• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN

G. Perumusan Tujuan

Dalam merumuskan tujuan penelitian ini dilakukan dari sejak studi awal khususnya setelah melihat fonemena di lapangan tentang pendidikan karakter di sekolah. Kemudian peneliti melakukan beberapa kajian yaitu mengidentifikasi bagaimana sumber daya manusia di madrasah,kegiatan pembelajaran di madrasah, kegiatan ekstra kurikuler, dan manajemen madrasah.

Kemudian peneliti menetapkan apa yang menjadi tujuan penelitian ini. Perumusan ini membatasi obyek penelitian yang terkait dengan persoalan yang berkaitan dengan pendidikan karakter.

1. Kaji situasi dan identifikasi pendekatan

Pengkajian keadaan latar penelitian dilakukan dengan mengobservasi beberapa situasi yaitu : (a) situasi jadwal Kegiatan belajar di MAN se kota Medan, (b) situasi dalam merekrut penerimaan siswa baru di MAN se kota Medan, (c) situasi proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas di MAN se kota Medan.

Untuk mendapatkan beberapa data awal maka peneliti melakuakan identifikasi terhadap beberapa situasi tersebut, yakni (a) para siswa yang akan belajar di madrasah akan dilihat dari sisi latar belakang pendidikan mereka, jenis kelamin, usia, motivasi, masuk ke madrasah, tujuan dan harapan yang di inginkan siswa, (b) Para guru-guru, akan dilihat tingkat pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran pendidikan karakter, (c) pengembangan materi pembelajaran pendidikan karakter di kelas berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan pengemasan materi, (d) Pengelolaan dan pengembangan kegiatan pembelajaran pendidikan karakter yang terdiri atas : pengembangan strategi penyampaian, pemilihan media, dan sumber pembelajaran, (e) Pengembangan sistem evaluasi baik itu evaluasi proses kegiatan maupun evaluasi keberhasilan secara menyeluruh.

203Zamsiswaya, Pembelajaran dengan penerapan Ideologi Lima-I, (Yogyakarta : CV Aswaja Pressindo, 2011), h..32.

2. Kembangkan Produk baru

Setelah melakukan beberapa kajian teoritik peneliti mencoba menyusun satu model yang didasarkan pada tujuan penelitian ini. Model tersebut disusun dalam bentuk desain awal, dan kemudian dikembangkan berdasarkan kondisi lapangan .Pengembangan tidak terlepas dari kajian-kajian tentang teori-teori yang berkenaan dengan desain pembelajaran pendidikan karakter siswa dengan model

cooperative learning.

3. Ujicoba Produk

Ujicoba produk dilakukan untuk melihat apakah model yang ditemukan secara teori dapat diterapkan di lapangan.Ujicoba model dalam penelitian ini dilakukan dua kali, dan direvisi ulang, diharapkan dari ujicoba yang kedua telah dapat disusun secara tepat sesuai dengan kriteria sebuah model yang baik dalam pendidikan karakter.Kemudian pada implementasi model pada tahap ketiga mendapatkan model yang dianggap lebih tepat untuk kegiatan Pendidikan karakter yang sesungguhnya.

4. Revisi hingga berhasil

Hasil dari ujicoba model di lapangan, bukan tidak mungkin ada beberapa komponen yang tidak tepat dengan criteria sebuah model yang baik. Untuk itu maka peneliti merevisi model yang dikembangkan. Revisi ini khususnya berangkat dari tujuan pengembangan model, kemudian beberapa kajian dan temuan dari lapangan sebagai pertimbangan sekaligus konsultasi dengan pembimbing. Revisi model sekaligus dijadikan draft kesimpulan penelitian.

5. Terapkan

Setelah melalui tahapan revisi dari beberapa model pembelajaran pendidikan karakter yang dikembangkan. Peneliti menerapkannya di kegiatan pembelajaran di MAN sebagai latar penelitian. Penelitian ini akan melibatkan beberapa komponen dimana peneliti harus terlibat langsung dalam semua proses pembelajaran Pendidkan Karakter.

Komponen-komponen tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Peneliti terlibat langsung dalam rangkaian kegiatan penelitian dengan proses yang diamati, yakni sejak perencanaan, kegiatan utama pembelajaran pendidikan karakter sampai pada evaluasi akhir kegiatan pendidikan karakter.

b. Pegawai adalah orang yang mengelola pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter, dari mereka akan diperoleh data, keterangan dan juga pendapat tentang pendidikan yang dilakukan selama ini.

c. Guru sebagai nara sumber juga diminta keterangannya tentang kegiatan pendidikan karakter selama ini, untuk memperoleh gambaran lain dari kegiatan pendidikan karakter.

d. siswa adalah subyek dan sekaligus obyek pendidikan karakter, apa yang mereka rasakan, mereka terima dan mereka alami menjadi masukan dalam mengembangkan dan menganalisis bentuk pembelajaran pendidikan karakter yang di inginkan.

e. MAN se kota Medan adalah institusi yang memiliki kewenangan khususnya penanggung jawab administrasi pengelolaan pembelajaran pendidikan karakter dalam kegiatan penelitian ini.

Mereka dibutuhkan untuk mendapatkan keterangan manajemen pengelolaan pembelajarn pendidikan karakter yang mereka lakukan.

Penelitian model ini juga memerlukan keterlibatan obyek dan subyek penelitian, hal ini dilakukan sebagai satu bagian dari langkah penelitian agar antara peneliti dengan kegiatan pendidikan karakter sebagai tempat pengembangan model tidak memiliki jarak yang membuat sulitnya dilakukan penelitian.Diharapkan langkah-langkah yang ditetapkan tentunya tidak kaku, tetapi dapat disesuaikan dengan keadaan di lapangan, semua itu bertujuan untuk mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan.

Model dianggap efektif dan efesien apabila dalam penerapannya telah mencapai standart yang ditetapkan. Pengertian efektif, efesiensi adalah kosa kata yang sering terdapat dalam manajemen sumber daya manusia. Efektivitas diterjemahkan dengan makna tepat guna yakni suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya sesuatu efek atau akibat yang dikehendaki, sedangkan efficiency berasal dari kata latih eficere yang berarti to effect, menghasilkan, mengadakan dan menjadikan dalam bahasa Indonesia ditulis

“efisiensi atau efisien” diterjemahkan daya guna kerja.204

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara input dan output, antara keuntungan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber sumber yang

dipergunakan), seperti halnya juga hasil maximum dengan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan dengan apa yang telah diselesaikan dengan apa yang harus diselesaikan. Sedangkan efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi efektifitas adalah pengukuran tercapainya tujuan. Stoner menyatakan; effektivess,

the ability to determine appropriate objectives: doing the right thing’, sedangkan efficiency, objectives:doing the right thing”, sedangkan efficiency, objectives: doing things right205 . Artinya efektivitas adalah kemampuan menentukan tercapainya tujuan, yakni menggerakkan sesuatu dengan benar (tujuan) bukan mengerjakan sesuatu yang benar (cara).

Efektivitas model desain pembelajaran pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah hasil penilaian siswa dan guru serta ahli terhadap model yang diterapkan, (a) apakah model dilakukan sesuai dengan ketentuan atau tidak, (b) apakah model dapat mencapai hasil yang diinginkan atau tidak, dan (c) apakah dengan waktu dan sumber yang terbatas dapat mencapai hasil yang lebih baik. Adapun komponen- komponen model yang dinilai adalah: 1) penetapan analisis kebutuhan; 2) kompetensi pembelajaran; 3) penetapan bahan ajar; 4) penetapan strategi dan metode; 5) pemilihan media dan sumber, 6) pemilihan guru dan 7) evaluasi hasil dan proses. Untuk menjelaskan indikator dari komponen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 :Kisi-Kisi Indikator Efektifitas Model Pembelajaran Pendidikan Karakter

No Komponen Indikator

1 Penetapan Analisis Kebutuhan Pendidikan karakter

Sesuai dengan visi madrasah Sesuai dengan misi madrasah

Sesuai dengan program kerja madrasah Tepat untuk kebutuhan siswa

Tepat untuk kecendrungan madrasah 2 Penetapan tujuan

pendidikan karakter Sesuai dengan tujuan pendidikan karakterMampu menjabarkan tiap mata pelajaran Memiliki tujuan tiap sesi

Menjangkau seluruh aspek kemampuan

205James A.F Stoner dan R. Edward Freeman, Management, (Englewood cliffs : Prentice-Hall International, Inc. 1989), h. 139.

Berurut secara logis

3 Penetapan bahan ajar Menjangkau kompetensi tiap materi Uraian materi jelas

Uraian materi sistematis

Materi memberi cukup contoh-contoh

Materi terkait dengan kegiatan pembelajaran 4 Pemilihan strategi dan

metode belajar Tepat dengan tujuan pembelajaranSesuai dengan materi yang diajarkan Sesuai dengan tingkat psikologis siswa Menarik minat siswa

Orisinil dan up to date

Mencakup nilai-nilai cooperative learning 5 Pemilihan media /sumber

kegiatan pembelajaran Sesuai dengan tujuan pembelajaranSesuai dengan materi yang diajarkan Mudah memperoleh dan mendapatkan Mudah untuk menggunakannya Efisien dalam penyampaian

6 Pemilihan guru Mempunyai wawasan pendidikan karakter

Mempunyai komitmen lembaga yang kuat Sangat komunikatif

Mempunyai kemampuan tim kerjasama Memiliki kreatifitas yang tinggi

7 Kegiatan evaluasi hasil dan proses pendidikan karakter

Evaluasi sesuai dengan tujuan Evaluasi mencakup seluruh mata ajar Evaluasi mencakup seluruh aspek Ketepatan bentuk evaluasi

Pemberian umpan balik

Validitas instrumen efektivitas model di uji oleh 2 orang ahli bidang karakter, yaitu: Prof. Dr. Dr. Dja’far Siddik,M.A, Prof. Dr. Asih Menanti,S.psi, Msi dan 1 orang ahli bidang Desain Dr Mardianto, M,Pd.I , dan 1 orang guru/kepala madrasah yaitu Dr. Burhanuddin M. Pd. Dan 30 orang peserta didik. Instrumen dirancang dengan metode sosiometri dalam bentuk skala rentangan antara 1 s/d 4. Pengembangan dari instrument ini kemudian disusun menjadi instrument untuk validasi ahli sebagaimana pada lampiran:Form tanggapan Guru sebagaimana pada lampiran: kemudian untuk tanggapan siswa juga diberikan sebagaimana terdapat pada instrument lampiran :