• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Berkesinambungan

4. Tahapan-Tahapan PTK

Setidaknya ada 4 tahapan dalam pelaksanaan PTK yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan MC Taggar, 1992) yaitu: (a) Planing (rencana); (b) Action (tindakan); (c) Observation (penga-matan), dan (d) Reflection (refleksi).

a. Planing (Perencanaan)

Merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru se-belum melakukan sesuatu, diharapkan rencana tersebut berpan-dangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat menguasai hambatan. Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan men-dorong para praktisi tersebut untuk bertindak secara lebih efek-tif. Sebagai bagian dari perencanaan seorang partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dalam pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu.

b. Action (tindakan).

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model

94 Munawarah ~ Maju Bersama Pendidikan pembelajaran tertenu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan.

Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

c. Observasi (Pengamatan).

Observasi ini berfungsi untuk melihat dan mendoku-mentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukan-nya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tin-dakan, efek-efek tintin-dakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.

d. Reflection (refleksi).

Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpul-kan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya refisi terhadap peren-canaan yang telah dilaksanakan yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian Penelitian Tindakan dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian PTK dianggap sangat penting bagi pendi-dik.

Akhirnya alasan mengapa PTK merupakan suatu kebu-tuhan bagi guru yaitu untuk meningkatkan profesional seorang

95 Maju Bersama Pendidikan ~ Munawarah

guru, beberapa di antaranya:

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dia laku-kan dan muridnya. PTK dapat meningkatlaku-kan kinerja guru sehingga menjadi professional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bi-dangnya (lihat http://id.shvoong.com/socialsciences/educa tion/2158432definisipenelitiantindakan-kelas-ptk.).

2. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang dikelasnya. Pelaksanaan PTK tidak menggan-gu tugas pokok seorang menggan-guru karena dia tidak perlu menin-ggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan peneli-tian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembe-lajaran.

3. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi se-bagai implementasi dan adaptasi berse-bagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas prak-tek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga

96 Munawarah ~ Maju Bersama Pendidikan ningkatan mutu hasil instruksional, mengembangkan ket-erampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan (Wijaya dan Dedi, 2008:11).

Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa un-tuk merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran yang ber-mutu, menilai, dan mengevaluasi hasil pembelajaran diperlukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan meren-canakan, melaksanakan, mengamati, dan melakukan refleksi diri melalui siklus-siklus yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. PTK dapat membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, memungkinkan guru secara aktif mengem-bangkan pengetahuan, dan keterampilannya.

PTK akan menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan secara berkesinambungan, maka manfaat yang dapat diperoleh secara keseluruhan yaitu label inovasi pendidikan karena para guru se-makin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profe-sional secara mandiri. Sikap mandiri akan memicu lahirnya ”per-caya diri” untuk mencoba hal-hal baru yang diduga dapat menuju perbaikan sistem pembelajaran. Sikap ingin selalu mencoba akan memicu peningkatan kinerja dan profesionalisme seorang guru secara berkesinambungan. Sehingga proses belajar sepanjang hayat terus terjadi pada dirinya itulah sebabnya menjadi sangat penting penelitian tindakan kelas bagi para guru sebagai metode alternatif yang dapat digunakan oleh setiap guru.***

97 Maju Bersama Pendidikan ~ Munawarah

DAFTAR PUSTAKA

Dedi Dwitagama, 2008. Wijaya Kusuma, Mengenal Penelitian Tin-dakan Kelas, Jakarta: Indeks.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2158432-defini-si penelitian-tindakan-kelas-ptk.

Mansur Muslich, 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah, Malang: Bumi Aksara.

99 Maju Bersama Pendidikan ~ Syf. Khairiah

P

ENDIDIKAN di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal siswa. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan belajar yang mem-berdayakan siswa. Salah satu pendekatan yang memmem-berdayakan siswa dalah pendekatan kontekstual (CTL).

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

[8]

Pendekatan Pembelajaran PAI