• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyimpangan Dari Harga Perolehan

Dalam dokumen AKUNTANSI KEUANGAN 2 (Halaman 167-174)

11 REVALUASI AKTIVA

11.3 Penyimpangan Dari Harga Perolehan

Ada beberapa keadaan yang membenarkan terjadinya penyimpangan dari prinsip harga perolehan. Dalam aktiva lancer seperti surat-surat berharga akan dilaporkan di bawah harga perolehannya apabila harga pasar lebih rendah dari harga pokoknya, begitu juga persediaan barang. Untuk aktiva tetap bila harga-harga sudah berubah dalam jumlah yang besar, maka rekening-rekening aktiva yang tetap memakai harga perolehan di masa lalu sudah tidak menunjukkan keadaan yang riil dari aktiva tersebut. Karena harga perolehannya sudah tidak sesuai dengan keadaan maka perhitungan depresiasi

yang didasarkan pada harga perolehan tadi juga menjadi tidak layak. Perubahan harga ini biasanya terjadi pada masa inflasi atau deflasi. Dalam keadaan seperti ini penyimpangan dari prinsip harga perolehan mungkin dapat dibenarkan, agar neraca dapat menunjukkan jumlah aktiva dan modal yang sesuai dengan keadaan sekarang serta laporan laba rugi dapat menunjukkan laba atau rugi yang layak. Penyimpangan dari prinsip ini diterima karena tujuan pokok dari akuntansi adalah untuk membandingkan pendapatan dan biaya yang layak untuk satu periode. Jika depresiasi dihitung dari harga perolehan yang sudah jauh berbeda dengan keadaan sekarang maka biaya-biaya yang dicantumkan dalam laporan laba rugi tidak. sesuai dengan pendapatannya. Penyimpangan ini bisa dilakukan dengan cara revaluasi dalam keadaan harga- harga naik atau devaluasi dalam keadaan harga-harga turun.

Di Indonesia pemerintah telah beberapa kali mengeluarkan peraturan mengenai revaluasi, karena dengan adanya penilaian kembali akan mempengaruhi perhitungan pajak perseroan atau pendapatan yang dihitung dari laba bersih. Peraturan-peraturan tentang revaluasi (penilaian kembali) itu ialah:

a. Keputusan Penyesuaian Pajak Perseroan 1953.

b. Peraturan Presiden No. 21 Tahun 1965 yang berlaku untuk perusahaan negara dan Peraturan Presiden No. 25 Tahun 1965 yang berlaku untuk perusahaan swasta

Dalam peraturan ini penilaian kembali dilakukan dengan jumlah 20 kali nilai buku aktiva. Perusahaan yang melakukan penilaian kembali berkewajiban untuk menyetor uang ke bank sejumlah depresiasi dari aktiva yang sudah dinilai kembali

c. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 508/MK/11/7/1971 yang dikeluarkan tanggal 7 Juli 1971 diperlakukan untuk perusahaan negara dan swasta.

Dalam peraturan ini badan-badan usaha diperbolehkan mengadakan penilaian kembali aktivanya dengan cara seperti yang diatur dalam surat keputusan tersebut. Aktiva tetap berwujud yang dapat dinilai kembali dibatasi untuk aktiva yang diperoleh dalam tahun-tahun buku 1960 sampai dengan 1970. Penilaian kembali dilakukan dengan cara berikut:

Harga perolehan aktiva, dan depresiasi tiap-tiap tahun dikalikan dengan angka yang tersebut dalam tabel di bawah. Selisih antara nilai baru (sesudah penilaian kembali) dengan nilai buku lama dicatat dalam

Revaluasi Aktiva 163

rekening “selisih penilaian kembali 1971”, yang merupakan rekening pembantu modal. Selisih ini dikenakan pajak perseroan sebesar 10% dan kemudian dapat dipindahkan ke rekening modal Tam-bahan modal karena selisih penilaian kembali 1971 tidak dikenakan bea melerai modal, sedangkan kenaikan modal para pemegang saham dikenakan pajak perseroan/pajak pendapatan sebesar 10%. Depresiasi sesudah penilaian kembali dihitung dengan dasar jumlah yang baru.

Tabel angka perkalian untuk mengadakan penilaian kembali: (a) Untuk bangunan dan tanah yang diperoleh dalam tahun:

1960 = 4.100 1969 = 1 1961 = 3.400 1970 = 1 1962 = 1.550 1963 = 740 1964 = 250 1965 = 50 1966 = 4,5 1967 = 2 1968 = 1

(b) Untuk aktiva tetap lainnya yang diperoleh dalam tahun:

1960 = 1.600 1965 = 40

1961 = 2.000 1966 = 4

1962 = 500 1967 = 2,5

1963 = 350 1968 = 1

1964 = 165 1969 = 1

Apabila aktiva-aktiva tetap yang akan dinilai kembali dicatat dengan mata rupiah uang lama, maka terlebih dahulu dikurs ke dalam mata rupiah uang baru dengan perbandingan 1000 : 1. Aktiva tetap yang sudah dinilai kembali akan didepresiasi selama umur sebagai berikut

(a) Bangunan, baik permanen maupun semi permanen = 15 tahun. (b) Aktiva tetap lainnya = 8 tahun.

Penentuan masa penghapusan 15 tahun bagi bangunan permanen/semi permanen dan 8 tahun bagi aktiva tetap lainnya ditujukan terhadap aktiva tetap yang masih mempunyai sisa masa penghapusan yang

melebihi masa penghapusan tersebut di atas. Maksudnya ialah guna penertiban dan memudahkan penelitian atas penghapusan yang dilakukan setelah penilaian kembali.

Dalam hal di mana penghapusannya pada saat penyesuaian kurang dari 8 atau 15 tahun, maka untuk selanjutnya masa penghapusan itu ditentukan sebagai berikut:

Misalkan sisa masa bermanfaat suatu bangunan pada saat penyesuaian (menurut keputusan penghapusan 1953) tinggal 10 tahun. Masa penghapusan setelah penilaian kembali = 1/2 x (10 + 15) tahun = 121/2 tahun, dibulatkan menjadi 12 tahun. Hal ini dimaksudkan agar pemberian fasilitas kepada para pengusaha berupa kesempatan untuk menilai kembali, tidak menjadi berkelebihan dengan memberikan lagi kesempatan untuk melakukan penghapusan dengan jumlah yang besar.

Penilaian kembali dilakukan pada saat awal tahun buku 1971. Sebagai penjelasan terhadap cara penilaian kembali 1971 di bawah ini diberikan contoh seperti yang termuat dalam penjelasan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 508/MK/H/7/1971: Untuk sebuah bangunan permanen, hitungan nilai barunya dihitung sebagai berikut:

Aktiva tetap : Bangunan permanen Nilai perolehan : Rpl0.000.000,- (uang lama) Saat perolehan : Januari 1962

Masa penghapusan : 20 tahun

Nilai buku fiskal : Rp5.500.000,- (uang lama) Saat penyesuaian : 1 Januari 1971

Nilai perolehan dikurs terlebih dahulu menjadi Rpl0.000,- (uang baru). Nilai perolehan dinilai kembali dengan angka perkalian eks pasal 6 keputusan ini menjadi:

1.550 x Rpl0.000,- Rp15.500.000

Penghapusan dinilai kembali menjadi:

1962 = 5% x Rpl0.000,- x 1.550 = Rp775.000,- 1963 = 5% x Rpl0.000,- x 740 = 370.000,- 1964 = 5% x Rpl0.000,- x 250 = 125.000,-

Revaluasi Aktiva 165 1965 = 5% x Rpl0.000,- x 50 = 25,-0,- 1966 = 5% x Rpl0.000,- x 4,5 = 2.250,- 1967 = 5% x Rpl0.000,- x 2 = 1.000,- 1968 = 5% x Rpl0.000,- x 1 = 500,- 1969 = 5% x Rpl0.000,- x 1 = 500,- 1970 = 5% x Rpl0.000,- x 1 = 500,- 1.299.750,- Nilai baru Rp14.200.250,-

Nilai buku fiskal (uang baru) 5.500,-

Selisih penilaian kembali eks pasal 9 ayat 1 keputusan ini Rp14.194.750,- Pajak perseroan yang terutang eks pasal 19 ayat (1) keputusan ini = 10% = Rpl.419.475,-.

Menurut pasal 15 ayat (2) keputusan ini, nilai baru bangunan tersebut dapat dihapuskan dalam masa 1/2 x (15 + 11) = 13 tahun. Penghapusan selama 13 tahun itu akan mengakibatkan pengurangan pembayaran pajak perseroan sejumlah kurang lebih: 40% x Rpl4.200.250,- = Rp5.580.100,-.

Dalam hal aktiva tetap yang dinilai kembali berupa bangunan yang telah diperbaiki/diperluas, maka nilai baru bangunan lama dan nilai baru perbaikan, perluasan atau pembaharuan dihitung secara terpisah. Penjumlahan kedua nilai baru tersebut merupakan nilai baru bangunan yang dinilai kembali

d. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 109/KMK.04/1979 yang mengatur mengenai Penilaian Kembali Aktiva Tetap Badan-badan Usaha pada tanggal 1 Januari 1979. Surat keputusan ini dikeluarkan pada tanggal 27 Maret 1979 dan terkenal dengan nama Paket 27 Maret.

Obyek penilaian kembali adalah sebagai berikut.

(1) Aktiva tetap yang dapat dinilai kembali adalah aktiva tetap berwujud yang tercatat sebagai milik badan usaha dan dipakai di Indonesia serta memenuhi syarat sebagai berikut:

(a) pada saat penilaian kembali masih dipergunakan menurut tujuannya untuk melakukan usaha;

(b) menurut tujuannya semula tidak dimaksudkan untuk dioperkan atau dijual;

(c) aktiva tetap yang bersangkutan diperoleh dalam tahun-tahun buku 1960 sampai dengan 1978.

(2) Terkecuali tanah dan hak atas tanah, maka terhadap seluruh aktiva tetap badan usaha yang memenuhi ketentuan tersebut pada ayat (1) pasal ini harus dilakukan penilaian kembali.

Dasar dan cara, penilaian kembali (Pasal 4):

(1) Nilai perolehan dari pemasukan, pembelian, pendirian, perbaikan dan perubahan, demikian pula masing-masing jumlah penyusutan tahunan aktiva tetap hingga saat penilaian kembali, dikalikan dengan angka perkalian seperti ditentukan dalam pasal 5. Untuk tanaman perkebunan seperti dimaksud dalam pasal 5 huruf e, nilai perolehan adalah nilai pada saat tanaman mencapai tingkat mulai menghasilkan. (2) Selisih lebih antara nilai perolehan dari pemasukan, pembelian,

pendirian, perbaikan dan perubahan, dengan jumlah penyusutan tahunan aktiva tetap, setelah dinilai kembali sesuai dengan ayat (1) pasal ini, merupakan nilai baru aktiva tetap pada tanggal 1 Januari 1979.

(3) Nilai dan jumlah seperti dimaksud pada ayat (1) pasal ini, bilamana tertera dalam mata uang rupiah lama yang berlaku sebelum tahun 1966, dikurs terlebih dahulu ke dalam mata uang rupiah baru dengan perbandingan 1.000 :1.

Angka perkalian seperti yang dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) adalah sebagai berikut: Tahun perolehan Angka perkalian Bangunan. Konstruksi dan sarana pelengkap-nya Mesin alat- alat berat dan peralat- annya Kendaraan dan alat- alal kanlor

Kapal laut, pesawat. udara. dan sejenisnya beserta

perlengkapannya

Tanaman keras perkebunan yang umurnya lebih dan

2 tahun 1967 7,6 5,3 5.2 3,1 1968 5,4 3,6 3,1 2.5 1969 3,2 2.1 2,6 2.0 1970 2,7 1.9 2,2 1.8 1971 2,4 1.8 2.9 1,9 1 .7

Revaluasi Aktiva 167 1972 2,3 1,6 2,6 1,8 1 .5 1973 2,2 1,5 2,0 1,7 1 .4 1974 1,7 1.4 1,7 1,5 1 .3 1975 1,4 1,3 1,4 1,4 1 2 1976 1,3 1,3 1,3 1,3 1 .2 1977 1,2 1,2 1,2 1,1 1.1 1978 1,I 1,1 1,1 1,1 1 .0

Bangunan dan Iain-lain yang diperoleh dalam tahun 1960 sampai dengan tahun 1966 angka perkaliannya sama dengan tahun 1967, sedangkan yang diperoleh sesudah tanggal 15 November 1978 angka perkaliannya adalah 1.

Kendaraan dan alat-alat kantor yang diperoleh dalam tahun I960 sampai dengan tahun 1970 perkaliannya sama dengan tahun 1971, sedangkan yang diperoleh sesudah tanggal 15 November 1978 angka perkaliannya adalah 1.

Kapal laut, pesawat udara dan Iain-lain yang diperoleh dalam tahun 1960 sampai dengan, tahun 1966 angka perkaliannya sama dengan tahun 1967, sedangkan yang diperoleh sesudah tanggal 15 November 1978 angka perkaliannya adalah 1.

Nilai perolehan tanaman dalam tahun 1960 sampai dengan tahun 1966 angka perkaliannya sama dengan tahun 1967.

Cara pembukuan dan perhitungan depresiasi serta masalah- masalah lainnya dapat dibaca pada Keputusan Menteri Keuangan seperti tersebut di atas.

e. Keputusan Menteri Keuangan No. 1677/MK/II/12/1978.

f. Keputusan Menteri Keuangan No. 66/KMK/04/1982 tanggal 3 Februari 1982

g. Keputusan Menteri Keuangan No.507/KMK/04/1996.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan tersebut, aktiva tetap yang dapat dinilai kembali adalah semua aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 4 (empat) tahun seperti tanah, bangunan dan aktiva non bangunan dan telah dimiliki oleh perusahaan lebih dari 5 tahun, masih digunakan di Indonesia untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan dan tidak dimaksud-kan untuk dijual atau dialihkan.

11.4 Penggunaan Dan Pencatatan Data Penilaian Kembali

Dalam dokumen AKUNTANSI KEUANGAN 2 (Halaman 167-174)