BAB IV. PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN KAUM MUDA
A. Program Pembinaan Iman kaum Muda
5. Persiapan Pembinaan Iman Kaum Muda
Untuk mengadakan katekese dengan menggunakan sarana audio visual diperlukan persiapan yang matang sebelumnya. Persiapan tersebut meliputi segi teknis dan materi program yang akan dilaksanakan. Dalam bab ini penulis berbicara mengenai persiapan tersebut.
a. Materi
Materi yang dipersiapkan penulis untuk pembinaan iman ini didasarkan pada hasil observasi, wawancara serta angket yang telah disebarkan. Berdasarkan data tersebut dipilihlah 2 materi untuk pembinaan. Pertama, Mudika sebenarnya ingin terlibat aktif dalam kegiatan menggereja, namun masih kurang percaya diri dan kurang dapat menggali potensi dirinya. Melihat situasi tersebut penulis memilih materi tentang penyadaran potensi kaum muda. Penulis menggunakan film “A Gift of Hope” sebagai sarana dalam pembinaan iman. Film tersebut dipilih untuk mengajak peserta menggali potensi dirinya dengan penuh harapan dan keyakinan melalui teladan hidup tokoh Tony Melendez. Matius 25:14-30 menjadi
123
sabda Tuhan yang diangkat sebagai peneguh atas proses yang sudah berlangsung. Perumpamaan tentang talenta ini mengajak peserta untuk melihat bahwa Tuhan sendiri ingin manusia mengembangkan apa yang sudah Tuhan beri dan mempertanggungjawabkannya secara benar.
Materi kedua dipilih penulis berdasarkan harapan bahwa kaum muda St. Paulus Sambeng memerlukan seorang pendamping yang bisa berperan sebagai sahabat dan tempat berbagi. Selain itu penulis juga terinspirasi untuk kembali pada tujuan katekese yang paling mendasar, yakni membangun relasi dengan Kristus agar iman kaum muda semakin dimantapkan. Materi difokuskan pada masalah persahabatan. Dalam katekese pertemuan kedua ini penulis menggunakan film yang berjudul “The Crossing”. Film ini bercerita tentang persahabatan Matt dan Jason yang begitu akrab, persahabatan yang dilandasi cinta Yesus. Melalui film tersebut penulis mengajak peserta untuk menyadari bahwa mereka memiliki sahabat yang lebih dari siapa pun yakni Yesus Kristus Sang Sahabat Sejati. Film karya Bill Muir ini diproduksi tahun 1994 di California oleh Creative Youth Resources Production. Yohanes 15:11-16 tentang mengasihi sesama menjadi peneguh apa yang sudah diperoleh peserta sepanjang proses.
b. Persiapan Pertemuan Pembinaan Iman Kaum Muda I 1) Tema : Anugerah Pengharapan
2) Tujuan : Mengajak Mudika St. Paulus Sambeng untuk membangun harapan demi kemajuan dirinya dan menggunakan
segenap potensi yang dimiliki untuk terlibat hidup
124
3) Model : Katekese dengan Audio Visual 4) Metode : Nonton, SOTARAE
5) Peserta : Mudika St. Paulus Sambeng 6) Pelaksanaan : Kamis, 15 Februari 2007 7) Tempat : Gereja St. Paulus Sambeng 8) Waktu : 19.00-21.00 WIB 9) Sarana : - Film “A Gift of Hope”
- White board dan spidol
- 1 unit televisi dan 1 unit VCD player - Alat tulis - Tape recorder - Kaset kosong - Kitab Suci 10)Proses : a) Pembukaan - Doa pembukaan - Ucapan selamat datang
- Pengantar singkat mengenai tujuan kegiatan, tema dan gambaran acara yang akan berlangsung.
b) Pemutaran Film - Sinopsis
125
Film “A Gift of Hope” mengisahkan seorang Tony Melendez yang menderita cacat sejak lahir. Dia tidak memiliki tangan seperti layaknya manusia normal. Dengan kekurangannya tersebut dia tidak merasa putus asa dan mudah mengeluh, namun justru lebih kuat dan tegar menghadapi segala hal. Kelebihannya adalah bermain gitar dengan kaki dan menyanyi. Dengan kekurangan yang dia miliki, Tony justru menjadi duta pengharapan dan perjuangan hidup bagi orang lain yang dilahirkan sempurna. Berkat kekuatan dan harapan yang dimilikinya dia menjadi istimewa bagi orang lain. Hadiah istimewa yang diperoleh Tony karena harapannya yang kuat adalah kehidupan layaknya manusia normal. Dia dianugerahi seorang istri dan seorang anak yang mewarnai hidupnya. Karena harapannya yang begitu besar pula dia dipertemukan dengan Paus Yohanes Paulus II dan mendapatkan ciuman hangat dari Paus.
- Pemutaran film 30 menit
c) Diskusi Film (SOTARAE) = diskusi dilaksanakan dalam kelompok besar sedangkan hasil diskusi atau pendapat peserta ditulis di white board.
- Situasi = pada langkah ini pendamping mengajak peserta untuk melihat situasi yang ditampilkan dalam film. Pendamping memberikan pertanyaan sebagai berikut:
• “Situasi apa saja yang teman-teman lihat dalam film tersebut, apakah sedih, gembira atau situasi lain?”
- Objektif = dalam langkah ini peserta diajak untuk menggali fakta-fakta yang ditampilkan film. Fakta tersebut berkaitan dengan tokoh cerita, alur
126
cerita serta apa saja yang terjadi dalam cerita tersebut. Pertanyaan panduan sebagai berikut:
• “Siapa saja tokoh yang teman-teman temukan dalam film tersebut?” • “Bagaimana karakter tokoh tersebut?”
• “Bagaimana tokoh tersebut menjalani kehidupannya dengan kecacatan yang dia miliki?”
- Tema = peserta diajak untuk menemukan tema-tema baru yang mereka gali sendiri sehubungan dengan film.
• “Tema apa saja yang bisa teman-teman temukan dari cerita Tony Melendez tersebut? Silahkan teman-teman menyebutkan sebanyak-banyaknya hal-hal yang berhubungan dengan film!”
- Analisis = Pada tahap ini peserta dibagi dalam 4 kelompok. Mereka diminta menganalisis film dan situasi di sekitar mereka. Pemandu menanyakan latar belakang mengapa peserta memunculkan tema-tema tersebut. Dari tema-tema yang sudah dipilih dan diprioritaskan, pemandu menanyakan pada peserta manakah yang menonjol, sesuai dengan cerita, jelas ada dalam cerita, sesuai konteks dan sesuai dengan situasi sekarang yang dialami atau dilihat peserta.
• “Dari tema-tema yang telah ditemukan silahkan kelompok memilih manakah yang paling menonjol dan menurut kelompok jelas ada dalam cerita? Mengapa tema tersebut teman-teman pilih?”
• “Kita semua juga mempunyai cacat atau kelemahan. Salah satu cacat atau kelemahan kita adalah kurang siap ketika diberi tugas bahkan tidak jarang mengelak. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?”
127
- Rangkuman = peserta diajak untuk merangkum apa yang telah dibicarakan bersama dengan sebuah pertanyaan permenungan.
• “Film tersebut terutama Tony membawa pesan apa kepada teman-teman secara pribadi?”
Pendamping mengajak peserta untuk membaca perikop Matius 25:14-30 tentang talenta.
“Seperti halnya Tony Melendez, kita juga diciptakan mempunyai banyak potensi yang perlu digali dan dikembangkan. Jangan terlalu larut dalam situasi rendah diri dan merasa tidak mampu melakukan apa-apa, karena sebenarnya kita bisa melakukan segalanya kalau kita berani berusaha dan mencoba. Tony menjalani hidupnya dengan penuh harapan tanpa rasa putus asa, dan hasilnya dia memperoleh hadiah seperti layaknya manusia normal. Dia juga mempunyai istri yang cantik dan seorang anak yang lucu. Demikian pula dengan kita yang mempunyai tubuh sempurna, janganlah putus harapan. Berharaplah terus karena hadiah-hadiah istimewa juga dipersiapkan Tuhan bagi kita. Bacaan Kitab Suci yang kita baca tadi meneguhkan harapan kita akan keyakinan bahwa masing-masing dari kita memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana Allah. Talenta yang dimaksudkan dalam bacaan ini adalah bakat alam yang dapat dikembangkan dengan praktik yang tekun. Maka setiap pribadi memiliki talenta yang memadai, artinya bakat alami yang dapat dikembangkan terus-menerus. Usaha untuk mengembangkan talenta kita masing-masing merupakan kehendak Allah yang hendaknya selalu
128
kita perjuangkan dalam hidup ini. Baik di tengah keluarga, masyarakat, maupun dalam hidup menggereja”.
- Aksi = peserta diajak untuk memikirkan langkah nyata yang akan dilakukan sehubungan dengan tema, film dan hasil analisis yang telah dirangkum tadi.
• “Teman-teman yang terkasih kita sudah berproses bersama. Teladan hidup juga kita peroleh dari Tony Melendez. Sekarang langkah nyata apa yang akan kita buat untuk keterlibatan kita dalam hidup menggereja?”
- Evaluasi = dalam tahap ini peserta diajak untuk mengevaluasi seluruh proses yang telah dilaksanakan. Peserta diajak untuk menggali kekurangan dan kelebihan proses pertemuan yang telah dilalui.
• “Menurut teman-teman apakah film dan bacaan yang kita pakai berhubungan dengan tema?”
• “Apakah tema pertemuan dan film yang dipakai sesuai dengan pengalaman teman-teman?”
• “Apakah pertemuan ini membantu teman-teman untuk semakin menyadari potensi yang dimiliki?”
• “Menurut teman-teman bagaimana proses yang sudah kita lalui bersama, apakah menarik, melelahkan atau ...?”
• “Apa yang teman-teman rasakan dengan metode pembinaan melalui film video ini?”
129
c. Persiapan Pertemuan Pembinaan Iman Kaum Muda II 1) Tema : Dia Sahabat Sejatiku
2) Tujuan : - Mengajak peserta menyadari bahwa Yesus adalah sahabat sejati.
- Mengajak peserta untuk semakin dekat dengan sahabat sejati mereka dan semakin mengimaninya, yakni Yesus. 3) Model : Katekese dengan Audio Visual
4) Metode : Nonton, SOTARAE
5) Peserta : Mudika St. Paulus Sambeng 6) Pelaksanaan : Sabtu, 17 Februari 2007 7) Tempat : Gereja St. Paulus Sambeng 8) Waktu : 19.00-21.00 WIB 9) Sarana : - Film “The Crossing”
- White board dan spidol
- 1 unit televisi dan 1 unit VCD player - Alat tulis - Tape recorder - Kaset kosong - Kitab Suci 10)Proses : a) Pembukaan - Doa pembukaan
130 - Ucapan selamat datang
- Pengantar singkat mengenai tujuan kegiatan, tema dan gambaran acara yang akan berlangsung
b) Pemutaran Film - Sinopsis
Matt dan Jason adalah sahabat baik. Jason adalah seorang yang tidak mengenal Yesus. Selama hidupnya dia tidak mempedulikan hidup rohaninya dan dia hanya berpikir untuk bersenang-senang. Matt sahabatnya mengalami sakit yang parah dan sedikit kemungkinan untuk sembuh. Di akhir hidupnya tersebut Matt mencoba untuk menyadarkan Jason tentang cinta Yesus Kristus kepada manusia termasuk kepada Jason. Sampai Jason masuk dalam ruang mimpi yang sulit untuk dipikirkan dengan akal sehat. Di situlah Jason akhirnya mengetahui cinta Yesus sebenarnya.
- Pemutaran Film 30 menit
c) Diskusi Film (SOTARAE) = diskusi dilaksanakan dalam kelompok besar sedangkan pendapat peserta atau hasil diskusi ditulis pada papan tulis.
- Situasi = pada langkah ini pendamping mengajak peserta untuk melihat situasi yang ditampilkan dalam film. Apakah mereka menemukan situasi sedih, terharu, gembira atau situasi lainnya.
• “Situasi apa yang teman-teman rasakan setelah menyaksikan film tersebut, apakah sedih, gembira atau situasi lain?”
131
- Objektif = dalam langkah ini peserta diajak untuk menggali fakta-fakta yang ditampilkan film. Fakta tersebut berkaitan dengan tokoh cerita, alur cerita serta apa saja yang terjadi dalam cerita tersebut.
• “Siapa saja tokoh yang teman-teman temukan dalam film tersebut?” • “Bagaimana karakter tokoh tersebut?”
- Tema = peserta diajak untuk menemukan tema-tema baru yang mereka gali sendiri sehubungan dengan film.
• “Tema apa saja yang bisa teman-teman temukan dari cerita tersebut? Silahkan teman-teman menyebutkan sebanyak-banyaknya hal-hal yang berhubungan dengan film!”
- Analisis = pemandu menanyakan latar belakang mengapa peserta memunculkan tema-tema tersebut. Dari tema-tema yang sudah dipilih dan diprioritaskan, pemandu menanyakan kepada peserta manakah yang menonjol, sesuai dengan cerita, jelas ada dalam cerita, sesuai konteks dan sesuai dengan situasi sekarang yang dialami atau dilihat peserta.
• “Dari 5 tema yang telah ditemukan silahkan teman-teman memilih 1 tema yang paling dominan menurut kelompok dan jelas ada dalam cerita.”
• “Mengapa tema tersebut teman-teman pilih? Apa yang melatarbelakangi tema tersebut muncul?”
• “Apa yang sebenarnya menyebabkan orang (kita atau Jason) meninggalkan Yesus yang adalah Sahabat Sejati kita?”
- Rangkuman = peserta diajak untuk merangkum apa yang sudah dibicarakan dengan sebuah pertanyaan permenungan.
132
• “Film tersebut memberi pesan apa kepada teman-teman sehubungan hubungan antara teman-teman dan Yesus?”
Peserta diajak untuk membaca perikop Kitab Suci Yohanes 15:11-16 tentang ajaran untuk saling mengasihi.
“Teman-teman yang terkasih, kisah Jason yang terbuka hatinya setelah mengalami sendiri penderitaan Yesus dalam sebuah pengalaman mimpi yang tidak dapat dipikirkan dengan akal sehat. Hendaknya hal itu juga membuat kita percaya bahwa Yesuslah sahabat sejati yang dengan rela mengorbankan diri demi menyelamatkan kita. Sudah sepantasnya jika kita menggatungkan diri dan mempercayakan seluruh hidup kita. Perikop yang kita baca tadi juga semakin memperjelas betapa kasih Yesus menjadi sumber kegembiraan dan syarat mutlak persahabatan akrab dengan Tuhan. Persahabatan yang ditawarkan Yesus bersifat total dan tak terbatas, karena demi kasih kepada sahabat itu Yesus rela memberikan hidupNya bagi sahabat-sahabatNya.”
- Aksi = peserta diajak untuk memikirkan langkah nyata yang akan dilakukan sehubungan dengan tema, film dan hasil analisis yang telah dirangkum tadi.
• “Setelah teman-teman mendalami dan mencermati banyak hal serta semakin menyadari betapa persahabatan Yesus tanpa batas kepada kita semua. Mengingat kasihNya yang total tersebut tindakan nyata apa yang bisa kita buat demi kedekatan kita dengan sahabat sejati yaitu Yesus Kristus?”
133
- Evaluasi = dalam tahap ini peserta diajak untuk mengevaluasi seluruh proses yang telah dilaksanakan. Peserta diajak untuk menggali kekurangan dan kelebihan proses pertemuan yang telah dilalui. Pendamping membagikan kertas evaluasi [Lampiran 6: (13)-(16)].
d) Penutup (doa penutup)
B. Proses Pelaksanaan Pembinaan Iman Kaum Muda di Wilayah St. Paulus Sambeng, Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor melalui Media Film Video
Penulis dalam skripsinya tidak hanya menawarkan program katekese bagi kaum muda, tetapi juga melaksanakan program tersebut bersama dengan Mudika St. Paulus Sambeng. Sehubungan dengan adanya tugas koor bagi Mudika,
pelaksanaan program mengalami kemunduran waktu. Beberapa hal dalam pelaksanaan program akan disampaikan penulis berikut ini.