• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK)

Dalam dokumen (, Unknown) (Halaman 194-200)

KINERJA PUSAT LITBANG PERMUKIMAN

3. Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK)

Dalam upaya memberikan kemudahan atas pelaksanaan kegiatan Litbang maka Puslitbang Permukiman telah mengusulkan adanya penetapan STANDAR BIAYA KELUARAN. Selama ini struktur pembiayaan kegiatan litbang sangat detail sehingga menyulitkan para pelaksana dalam memproses pertanggungjawban administrasi. Sehingga para koordinator lebih direpotkan oleh masalah administrasi dibandingkan masalah substanasi teknis penelitiannya. Oleh sebab itu perlu ditetapkan adanya suatu Standar Biaya Keluaran berdasarkan sifat penelitian yang dilaksanakan, sehingga akan memudahkan baik dalam proses perencanaan, maupun pelaksanaan pertanggungjawaban administrasinya.

Selain langkah antisipastif diatas maka dalam rangka optimalisasi kegiatan, langkah antisipatif dalam pelaksanaan kegiatan di tahun mendatang akan dilakukan dengan cara:

• Puslitbang PerPuslitbang Permukiman telah mengubah strategi pelaksanaan litbang, dimana penyiapan Proposal Teknik untuk TA 2015 telah disiapkan pada bulan Oktober 2014 dan telah pula diberikan Bimbingan Teknis Pemantapan Proposal Teknik tersebut pada bulan November 2014. Direncanakan pada awal TA 2015 Proposal Teknis tersebut sudah dapat dilaksanakan/ditindaklanjuti dengan pelaksanaan litbang (bahan sosialisasi peningkatan mutu litbang terlampir).

• Menyiapkan dokumen teknis secara detail dan matang serta menugaskan tim penyusun Detail Engineering Design (DED) sedini mungkin dengan surat perintah dari Kepala Puslitbang Permukiman, khususnya untuk kegiatan yang akan dilelangkan.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -124

• Membentuk 3 (tiga) Pokja pada Unit Layanan Pengadaan dan menugaskan 4 (empat) orang pejabat pengadaan barang dan jasa sebagai strategi pengadaan barang/jasa yang lebih efektif agar beban setiap pokja dan pejabat pengadaan tidak terlalu berat sehingga waktu penyelesaian pengadaan dapat dipercepat.

• Menyiapkan data dukung kegiatan selengkap-lengkapnya pada saat proses penelitian di SPIP Kementerian PU dan penelaahan di Direktorat Jenderal Anggaran, sehingga tidak ada kegiatan yang diblokir.

• Menyiapkan dan melengkapi dokumen teknis dan dokumen lelang sejelas-jelasnya dan sedetil mungkin serta menyusun strategi pengadaan barang/jasa yang matang, agar tidak terjadi lelang ulang.

• Penetapan lokasi penerapan model penelitian harus sudah ditetapkan dan difinalkan sebelum proses pelelangan dilaksanakan. Puskim telah menugaskan tim untuk mulai melakukan survey dan menjajaki kerjasama dengan pihak pemda dan penerima manfaat salah satunya dalam hal penetapan lokasi uji coba penerapan model.

• Penyiapan kegiatan yang berhubungan dengan aplikator teknologi hasil litbang Puskim harus lebih dipersiapkan dari tahun sebelumnya, penetapan lokasi harus sudah ditetapkan, teknologi yang akan diterapkan harus diverifikasi ulang termasuk kesiapan aplikator-aplikatornya.

• Mengembangkan data centre sebagai media pengelolaan data dasar yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan-kegiatan penelitian. Hal ini dimaksudkan pula sebagai upaya efisiensi / mengurangi biaya perjalan dinas yang semakin dibatasi.

• Mengembangkan kegiatan inkubasi hasil litbang sebagai wahana pematangan kerjasama pemanfaatan hasil litbang dengan stake holder terkait.

3.4.3.2. REKOMENDASI SAKIP

Berikut ini adalah rekomendasi kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kualitas penerapan SAKIP tersebut:

1. Komponen Perencanaan Kinerja

a. Mereviu dan meningkatkan kualitas serta melegalkan Rencana Strategis (Renstra) Eselon II yang merupakan penjabaran dari Renstra Balitbang PU

b. Melengkapi Renstra tersebut dengan road map untuk periode 2013-2014 dan periode 2015-2019 yang lebih menjelaskan hubungan antara output penting, dan outcome yang akan dihasilkan pada periode tersebut

c. Membangun database kinerja sebagai media untuk mencatat keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja yang dijanjikan

2. Komponen Pengukuran Kinerja

a. Mengintegrasikan SAKIP dengan Sistem Manajemen Mutu

b. Menugaskan auditor internal untuk melakukan penilaian terhadap pencapaian target-target kinerja yang dijanjikan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -125

3. Komponen Pelaporan Kinerja

Kedalam LAKIP tahun berikutnya, ditambahkan informasi berikut ini:

a. Penerapan reward dan punishment yang dirangkum dari rapat tinjauan manajemen, dan Rapat Monev kemajuan pelaksanaan kegiatan

b. Produk-produk kegiatan yang dihasilkan selama satu tahun, dan dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu output penting, dan outcome

4. Komponen Capaian Kinerja (Khususnya Penilaian Stakeholder)

Mengembangkan instrumen penilaian stakeholder, untuk landasan penilaian kinerja tentang pengelolaan keuangan, transparansi, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan pelayanan

3.4.3.3 TINDAK LANJUT SAKIP

Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) SAKIP diatas, bersama ini kami sampaikan rencana tindaklanjut sebagai berikut:

1. Komponen Perencanaan Kinerja

a. Puskim saat ini sedang menyusun Renstra 2015-2019, rekomendasi atas kekurangan pada Renstra 2010-2014 akan menjadi bahan pertimbangan dan penyempurnaan penyusunan Renstra Tahun 2015 – 2019.

b. Dalam rangka membangun database kinerja sebagai media untuk mencatat keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja yang dijanjikan, salah satunya adalah dengan menyusun Data Pemanfaatan Hasil Litbang Puskim yang sudah diterapkan di beberapa daerah.

Ke depan database kinerja Puskim akan lebih ditingkatkan lagi baik dari sistem pendokumentasiannya maupun evaluasi kinerja produk litbangnya.

2. Komponen Pengukuran Kinerja

Untuk saat ini integrasi terhadap Sistem Manajemen Mutu dengan LKIP sudah dilakukan sebagai contoh untuk Bidang Kerjasama maka telah dilakukan intergrasi untuk ruang lingkup Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran serta ruang lingkup pengembangan kerjasama.

3. Komponen Pelaporan Kinerja

Pada penyusunan LKKIP Tahun 2013 telah disampaikan reward terhadap staf, pejabat struktrual maupun pejabat fungsional di lingkungan Puskim. Penghargaan dari pihak luar atas kinerja Puslitbang Permukiman juga telah disampaikan pada LAKIP Tahun 2013 ini. 4. Komponen Capaian Kinerja (Khususnya Penilaian Stakeholder)

Puskim telah mengembangkan instrumen penilaian dari stakeholder, khususnya dari stakeholder pemanfaat produk litbang Puskim yang dinyatakan dalam surat penghargaan dari masyarakat, pemda dan asosiasi.

BAB IV PENUTUP IV -1

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini dikemukanan tunjauan secara umum tentang keberhasilan, dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Puslitbang Permukiman Tahun 2014, serta strategi pemecahann masalah yang perlu dilaksanakan pada tahun 2014. Pada bab ini dikemukakan pula harapan harapan untuk tahun yang akan datang.

4.1 TINJAUAN UMUM TERHADAP KEBERHASILAN

Pada tahun 2014 Puslitbang Permukiman telah berhasil menyelesaikan seluruh output yang diperjanjikan pada dokumen Penetapan Kinerja. Hal tersebut didasarkan pengukuran indikator output atau indikator kinerja kegiatan (IKK). Demikian pula halnya dengan pencapaian kinerja outcome yang diukur dari perbaikan harga output kegiatan (Rp/output dokumen) telah menunjukkan adanya perbaikan efisiensi. Hal tersebut didasarkan pengukuran indikator outcome atau indikator kinerja utama (IKU). Namun, Puslitbang Permukiman belum mampu menyerap seluruh anggaran yang diperjanjikan. Tingkat penyerapan anggaran tahun 2014 adalah sebesar 95,05%. Terkait pencapaian Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman pada tahun 2014 ini walaupun menghadapi berbagai kendala dan permasalahan telah berhasil melakukan efisiensi / penghematan anggaran. Hal ini terlihat dari pencapaian seluruh output kegiatan yang dapat dihasilkan dengan baik, selain itu juga berbagai penghargaan yang telah diterima Puslitbang Permukiman sebagai bentuk apresiasi atas kinerja Puslitbang Permukiman selama pelaksanaan kegiatan tahun 2014.

4.2 TINJAUAN UMUM TERHADAP KEGAGALAN

Kendala internal yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan adalah adanya peraturan-peraturan pelaksanaan kegiatan yang berbasis kinerja yang belum dipahami, pemblokiran anggaran dikarenakan ketidaksiapan dokumen perencanaan, terlambatnya pelaksanaan pelelangan dan adanya pelelangan ulang, beberapa pejabat struktural dan stafnya bertugas rangkap yaitu selain bekerja untuk melaksanakan kegiatan litbang juga merupakan bagian dari pengelola Satker, disebabkan kekurangan SDM sehingga kualitas hasil kegiatan belum mantap.

Adapun kendala eksternal yang dihadapi selama tahun 2014 ada 7 (tujuh) kendala yang berhasil diidentifikasi yaitu:

a. Adanya perubahan peraturan ditengah perjalanan sehingga merubah perencanaan anggaran dan berpotensi menyebabkan kinerja tidak optimal; b. Perubahan Aplikasi Keuangan yang bersifat ujicoba seperti SPAN, SILABI, SAKTI. c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia Pengelola Satker;

BAB IV PENUTUP IV -2 e. Kebijakan Pemerintah di Masa Transisi seperti seperti kebijakan pembatasan

perjalanan dinas dan penyelenggaraan acara di luar kantor, Kebijakan/instruksi

ya g bersifat e gga tu g .

f. Pemaketan Swakelola dan Kontraktual; g. Ketidaksesuaian Aturan dengan Litbang

4.3. HARAPAN PERBAIKAN KINERJA TAHUN YANG AKAN DATANG

Diharapkan pada tahun yang akan datang perubahan peraturan atau kebijakan tidak dilaksanakan pada saat tahun berjalan dan aturan/ kebijakan yang dikeluarkan telah jelas untuk dapat diterapkan;

Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar dapat segera ditetapkan termasuk seluruh jajaran Eselon I, II, III dan IV, hal ini agar dapat mendorong pelaksanaan pekerjaan Tahun 2015 segera dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya;

Terkait penganggaran pada Tahuun 2015 ini, agar Revisi APBN-P dapat segera ditetapkan dan diharapkan tidak ada lagi pemblokiran anggaran dengan alasan yang tidak jelas;

Pada tahun 2014, tingkat pemahaman terhadap kebijakan dan pedoman serta petunjuk pelaksanaan terkait dengan reformasi birokrasi, dan juga penerapan SMM yang sudah berjalan 3 (tiga) tahun, kinerja harus lebih ditingkatkan.

Peningkatan kapasitas SDM baik dari jumlah maupun kompetensi yang dapat terlibat dalam proses pelaksanaan kegiatan baik sebagai pelaksana maupun pejabat kesatkeran dengan dukungan dari para pejabat struktural.

Peningkatan kinerja tersebut diharapkan sejalan dengan peningkatan kompetensi SDM yang diperoleh melalui praktek nyata pelaksanaan Tugas fungsi

Guna mendorong kinerja yang lebih baik, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman sudah melakukan upaya sebegai berikut:

1. Peningkatan mutu Litbang melalui: a. Pembinaan Teknis Desain Riset;

b. Perubahan Jadual Pelaksanaan Litbang; c. Penataan Manajemen Litbang

2. Pengkajian mutu pelaksanaan anggaran melalui: a. Perubahan jadual Pelaksanaan Anggaran; b. Perubahan Manajemen Satuan Kerja (E-Satker) 3. Pengembangan Data Center dan Inkubasi Hasil Litbang

BAB IV PENUTUP IV -3

DAFTAR PUSTAKA

[Balitbang-PU], Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, 2013, Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Penetapan Kinerja (PK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Litbang Kementerian PU, nomor DSM/SETBA/PP/35, Revisi ke-01

[Balitbang-PU], Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, 2013, Instruksi Kerja (IK) Penetapan dan Pengukuran Output dan Outcome, nomor DSM/SETBA/IK/11

[Balitbang-PU], Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, 2012, Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010-2014 (Revisi ke-2)

[Kem-PAN RB], Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2010, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Pemerintah dan Reformasi Birokrasi nomor 13 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP).

[Kem-PAN RB], Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2010, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Pemerintah dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP).

[Kem-PU], Kementerian Pekerjaan Umum, 2012, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 17/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Penetapan Kinerja Di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum [LAN-RI], Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2003, Keputusan Kepala

Lembaga Administrasi Negara nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah

[Pus-Kim]. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, 2012, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2012

LAMPIRAN

L1. Rencana Kinerja Tahunan L2. Perjanjian Kinerja

L3. Penetapan Kinerja L4. Pengukuran kinerja

L5. Dokumentasi pekerjaan fisik pada tahun 2014 L6. Kegiatan Sosialisasi, Diseminasi dan Pameran

Dalam dokumen (, Unknown) (Halaman 194-200)