• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam bagian ini penulis membahas dan mendiskripsikan penghayatan komuni batin dalam perayaan Ekaristi daring bagi lansia di Lingkungan St.

Antonius Gendeng Selatan Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Penulis menggunakan perayaan Ekaristi daring sebagai topik utama penelitian dan Whatsapp sebagai media pertemuan online pada tanggal 15 Juni 2021.

Dari hasil penelitian tersebut para lansia merasa senang karena mereka terbantu dengan adanya perayaan Ekaristi daring. Mereka terobati kerinduannya untuk berjumpa dengan Tuhan dalam komuni suci dan perayaan Ekaristi.

Tanggapan mereka terhadap perayaan Ekaristi daring mereka sampaikan secara langsung melalui wawancara dan pertemuan online serta dalam pengisian kuesioner. Seperti di dalam Bab II penulis menjelaskan bahwa melalui dokumen IM art. 3 bahwa Gereja harus memanfaatkan media komunikasi sosial untuk

mewartakan warta keselamatan dan mengajarkan bagaimana manusia dapat memakai media dengan tepat.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, para lansia merasa kecewa dan sedih, namun karena kondisi mereka menerima dan mengikuti perayaan Ekaristi daring dengan bantuan anggota keluarga mereka seperti yang disampaikan dalam wawancara [Lampiran 4: (5-34)]. Berdasarkan hasil wawancara, pertemuan online dan kuesioner, jawaban mereka konsisten yaitu bahwa mereka terbantu dengan perayaan Ekaristi daring karena mereka dapat berjumpa secara intim dengan Tuhan dan menanggapi kerinduan mereka. Di tengah kondisi dan situasi saat ini para lansia juga memiliki “ketergantungan” dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Hal ini disampaikan oleh Bapa Paus Fransikus dalam Surat Gembala kepada lansia (KWI, 2021:1).

Berdasarkan hasil wawancara, pertemuan online dan kuesioner, mereka menyampaikan bahwa bahwa para lansia dapat mempersiapkan diri dengan layak dan pantas untuk mengikuti perayaan Ekaristi daring. Persiapan dilakukan mulai peralatan, hati dan mental mereka disiapkan dengan sepenuh hati seperti mengikuti perayaan Ekaristi secara langsung di gereja. Hal tersebut seperti yang dianjurkan oleh Komsos Keuskupan Agung Semarang tentang tata cara mengikuti perayaan Ekaristi Online (Komsos Keuskupan Agung Semarang, 2020). Selain itu, dalam mempersiapkan diri yang paling penting adalah menyesuaikan diri dengan baik, baik itu hati atau pun sikap mereka dengan apa yang mereka ucapkan supaya rahmat Allah dapat bekerjasama dan tidak sia-sia (SC 11).

Ekaristi merupakan ungkapan pujian dan syukur kita kepada Tuhan atas berkat penyelamatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui kurban dan darah-Nya yang diserahkan kepada Gereja sebagai perjamuan terakhir (Martasudjita, 2005:29). Dalam wawancara secara langsung dan pertemuan online para lansia mempunyai pemahaman bahwa dalam perayaan Ekaristi mereka mengucap syukur untuk berkat yang mereka terima. Berkat atas rahmat kesehatan, ketentraman, dan masih diijinkan untuk berziarah di dunia ini. Selain itu, mereka bersyukur karena masih mengikuti perayaan Ekaristi secara daring dan merasakan perjumpaan dengan Tuhan.

Perjumpaan secara daring tidak berbeda dengan perjumpaan secara fisik, karena itu tergantung dari diri kita, di mana kita bisa merasakan kehadiran yang mendalam, berarti dan real (Deanaa, 2020:19). Hal ini juga disampaikan oleh N09 bahwa mereka percaya Tuhan hadir di mana saja tergantung hati dan diri kita.

Kalau kita tidak bisa fokus dengan Tuhan kita tidak akan merasakan kehadiran Tuhan, sebaliknya jika kita menerima dengan lapang, kita akan merasakan kehadiran Tuhan di dalam diri kita [Lampiran 4: (21-24)]. Demikian pula N10 yang menyatakan bahwa Tuhan hadir di mana saja. Selain itu N05 dan N06 menyampaikan bahwa kita pergi ke gereja sama saja dengan di rumah karena rumah adalah Gereja kecil [Lampiran 4: (13-16)].

Komuni merupakan kesatuan umat beriman dengan Tuhan dan sesama melalui Tubuh dan Darah Kristus (Martasudjita, 2005:218). Itulah yang mereka rasakan dalam mengikuti perayaan Ekaristi harian atau mingguan secara langsung.

Karena kondisi dan situasi mereka harus menerima keadaan saat ini. Selain itu

dalam penerimaan komuni mereka menerima secara daring atau batin. Santa Teresia menyatakan bahwa mengikuti perayaan Ekaristi tanpa komuni, maka kita dapat menerima komuni secara batin, karena kita dapat menerima kepuasan dan menimbulkan cinta yang mendalam kepada Tuhan. Hal ini juga disampaikan oleh N05 dapat mengatasi kerinduan hatinya yang setiap hari pergi ke gereja kini mengikuti perayaan Ekaristi daring, sehingga mereka dapat mengutarakan isi hati mereka [Lampiran 4: (13-15)]. Dalam proses penerimaan komuni batin tersebut ada proses penghayatan yang mereka lakukan seperti mengosongkan diri dengan berpuasa, tidak minum. Tidak makan, menata hati, menyerahkan diri dan memfokuskan diri akan kehadiran Tuhan seperti dalam perayaan Ekaristi secara langsung.

Dalam buku yang berjudul Menjadi Katekese yang Handal di Zaman Sekarang Iswarahadi & Cicilia Sianipar mengungkapkan bahwa perkembangan

zaman yang begitu cepat membuat media komuniasi menciptakan bahasa, gaya, cara berpikir dan berdoa yang baru (2018:202). Itulah yang menjadi tantangan dunia terkhusus Gereja saat ini. Hal ini juga disampaikan oleh N09 di mana saat ini segala sesuatu serba teknologi, sehingga mereka tidak melakukan perjumpaan atau kegiatan secara langsung [Lampiran 4: (21-22)]. Oleh karena itu, Gereja perlu meninjau kembali kegiatan yang mereka lakukan dengan teknologi seperti yang disampaikan oleh Bapa Paus Fransiskus dalam Surat Gembala hari Komunikasi Sosial se-Dunia yang ke-55 bahwa kita harus memilah mana yang terbaik untuk diterima dan mengolah informasi yang kita dapatkan (KWI,

2021:8). Hal tersebut yang menjadi harapan para lansia untuk dunia pewartaan ke depan-Nya.

Dunia pewartaan di era digital ini menuntut Gereja untuk terbuka dengan para lansia yang kurang memahami peran media di dalam dunia pewartaan.

Pewartaan sebagai terang Injil yang menjadi hal penting dalam menyiapkan para lansia menghadap Tuhan. Oleh karena itu kiranya Gereja memanfaatkan media sebagai mimbar baru yang bisa menjadi alat yang berdaya guna dalam membantu lansia (EN 54). Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa para lansia merasa terbantu dengan adanya Perayaan Ekaristi daring, walaupun membutuhkan bantuan dari orang lain. Dengan demikian hal itu menunjukkan bahwa Gereja mempunyai kewajiban untuk memanfaatkan media untuk menemukan Tuhan di dalam layar. Selain itu kiranya Gereja dapat mengajak para anggota keluarga untuk ambil bagian dalam pewartaan di era digital sebagai ucapan syukur. Hal tersebut ditegaskan oleh Bapa Paus dalam Surat Gembala pada hari Komunikasi Sosial se-Dunia yang ke-55 yang mengajak kita untuk bersyukur dengan adanya Internet dan ajakan untuk diri kita bertanggungjawab atas segala komunikasi yang ada (KWI, 2021:8).

Berdasarkan hasil penelitian, penulis merasa bahwa untuk menjadi seorang katekis yang sejati harus mampu untuk mengenal diri sendiri terlebih dahulu.

Mampu mengenal akan apa yang diimani supaya dapat mengarahkan umat-Nya ke depan yang lebih baik. Dalam proses yang dilalui juga penulis merasa bahwa melalui teknologi pula katekese dapat dilaksanakan dan dapat menemukan Tuhan.

Hal yang paling membuat penulis menyadari bahwa di mana pun, dengan situasi

apapun dan sarana apapun jika kita berserah kepada Tuhan apa yang digunakan untuk memuliakan Tuhan karena Tuhan selalu hadir. Hal itulah yang mengerakkan hati kita bahwa dalam hidup ini saya hanya perlu mengadalkan Tuhan. Selain itu kita juga perlu meyadari bahwa para lansia juga sangat berarti dan penting dalam kehidupan kita. Para lansia dapat menjadi contoh dan teladan bagi perjalanan iman dan kehidupan kita kedepan.

G. Usulan Kegiatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara langsung, pertemuan online dan kuesioner yang diikuti oleh 15 narasumber tentang penghayatan komuni batin dalam perayaan Ekaristi daring di Lingkungan St. Antonius Gendeng Selatan, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta. Maka penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi atau pembekalan bagi paroki maupun keuskupan. Usulan untuk membantu penghayatan komuni batin dalam perayaan Ekaristi daring maupun kegiatan-kegiatan online lainnya, yaitu para anggota gereja atau keuskupan perlu memberikan rekoleksi atau pembekalan kepada anggota keluarga maupun pendamping yang mempunyai lansia dalam keterlibatan mereka di kegiatan online sebagai salah satu bentuk sarana untuk menyebarluaskan kabar suka cita. Seperti yang ditegaskan dalam Surat Gembala Bapa Paus Fransiskus hari Komunikasi Sosial se-Dunia yang menyatakan bahwa

“semua sarana sungguh bernilai”. Oleh karena itu, kita diajak seperti Paulus dari Tarsus untuk menyebarluaskann kabar baik kepada semua orang melalui media (KWI,2021:10). Melalui kegiatan tersebut umat lansia merasa terbantu dan

diperhatikan oleh anggota gereja. Kegiatan tersebut juga dapat membantu para lansia dan anggota gereja untuk merasakan kemajuan zaman dan menemukan Tuhan di dalam layar. Kegiatan ini bertujuan membantu para lansia untuk menghayati pewartaan di era digital saat ini. Perencanaan kegiatan sebagai berikut:

Nama Kegiatan : Rekoleksi Pendamping Lansia

Tema Kegiatan : Bersama Lansia Menemukan Tuhan di depan layar.

Tanggal & Waktu Kegiatan : Sabtu, 22 Januari 2022 Pukul 07.30 – 15.00 WIB

Tempat Kegiatan : Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta

Peserta Kegiatan : 15 Pendamping atau Anggota Keluarga Lansia Susunan Acara :

Sesi I 07.30-08.00 Pendaftaran

08.00-08.30 Pembukaan (pengantar dan doa pembuka) 08.30-08.45 Pembagian kelompok (menjadi 3 kelompok)

08.45-09.30 Sharing (pengalaman saat mendampingi lansia mempersiapkan dan mengikuti perayaan Ekaristi secara daring).

09.30-10.00 Menyampaikan hasil sharing 10.00-10.15 Istirahat

Sesi ke-II

10.15-11.15 Pendamping memaparkan materi pendampingan lansia dalam menemukan Tuhan didalam layar.

11.15-11.30 Pertanyaan

11.30-12.00 Refleksi (mengingat kembali bagaimana peserta dalam mendampingi para lansia baik dalam perayaan Ekaristi)

12.00-13.00 Makan siang

Sesi ke-III

13.00-13.15 Mengingat kembali materi di sesi II

13.15-14.00 Mendiskusikan upaya yang akan dilakukan peserta untuk membantu lansia dalam menemukan Tuhan didalam layar (di dalam kelompok)

14.00-14.30 Mendiskusikan upaya yang akan dilakukan bersama untuk membantu para lansia.

14.30-15.00 Pengantar dan doa penutup.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis menyampaikan kesimpulan dan saran yang berguna terhadap “penghayatan komuni batin dalam perayaan Ekaristi daring bagi umat lansia di Lingkungan St. Antonius Gendeng Selatan, Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta.” Dalam bagian kesimpulan penulis menyampaikan jawaban atas rumusan masalah, sedangkan dalam bagian saran penulis menyampaikan usulan program yang dapat membantu kemajuan para lansia atau umat di dalam dunia pewartaan era digital saat ini.

A. Kesimpulan

Di tengah perkembangan zaman dan situasi pandemi Covid-19 saat ini menjadikan setiap orang kesulitan dalam melakukan aktivitasnya, salah satunya adalah lansia. Lansia merupakan seseorang yang sudah sampai pada sistim organ yang mencapai pada puncah kehidupan. Di mana para lansia memiliki ketergantungan dengan orang lain. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini juga menjadikan Gereja melaksanakan perayaan Ekaristi secara daring. Walaupun dilaksanakan secara daring para lansia dapat mengikutinya secara lansung di rumah dan perayaan Ekaristi yang bersifat sah. Keabsahan perayaan Ekaristi ini berlaku ketika kita mau berpartisipasi secara spiritual atau batin dalam merayakan Ekaristi yang disiarkan secara daring (Atawolo, Andreas. (2020). Hal tersebut juga berlaku untuk komuni batin. Dimana Mario Tomi Subardjo menjelaskan

bahwa ketika kita tidak dapat menerima Tubuh dan Darah Kristus secara langsung itu tidak mempegaruhi diri kita untuk menyambut kehadiran Yesus dalam hati kita (2020:167).

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data bahwa para lansia di Lingkungan St. Antonius Gendeng Selatan Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta menghayati komuni dalam perayaan Ekaristi daring. Hal ini dibuktikan dengan jawaban para lansia dalam wawancara secara langsung, pertemuan online dan kuesioner. Di mana para lansia merasa terbantu dengan situasi dan kondisi yang dialami saat ini, sehingga mereka memperoleh rahmat kehadiran Tuhan dalam diri mereka dan di tengah-tengah mereka melalui persiapan dan penghayatan yang mereka lakukan walaupun mereka membutuhkan bantuan dari anggota keluarga mereka dalam mempersiapkannya. Selain itu, mereka dalam komuni batin juga merasa terobati kerinduannya untuk berjumpa dengan Tuhan walaupun mereka sangat merindukan mengikuti perayaan Ekaristi dan menyambut Tubuh dan Darah Kristus secara langsung. para lansia kurang memahani penggunaan media dalam perayaan Ekaristi daring.

Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh hasil bahwa penghayatan komuni batin dihayati oleh para lansia namun para lannsia mempunyai harapan supaya para anggota gereja dapat menjelaskan dan mengarahkan umat secara jelas mengenai perayaan Ekaristi secara daring atau apapun kepada para lansia karena mereka merasa kesulitan dalam penggunaan media. Oleh karena itu usulan kegiatan yang dianjurkan bagi penghayatan komuni batin dalam perayaan Ekaristi daring bagi lansia di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta yaitu memberikan

rekoleksi atau pembekalan kepada para pendamping atau anggota keluarga lansia dengan tema “Bersama lansia menemukan Tuhan di dalam layar”. Kegiatan ini guna membantu pemahaman para lansia untuk menemukan Tuhan di dalam media saat ini dan perkembangan yang ada. Selain itu juga membantu para lansia supaya tidak merasa sendirian dan ditinggalkan oleh gereja serta dapat berrelasi dengan teman seperjalanan atau keluarga.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran kepada anggota keluarga lansia dan paroki untuk terlibat dalam pemahaman lansia dalam perayaan Ekaristi daring.

1. Bagi Anggota Keluarga

a. Anggota keluarga perlu meluangkan waktu mereka untuk mendampingi para lansia dalam mempersiapkan diri mereka dan persiapan perayaan Ekaristi daring.

b. Anggota keluarga perlu meluangkan waktu mereka untuk berdoa bersama dan merayakan perayaan Ekaristi daring bersama.

2. Bagi Lansia

a. Semoga para lansia selalu mempunyai kesadaran diri untuk selalu aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring, karena melalui perayaan Ekaristi daring dapat membantu para lansia untuk menghadirkan Tuhan di dalam diri mereka.

3. Bagi Pendamping

a. Semoga para pendamping selalu mendampingi dan menyertai perjalanan umatnya baik itu lansia maupun kaum awam, karena melalui pendampingan para umat dapat merasakan kehadiran Gereja di dalam diri mereka.

4. Bagi Paroki

a. Membentuk tim katekese untuk lansia supaya dapat meninjau perkembangan atau pemahaman lansia dalam perayaan Ekaristi daring, sehingga para lansia memperoleh penghayatan dan makna dalam komuni batin maupun perayaan Ekaristi daring.

b. Membuat program atau pembekalan kepada anggota keluarga akan keterlibatan mereka dalam membantu mempersiapkan diri mereka dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring.

c. Mengadakan pertemuan untuk meninjau ulang apakah perayaan Ekaristi daring memang bermanfaat bagi umatnya atau malah disalahgunakan.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Banawiratma, JB. (1986). Ekaristi dan Kerjasama Imam - Awam. Yogyakarta:

Kanisius

Dokumentasi dan Penerangan KWI. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II.

Penerjemah: R. Hardawiryana. Bogor: Obor

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USD. (2019). Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta

Helaluddin & Wijaya. H. (2019). Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori

& Praktik.Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Iswarahadi, Y.I. (2017). Media dan Pewartaan Iman:Usaha Mencari Model Pewartaan Iman Pada Zaman Digital.Yogyakarta: Studio Audio Visual PUSKAT dan PT Kanisius.

Komisi Kateketik KWI. (2015). Hidup di Era Digital: Gagasan Dasar dan Modul Katekese. Yogyakarta: Kanisius

KWI. (2021). Datanglah dan Lihatlah: Berkomunikasi dengan Menjumpai Orang Lain Apa Adanya. Jakarta

Lukasik, A. (1991). Memahami Perayaan Ekaristi: Penjelasan Tentang Unsur-unsur Perayaan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius

Martasudjita, E. (2005). Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral.

Yogyakarta: Kanisius

Madya Utama, I.L. (2016). Ilmu Katekese dan Identitasnya. Yogyakarta: Appti . (2017). “Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa Mata Kuliah:

Sakramentologi.” Diktat, Tidak Diterbitkan. Yogyakarta.

Universitas Sanata Dharma

. (2018). Menjadi Katekis Handal di Zaman Sekarang. Yogyakarta:

Kanisius

Prasetyantha, Y.B. (2008). Ekaristi Dalam Hidup Kita. Yogyakarta: Kanisius.

Subarjo, Mario Tomi. (2020). Komuni Spiritual di Masa Darurat Covid-19.

Yogyakarta: Ruang Liturgi

Sugiyana, (2014). Formasio Iman Berjenjang. Yogyakarta:Kanisius

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suharyo, J. (2011). Ekaristi: Meneguhkan Iman, Membangun Persaudaraan Menjiwai Pelayanan. Yogyakarta: Kanisius

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. Penerjemah: R. Hardawiryana.

Jakarta; Dokpen KWI. (dokumen asli di terbitkan pada 1979).

.(2000). Gereja di Asia. Penerjemah: R. Hardawiryana. Jakarta:

Dokpen KWI. (dokumen asli di terbitkan pada 1999) . (2014). Surat Kepada Umat Lanjut Usia. Penerjemah: R.

Hardawiryana. Jakarta: Dokpen KWI. (dokumen asli di terbitkan pada 1999).

Sumber Skripsi

Runi Asih, B.R. (2020). “Manfaat Penggunaan Whatsapp Sebagai Media

Pewartaan Iman Dalam Era Digital Di Lingkungan Santo Yohanes Maria Vianney Paroki Wates Yogyakarta” Skripsi dipublikasikan.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sumber Internet

Atawolo, Andreas. (2020), Ekaristi Online Banyak Maknanya. Diunduh dari https://christusmedium.com/2020/03/ekaristi-online-banyak-maknanya/

pada tanggal 24 Maret 2021.

Deanna A. T. (2020). Christ Is Really Present, Even in Holy Communion Via Online Worship. Routledge Taylour & Francis Group, Vol. 35 No. 4 18-24. https://doi.prg/10.1080/0458063X.2020.1832847 pada tanggal 17 maret 2021.

Dirtaya, S. (2018). Pelayanan Pastoral Bagi Lansia DI GKPI Pagar Sinondi dan HKBP Partdomuan Silangkitang. Jurnal Teologi Cultivation Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Vol 3 No 2 (2019): 1-15 https://E-jurnal.iakntarutung.ac.id/index.php/cultivation/article/view/265/0 di unduh pada tanggal 18 Februari 2021.

Lentera, (2020), Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19 KAS Tentang Panduan Perayaan Liturgi & Peribadatan serta kegiatan pastoral lainnya dalam masa New Normal. Di unduh dari https://paroki-sragen.or.id/2020/07/03/

surat-edaran-gugus-tugas-penanganan-dampak-19-kas-tentang-panduan- perayaan-liturgi-peribadatan-serta-kegiatan-pastoral-lainnya-dalam-masa-new-normal/ pada tanggal 21 Februari 2021.

Lirui, U. (2020). “Siknifikansi Pendampingan Kaum Lansia bagi Pelayanan Pastoral.” Jurnal KALA NEA 1. No.1. Di unduh dari http://jurnal.sttimmanuelsintang.ac.id/index.php/sttis/artical/view/54 pada tanggal 5 juni 2021.

Sumaryanto, O. T & Adji, H. (2020) Persekutuan Umat Allah Di Dalam Cyberspace. Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2020):

127–142 di unduh dari ISSN 2722-8630 (online) https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/JTKI/ pada tanggal 7 Mei 2021.

Sumber Youtube

Susanto, Josep. Bible Learning With Josep Susanto, (27 Agustus 2019),

“Kekuatan Ekaristi (edisi kolaborasi, Dr Andre Atawolo OFM)”

https://youtu.be/iRTGHTEoGDs

Susanto, Josep. Bible Learning With Josep Susanto, (26 Novemberi 2020),

“Makna Ekaristi dan hosti kudus (tantangan Gereja di masa pandemi)”

https://youtu.be/2cwEs2hp4NM

UPPKKAS. Komsos Keuskupan Agung Semarang, (20 Maret 2020), “Tata cara mengikuti perayaan Ekaristi online” (https://youtu.be/2cwEs2hp4NM)

LAMPIRAN

(1) Lampiran 1: Ijin Surat Penelitian

(2)

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian

(3) Lampiran 3: Data Umat Lansia

NO KODE NAMA RESPONDEN USIA

1. N01 Mathus Legiman 65 Tahun

2. N02 Aloysius Sadarmo 81 Tahun

3. N03 Mariarnia Magdalena Sukartiah Santo 82 Tahun

4. N04 Sumardiyono 83 Tahun

5. N05 Monica Christrina Suprihati 72 Tahun

6. N06 Agustinus Soewarno 77 Tahun

7. N07 Valentina Sukisni 65 Tahun

8. N08 Maria Goretti Basinah 70 Tahun

9. N09 Nicolaus Kanti Rahardjo 77 Tahun

10. N10 Kristiana Kusmadinah 70 Tahun

11. N11 Lasikun 84 Tahun

12. N12 Fransiksa Sartini 72 Tahun

13. N13 Marselina Farida 70 Tahun

14. N14 Lusia Sriharyanti 66 tahun

15. N15 B. Suyanto 77 Tahun

(4) Lampiran 4: Hasil Transkip Wawancara

Daftar Pertanyaan kepada Para Lansia di Lingkungan St. Antonius Gedeng Selatan Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta.

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

5. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh keika menerima komuni suci secara virtual?

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu mendoakan komuni batin yang dianjurkan oleh keuskupan atau menggunakan bahasa pribadi?

8. Apakah bapak/ibu mempunyai ruang tersendiri untuk merayakan perayaan Ekaristri daring?

9. Bersama siapa bapak/ibu merayakan perayaan Ekaristi daring?

10. Apa harapan bapak/ibu untuk ke depannya terkhusus dalam dunia pewartaan di era digital saat ini?

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam mengikuti kegiatan atau perayaan peribadatan secara daring?

(5) NO Identitas Kode : N01

Nama Matheus Legiman Umur 65 tahun

Waktu 13 Juni 2021, pukul 16.00 WIB

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

Dalam mempersiapkan perayaan Ekaristi daring saya dibantu oleh anak saya:

mulai dari lilin dan salib itu disiapkan oleh cucu saya. Selain itu cucu saya sering mengajak saya untuk berdoa bersama dan mengikuti perayaan Ekaristi.

Untuk laptop yang disambungkan ke televisi disiapkan oleh anak saya. Selain itu saya juga mempersiapkan diri saya dengan berpakaian rapi seperti pergi ke gereja. Seharusnya pada tanggal 23 nanti misa lansia di gereja tetapi karena sudah ada yang terkena Covid-19 dilingkungan kita jadi tidak bisa pergi ke gereja.

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

Ya saya memfokuskan diri saya seperti biasa ketika mengikuti perayaan Ekaristi di gereja. (dalam proses wawancara menampilkan wajah bingung akan apa yang harus di jawab)

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

Saya merasa bagaimana begitu, saya merasa gelo karena tidak bisa menerima komuni secara langsung selain itu saya juga merasa bingung. (memunculkan wajah sedih)

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring? saya merasakan kehadiran Tuhan, walaupun kadang-kadang di kirim komuni.

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Saya mengambil sikap duduk di kursi untuk mengikuti perayaan Ekaristi.

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu