulis. Lalu, narasumber (pengajar, siswa, atau ahli tertentu) memaparkan masalah yang harus dipecahkan. Kemudian, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan pada moderator. Setelah itu, narasumber memberi tanggapan dan terakhir, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

24 2. Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi yang dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan cara pengajar menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi kedalam sub masalah yang harus dipecahkan setiap kelompok kecil. Setelah selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3. Simposium

Metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah penyaji memberikan pandangan tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Diskusi Panel

Pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audien. Dalam diskusi panel audien tidak terlibat secara langsung tetapi, berperan sebagai peninjau para penelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, diskusi panel lebih efektif jika digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

Jika ditarik benang merah dari beberapa pernyataan di atas, disimpulkan bahwa teknik diskusi kelompok adalah suatu bentuk kegiatan yang bercirikan suatu keterikatan pada pokok masalah, dimana anggota diskusi itu secara jujur

25

berusaha memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari, dan sekaligus mempertimbangkan pendapat yang telah dikemukakan saat diskusi.

Pernyataan yang telah dijelaskan, sangat jelas formal sekali karena mengingat bahwa diskusi adalah komunikasi antar dua orang atau lebih yang membahas sesuatu untuk memecahkan permasalahan. Jika terdapat hal seperti adanya moderator atau penengah, hal semacam ini hanya formalitas saja.

Dari semua yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, inti dari diskusi kelompok merupakan suatu pertemuan dua orang atau lebih, yang ditunjukkan agar saling tukar pengalaman serta pendapat, dan menghasilkan suatu keputusan bersama. Dengan diskusi kelompok, maka siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama.

Berbagai jenis diskusi kelompok di atas tidak semua akan digunakan. Jenis metode diskusi kelompok yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode diskusi kelompok kecil yaitu, metode diskusi kelompok silang. Karena dalam metode diskusi kelompok silang, dapat merangsang kreativitas siswa dalam menuangkan ide saat memecahkan masalah yang diberikan pengajar. F. Tinjauan Diskusi Kelompok Silang

Saat ini, banyak metode belajar yang telah dibuat berdasarkan pengalaman berbagai landasan teori yang didapatkan melalui teori dari para ahli. Begitu pun dengan metode diskusi kelompok silang, metode ini tidak hanya dibuat berdasarkan keadaan dilapangan, tapi juga memikirkan kaidah berdasarkan teori yang pernah dilakukan oleh orang terdahulu sebagai landasan untuk memperkuat eksistensi metode.

26

Honey dan Mumfard dalam Soekamto dan Winata Putra, (1997: 147-150) pandangan untuk kelompok orang yang belajar memiliki empat macam golongan, yaitu:

1. Kelompok yang disebut dengan aktivis yaitu, kelompok orang yang berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman baru.

2. Kelompok yang disebut dengan reflektor yaitu, kelompok orang yang memiliki gaya berfikir berlawanan dengan aktivis. Orang yang reflektor sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan.

3. Kelompok yang disebut dengan ahli teori yaitu, kelompok yang memiliki pola fikir sangat kritis, suka menganalisis, selalu berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya.

4. Kelompok yang disebut dengan pragmatis, kelompok yang memiliki sifat praktis tidak suka panjang lebar dengan teori, konsep, dan dalil.

Teori lain yang dianggap mampu memberikan alasan kenapa metode diskusi silang dianggap dapat merangsang kreativitas adalah teori konstruktivisme vgotsky. Slavin, (2000: 256) terdapat tiga ide utama tentang perkembangan kognitif manusia yang pemaparannya adalah sebagai berikut:

1. Intelektual seseorang akan berkembang pada saat individu menghadapi ide baru dan sulit mengkaitkan ide tersebut.

2. Interaksi dengan orang lain secara tidak langsung akan memperkaya perkembangan intelektual.

27

Sebuah metode apapun memiliki unsur teori sebagai pijakan untuk memperkuat keberadaan metode tersebut. Metode diskusi kelompok silang merupakan metode dimana anggota yang disebut kelompok ahli, pindah dari satu kelompok ke kelompok lain secara bergantian selama diskusi berlangsung. Metode diskusi kelompok silang merupakan diskusi kelompok kecil yang didasarkan pada prinsip perwakilan. Metode diskusi kelompok silang memberikan kesempatan siswa untuk berbagi pengalaman, gagasan, mengajukan pertanyaan, mengkritik isu yang tidak mungkin dilakukan dalam satu kelompok besar. Berdiskusi, membantu mengklasifikasi dan memahami sudut pandang yang berbeda.

Syaful Bahri Djamarah, (2000: 17) terdapat keuntungan dalam penerapan metode diskusi kelompok silang diantaranya:

1. Membantu siswa mengenali apa yang dilakukan dan yang belum diketahui oleh siswa lain di dalam kelompok tersebut.

2. Membantu siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah dihadapi melalui pengalaman dari siswa yang lain.

3. Memberikan kesempatan bagi siswa pasif, malu dan terhambat untuk terbuka dengan siswa yang lain.

4. Membantu membangun ke kompakan kelompok serta meningkatkan keterlibatan para siswa dalam melaksanakan tugas kelompok.

5. Para peserta mengalami suatu pemahaman akan kepemilikan dan kreativitas. Jangkauan pengalaman yang beragam memungkinkan kelompok tersebut untuk menantang pengalaman yang dominan dan berfikir mengenai gagasan

28

dengan perumusan yang lebih baru. Dengan menggunakan metode diskusi kelompok silang, siswa diajarkan empat hal, yaitu:

1. Siswa diajarkan untuk menyampaikan pendapat atau ide dalam forum diskusi kelompok sendiri.

2. Siswa diajarkan untuk mengajukan satu atau dua pertanyaan kepada siswa kelompok yang mengungkapkan pendapat.

3. Siswa diajarkan untuk berusaha menjawab pertanyaan dari siswa kelompok lain berdasarkan pemahaman sendiri.

4. Siswa diajarkan untuk menelaah segala pendapat yang diberikan oleh kelompok lain, jika belum terbiasa menelaah secara cepat dari apa yang disampaikan, siswa diperbolehkan merangkum atau mencatat informasi yang dianggap penting.

5. Semua yang telah diajarkan, pada akhirnya siswa dengan sendirinya akan belajar untuk menghargai pendapat orang lain.

Pada dasarnya, manusia mampu mengetahui sesuatu dengan menggunakan inderanya. Interaksi terhadap objek dan lingkungan membuat manusia dapat melihat, mendengar, mereba, membau atau merasakan. Hanya, tinggal sejauh mana intensionalitas manusia dapat terus berkembang.

Metode diskusi kelompok silang, mengajak siswa berinteraksi langsung dengan siswa lain agar menemukan ide baru yang sebelumnya tidak ada dalam pengetahuannya. Selain itu, siswa lebih diarahkan untuk memahami dan memecahkan konsep terhadap masalah yang didiskusikan bersama kelompoknya.

29

Siswa dapat membangun pengetahuan di dalam benaknya, membangun arti sendiri dari apa yang telah dipelajari, bertanggung jawab terhadap hasil yang telah didapatkan. Pengajar dalam proses ini, hanya mengajar dan membuat informasi menjadi bermakna, dan relevan bagi siswa. Dengan memberikan kesempatan, maka siswa dapat menemukan atau menerapkan sendiri ide dan strategi yang digunakan untuk belajar. Pengajar diibaratkan seseorang yang memberikan tangga sehingga dapat membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik, namun harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut. Metode diskusi kelompok silang, mengarahkan siswa untuk berperan aktif. Strategi konstruktivistik sering menyebut hal tersebut sebagai pengajaran yang berpusat pada siswa.

Kesimpulan terhadap tinjauan metode diskusi kelompok silang maka, belajar menemukan masalah kemudian mencari penyelesaian berdasarkan pengetahuan dari diri sendiri ataupun sumber lain, dapat memberikan hasil yang paling baik meski sulit untuk melakukannya. Berusaha untuk menyelesaikan masalah, dapat memberikan efek pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan yang diperoleh dengan seperti itu, akan memberikan beberapa kebaikan yaitu:

1. Pengetahuan tersebut bertahan lama atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara lain.

2. Hasil belajar tersebut mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya.

30 G.Tinjauan Tentang Kreativitas Siswa

Siti Sumarni, (2005: 25) kreativitas merupakan tindakan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu demi tujuan tertentu. Melihat secara pandangan psikologis, kreativitas merupakan usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan yang dimiliki sesuai kehendaknya.

Mc. Donald dalam Oemar Hamalik, (2003: 158) kreativitas merupakan kemampuan dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan sesuatu yang kompleks. Kreativitas menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri manusia, sehingga akan mempengaruhi persoalan baik secara aspek psikomotorik, perasaan dan emosi.

Jika melihat kreativitas dalam aspek pembelajaran, Wisnu Brata, (1983: 3) kreativitas di dalam belajar merupakan segala tindakan yang memberikan perubahan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. A.M. Sardiman (2005: 75) kreativitas belajar dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk melakukan sesuatu, sehingga jika tidak mampu untuk melakukan, dapat memberikan atau memperlihatkan hasil yang kurang sesuai. Kreativitas sendiri memungkinkan kemampuan seseorang benggerak dan dapat memperkuat orang tersebut untuk bertingkah laku. Sehingga, perbuatan yang dilakukan seseorang, didukung dengan motivasi yang mendasarinya.

31

Dari pendapat di atas, pengertian kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan pada suatu kegiatan agar, tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat tercapai. Beberapa hal penting yang perlu diketahui tinjauan tentang kreativitas, antara lain:

1. Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Siswa

Di dalam kehidupan sehari-hari kreativitas banyak dipelajari, termasuk kreativitas saat belajar. Oleh karena itu kreativitas dapat timbul tenggelam yang disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya.

Dimyati dan Mudjiono (1994: 89-92) tewrdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas saat belajar dan hal tersebut tergantung dari motivasi yang dimiliki dari setiap orang:

a. Cita-Cita Siswa

Cita-cita merupakan target yang ingin dicapai. Penentuan target setiap siswa berbeda-beda. Target tersebut diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

b. Kemampuan Siswa

Saat belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan tersebut meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

32 c. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi kreativitas saat belajar berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi, pengajar lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.

d. Kondisi Lingkungan Siswa

Kondisi lingkungan merupakan unsur dari luar diri siswa, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Bagi pengajar, hal tersebut sangat penting karena pengajar terlibat langsung dalam pembelajaran siswa. Pengajar harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar membangkitkan kreativitas siswa.

e. Unsur Dinamis Dalam Belajar Siswa

Unsur dinamis dalam belajar merupakan unsur yang keberadaannya tidak stabil, kadang kuat, kadang lemah dan bahkan hilang, terutama pada hal yang sifatnya kondisional. Hal yang sifatnya kondisional misalnya, keadaan emosi siswa, gairah belajar, dan situasi belajar.

f. Upaya Pengajar Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud, yaitu bagaimana pengajar mempersiapkan diri saat akan membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa, dan lain-lain.

33 2. Prinsip Kreativitas Siswa

Kreativitas siswa, mempunyai peranan strategis dalam aktivitas belajar. Tidak ada seorang yang belajar tanpa tidak melakukan suatu tindakan. Tidak ada kreativitas berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan kreativitas lebih optimal, maka prinsip kreativitas siswa tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar. Sardiman, (2000: 83) terdapat fungsi dari prinsip kreativitas belajar adalah sebagai berikut:

a. Kreativitas Siswa Sebagai Dasar Penggerak Aktivitas Belajar

Siswa melakukan aktivitas belajar karena memiliki tenaga penggerak. Tenaga penggerak kreativitas berasal dari motivasi dasar yang mendorong siswa untuk belajar kreatif. Bila siswa telah termotivasi untuk belajar, maka siswa akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu, kreativitas telah terbentuk akan membuat proses belajar lebih mudah.

b. Dorongan Intrinsik Yang Membangun Kreativitas Siswa Dalam Belajar Banyak pengajar memutuskan untuk memberikan gaya belajar yang monoton kepada siswa. Siswa yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan segala pengarahan oleh pengajar agar menjadi siswa yang rajin. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian sikap tersebut membuat siswa menjadi ketergantungan terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, siswa juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh.

34

c. Dorongan Mempengaruhi Kreativitas Siswa Dalam Belajar

Meskipun hukuman diberlakukan dalam memicu kreativitas siswa dalam belajar, masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap siswa senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun. Memuji siswa berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja siswa. Hal tersebut memberikan semangat kepada siswa untuk lebih meningkatkan kreativitasnya. Tetapi, pujian yang diucap tersebut tidak asal diucap, harus sesuai pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan dalam memberikan pujian bisa bermakna mengejek.

d. Kreativitas Siswa Berhubungan Erat Dengan Belajar

Dalam kehidupan, siswa membutuhkan penghargaan. Perhatian, ketenaran, status, dan martabat, merupakan kebutuhan bagi siswa. Semua dapat memberikan dorongan bagi siswa dalam belajar untuk mampu menigkatkan kreativitasnya. Pengajar yang berpengalaman harus memanfaatkan kebutuhan siswa, sehingga dapat memancing kreativitas siswa agar menjadi anak yang gemar belajar.

e. Kreativitas Siswa Dapat Memupuk Optimisme Dalam Belajar

Siswa yang mempunyai kreativitas selalu yakin dapat menyelesaikan segala permasalahan. Siswa yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasil yang diperoleh akan berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

35

f. Kreativitas Siswa Melahirkan Prestasi Dalam Belajar

Berbagai penilitian selalu menyimpulkan bahwa kreativitas mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya kemampuan berfikir selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar siswa. Siswa yang menyenangi mata pelajaran tertentu, dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu.

3. Strategi Kreativitas Siswa

Beberapa pemaparan tentang prinsip kreativitas siswa, terdapat aspek penting untuk diketahui, yaitu strategi kreativitas siswa. Strategi kreativitas siswa, singkatnya merupakan cara bagaimana kreativitas yang telah muncul memberikan dukungan kepada siswa saat belajar.

Catharina Tri Anni, (2006: 186-187) terdapat beberapa strategi kreativitas siswa antara lain sebagai berikut:

a. Membangkitkan Minat Belajar

Pembelajaran sesuai minat merupakan cara untuk menunjukkan bahwa, pengatahuan yang dipelajari sangat bermanfaat bagi siswa. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi yang dipelajari dan cara untuk mempelajarinya.

b. Mendorong Rasa Ingin Tahu

Pengajar yang terampil mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode

36

yang dapat digunakan untuk membangkitkan kreativitas siswa dalam belajar.

c. Menggunakan Variasi Metode

Penggunaan metode yang bervariasi dapat membuat materi yang diberikan menjadi lebih menarik. Selain itu, menerapkan metode yang bervariasi dapat merangsang kreativitas siswa untuk belajar.

d. Membantu Siswa Dalam Merumuskan Tujuan Belajar

Merumuskan tujuan merupakan hal mendasar dalam membangun kreativitas siswa yang selalu belajar keras demi tercapainya tujuan. Apabila tujuan tersebut telah dirumuskan maka, kreativitas siswa akan semakin berkembang dengan sendirinya secara terus menerus tanpa disadari.

4. Indikator Kreativitas Siswa

Munandar, (2004: 35) dalam upaya membantu siswa mewujudkan kreativitas dalam belajar, perlu adanya latihan dalam keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat. Tugas pengajar dan orangtua harus dapat menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif siswa serta menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan. Namun, hal tersebut tidak cukup, di samping perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, perlu ada motivasi intrinsik pada siswa. Minat siswa untuk melakukan sesuatu harus tumbuh dari dalam diri atas keinginan sendiri.

Munandar, (1999: 20) untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran, berikut adalah indikator kreativitas siswa:

37 a. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif

- Keterampilan berpikir lancar yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

- Keterampilan berpikir luwes yaitu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda, dan mampu mengubah cara pendekatan.

- Keterampilan berpikir orisinal yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, dan mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian atau unsur.

- Keterampilan memperinci yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan, menambahkan, dan memperinci detil dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

- Keterampilan menilai yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, dan mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.

38 b. Indikator Kemampuan Berfikir Afektif

- Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, seperti: mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek, situasi, dan peka dalam pengamatan yang ingin diketahui. - Bersifat imajinatif yaitu mampu memperagakan atau membayangkan

hal yang belum pernah terjadi dan menggunakan khayalannya, tetapi tetap mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

- Merasa tertantang oleh kemajemukan yaitu terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi yang rumit, dan lebih tertarik pada tugas yang sulit.

- Sifat berani mengambil resiko yaitu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, dan tidak ragu karena ketidakjelasan seperti sesuatu yang tidak konvensional, atau kurang berstruktur.

- Sifat menghargai yaitu dapat menghargai bimbingan, pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat sendiri yang sedang berkembang.

Pada dasarnya kreativitas siswa merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang dalam melakukan sesuatu untuk mencapai hasil dan tujuan. Kreativitas sendiri merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Namun, membangkitkan kreativitas siswa tidaklah mudah, karena membutuhkan pemicu yang datangnya dari dalam diri atau luar diri.

39

Jadi kreativitas siswa merupakan penekanan ke proses yang dilakukan individu untuk membuat suatu perubahan yang baru. Secara keseluruhan dan hasil yang didapatkan, biasanya dengan bertambahnya pengalaman individu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Jadi, pada dasarnya kreativitas siswa merupakan sikap nyata pada siswa yang dilakukan untuk membuat sebuah perubahan saat belajar.

H.Tinjauan Tentang Mata Pelajaran IPS