• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLAH RASA DAN KARSA

C. Pendidikan karakter melalui Pembelajaran Kooperatif ( cooperative learning).learning)

1. Strategi Pembelajaran

Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional teknology), diantaranya dipaparkan sebagai berikut:

a. Kozna secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

b. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.

c. Dick and Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan mengajar yang/ atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan ternasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. d. Gropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan

atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnyaharus dapat dipraktikkan.149

149Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, ataupendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah strategi, metode, atau teknik sering digunakan secara bergantian, walaupun pada dasarnya istilah istilah tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lain.

Kemp menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Senada dengan pendapat diatas, Dick and Carrey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.150

Pendidikan karakter diera globalisaasi memerlukan sebuah terobosan dalam menginovasi strategi dan metode pembelajaran yang akan dipakai mengingat munculnya berbagai fenomena baru yang sebelumnya tidak ada. Maraknya pemanfaatan teknologi informasi seperti internet, hanphone yang pesat, kecendrungan keluarga yang semakin demokratis, membanjirnya budaya asing, dan lain-lain perlu menjadi bahan pertimbangan bagi para pendidikan karakter ketika akan menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik.

Proses pendidikan karakter kepada peserta didik pada saat ini lebih tepat menggunakan model pembelajaran yang didasarkan pada interaksi sosial (model

interaksi) dan transaksi. Model pembelajaran interaksional ini dilaksanakan

dengan berlandaskan prinsip-prinsip: (a) melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar; (b) mendasarkan pada perbedaan individu; (c) mengaitkan teori dengan praktik; (d) mengembangkan komunikasi dan kerjasama dalam belajar; (e) meningkatkan keberanian peserta didik dalam mengambil resiko dan belajar dari kesalahan; (f) meningkatkan pembelajaran sambil berbuat dan bermain; (g) menyesuaikan pembelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada taraf operasi konkret. Di samping itu, dalam menyajikan pokok-pokok bahasan tentang moral diberikan kepada anak-anak berdasarkan prinsip-prinsip ;

(1) dari mudah ke sukar, (2) dari sederhana ke rumit, (3) dari yang bersifat konkret ke abstrak, dan (4) menekankan pada lingkungan yang paling dekat dengan anak sampai pada lingkungan kemasyarakatan yang lebih luas.151

Berkaitan dengan mencari alternatif metode pembelajaran dalam pendidikan karakter ini, kita bisa mempertimbangkan tawaran pendekatan pembelajaran nilai yang dikemukakan oleh Noeng Muhajir. Menurutnya, pendidikan karakter/nilai dapat diselenggarakan dengan menggunakan (i) metode dogmatis, (ii) metode deduktif, (iii) metode induktif, atau (iv) metode reflektif.

Pendidikan karakter hanya akan menjadi sekedar wacana jika tidak dipahami secara utuh dan menyeluruh dalam konteks pendidikan nasional kita. Bahkan, pendidikan karakter yang dipahami secara parsial dan tidak tepat sasaran justru malah bersifat kontraproduktif bagi pembentukan karakter anak didik. Pendekatan parsial yang tidak didasari pedagogi yang kokoh alih-alih menanamkan nilai-nilai keutamaan dalam diri anak, malah akan menjerumuskan mereka pada perilaku kurang bermoral. Selama ini, jika kita berbicara tentang tentang pendidikan karakter, yang kita bicarakan sesungguhnya adalah sebuah proses penanaman nilai yang sering kali dipahami secara sempit, hanya terbatas pada ruang kelas, dan sering kali pendekatan ini tidak didasari prinsisp pedagogi pendidikan yang kokoh.152

Pendidikan karakter semestinya terarah pada pengembangan kultur edukatif, yang mengarahkan anakdidik untuk menjadi pribadi yang integral. Adanya bantuan sosial untuk mengembangkan keutamaan merupakan ciri sebuah lembaga pendidikan.Dalam konteks kantin kejujuran, bantuan sosial ini tidak berfungsi sebab anak malah tergoda menjadi pencuri.

Pembelajaran terpadu dapat memberikan dampak langsung (instructional

effects) melalui pencapaian tujuan pembelajaran khusus dan dampak tidak

langsung atau dampak pengiring (nurturan effects) sebagai akibat dari keterlibatan siswa dalam berbagai ragam kegiatan belajaryang khas dirancang oleh guru.153

151Zubaidi, Desain, h.231.

152Mansur Muslich, Pendidikan, h. 153.

Pendidikan karakter secara terintegrasi (terpadu) didalam pembelajaran dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai, penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.

Integrasi dapat dilakukan dalam substansi materi, pendekatan dan metodedan metode mengajar dapat pula digunakan sebagai alat pendidikan karakter.154

Dengan demikian model pembelajaran terpadu berdasarkan lintas beberapa disiplin ilmu yang selalu digunakan untuk pendidikan karakter, yang memadukan materi pelajaran dari beberapa bidang studi dalam satu tema yang memiliki jaringan yang saling berhubungan.