• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya-upaya Pengembangan Komponen Kurikulum Pesantren al-Hamidiyah a Komponen Tujuan Kurikulum

KURIKULUM DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI PESANTREN AL HAMIDIYAH

B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Keagamaan di Pesantren al-Hamidiyah 1 Dinamika Pengembangan Kurikulum Keagamaan Pesantren al-Hamidiyah

2. Upaya-upaya Pengembangan Komponen Kurikulum Pesantren al-Hamidiyah a Komponen Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum tidak terlepas dari tujuan pendidikan itu sendiri. Bagi pendiri Pesantren al-Hamidiyah, tujuan dari pendidikan yang dicita-citakan pada awal mula pendirian pesantren sangatlah sederhana, yaitu untuk mewujudkan keinginan yang besar dalam menangani pengembangan dan pelestarian kegiatan pendidikan dan dakwah. Tujuan awal tersebut terus disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan keadaan. Ketika santri kian bertambah maka tujuan pesantren ini kian berkembang. Sebagaimana terdapat dalam buku pedoman umum Pesantren al-Hamidiyah (2000: 23), tujuan pendidikan Pesantren al- Hamidiyah adalah menghasilkan manusia muslim yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam, memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan sehat jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat guna mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, selain itu menghasilkan calon atau kaderisasi ulama yang mampu mengembangkan ajaran Islam ala Ahlu al-

Sunnah wal Jama‟ah dan melakukan dakwah Islamiyah ditengah masyarakat.

Tujuan Pesantren al-Hamidiyah kian berkembang disesuaikan berdasarkan perkembangan pendidikan unit lain yang merupakan bagian dari sistem pendidikan terpadu yakni antara pesantren dengan madrasah formal baik MTs maupun MA al- Hamidiyah program IPA dan IPS yang menerapkan pengetahuan keagamaan dan umum. Oleh karena itu, menurut Drs. Eridian Patrio Putra, Wakamad dan Kabid. Pendidikan dan Pengajaran, berdasarkan hasil wawancara pada 14 Maret 2016, tujuan dari pendidikan Pesantren al-Hamidiyah selain mereproduksi/kaderisasi calon ulama juga unggul dalam pengetahuan umum (intelektual). Namun, upaya untuk terus melahirkan calon ulama dapat terlihat pada santri Madrasah Aliyah program Keagamaan, kurikulum yang diterapkan lebih banyak menekankan pelajaran keagamaan dengan banyak pelajaran yang bersumber dari kitab-kitab kuning ulama klasik dan menekankan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran khususnya pelajaran keagamaan. Dengan kata lain, tujuan dari Pesantren al-Hamidiyah yakni mereproduksi/kaderisasi calon ulama-intelektual atau intelektual-ulama, ulama yang memiliki keilmuan agama dan keilmuan non agama dan intelektual yang paham ilmu keagamaan. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan zaman. Tujuan pesantren tersebut, baik ulama-intelektual maupun intelektual ulama, kedua-duanya mencerminkan adanya keutamaan ilmu. Penegasan tentang betapa utamanya

ilmu yang dilandasi dengan iman yang kuat disebutkan dalam firman Allah, sebagai berikut:

…

















“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. al- Mujadilah (58): 11)

Tujuan pesantren secara struktural diuraikan lebih rinci disesuaikan dengan visi dan misinya sebagaimana terdapat dalam brosur penerimaan santri baru tahun pembelajaran 2016/2017 diantaranya adalah:

1) Mendidik santri yang memiliki iman yang kuat dan kepercayaan yang mantap terhadap kebenaran seluruh ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW.

2) Mendidik santri agar beriman, berakhlak mulia, beramal salih, cakap, serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab atas kesejahteraan umat manusia dan masa depan negara Republik Indonesia.

3) Mendidik santri agar mampu berpikir rasional dilandasi dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan mampu menjabarkan pada agama Islam sehingga dapat mengembangkan prikehidupan masyarakat.

4) Mendidik santri agar memiliki kemampuan menuangkan buah pikirannya yang rasional, metodologi yang tepat dan mampu menuliskan sebagai karya tulis, laporan penelitian atau kajiaan telaah yang berguna bagi upaya peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu dakwahnya.

5) Tercapainya kehidupan baik di dalam maupun di luar pesantren berciri khas Islam dan nilai-nilai kepesantrenan.

Sedangkan, tujuan-tujuan kurikulum tercermin pada masing-masing bidang studi yang diajarkan, Kurikulum kepesantrenan/keagamaan Pesantren al-Hamidiyah biasa disebut dengan Kajian Islam. Program pembelajaran Kajian Islam merupakan bagian dari realisasi visi, misi dan tujuan yang telah diterapkan oleh Pesantren al Hamidiyah. Oleh karena itu, secara umum tujuan kurikulum program Kajian Islam tercermin pada masing- masing bidang studi/materi pelajaran sebagaimana terdapat pada profil Pesantren al- Hamidiyah diantaranya meliputi :

1) Al-Quran :

a) Mengerahkan santri kepada kemampuan membaca al-Qur‟an sesuai dengan kaidah-kaidah bacaan.

b) Mendorong santri untuk membiasakan membaca al-Qur‟an secara baik dan benar dan menjadikannya sebagai suatu kebutuhan.

c) Mengarahkan santri untuk menghafal surat-surat dan ayat-ayat pilihan

2) Tauhid/Aqidah Tauhid :

a) Menanamkan dan meningkatkan keyakinan bertauhid kepada Allah SWT, baik

tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah maupun tauhid ubudiyyah.

b) Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada santri agar menghayati dan meyakini rukun iman serta menjadikannya sebagai landasan perilaku dalam

kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan Allah SWT, dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitar.

c) Memberikan dasar utama dalam pembentukan kepribadian manusia sehingga menjadi manusia-manusia yang beriman sesuai dengan aqidah ahlussunnah wal Jamaah.

3) Akhlak:

a) Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada para santri agar menghayati dan meyakini akhlak Islam sebagai landasan perilaku dalam kehidupan sehari- hari.

b) Memberikan dasar utama dalam pembentukan pribadi muslim dengan mengarahkan santri menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

4) Fiqih:

a) Mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina santri untuk mengetahui, memahami, dan menghayati hukum Islam agar dapat diamalkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari hari.

b) Memberikan bekal kepada santri agar lebih mampu memahami ajaran Islam dalam aspek hukum.

5) Hadits:

a) Mendorong, membimbing dan membina kemampuan para santri dalam membaca kitab kitab hadis serta dalam memahami arti dan pokok kandungannya sehingga dapat meningkatkan ilmu , iman dan takwa kepada Allah SWT.

b) Melatih para santri dalam memahami menghafal dan mengamalkan Hadits-hadits Nabi SAW.

6) Ilmu Hadits:

Memberikan bekal ilmu kepada para santri untuk memahami Hadits-hadis Nabi SAW sebagai sumber kedua ajaran Islam sesudah al-Qur‟an, serta menseleksi Hadits-hadits yang sahih, dari Hadits Nabi yang daif, maudu‟ dan lain-lain.

7) T a f s i r:

a) Mengarahkan santri kepada pemahaman dan penghayatan terhadap isi dan kandungan al-Qur‟an yang kemudian diharapkan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Melatih para santri untuk memahami ayat-ayat al-Qur‟an (pilihan).

8) Ilmu Tafsir:

Memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada para santri untuk memahami ayat-ayat al-Qur‟an sebagai wahyu dan sumber utama ajaran Islam yang mencakup bahan kajian tentang pokok pokok ilmu tafsir.

9) Usul Fiqh :

Memberikan bekal kepada para santri agar lebih mampu memahami metodologi

istimbat hukum Islam serta mempraktekkan metode istimbat tersebut untuk menggali hukum hukum Islam tentang masalah masalah kontemporer dari nas al-Qur‟an, al- Sunnah, Ijma‟ dan fatwa sahabat.

10) Bahasa Arab :

a) Memberikan bekal kemampuan berbahasa Arab kepada para santri untuk memahami dan mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan Islam dan ajaran Islam serta mengembangkan hubungan antar bangsa dan negara negara Islam. b) Memberikan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Arab baik secara pasif

maupun aktif untuk memahami ajaran agama Islam yang asli dari sumber pokoknya.

c) Memberikan dasar-dasar bahasa Arab sebagai bekal untuk pengembangan lebih lanjut di pendidikan tinggi.

d) Pelajaran bahasa Arab meliputi keterampilan membaca menyimak, berbicara, mengungkapkan dan menulis dalam bahasa Arab yang diajarkan secara terpadu, unsur-unsur berbahasa seperti tata bahasa, kosakata, pelafalan, dan ejaan diajarkan sebagai dasar untuk menunjang kelima keterampilan tersebut.

b. Komponen Materi/Isi Kurikulum

Pada dasarnya kurikulum Pendidikan Pesantren al-Hamidiyah memadukan antara kurikulum pemerintah dan kurikulum yang disusun oleh Pimpinan dan Pendiri Pesantren al-Hamidiyah. Kedua macam kurikulum tersebut diintegrasikan sehingga menjadi kurikulum terpadu. Oleh karena itu, para santri harus menempuh seluruh kurikulum tersebut tanpa membeda-bedakan kedua kurikulum tersebut.

Kurikulum yang disusun merupakan perluasan terhadap materi-materi pelajaran agama yang bersumber dari teks-teks kitab klasik, di samping pengembangan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan agar para lulusan Pesantren al-Hamidiyah memiliki keunggulan-keunggulan dibanding lembaga pendidikan lain, khususnya dalam dalam kemampuan untuk mengakses kitab-kitab kuning dan berkomuikasi dengan bahasa Arab dan Inggris yang sangat diperlukan bagi ulama, da‟i dan muballigh pada era modern. Pesantren al-Hamidiyah menerapkan Sistem Pendidikan Integral (Terpadu) yaitu sistem pendidikan yang menyatukan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan proses pendidikan dan pengajaran termasuk didalamnya proses belajar mengajar untuk menghasilkan santri/siswa yang berkualitas dan berwawasan luas serta mampu menjawab tuntutan zaman. Satuan unit pendidikan yang secara integral (terpadu) dengan pesantren al- Hamidiyah adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) al-Hamidiyah dan Madrasah Aliyah (MA) al-Hamidiyah.

Adapun pelaksanaan pendidikan madrasah dengan kepesantrenan secara struktur berkembang mandiri yakni antara madrasah dengan kepesantrenan melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan kurikulum masing-masing kecuali untuk Madrasah Aliyah program Keagaman. Namun, secara tidak langsung ada keterkaitan dalam artian Pesantren al-Hamidiyah memadukan pendidikan formal melalui madrasah, pendidikan non formal melalui pesantren dan masjid, dan pendidikan informal melalui asrama, selama 24 jam seluruh aktivitas pendidikan dilaksanakan. Pendidikan formal madrasah dan non formal kepesantrenan/kajian Islam dilaksanakan dengan tujuan memberikan pengetahuan secara akademik dan pendidikan informal yakni melalui asrama dengan tujuan pembentukan karakter dan akhlak mulia. (Wawancara dengan Drs. Eridian Patrio Putra, Wakamad dan Kabid. Pendidikan dan Pengajaran, 14 Maret 2016)

Mutu pendidikan pada dasarnya tidak terlepas dari kurikulum yang digunakan dan dilaksanakan oleh sebuah institusi pendidikan. Pesantren mempunyai ciri khas tersendiri dalam dunia pendidikan yaitu pendidikan yang memberikan pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Pesantren al-Hamidiyah mengembangkan kurikulum kombinasi yang

memadukan kurikulum pesantren salafiyah dan modern yang lazim dikenal dengan sistem

salafiyah asriyah.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Pesantren al-Hamidiyah memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi landasan, sebagaimana tertuang dalam buku pedoman umum Pesantren al-Hamidiyah (2000: 9-12) diantaranya, yaitu:

1) Nilai-nilai dasar agama, meliputi: bidang Aqidah mengikuti faham Ahlussunnah wal

Jama‟ah; bidang Syari‟ah atau Fiqh mengikuti salah satu dari Madzhab Empat (al-

Madzahib al-Arba‟ah), yaitu Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi‟i dan Hambali; bidang Tasawuf atau Akhlak mengikuti faham transenden mystical yang dikembangkan oleh Imam al-Ghazali dan al-Junaidi.

2) Nilai-nilai Pendidikan didasarkan pada :

a)

Landasan Filosofi, yaitu bertujuan mendidik para santri agar menjadi calon atau kader „ulama warasah al-anbiya‟ yang akan memperjuangkan tegaknya ajaran

Islam ala Ahlussunnah wal Jama‟ah, sesuai dengan firman Allah SWT, yaitu:





















“…Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah

ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al-Fatir

(35): 28)

b) Landasan Psikologis, yaitu dengan memahami keadaan psikologis santri serta dapat memberikan situasi-situasi belajar yang tepat kepada mereka agar mereka dapat mengembangkan bakat dan minatnya sebagai kader ulama warasah al- anbiya.

c) Landasan Sosiologis, yaitu para santri dikenalkan dan didik norma-norma dan adat istiadat masyarakat dan santri harus berusaha menyumbangkan derma baktinya untuk memajukan masyarakat.

Kurikulum kepesantrenan Kajian Islam Pesantren al-Hamidiyah dilaksanakan diluar jam madrasah formal yang dimulai dari waktu Subuh dan dilanjutkan setelah ba‟da Ashar dan selesai hingga pukul 21.00 yang dilaksanakan mulai hari Senin hingga Ahad.

Tabel 4.4