• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Pendidikan Karakter

OLAH RASA DAN KARSA

7. Pentingnya Pendidikan Karakter

Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa ini, terutama di kalangan siswa, menuntut diselenggarakannya pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membantu para siswa

membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu seperti rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, adil dan membantu siswa untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri.

Sesungguhnya akhlak adalah ciri khas seorang muslim yang sejati, ia menjadi cara berinteraksi yang paling baik serta menjadi sarana dakwah yang paling sukses. Ia juga menjadi jalan yang paling cepat untuk sampai ke hati sehingga dicintai, dihormati dan dikasihi dan disenangi.

Akhlak menjadi neraca keberuntungan umat, pondasi kemajuannya dalam segala bidang, kunci bagi hati dan menjadi penyebab lapangnya dada. Ia adalah jalan kebahagiaan yang diwasiatkan oleh Rasulullah.89

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengertahun (cognitive), perasaan (feeling).

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis dan berhasil dalam berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.

Di Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter saat ini memang dirasakan sangat mendesak. Gambaran situasi masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pengutamaan (mainstreaming) implementasi pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila mengingat makin meningkatnya tawuran antar

89Sulaiman bin Abdullah, Inilah Islam Sumber, Karakteristik dan Keistimewaan, (Bekasi : Sukses Publishing, 2011), h. 259.

pelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya terutama di kota kota besar, pemerasan/kekerasan (bullying), kecendrungan dominasi senior terhadap yunior, fenomena suporter bonek, penggunaan narkoba, dan lain-lain. Bahkan yang paling memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat jujur pada anak-anak melalui Kantin Kejujuran di sejumlah sekolah, banyak yang gagal, banyak usaha kantin Kejujuran yang bangkrut karena belum bangkitnya sikap jujur pada anak-anak. Sementara itu informasi dari Badan Narkotika Nasional menyatakan ada 3,6 juta pecandu narkoba di Indonesia90.

Disiplin dan tertib berlalu lintas, budaya antre, budaya baca, sampai budaya hidup bersih dan sehat, keinginan menghargai lingkungan masih jauh di bawah standar. Di kota-kota besar lampu merah seolah-olah tidak lagi berfungsi. Jika tidak ada petugas, menyerobot lampu merah ada kejadian sehari-hari. Kebanggaan kita terhadap jati diri dan kekayaan budaya sendirijuga masih rendah. Sebagai bangsa, agaknya kita masih saja mengidap inferiority complex nasional, terbukti masih suka melahap seleksi segala produk dan budaya asing. Parahnya media massa juga lupa akan kewajibannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memotivasi cinta kepada budaya bangsa. Amat langka koran yang mau mempublikasikan event budaya. Satu-satunya TV swasta nasional yang dulu setia menggelar tontonan wayang kulit pada akhir pekan, sekarang pun tidak lagi. Tontonan budaya saat ini hanya dapat dilihat di TVRI dan pada segelintir TV regional yang sepi peminat.91

Demikianlah, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan karakter dewasa ini semakin penting dan mendesak karena berbagai situasi yang dihadapi bangsa dan negara. Pengaruh globalisasi yang menawarkan sesuatu yang baik seperti keunggulan dan kemandirian juga memberikan banyak dampak negatif. Makin berkembang marak nilai-nilai seperti konsumerisme dan hedonisme, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, kekerasan, pelampiasan nafsu manusiawi yang tidak memperhatikan perlunya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.

90Mukhlas Samani, Konsep dan Model, h.2.

Pendidikan belum dapat berhasil membentuk manusia yang dapat menciptakan lapangan kerja, jiwa interpreneur masih rendah, lapangan kerja semakin sempit, kepekaan sosial masyarakat makin rendah, sikap individualisme tumbuh berkembang, dan keteladanan makin berkurang.

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter mulia lainnya. Dalam konteks pemikiran Islam, karakter berkaitan dengan iman dan ikhlas. Hal ini sejalan dengan ungkapan Aristoteles, bahwa karakter erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan diamalkan.92

Mengapa karakter itu penting? Lihatlah di sekitar anda. Karakter yang baik merupakan kunci terhadap rasa hormat atas diri sendiri, terhadap pemerolehan rasa hormat dari orang lain, terhadap hubungan positif, terhadap rasa pemenuhan, terhadap prestasi yang dapat kalian banggakan, terhadap pernikahan yang bahagia, terhadap keberhasilan di setiap area kehidupan. Tapi jangan percaya perkataan saya. Bertanyalah pada orang-orang yang menjalani sebagian besar kehidupan mereka, ketka mereka melihat kembali masa lalu mereka, apakah yang mereka banggakan? Apakah yang memberi mereka pemenuhan? Apakah mereka berperilaku berbeda jika mereka dapat menjalani kehidupan mereka kembali?93

Dalam upaya memaksimalkan implementasi pendidikan karakter tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kemudayaan menerapkan beberapa strategi untuk

92E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 3.

93Thomas Lickona, Character Matters (Persoalan Berkarakter) Bagaimaan membantu

Anak mengembangkan penilaian yang Baik,Integritas dan kebajikan lainnya, Penerjemah Juma

penguatan pelaksanaannya. Strategi tersebut antara lain, memperkuat panduan pelaksanaan pendidikan karakter. Kemudian, mengakomodasi lembaga yang sudah melaksanakan pendidikan karakter walaupun dengan nama yang berbeda-beda, dan menguatkan kegiatan yang sudah ada di sekolah.

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter dibutuhkan langkah dan strategi yang besar untuk menuju bangsa yang berkarakter, karena pendidikan karakter itu sangat penting untuk mendukung pembangunan bangsa. Seperti Presiden Ir. Soekarno pernah berkata, “There is no nation-building without

character-building.” (Tidak akan mungkin membangun sebuah negara kalau pendidikan

karakternya tidak dibangun). Ini menandakan betapa pentingnya pendidikan karakter atau pendidikan moral dalam membangun jati diri sebuah bangsa.

Dalam perspektif Islam, pendidikan karakter secara teoritik sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran Islam sendiri mengandung sistematika ajaran yang tidak hanyamenekankan pada aspek keimanan, ibadah dan muamalah, tetapi juga akhlak. Pengamalan ajaran Islam secara utuh (kaffah) merupakan model karakter seorang muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad SAW, yang memiliki sifat Shidiq, tabligh, Amanah, Fathonah (STAF).94

Dengan demikian akhlak atau karakter sangat penting dalam kehidupan karena baik buruknya kehidupan seseorang sangat ditentukan dengan karakternya yang akan mencerminkan ciri khas seorang muslim yang dapat dilihat dari perbuatannya, perkataannya, karena kunci kesuksesan seorang muslim tergantung pada karakter atau akhlak yang dimilikinya.