• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Pembelajaran PAI Berbasis Kooperatif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Ada empat metode umum yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Ibrahim (2000: 20-29) empat metode tersebut sebagai berikut:

1. Student Teams Achievement Devision (STAD)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin, dkk. Di Univer-sitas Hopskin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan

STAD juga mengacu pada kelompok belajar, menyajikan informasi akademik batu setiap minggu dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas dipecah menjadi kelompok dengan beranggotakan 4-5 orang. Setiap ke-lompok harus heterogen, terdiri dari berbagai suku, dan kemam-puan rendah, sedang, dan tinggi. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling mem-bantu satu sama lain utuk memahami bahan pelajaran secara tu-torial, kuis, dan melakukan diskusi. Secara individual setiap min-ggu atau setiap dua minmin-ggu diberi kuis. Kuis tersebut diberi skor, dan setiap individu diberi skor perkembangan.

2. Jigsaw

Jigsaw telah dikembangkan olelh Elliot dan Aronson, dkk. Di Universitas texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin, dkk. Di Universitas Hopskin. Dalam penerapan jigsaw, siswa

161 Maju Bersama Pendidikan ~ Mukholifah

dibagi berkelompok dengan 5 atu 6 anggota kelompok belajar heterogen. Materi pelajaran diberikan siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempejari bagian ter-tentu bahan yang diberikan. Kemudian anggota kelompok kem-bali kekelompok asak dan mengajarkan apa yang telah dipelajari dalam kelompok ahlinya kepada teman kelompok sendiri.

3. Investigasi kelompok (group investigasion).

Investigasi kelompok merupakan metode pembelaja-ran kooperatif yang kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Metode ini dikembangkan oleh Thelan, kemudian diperluas dan dipertajam oleh Sharan, dkk. Dari Universitas Tel. Aviv. Metode pembelajaran ini memerlukan struktur dan norma kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang terpusat pada guru.

Dalam penerapan investigasi kelompok ini guru mem-bagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan beranggotakan 5 atau 6 orang siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus ini, kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakra-ban persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu. Selanjutnya siswa memilih topic untuk diselidiki, melakukan pe-nyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih tersebut. Se-lanjutnya menyiapkan dan mempersentasikan laporan kepada seluruh kelas. Sharan, dkk. menetapkan enam tahapan dalam in-vestigasi kelompok: (a) Pemilihan; (b) Perencanaan kooperatif; (c) Implementasi; (d) Analisis dan sintesis; (e) Presentasi hasil final; (f) Evaluasi.

4. Structural

Metode yang terakhir dalam pembelajaran kooperatif telah dikembangkan oleh Spenser Kagen, dkk (1993). Meskipun

162 Mukholifah ~ Maju Bersama Pendidikan memiliki persamaan dengan metode lain, metode ini memberi-kan penememberi-kanan pada penggunaan struktur tertentu yang diran-cang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Ada struktur yang dirancang untuk meningkatkan porelahan akademik dan struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan social atau keterampilan kelompok. Dua sistem struktur yang terkenal adalah thinkpair-share dan mumbered-head-together yang digu-nakan oleh guru untuk mengajarkan isi akademik dan atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu.

Tahapan penerapan Think-pair-share: Tahapan I Think (berpikir)

Guru mengajukan pertanayaan atau isu yang berhubun-gan denberhubun-gan pelajran, kemudian siswa diminta untuk memikir-kan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

Tahap 2 Pairing

Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain un-tuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap per-tama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan beberapa pertanyaan atau berbagai ide jika suatu persoalan khusus telah diindetifikasikan.

Tahap 3 Sharing

Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagai dengan seluruh kelas tentang apa yang mereka bicara-kan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sekitar sampai seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

163 Maju Bersama Pendidikan ~ Mukholifah

erative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student orient-ed). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membela-jarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam member-dayakan potensi siswa secara maksimal.

Dari beberapa keuntungan dari model pembelajaran co-operative learning seperti diuraikan di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengaja-ran salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi dan model pembelajaran yang digunakannya. Salah satu model yang dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan siswa adalah melalui model pembelajaran koperatif atau cooperative learning.***

DAFTAR PUSTAKA

http://nuriepoenya.student.umm.ac.id/2010/02/05/efektifitas-model-pembelajaran-cooperative-learning/

http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, University Press.

Lie, Anita, 2004. Memperaktikkan Kooperatif Learning Diruang Ke-las, Jakarta, PT. Gramedia.

Robert E. Slavin, 2008. Cooperative Learning, Bandung, Nusa Media.

165 Maju Bersama Pendidikan

H. Ma’ruf, M.Ag lahir di Pemangkat, 1 Januari 1971. S1 dan S2 bidang Pemikiran Pendidikan Islam. Sehari-hari sebagai staf pengajar Jurusan Tarbiyah STAIN Pontianak (sejak 1996 hingga sekarang).

Karya yang telah diterbitkan STAIN Pontianak Press: Ragam Pemikiran Islam (2011), Sejarah Peradaban Islam (2011). Sedangkan yang diterbitkan oleh Jurnal At-Turats di antaranya: Pendidikan Pluralitas dalam Piagam Madinah (1998), Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh (2009).

Penulis saat ini tinggal di Kota Khatulistiwa. Dari pernikahan dengan Rina Jawawi, diamanahkan untuk mengantar kedewasaan M. Hafiza Abshar dan Aula Aulia Zuhro. Ayah dua anak ini merupakan Lektor Kepala dengan mengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, Materi PAI Pendidikan Dasar dan Menengah, Pembelajaran SKI. Selain berkiprah di STAIN Pontianak juga menjadi dosen tamu di STIT Singkawang, STAIMA Sintang dan STIS Pontianak