• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persaudaraan yang Bersatu

Dalam dokumen DIORGANISASI UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK YEHUWA (Halaman 166-173)

PENYESUAIAN DALAM CARA BERPIKIR

3Kalau Saudara sulit mengatasi perbedaan suku, poli-tik, sosial, atau prasangka lainnya, ingatlah orang Kristen Yahudi di abad pertama. Mereka harus menghilangkan prasangka mereka terhadap orang dari bangsa lain. Se-waktu Petrus diperintahkan untuk pergi ke rumah tenta-ra Romawi bernama Kornelius, Yehuwa dengan baik hati mempersiapkan Petrus untuk tugas itu.—Kisah, psl. 10.

4Dalam suatu penglihatan, Petrus disuruh menyembe-lih dan memakan binatang yang dianggap najis oleh orang Yahudi. Ketika Petrus menolak, suara dari surga berkata, ”Apa yang sudah Allah jadikan halal tidak bo-leh lagi kamu sebut haram.” (Kis. 10:15) Dengan cara itu, Allah membantu Petrus mengubah pandangannya ten-tang tugas yang akan dia terima, yaitu menemui sese-orang dari bangsa lain. Karena mengikuti petunjuk Yehu-wa, Petrus berkata kepada orang-orang yang berkumpul,

”Kalian tahu betul bahwa orang Yahudi tidak boleh ber-gaul atau mendekati orang dari bangsa lain, tapi Allah telah menunjukkan kepada saya bahwa saya tidak boleh menganggap siapa pun najis atau cemar. Maka sewaktu diundang ke sini, saya datang tanpa keberatan apa pun.”

(Kis. 10:28, 29) Setelah itu, Petrus melihat bukti bahwa Yehuwa menerima Kornelius dan keluarganya.

5Saul dari Tarsus, seorang Farisi yang sangat terpela-jar, harus merendahkan diri dan bergaul dengan orang-orang yang dulu tidak akan dia jadikan teman. Dia bah-kan harus menaati petunjuk mereka. (Kis. 4:13; Gal. 1:

13-20; Flp. 3:4-11) Kita yakin bahwa orang-orang seperti Sergius Paulus, Dionisius, Damaris, Filemon, Onesimus,

dan yang lain juga perlu nyesuaikan cara berpikir me-reka setelah menerima kabar baik dan menjadi murid Ye-sus Kristus.—Kis. 13:6-12; 17:

22, 33, 34; Flm. 8-20.

MENJAGA PERSATUAN KITA

6Kasih yang ditunjukkan saudara-saudari di sidang pasti telah membuat Saudara

dekat dengan Yehuwa dan organisasi-Nya. Saudara me-lihat dengan jelas kasih itu, yaitu ciri dari murid Yesus Kristus yang sejati. Dia berkata, ”Aku memberi kalian pe-rintah baru ini: Kasihi satu sama lain. Seperti aku sudah mengasihi kalian, kalian juga harus mengasihi satu sama lain. Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian muridku.” (Yoh. 13:34, 35) Saudara semakin menghargai Yehuwa dan organisasi-Nya setelah Saudara tahu bahwa kasih yang ada di sidang hanyalah gambaran kecil dari kasih dalam persaudaraan sedunia.

Saudara merasakan sendiri bahwa apa yang Alkitab ka-takan sudah menjadi kenyataan, yaitu pada hari-hari ter-akhir orang akan dikumpulkan untuk menyembah Yehu-wa dengan damai dan bersatu.—Mi. 4:1-5.

7Karena sekarang ada banyak hal yang bisa memecah belah, tidak ada yang menyangka bahwa orang-orang

”dari semua bangsa, suku, ras, dan bahasa” bisa dipersa-tukan. (Why. 7:9) Pikirkan perbedaan orang-orang yang sudah terbiasa dengan teknologi modern dengan me-reka yang masih berpegang pada tradisi kuno. Coba

li-Saudara adalah

hat persaingan agama antara orang-orang dari suku dan bangsa yang sama. Karena nasionalisme semakin diang-gap penting, manusia pun semakin terbagi-bagi secara politik. Belum lagi perbedaan ekonomi dan banyak hal lainnya. Jadi, kalau orang dari berbagai bangsa, baha-sa, kelompok, dan kedudukan bisa dipersatukan sehing-ga saling mensehing-gasihi dan berdamai, itu adalah mukjizat.

Hanya Allah Yang Mahakuasa yang bisa melakukannya.

—Za. 4:6.

8Tapi persatuan seperti itu benar-benar terjadi. Sewak-tu Saudara menjadi Saksi Yehuwa terbaptis, Saudara juga merasakannya. Karena mendapat manfaat dari per-satuan ini, Saudara punya tanggung jawab untuk menja-ganya. Ini bisa dilakukan dengan mengikuti nasihat Rasul Paulus di Galatia 6:10, ”Selama masih ada kesempatan, mari kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada saudara seiman kita.” Kita juga mengikuti nasihat ini, ”Jangan suka bertengkar atau merasa diri penting.

Sebaliknya, dengan rendah hati, anggaplah orang lain le-bih tinggi daripada kalian, dan perhatikanlah kepenting-an orkepenting-ang lain, bukkepenting-an kepentingkepenting-an diri sendiri saja.” (Flp.

2:3, 4) Kalau kita melatih diri untuk melihat orang lain sesuai dengan cara Yehuwa, dan bukan berdasarkan pe-nampilan mereka, hubungan kita dengan mereka akan damai dan menyenangkan.—Ef. 4:23, 24.

SALING PEDULI

9Seperti yang Rasul Paulus jelaskan, sidang tidak ter-pecah belah. Sebaliknya, semua orang di sidang saling memperhatikan. (1 Kor. 12:14-26) Meski terpisah jarak yang jauh dari saudara-saudari kita di seluruh dunia, kita

tetap peduli akan keadaan mereka. Kalau ada saudara-saudari kita yang dianiaya, kita semua sangat sedih. Ka-lau ada yang berkekurangan atau menjadi korban ben-cana alam atau perang, kita semua berupaya membantu secara rohani dan materi.—2 Kor. 1:8-11.

10Kita semua harus berdoa untuk saudara-saudari kita setiap hari. Ada yang menghadapi godaan untuk ber-buat salah. Yang lain mengalami kesulitan yang mungkin diketahui banyak orang. Yang lain lagi menghadapi ke-sulitan yang tidak diketahui banyak orang, seperti ten-tangan dari teman kerja dan dari anggota keluarga yang tidak seiman. (Mat. 10:35, 36; 1 Tes. 2:14) Kita ikut pri-hatin karena kita semua bersaudara. (1 Ptr. 5:9) Di anta-ra kita, ada yang bekerja keanta-ras dalam pelayanan. Mereka memimpin dalam pekerjaan pengabaran dan di sidang.

Selain itu, ada yang bertanggung jawab atas pekerjaan sedunia. Mereka butuh doa-doa kita. Dengan berdoa un-tuk mereka, kita menunjukkan kasih dan perhatian yang tulus, bahkan meski hanya itu yang bisa kita lakukan un-tuk mereka.—Ef. 1:16; 1 Tes. 1:2, 3; 5:25.

11Pada hari-hari terakhir ini, dunia semakin kacau. Jadi, umat Yehuwa harus siap saling membantu. Kadang, ka-rena bencana seperti gempa bumi dan banjir, kita perlu memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan materi.

Orang Kristen di abad pertama memberikan teladan da-lam hal ini. Karena ingat nasihat Yesus, murid-murid di Antiokhia dengan murah hati mengirim bantuan materi untuk saudara-saudari di Yudea. (Kis. 11:27-30; 20:35) Belakangan, Rasul Paulus menganjurkan orang Korin-tus untuk mendukung penyaluran bantuan kemanusiaan

yang dilakukan dengan tertib. (2 Kor. 9:1-15) Sekarang, ketika saudara-saudari kita menjadi korban bencana dan membutuhkan bantuan materi, organisasi dan setiap orang Kristen akan cepat bertindak dan memberikan bantuan.

DIPISAHKAN UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK YEHUWA

12Persaudaraan sedunia kita yang bersatu diorgani-sasi untuk melakukan kehendak Yehuwa. Saat ini, Yehu-wa ingin agar kabar baik Kerajaan diberitakan di seluruh bumi sebagai kesaksian bagi semua bangsa. (Mat. 24:14) Sewaktu melakukannya, Yehuwa ingin tingkah laku kita sesuai dengan standar moral-Nya yang tinggi. (1 Ptr. 1:

14-16) Kita harus mau tunduk dan bekerja sama agar ka-bar baik semakin terseka-bar luas. (Ef. 5:21) Inilah saat yang paling tepat untuk menomorsatukan Kerajaan Allah da-lam hidup kita, bukannya sibuk dengan urusan kita sen-diri. (Mat. 6:33) Kalau kita terus ingat itu dan bekerja sama demi kabar baik, kita akan merasa puas sekarang dan menerima berkat abadi di masa depan.

13Sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, kita berbeda dengan orang lain. Kita dipisahkan dari orang lain sebagai umat yang bersih dan bersemangat melayani Allah. (Tit. 2:14) Ibadah kita kepada Yehuwa membuat kita berbeda. Se-lain bekerja bahu membahu dengan saudara-saudari di seluruh bumi, kita juga berbicara bahasa kebenaran yang sama dan hidup sesuai dengan apa yang kita beritakan.

Melalui Zefanya, Yehuwa berkata, ”Aku akan mengubah bahasa bangsa-bangsa menjadi satu bahasa yang murni, supaya mereka semua berseru kepada nama Yehuwa, un-tuk melayani Dia bahu-membahu.”—Zef. 3:9.

14Setelah itu, Yehuwa membimbing Zefanya untuk men-ceritakan tentang persaudaraan sedunia yang sekarang telah menjadi kenyataan, ”Orang-orang Israel yang ter-sisa tidak akan berbuat yang tidak benar; mereka tidak akan berkata dusta, dan lidah mereka tidak akan menipu.

Mereka akan makan dan berbaring, dan tidak ada yang akan membuat mereka takut.” (Zef. 3:13) Karena telah memahami kebenaran dalam Firman Yehuwa dan meng-ubah cara berpikir dan menyesuaikan hidup kita dengan standar-Nya, kita bisa bekerja sama dengan kompak.

Dari sudut pandang manusia, apa yang kita capai da-lam organisasi kelihatannya mustahil. Kita memang umat yang berbeda. Kita adalah umat Allah, yang memuliakan Dia di seluruh bumi.—Mi. 2:12.

YAKOBUS menulis, ”Mendekatlah kepada Allah, dan Dia akan mendekat kepada kalian.” (Yak. 4:8) Meski kita dak sempurna, Yehuwa mau mendengarkan kita. Dia ti-dak terlalu tinggi atau jauh dari kita. (Kis. 17:27) Bagaimana kita bisa mendekat kepada-Nya? Kita per-lu membina hubungan baik dengan Yehuwa, antara lain melalui doa yang tulus. (Mz. 39:12) Kita juga perlu ra-jin mempelajari Firman-Nya, Alkitab. Dengan begitu, kita bisa mengenal Allah Yehuwa, juga mengetahui tujuan-Nya dan kehendak-tujuan-Nya bagi kita. (2 Tim. 3:16, 17) Hasil-nya, kita akan menyayangi Dia dan takut membuat Dia tidak senang.—Mz. 25:14, catatan kaki.

2Tapi yang terutama, kita bisa akrab dengan Yehuwa karena peranan Putra-Nya, Yesus. (Yoh. 17:3; Rm. 5:10) Tidak ada manusia yang lebih tahu pikiran Yehuwa se-lain Yesus. Dia sangat akrab dengan Bapaknya sehingga dia bisa berkata, ”Tidak ada yang mengenal siapa Put-ra itu selain Bapak, dan tidak ada yang mengenal siapa Bapak itu selain Putra. Orang akan mengenal siapa Ba-pak itu hanya kalau Putra mau memberi tahu dia ten-tang Bapak.” (Luk. 10:22) Jadi, sewaktu kita membaca Injil untuk mempelajari apa yang Yesus pikirkan dan ra-sakan, kita sebenarnya sedang mempelajari pikiran dan perasaan Yehuwa. Ini membuat kita lebih akrab dengan Allah kita.

BAB 17

Tetaplah Dekat dengan

Dalam dokumen DIORGANISASI UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK YEHUWA (Halaman 166-173)