• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran kepada anggota keluarga lansia dan paroki untuk terlibat dalam pemahaman lansia dalam perayaan Ekaristi daring.

1. Bagi Anggota Keluarga

a. Anggota keluarga perlu meluangkan waktu mereka untuk mendampingi para lansia dalam mempersiapkan diri mereka dan persiapan perayaan Ekaristi daring.

b. Anggota keluarga perlu meluangkan waktu mereka untuk berdoa bersama dan merayakan perayaan Ekaristi daring bersama.

2. Bagi Lansia

a. Semoga para lansia selalu mempunyai kesadaran diri untuk selalu aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring, karena melalui perayaan Ekaristi daring dapat membantu para lansia untuk menghadirkan Tuhan di dalam diri mereka.

3. Bagi Pendamping

a. Semoga para pendamping selalu mendampingi dan menyertai perjalanan umatnya baik itu lansia maupun kaum awam, karena melalui pendampingan para umat dapat merasakan kehadiran Gereja di dalam diri mereka.

4. Bagi Paroki

a. Membentuk tim katekese untuk lansia supaya dapat meninjau perkembangan atau pemahaman lansia dalam perayaan Ekaristi daring, sehingga para lansia memperoleh penghayatan dan makna dalam komuni batin maupun perayaan Ekaristi daring.

b. Membuat program atau pembekalan kepada anggota keluarga akan keterlibatan mereka dalam membantu mempersiapkan diri mereka dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring.

c. Mengadakan pertemuan untuk meninjau ulang apakah perayaan Ekaristi daring memang bermanfaat bagi umatnya atau malah disalahgunakan.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Banawiratma, JB. (1986). Ekaristi dan Kerjasama Imam - Awam. Yogyakarta:

Kanisius

Dokumentasi dan Penerangan KWI. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II.

Penerjemah: R. Hardawiryana. Bogor: Obor

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USD. (2019). Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta

Helaluddin & Wijaya. H. (2019). Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori

& Praktik.Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Iswarahadi, Y.I. (2017). Media dan Pewartaan Iman:Usaha Mencari Model Pewartaan Iman Pada Zaman Digital.Yogyakarta: Studio Audio Visual PUSKAT dan PT Kanisius.

Komisi Kateketik KWI. (2015). Hidup di Era Digital: Gagasan Dasar dan Modul Katekese. Yogyakarta: Kanisius

KWI. (2021). Datanglah dan Lihatlah: Berkomunikasi dengan Menjumpai Orang Lain Apa Adanya. Jakarta

Lukasik, A. (1991). Memahami Perayaan Ekaristi: Penjelasan Tentang Unsur-unsur Perayaan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius

Martasudjita, E. (2005). Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral.

Yogyakarta: Kanisius

Madya Utama, I.L. (2016). Ilmu Katekese dan Identitasnya. Yogyakarta: Appti . (2017). “Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa Mata Kuliah:

Sakramentologi.” Diktat, Tidak Diterbitkan. Yogyakarta.

Universitas Sanata Dharma

. (2018). Menjadi Katekis Handal di Zaman Sekarang. Yogyakarta:

Kanisius

Prasetyantha, Y.B. (2008). Ekaristi Dalam Hidup Kita. Yogyakarta: Kanisius.

Subarjo, Mario Tomi. (2020). Komuni Spiritual di Masa Darurat Covid-19.

Yogyakarta: Ruang Liturgi

Sugiyana, (2014). Formasio Iman Berjenjang. Yogyakarta:Kanisius

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suharyo, J. (2011). Ekaristi: Meneguhkan Iman, Membangun Persaudaraan Menjiwai Pelayanan. Yogyakarta: Kanisius

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. Penerjemah: R. Hardawiryana.

Jakarta; Dokpen KWI. (dokumen asli di terbitkan pada 1979).

.(2000). Gereja di Asia. Penerjemah: R. Hardawiryana. Jakarta:

Dokpen KWI. (dokumen asli di terbitkan pada 1999) . (2014). Surat Kepada Umat Lanjut Usia. Penerjemah: R.

Hardawiryana. Jakarta: Dokpen KWI. (dokumen asli di terbitkan pada 1999).

Sumber Skripsi

Runi Asih, B.R. (2020). “Manfaat Penggunaan Whatsapp Sebagai Media

Pewartaan Iman Dalam Era Digital Di Lingkungan Santo Yohanes Maria Vianney Paroki Wates Yogyakarta” Skripsi dipublikasikan.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sumber Internet

Atawolo, Andreas. (2020), Ekaristi Online Banyak Maknanya. Diunduh dari https://christusmedium.com/2020/03/ekaristi-online-banyak-maknanya/

pada tanggal 24 Maret 2021.

Deanna A. T. (2020). Christ Is Really Present, Even in Holy Communion Via Online Worship. Routledge Taylour & Francis Group, Vol. 35 No. 4 18-24. https://doi.prg/10.1080/0458063X.2020.1832847 pada tanggal 17 maret 2021.

Dirtaya, S. (2018). Pelayanan Pastoral Bagi Lansia DI GKPI Pagar Sinondi dan HKBP Partdomuan Silangkitang. Jurnal Teologi Cultivation Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Vol 3 No 2 (2019): 1-15 https://E-jurnal.iakntarutung.ac.id/index.php/cultivation/article/view/265/0 di unduh pada tanggal 18 Februari 2021.

Lentera, (2020), Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19 KAS Tentang Panduan Perayaan Liturgi & Peribadatan serta kegiatan pastoral lainnya dalam masa New Normal. Di unduh dari https://paroki-sragen.or.id/2020/07/03/

surat-edaran-gugus-tugas-penanganan-dampak-19-kas-tentang-panduan- perayaan-liturgi-peribadatan-serta-kegiatan-pastoral-lainnya-dalam-masa-new-normal/ pada tanggal 21 Februari 2021.

Lirui, U. (2020). “Siknifikansi Pendampingan Kaum Lansia bagi Pelayanan Pastoral.” Jurnal KALA NEA 1. No.1. Di unduh dari http://jurnal.sttimmanuelsintang.ac.id/index.php/sttis/artical/view/54 pada tanggal 5 juni 2021.

Sumaryanto, O. T & Adji, H. (2020) Persekutuan Umat Allah Di Dalam Cyberspace. Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2020):

127–142 di unduh dari ISSN 2722-8630 (online) https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/JTKI/ pada tanggal 7 Mei 2021.

Sumber Youtube

Susanto, Josep. Bible Learning With Josep Susanto, (27 Agustus 2019),

“Kekuatan Ekaristi (edisi kolaborasi, Dr Andre Atawolo OFM)”

https://youtu.be/iRTGHTEoGDs

Susanto, Josep. Bible Learning With Josep Susanto, (26 Novemberi 2020),

“Makna Ekaristi dan hosti kudus (tantangan Gereja di masa pandemi)”

https://youtu.be/2cwEs2hp4NM

UPPKKAS. Komsos Keuskupan Agung Semarang, (20 Maret 2020), “Tata cara mengikuti perayaan Ekaristi online” (https://youtu.be/2cwEs2hp4NM)

LAMPIRAN

(1) Lampiran 1: Ijin Surat Penelitian

(2)

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian

(3) Lampiran 3: Data Umat Lansia

NO KODE NAMA RESPONDEN USIA

1. N01 Mathus Legiman 65 Tahun

2. N02 Aloysius Sadarmo 81 Tahun

3. N03 Mariarnia Magdalena Sukartiah Santo 82 Tahun

4. N04 Sumardiyono 83 Tahun

5. N05 Monica Christrina Suprihati 72 Tahun

6. N06 Agustinus Soewarno 77 Tahun

7. N07 Valentina Sukisni 65 Tahun

8. N08 Maria Goretti Basinah 70 Tahun

9. N09 Nicolaus Kanti Rahardjo 77 Tahun

10. N10 Kristiana Kusmadinah 70 Tahun

11. N11 Lasikun 84 Tahun

12. N12 Fransiksa Sartini 72 Tahun

13. N13 Marselina Farida 70 Tahun

14. N14 Lusia Sriharyanti 66 tahun

15. N15 B. Suyanto 77 Tahun

(4) Lampiran 4: Hasil Transkip Wawancara

Daftar Pertanyaan kepada Para Lansia di Lingkungan St. Antonius Gedeng Selatan Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta.

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

5. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh keika menerima komuni suci secara virtual?

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu mendoakan komuni batin yang dianjurkan oleh keuskupan atau menggunakan bahasa pribadi?

8. Apakah bapak/ibu mempunyai ruang tersendiri untuk merayakan perayaan Ekaristri daring?

9. Bersama siapa bapak/ibu merayakan perayaan Ekaristi daring?

10. Apa harapan bapak/ibu untuk ke depannya terkhusus dalam dunia pewartaan di era digital saat ini?

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam mengikuti kegiatan atau perayaan peribadatan secara daring?

(5) NO Identitas Kode : N01

Nama Matheus Legiman Umur 65 tahun

Waktu 13 Juni 2021, pukul 16.00 WIB

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

Dalam mempersiapkan perayaan Ekaristi daring saya dibantu oleh anak saya:

mulai dari lilin dan salib itu disiapkan oleh cucu saya. Selain itu cucu saya sering mengajak saya untuk berdoa bersama dan mengikuti perayaan Ekaristi.

Untuk laptop yang disambungkan ke televisi disiapkan oleh anak saya. Selain itu saya juga mempersiapkan diri saya dengan berpakaian rapi seperti pergi ke gereja. Seharusnya pada tanggal 23 nanti misa lansia di gereja tetapi karena sudah ada yang terkena Covid-19 dilingkungan kita jadi tidak bisa pergi ke gereja.

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

Ya saya memfokuskan diri saya seperti biasa ketika mengikuti perayaan Ekaristi di gereja. (dalam proses wawancara menampilkan wajah bingung akan apa yang harus di jawab)

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

Saya merasa bagaimana begitu, saya merasa gelo karena tidak bisa menerima komuni secara langsung selain itu saya juga merasa bingung. (memunculkan wajah sedih)

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring? saya merasakan kehadiran Tuhan, walaupun kadang-kadang di kirim komuni.

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Saya mengambil sikap duduk di kursi untuk mengikuti perayaan Ekaristi.

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu mendoakan komuni batin yang dianjurkan oleh keuskupan atau menggunakan bahasa pribadi?

Saya berdoa secara spontan seperti bapak kami, salam maria, saya juga memohon supaya keluarga saya memperoleh ketentraman dan diberi kesehatan. Setelah itu saya mendoakan doa komuni batin yang sudah ada di layar. Kalau dulu saya di kirim komuni tetapi karena prodiakonnya sedang terkena Covid-19 tidak ada yang mengantar komuni.

(6)

8. Apakah bapak/ibu mempunyai ruang tersendiri untuk merayakan perayaan Ekaristi daring?

Saya mempunyai ruang sendiri untuk berdoa yaitu ruang tamu.

9. Bersama siapa bapak/ibu merayakan perayaan Ekaristi daring?

Saya mengikuti perayaan Ekaristi bersama dengan anak-anak, istri dan cucu.

10. Apa harapan bapak/ibu untuk kedepannya terkhusus dalam dunia pewartaan di era digital saat ini?

Saya berharap semoga pandemi ini cepat selesai supaya dapat pergi ke gereja bersama keluarga. Selain itu kiranya misa lansia di teruskan oleh Gereja supaya para lansia merasakan ketentraman dan dapat berdoa dengan tenang dan dapat berjumpa dengan orang-orang.

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam mengikuti kegiatan atau perayaan peribadatan secara daring?

Niatnya saya mau misa di gereja setiap saat.

Ket: berdasarkan wawancara yang dilakukan N01 menampilkan wajah sedih baik dalam proses mengikuti perayaan Ekaristi daring atau menerima komuni secara batin. Dalam proses wawancara N01 menjawab apa yang menjadi harapannya N01 sangat berharap semoga cepat selesai pandemi ini dan bisa merayakan perayaan Ekaristi secara langsung.

(7) NO Identitas Kode : N02

Nama Aloysius Sadarmo Umur 81 tahun

Waktu 13 juni 2021, pukul 13.00 WIB

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

Yang saya persiapkan seperti Madah Bakti, rosario, televisi, berpakaian rapi, sedangkan untuk lilin kadang-kadang, kalau dari diri sendiri ya seperti mengikuti perayaan Ekaristi di gereja.

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

Secara umum saya memfokuskan diri dengan menerima keadaan walaupun secara pribadi tidak enak karena daring namun saya harus menerima dan beradaptasi seperti mengikuti perayaan Ekaristi di gereja.

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

Saya merasa tidak enak karena harus menerima komuni secara tertulis.

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Makna yang saya peroleh saja sama seperti mengikuti perayaan Ekaristi secara langsung di gereja.

5. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika menerima komuni suci secara virtual?

Makna yang saya peroleh saja sama seperti mengikuti perayaan Ekaristi secara langsung di gereja.

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Saya bersikap duduk di kamar saya untuk mengikuti perayaan Ekaristi

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu mendoakan komuni batin yang dianjurkan oleh keuskupan atau menggunakan bahasa pribadi?

Saya berdoa doa komuni batin yang sudah ada di layar saja untuk menerima komuni batin.

8. Apakah bapak/ibu mempunyai ruang tersendiri untuk merayakan perayaan Ekaristri daring?

Untuk hari Sabtu saya mengikuti perayaan Ekaristi daring di rumah tetangga sedangkan untuk hari Minggu saya mengikuti perayaan Ekaristi daring di kamar.

9. Bersama siapa bapak/ibu merayakan perayaan Ekaristi daring?

Untuk hari Sabtu saya bersama dengan tetangga untuk hari Minggu sendiri mengikuti perayaan Ekaristi daring.

10. Apa harapan bapak/ibu untuk ke depannya terkhusus dalam dunia pewartaan di era digital saat ini?

Saya berharap semoga bisa misa di gereja lagi dan para gembala Gereja membuka sekolah-sekolah.

(8)

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam mengikuti kegiatan atau perayaan peribadatan secara daring?

Saya berniat untuk menerima karena situasi dan kondisi saat ini tidak dialami sendiri bahkan seluruh dunia mengalaminya, selain itu saya juga ingin ikut terlibat dan menerima jika disuruh begini atau begitu.

Ket: dalam proses wawancara yang dilakukan N02 berharap sangat senang untuk diajak bercerita namun dalam pertanyaan mengenai perayaan Ekaristi daring dia selalu mengalihkan pembicaraan mengenai pekerjaan dan mengenai sekolah-sekolah di Jogja. Seain itu dia juga sangat berharap bahwa Gereja dapa membuka sekolah-sekolah yang berkualitas

(9) NO Identitas Kode : N03

Nama Maria Magdalena Sukartiah Santo

Umur 82 Tahun

Waktu 13 Juni 2021, pukul 11.00 WIB

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

Untuk televisi dan peralatan misa sudah tersedia di kamar tinggal menyiapkan hati supaya mantap mengikuti perayaan Ekaristi.

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

Saya memfokuskan diri dengan memasrahkan diri kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang memberikan berkat kepada saya.

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

Perasaan saya kurang enak karena tidak bisa kemana-mana dan tidak bisa menerima komuni juga. Tetapi saya merasa senang karena saya terobati kerinduannya untuk misa walaupun secara daring.

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Saya merasa terobati untuk berjumpa dengan Tuhan.

5. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika menerima komuni suci secara virtual?

Makna yang saya dapatkan yaitu saya menyadari bahwa Tuhan hadir di dalam diri saya sehingga saya merasa tentram.

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Saya bersikap duduk saja dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring.

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu mendoakan komuni batin yang dianjurkan oleh keuskupan atau menggunakan bahasa pribadi?

Saya berdoa dalam hati untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan karena saya masih diberi kesehatan sampai saat ini.

8. Apakah bapak/ibu mempunyai ruang tersendiri untuk merayakan perayaan Ekaristri daring?

Saya mengikuti perayaan Ekaristi daring di kamar saya tidak memiliki ruang tersendiri untuk berdoa.

9. Bersama siapa bapak/ibu merayakan perayaan Ekaristi daring?

Dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring saya sendiri, kalau dulu saya bersama dengan tetangga.

10. Apa harapan bapak/ibu untuk ke depannya terkhusus dalam dunia pewartaan di era digital saat ini?

Harapan saya untuk ke depannya saya dapat pergi ke gerejakan lagi untuk merayakan perayaan Ekaristi daring.

(10)

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam mengikuti kegiatan atau perayaan peribadatan secara daring?

Niat saya ingin mengikuti saja kalau tidak saya menunggu teman atau tetangga untuk meberi tahu saya.

Ket: Dalam sharing bersama N03 merasa senang karena ada teman cerita namun dia merasa sedih karena tidak dapat pergi ke gereja apalagi dari segi pendengaran yang kurang. Dilihat dari cara dia menjawab pertanyaan yang diajukan membuat peneliti menyimpulkan bahwa dia merasa kurang pemahaman dengan teknologi atau perkembangan Gereja saat ini.

(11) NO Identitas Kode : N04

Nama Sumardiyono

Umur 83 Tahun

Waktu 13 Juni 2021, pukul 10.00 WIB

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

Untuk laptop, lilin dan salib sudah disiapkan oleh anak saya, sehingga saya tinggal menyiapkan diri dengan berpakaian rapi.

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

Saya memfokuskan diri dengan mengosongkan diri dan mengambil waktu sebelum mengikuti perayaan Ekaristi daring untuk berdoa supaya saya dapat merasa siap untuk mengikuti perayaan Ekaristi.

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

Saya merasa sedih, tapi saya dapat menerimanya dengan lapang karena ini adalah kondisi yang tidak kita ketahui.

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Makna yang saya peroleh adalah Tuhan hadir dalam diri saya dan duduk di samping saya.

5. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika menerima komuni suci secara virtual?

Dalam komuni batin saya memperoleh rahmat kekuatan dalam diri saya.

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Saya mengambil sikap duduk dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring.

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu mendoakan komuni batin yang dianjurkan oleh keuskupan atau menggunakan bahasa pribadi?

Saya berdoa spontan dengan mengucapkan syukur atas berkat yang diterima sebelum menyambut komuni batin.

8. Apakah bapak/ibu mempunyai ruang tersendiri untuk merayakan perayaan Ekaristri daring?

Saya tidak mempunyai ruang sendiri untuk mengikuti perayaan Ekaristi daring, sehingga saya di ruang tamu untuk mengikuti perayaan Ekaristi.

9. Bersama siapa bapak/ibu merayakan perayaan Ekaristi daring?

Saya sendiri dalam mengikuti perayaan Ekaristi daring.

10. Apa harapan bapak/ibu untuk ke depannya terkhusus dalam dunia pewartaan di era digital saat ini?

Saya berharap semoga para romo bisa menyapa umat yang sakit dan tidak bisa pergi ke gereja terkhusus lansia.

(12)

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam mengikuti kegiatan atau perayaan peribadatan secara daring?

Saya berniat untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.

Ket: dalam proses wawancara ini N04 menjawab seperlunya apa yang ditanya oleh penulis tanpa merefleksikan apa yang akan dia jawab, sehingga dia menjawab seperlunya saja.

(13) NO Identitas Kode : N05

Nama Monica Christina Suprihati Umur 72 tahun

Waktu 12 Juni 2021, pukul 11.00 WIB

1. Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam mempersiapkan perayaan Ekraisti daring? Apakah bapak/ibu dapat mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari kuota, tempat dan peralatan serta suasana yang layak?

Untuk laptop sudah disiapkan oleh cucu saya karena seusia saya tidak paham.

Sementara untuk peralatan sudah disiapkan, sehingga tinggal menyiapkan diri dengan suka cita dan senang karena kita masih bisa mengikuti perayaan Ekaristi di rumah.

2. Bagaimana bapak/ibu memfokuskan diri secara khusyuk dan layak dalam berdoa dengan sepenuh hati?

Saya memfokuskan diri sama seperti pergi ke gereja. Saya harus fokus karena saya mau bertemu dengan Tuhan walaupun di rumah yang sama saja dengan gereja kecil.

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika tidak dapat menerima komuni suci secara langsung melainkan secara daring (komuni batin)?

Karena situasi saya merasa senang-senang saja mengikuti perayaan Ekaristi seperti ini, tapi saya merasa kecewa karena biasanya menerima Tubuh dan Darah Kristus setiap hari sekarang harus menerima komuni batin sehingga saya kurang srek.

4. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Makna yang saya peroleh daam perayaan Ekaristi daring yaitu dapat mengatasi kerinduan hati saya yang setiap harinya saya pergi ke gereja jadi mengikuti perayaan Ekaristi daring. Selain itu dapat membantu saya untuk mengutarakan isi hati saya dan perasaan saya.

5. Bagaimana makna yang bapak/ibu peroleh ketika menerima komuni suci secara virtual?

Makna menerima komuni batin yaitu saya merasakan kehadiran Tuhan di dalam rumah saya dan di dalam diri saya, sehingga suasana hati saya berbeda.

6. Bagaimana sikap bapak/ibu ketika mengikuti perayaan Ekaristi secara daring?

Saya mengambil sikap duduk saat mengikuti perayaan Ekaristi, sedangkan saat menerima komuni batin saya berdiri.

7. Bagaimana doa bapak/ibu ketika menerima komuni batin? Apakah bapak/ibu mendoakan komuni batin yang dianjurkan oleh keuskupan atau menggunakan bahasa pribadi?

Saya berdoa secara spontan untuk menyambut komuni batin dan mengikuti panduan dari Gereja (Doa komuni batin).

8. Apakah bapak/ibu mempunyai ruang tersendiri untuk merayakan perayaan Ekaristri daring?

Saya tidak mempunyai ruang sendiri untuk mengikuti perayaan Ekaristi daring, sehingga saya mengikuti perayaan Ekaristi di ruang tamu.

(14)

9. Bersama siapa bapak/ibu merayakan perayaan Ekaristi daring?

Saya mengikuti perayaan Ekaristi daring kadang-kadang satu keluarga, tetapi kalau anak-anak pada sibuk, saya berdua dengan suami saya.

10. Apa harapan bapak/ibu untuk ke depannya terkhusus dalam dunia pewartaan di era digital saat ini?

Saya berharap semoga secepatnya kondisi ini cepat selesai supaya dapat pergi ke gereja bersama-sama lagi.

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam

11. Apa niat bapak/ibu ketika melihat kondisi dan keadaan Gereja saat ini dalam