• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Pemilikan 20% 50%

Dalam dokumen AKUNTANSI KEUANGAN 2 (Halaman 135-146)

9 INVESTASI SAHAM DAN PENDANAAN

9.3 Persentase Pemilikan 20% 50%

Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20% sampai 50% dari seluruh saham yang beredar akan mencatat investasinya dengan metode ekuitas (equity method). Metode ekuitas adalah metode akuntansi yang mencatat investasi saham sebesar harga perolehannya (cost) dan selanjutnya menyesuaikannya dengan perubahan dalam bagian kepemilikan investor atas aktiva bersih perusahaan yang terjadi setelah perolehan. Laporan laba rugi investor merefleksikan bagian laba atau rugi investor atas hasil usaha perusahaan). Dengan demikian, setiap periode akuntansi harga pokok surat berharga harus disesuaikan dengan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan investee sebanding dengan persentase pemilikannya. Dividen yang diterima dicatat mengurangi saldo rekening investasi saham. Pada akhir periode tidak

perlu dibuat jurnal penyesuaian bila harga perolehan berbeda dengan nilai wajarnya.

Seperti halnya pada kepemilikan saham kurang dari 20%, saham dapat diperoleh melalui berbagai cara seperti: dibeli tunai, melalui tukar- menukar, atau dibeli secara lumpsum. Jurnal untuk mencatat pembelian saham secara tunai adalah sebagai berikut :

Investasi saham Rp xx

Kas Rp xx

Laba yang dilaporkan oleh perusahaan investor akan menambah saldo rekening investasi saham yang besarnya sebanding dengan persentase pemilikan saham. Sebaliknya, jika investor menderita kerugian, maka investor akan mencatatnya dengan mengkredit rekening investasi saham yang besarnya juga sebanding dengan persentase pemilikan saham. Jurnal yang dibuat oleh investor adalah sebagai berikut :

Apabila investee memperoleh laba :

Investasi saham Rp xx

Pendapatan investasi Rp xx

Apabila investee menderita rugi:

Rugi investasi saham Rp xx

Investasi saham Rp xx

Investor yang memiliki saham 20% sampai dengan 50% akan mencatat dividen yang diterimanya sebagai pengurang rekening investasi saham dengan jurnal sebagai berikut :

Kas Rp xx

Investasi saham Rp xx

Apabila pada akhir tahun terdapat perbedaan antara nilai wajar dengan harga perolehannya, dalam metode ekuitas tidak diperlukan jurnal penyesuaian.

Investasi Saham dan Pendanaan 131

Suatu perusahaan dapat memperbanyak sahamnya yang beredar dengan cara mengurangi nilai nominal sahamnya. Pengurangan nilai nominal atau nilai yang dinyatakan ini dapat menambah, jumlah lembar tanpa adanya penyetoran atau kapitalisasi dari laba tidak dibagi. Bagi pemegang saham, pengurangan nilai nominal ini tidak mengubah nilai buku investasi sahamnya, satu-satunya perubahan yang ada hanyalah pertambahan jumlah lembar. Keadaan ini tidak memerlukan jurnal tetapi cukup dengan catatan memo. Misalnya perusahaan mengumumkan pemecahan saham di mana tiap satu lembar dipecah menjadi 2 lembar. Dengan adanya pemecahan saham ini, para pemegang saham akan menerima dua lembar saham untuk menukar tiap-tiap lembar yang dimiliki. Jumlah harga pokok saham tidak mengalami perubahan, tetapi karena jumlah lembarnya bertambah dua kali lipat maka harga pokok per lembar saham turun menjadi setengah harga pokok mula-mula. Dalam hal pemecahan saham tidak ada pendapatan yang diakui oleh pemegang saham.

Kebalikan dari pemecahan saham adalah keadaan di mana perusahaan mengurangi jumlah lembar sahamnya dengan cara memperbesar nilai nominal atau nilai yang dinyatakan. Akibat dari pengurangan jumlah lembar ini hanya dicatat dengan memo untuk menunjukkan perubahan jumlah lembar dan harga pokok per lembar.

Selanjutnya hak beli saham ialah hak yang diberikan kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas waktu tertentu. Setiap lembar saham yang beredar akan menerima satu lembar hak beli saham, sehingga apabila seseorang memiliki 100 lembar saham, maka ia akan menerima 100 lembar hak beli saham. Pemberian hak beli saham kepada pemegang saham dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada pemegang saham agar dapat mempertahankan proporsi pemilikan sahamnya. Proporsi pemilikan dari pemegang saham tidak berubah jika pemegang saham tadi menggunakan haknya untuk membeli saham baru. Jumlah saham yang dapat dibeli dengan menggunakan hak beli saham tidak selalu sama dengan jumlah hak beli saham, tetapi tergantung pada ketentuan-ketentuan yang ada. Misalnya dikeluarkan hak beli saham yang setiap lembarnya dapat digunakan untuk membeli x/a lembar saham baru, ini berarti bahwa satu lembar saham baru dapat dibeli dengan menggunakan empat lembar hak beli saham.

Harga beli saham baru dengan menggunakan hak beli saham biasanya lebih rendah daripada harga saham di bursa, perbedaan ini menyebabkan adanya nilai untuk hak beli saham. Karena hak beli saham itu mempunyai nilai maka penerimaannya dicatat sebagai suatu investasi hak beli saham. Hak beli saham ini diterima karena pemilikan saham, oleh karena itu harga pokok

investasi saham dialokasikan sebagian sebagai harga pokok hak beli saham. Pembagian harga pokok ini dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :

saham pokok harga saham beli hak pasar harga saham beli hak tanpa saham pasar harga saham beli hak tanpa saham pasar harga saham untuk baru pokok harga saham pokok harga saham beli hak pasar harga saham beli hak tanpa saham pasar harga saham beli hak pasar harga saham beli hak pokok Harga x x    

Hak beli saham yang dimiliki dapat digunakan untuk membeli saham baru atau dijual. Jika digunakan untuk membeli saham baru maka harga pokok hak beli saham yang digunakan merupakan tambahan terhadap harga pokok saham yang dibeli. Tetapi apabila hak beli saham tadi dijual maka selisih harga jual dengan harga pokoknya merupakan laba atau rugi. Kadang-kadang hak beli saham tidak digunakan untuk membeli saham baru dan tidak dapat dijual sehingga lewat batas waktunya (daluwarsa), dalam keadaan ini harga pokok hak beli saham yang daluwarsa dihapuskan dan dicatat sebagai kerugian. Berikut disajikan contoh, Nyonya Yani memiliki 100 lembar saham PT Buana Millenia, nominal Rpl0.000,- per lembar, dibeli pada tahun 2005 dengan harga Rpl.000.000,-. Pada bulan September 2006 diterima hak beli saham yang dapat digunakan untuk membeli sejumlah lembar saham baru dengan harga Rpl0.000,- per lembar. Pada saat penerimaan hak beli saham, diketahui harga pasar sebagai berikut :

Saham tanpa hak beli = Rp l2.000,-

Hak beli saham = Rp 500,-

Harga pokok saham akan dibagikan kepada saham dan hak beli saham dengan cara sebagai berikut :

960.000,00 Rp. 00 1.000.000, Rp. 500,00 Rp. 12.000,00 Rp. 12.000,00 Rp. saham untuk baru pokok Harga 40.000,00 Rp. 00 1.000.000, Rp. 500,00 Rp. 12.000,00 Rp. 500,00 Rp. saham beli hak pokok harga       x x

Perhitungan harga pokok baru untuk saham dapat juga dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Harga pokok saham Rp l .000.000,- Harga pokok hak beli saham 40.000,-

Investasi Saham dan Pendanaan 133

Harga pokok baru untuk saham Rp 960.000,-

Penerimaan hak beli saham sebanyak 100 lembar dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Investasi dalam hak beli saham Rp 40.000,-

Investasi dalam saham Rp 40.000,-

Dengan adanya jurnal di atas, rekening investasi dalam hak beli saham menun- jukkan saldo sebesar Rp40.000,- dan investasi dalam saham menunjukkan saldo sebesar Rp960.000,-. Hak beli saham sebanyak 100 lembar ini dapat digunakan untuk membeli 25 lembar saham baru. Jika semua hak beli saham digunakan untuk membeli saham baru maka harga pokok saham yang dibeli terdiri dari harga beli saham ditambah harga pokok hak beli saham. Jurnal yang dibuat untuk mencatat pembelian 25 lembar saham dengan menggunakan 100 lembar hak beli saham adalah sebagai berikut :

Investasi dalam saham Rp 290.000,-

Kas Rp 250.000,-

Investasi dalam hak beli saham 40.000,-

Perhitungan:

Harga beli saham = 25 lembar x Rpl0.000,- Rp250.000,- Harga pokok hak beli saham 40.000,- Harga pokok saham yang dibeli Rp290.000,- Apabila hak beli saham tidak digunakan untuk membeli saham baru tetapi dijual, maka rekening penanaman modal dalam hak beli saham ditutup dan jika ada selisih antara harga pokok hak beli saham dengan harga jualnya, diakui sebagai rugi atau laba. Misalnya hak beli saham bisa dijual dengan harga Rp450,- per lembar, jurnal untuk mencatat penjualan 100 lembar hak beli saham sebagai berikut :

Kas Rp 45.000,-

Penanaman modal dalam hak beli saham

Rp 40.000,-

Laba penjualan hak beli saham 5.000,-

Perhitungan:

Harga jual = Rp450,- x 100 lembar Rp 45.000,- Harga pokok hak beli saham 40.000,- Laba penjualan hak beli saham Rp 5.000,-

Apabila hak beli saham yang diterima itu tidak digunakan untuk membeli saham baru, juga tidak dijual sampai daluwarsa maka harga pokok hak beli saham dicatat sebagai kerugian dengan jurnal sebagai berikut :

Rugi hak beli saham yang tidak dipakai

Rp 40.000,- Penanaman modal dalam hak beli

saham

Rp 40.000,-

Rugi yang timbul dari hak beli saham yang tidak digunakan ini merupakan rugi yang tidak biasa terjadi, sehingga dalam laporan laba rugi dikelompokkan dalam laba atau rugi tidak biasa.

Dalam keadaan di mana saham-saham dijual di pasar masih berhak atas hak beli saham yang akan dikeluarkan maka nilai teoritis hak beli saham dihitung sebagai berikut :

Nilai saham dengan HBS dikurangi harg beli saham

= Nilai satu lembar HBS Jumlah lembar HBS yang diperlukan untuk

membeli satu lembar saham ditambah 1

Misalnya saham dijual di pasar masih mengandung hak beli saham dengan harga Rpl25.000,- dan harga beli di perusahaan sebesar Rpl00.000,- plus 4 lembar hak beli saham. Nilai teoritis hak beli saham dihitung sebagai berikut:

Rp l25.000,- – Rp l00.000,- = Rp5.000,- nilai teoritis 1 lembar hak beli saham

4 + 1

Nilai teoritis saham per lembar adalah harga jual yang diharapkan untuk setiap lembar saham yang dihitung sebagai berikut:

Rpl25.000,- - Rp5.000,- = Rpl20.000,-.

Hasil perhitungan ini sesuai dengan perhitungan jika saham dibeli dengan menggunakan hak beli saham yaitu Rp100.000,- + (4 x Rp5.000,-)= Rpl20.000,-.

Apabila saham dijual tanpa hak beli saham, perbedaan antara harga pasar saham dengan harga beli saham di perusahaan dengan menggunakan hak

Investasi Saham dan Pendanaan 135

beli saham merupakan nilai hak beli saham yang digunakan untuk membeli saham baru tersebut. Rumus perhitungan nilai teoritis hak beli saham dalam keadaan seperti ini adalah:

Nilai saham dengan HBS dikurangi harg beli saham

= Nilai satu lembar HBS Jumlah lembar HBS yang diperiukan untuk

membeli 1 lembar saham

Apabila harga pasar saham tanpa HBS sebesar Rpll5.000,-, maka nilai teoritis hak beli saham dihitung sebagai berikut:

Rpll5.000,- – Rpl00.000,-

= Rp3.750,- 4

Berikutnya seringkali saham yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang dijual kembali oleh investor kepada pihak lain atau mungkin juga perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut membeli kembali sahamnya. Dalam kedua macam keadaan di atas, investor akan mencatat selisih antara harga perolehan saham dengan jumlah uang yang diterima sebagai laba atau rugi. Harga perolehan saham pada waktu saham-saham itu dijual atau dilunasi kembali adalah harga perolehan yang timbul pada waktu membeli saham, disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi seperti pembagian dividen saham, pemecahan saham dan Iain-lain.

Pada waktu penjualan saham atau pelunasan kembali, investor mencatat transaksi tersebut dengan debit kas dan kreditnya rekening penanaman modal dalam saham. Selisih antara harga perolehan dengan jumlah uang yang diterima, kalau rugi dicatat dengan mendebit rekening rugi penjualan saham atau rugi pelunasan kembali saham dan kalau selisihnya laba akan dikreditkan ke rekening laba penjualan saham atau laba pelunasan kembali saham.

Apabila saham-saham yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang ditarik kembali oleh perusahaan dan ditukar dengan saham jenis lain, maka saham baru yang diterima dicatat sebesar harga pasarnya. Pada waktu terjadinya pertukaran, biasanya terdapat perbedaan antara harga pasar saham baru dengan harga perolehan saham lama, perbedaan ini dicatat sebagai laba atau rugi dalam buku-buku investor.

Jika kepemilikan saham investor lebih dari 50% dari seluruh saham beredar, maka perusahaan investor disebut sebagai induk perusahaan. Laporan keuangan induk perusahaan (parent company) harus dikonsolidasikan dengan laporan keuangan inverter (anak perusahaan/aubsidiary company).

Investasi Saham dan Pendanaan 137 Pertanyaan Kuis

1. Apakah perbedaan metode harga perolehan (cost) dengan metode ekuitas (equity) untuk pencatatan investasi jangka panjang dalam saham?, jelaskan.

2. Jelaskan dasar alokasi harga perolehan saham yang pembeliannya secara lumpsum?.

3. Adakah perbedaan perlakuan atas laba yang timbul dari penjualan dengan pelunasan kembali investasi saham oleh perusahaan yang mengeluarkan saham?, jelaskan!

4. Bila hak beli saham yang diterima tidak digunakan untuk membeli saham baru, tindakan apa yang dapat dilakukan oleh pemilik hak beli saham? 5. Dana pelunasan saham yang dibentuk oleh suatu perusahaan digunakan

untuk melunasi saham biasa atau saham preferen? Jelaskan jawaban Saudara!

Pertanyaan Aplikasi

1. PT A Minor membeli 5.000 lembar saham biasa PT B Minor pada tanggal 17 Januari 2005 dengan harga Rp8.000,- per lembar. Jumlah saham PT B Minor yang beredar sebanyak 200.000 lembar. Pada tanggal 31 Desember 2005 harga pasar saham PT B Minor sebesar Rp8.500,- per lembar. Pada tanggal 21 Agustus 2006, PT A Minor menjual seluruh saham PT B Minor yang dimilikinya dengan harga Rpl0.100,- per lembar.

Pertanyaan :

1. Hitunglah laba atau rugi penjualan saham PT B dalam tahun 2006! 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian saham PT B Minor.

3. Buatlah jurnal untuk mencatat koreksi harga tanggal 31 Desember 2005

4. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan saham PT B Minor.

2. Tuan Tamma memiliki 5% saham PT A Mayor yang beredar. Pada tanggal 1 Desember 2005 PT A Mayor mengumumkan dividen kas sebesar Rpl00.000.000,- untuk seluruh pemegang saham yang tercatat pada tanggal 10 Desember 2005. Dividen ini terutang pada tanggal 10 Januari 2006. Tuan Tamma juga memiliki 9% saham PT B Mayor yang beredar. Pada tanggal 15 September 2005, Tuan Tamma menerima dividen likuidasi sebesar Rp5.000.000,- dari PT B Mayor. Atas dasar surat dari PT B Mayor dapat diketahui bahwa modal yang dikembalikan sebesar 60% dari jumlah yang dibagikan.

Pertanyaan :

1. Hitunglah dividen yang dilaporkan sebagai penghasilan oleh Tuan Tamma dalam laporan laba rugi 2005.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat dividen dari PT A Mayor dan PT B Mayor.

Investasi Saham dan Pendanaan 139

3. PT Alfa menerima pembagian dividen dalam tahun 2006 dari saham- saham yang dimilikinya sebagai berikut:

a. Dividen kas dari PT Xray sebesar Rpl.200.000,-. PT Alfa memiliki 5% saham PT Xray yang beredar.

b. Dividen kas sebesar Rpl4.000.000,- dari PT Yin. PT Alfa memiliki 35% saham PT Yin yang beredar.

c. Dividen saham sebanyak 250 lembar dari PT Zulu pada tanggal 14 Desember 2006. Harga pasar saham PT Zulu pada tanggal tersebut sebesar Rpl0.000,- per lembar. PT Alfa memiliki 2% saham PT Zulu yang beredar.

Pertanyaan:

1. Hitunglah pendapatan dividen yang dilaporkan oleh PT Alfa dalam laporan laba rugi tahun 2006.

2. Buat jurnal untuk mencatat masing-masing transaksi penerimaan saham.!

Dalam dokumen AKUNTANSI KEUANGAN 2 (Halaman 135-146)