BAB V. PENUTUP
B. Saran
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan saran bagi beberapa pihak sehubungan dengan pentingnya pembinaan iman kaum muda.
1. Gereja (Paroki sebagai Gereja partikular dan wilayah sebagai bagiannya)
• Gereja perlu melihat kaum muda sebagai tulang punggungnya. Gereja diharapkan melihat situasi kaum muda dewasa ini dan melihat gejala-gejala munculnya kebosanan dalam hidup menggereja. Situasi tersebut berbahaya sebab bisa menjadi indikasi runtuhnya Gereja di masa mendatang jika Gereja tidak cepat bergerak.
• Gereja perlu mengupayakan pembinaan dan pendampingan iman bagi kaum muda yang relevan dengan situasi mereka. Salah satu upaya tersebut dapat melalui pembinaan iman dengan media audio visual.
• Gereja harus berani terbuka terhadap kaum muda dan mereka yang berjiwa muda, menerima usul dan masukan demi keterlibatan kaum muda dalam
164
hidup menggereja. Usaha tersebut perlu diupayakan, supaya kaum muda merasa diperhitungkan dalam hidup menggereja.
• Mengadakan pelatihan penggunaan media audio visual serta melengkapi sarana pembinaan iman berupa media audio visual.
2. Pembina, Pendamping atau Katekis
• Mengupayakan pendekatan personal untuk dapat melihat situasi kaum muda secara lebih mendalam serta menggunakan metode dan sarana yang relevan bagi kaum muda. Penggunaan media audio visual sebagai salah satu contoh.
• Memperkembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam mendampingi kaum muda dengan mengikuti pelatihan-pelatihan.
• Mengupayakan penggalian nilai-nilai kristiani dan upaya penyadaran kaum muda terhadap tugas dan tanggungjawab sebagai kaum muda pengikut Kristus. Dewasa ini banyak pembinaan atau bentuk-bentuk pendampingan bagi kaum muda, namun tujuan dan arahnya tidak jelas.
3. Kaum Muda Katolik
• Kaum muda hendaknya kritis dalam mensikapi dampak modernisasi, tidak terbawa arus yang ditawarkan namun dapat menguasainya demi tujuan yang bermanfaat.
• Kaum muda hendaknya terbuka terhadap usaha pengembangan iman akan Yesus Kristus.
165
• Dengan terlibatan dalam hidup menggereja paling tidak kaum muda dapat membantu mendekatkan diri pada tugas sebagai murid Kristus.
166
DAFTAR PUSTAKA
Adeline, M. Tumenggung. (2005). Laba-laba Media. Jakarta: LSPP.
Adisusanto, F.X. (2001). Katekese Audio Visual (Seri Puskat No. 378). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.
Bahan Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005. (2006a). Pokok Masalah 15: Pendidikan Kaum Muda. Dalam RP Adrianus Sunarko, OFM. Dkk. (Ed.). Bangkit dan Bergeraklah: Dokumentasi Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005. (hh. 90-97). Jakarta: Obor.
__________. (2006b). Laporan Diskusi Kelompok 15: Pendidikan (Non Formal) Kaum Muda. Dalam RP Adrianus Sunarko, OFM. Dkk. (Ed.). Bangkit dan Bergeraklah: Dokumentasi Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005. (hh. 218-223). Jakarta: Obor.
Batmomolin, Lukas & Hermawan, Fransiska. (2003). Budaya Media. Ende: Nusa Indah.
Brannen, Julia. (1997). Memadu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (1992a). Aetatis Novae: Terbitnya Era Baru. Bogor: Percetakan SMT Mardi Yuana.
__________. (1992b). Catechesi Tradendae: Penyelenggaraan Katekese. Bogor: Percetakan SMT Mardi Yuana.
Eilers, Franz-Josef. (2001). Berkomunikasi dalam Masyarakat. Ende: Nusa Indah. __________. (2002). Berkomunikasi dalam Gereja. Ende: Nusa Indah.
Eko Budi Santoso. (2004). Generasi MTV Mencari Yesus. Rohani, 01, 24-28. Garin Nugroho. (2005). Seni Merayu Massa. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Hamzah Suleiman. (1981). Media Audio Visual untuk Pengajaran dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia.
Hendropuspito, D. (1983). Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Heru Effendy. (2002). Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta: Panduan.
Hofmann, Ruedi. (1987). Gereja dan Mass Media. Yogyakarta: Kanisius.
Iswarahadi, Y.I. (2000). Tantangan dan Peluang bagi Kerasulan Komunikasi Sosial Dewasa ini dan Mendatang. Diktat Kuliah Pendidikan Agama Katolik dan Audio Visual III untuk mahasiswa Semester VII, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.
__________. (2002). Membangun Iman dan Persaudaraan. (Seri Pastoral No. 335).Yogyakarta: Pusat Pastoral.
__________. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (2006). Program Audio Visual untuk Pendidikan Iman di Paroki dan Sekolah. Umat Baru, 039, 16-20.
Iwan Wijayanto, Felix. (2006). Habitus Baru Pendidikan Orang Muda. Dalam RP Adrianus Sunarko, OFM. Dkk. (Ed.). Bangkit dan Bergeraklah: Dokumentasi Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005. (hh. 326-330). Jakarta: Obor.
167
Komisi Kateketik KWI. (1997a). Upaya Pengembangan Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (1997b). Peranan Media dalam Pendidikan Iman dan Upaya Pendidikan Kesadaran Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (2000). Petunjuk Umum Katekese.
Spektrum, Edisi khusus, 17- 68.Komisi Kepausan untuk Alat-alat Komunikasi Sosial. (1971). Communio Et Progressio: Perihal Upaya-upaya Komunikasi Sosial. Ende: Flores.
Komisi Kepemudaan KAS. (2004). Masih Ada Harapan. Panduan Advent 2004 untuk Kaum Muda, 13-22.
Komisi Kepemudaan KWI (1993). Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda. Jakarta: Komisi Kepemudaan KWI.
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).
Lalu, Yosef. (1986). Kerikil-kerikil Tajam dalam Pembinaan Muda Mudi. Jakarta: Komisi Kepemudaan KWI
__________. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.
Mangunharjana, A. (1986a). Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (1986b). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius. Mardalis. (2003a). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
__________. (2003b). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Moeliono, Anton. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Muir, Bill. (Sutradara). (1994). The Crossing (VCD recording tidak resmi).
California: Creative Youth Resources Production.
National Video Communication. Inc. (1999). A Gift of Hope (VCD recording tidak resmi). Los Angeles: Vision Video.
Nawawi, Hadari. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Olivera, Manuel. (1989). Group Media. Yogyakarta: Kanisius.
Purwa Hadiwardoyo, Al. (2006). 7 Masalah Sosial Aktual. Yogyakarta: Kanisius. Sene, Alfons. (1989). Kita Berkatekese demi Remaja. Ende: Nusa Indah.
Sumadi Suryabrata. (1983). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Rajawali Pers. Sunardian Wirodono. (2005). Matikan TV-mu. Yogyakarta: Resist Book.
Susilo Suwartana. (2006). Mengenal dan Menyapa Kaum Muda Gereja. Lentera, 3, 2.
Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan. Jakarta: Obor.
Telaumbanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor.
Tim Penyusun Buku Kenangan Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor. (2006). Buku Kenangan: Peresmian Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor: 02 Agustus 2006. Solo: CV. ARAYA Media Grafika.
Tondowidjoyo, J. (1987). Peran Media Massa dalam Pendidikan Modern. Surabaya: Bina Tama.
Wawan Kuswandi. (1996). Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
168
169
Lampiran 1: Hasil Observasi Partisipasi (Observasi dilaksanakan dari Juni 2006 – Februari 2007)
Mudika St. Paulus Sambeng merupakan bagian dari umat Wilayah St. Paulus Sambeng, Paroki St Petrus dan Paulus Kelor, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan rutin Mudika St. Paulus Sambeng bersifat rutin dan dilaksanakan setiap malam Minggu. Kegiatan tersebut diikuti oleh Mudika dari Lingkungan St. Petrus, St. Yohanes dan Lingkungan St. Yusuf.
Kegiatan tersebut beraneka ragam mulai dari latihan koor, rapat, ibadat sabda, sampai acara game dan bakar jagung. Kegiatan latihan koor paling sering dilaksanakan. Mudika secara rutin mendapatkan tugas koor ekaristi pada Minggu keempat, ekaristi berbahasa Indonesia. Tugas tersebut berbagi dengan Asrama St. Thomas Ngawen yang dikelola Suster-suster Abdi Kristus. Selain itu Mudika juga sering diminta bertugas koor untuk pernikahan atau ekaristi yang diminta dari keluarga atau ujub-ujub khusus.
Beberapa anggota Mudika yang lain juga bertugas PIA (Pendampingan Iman Anak), PPA (Putra Putri Altar), dan petugas lektor. Kegiatan lain yang dilaksanakan saat malam Minggu adalah doa Rosario pada bulan Mei dan Oktober. Ziarah ke gua Maria menjadi tradisi yang dilaksanakan setiap tahun. Pada 28-29 Oktober 2006 Mudika St. Paulus Sambeng mengikuti ziarah jalan salib bersama dengan Mudika Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor. Kegiatan outbond dan week end Mudika juga sering mereka ikuti. Outbond yang baru saja mereka ikuti adalah pada 4-5 September 2006 bersama Mudika Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor.
Kegiatan-kegiatan Sarasehan bulan Kitab Suci, Adven dan APP (Aksi Puasa Pembangunan) juga sering mereka ikuti, tetapi bukan dalam kegiatan Mudika melainkan lebih banyak di lingkungan-lingkungan bersama-sama dengan orang-orang tua. Jadi peran serta mereka sangat kurang.
Keanggotaan Mudika St. Paulus Sambeng terdiri dari berbagai usia. Pada 12 November 2006 pengurus Mudika mengadakan pendataan jumlah Mudika untuk kepentingan penyusunan buku kenangan Mudika St. Paulus Sambeng yang sampai sekarang masih dalam proses.
Jumlah tersebut ditampilkan penulis dalam tabel berikut:
Lingkungan Jumlah
St. Yohanes 17 orang
St. Petrus 9 orang
St. Yusuf 12 orang
Jumlah keseluruhan 38 orang
Adapun data anggota Mudika St. Paulus Sambeng secara keseluruhan dapat disampaikan penulis dalam tabel berikut:
No. Nama Lingkungan Pendidikan/
pekerjaan 1 Aan Purwaningsih St. Yohanes SMK
2 Deni St. Yohanes SMK
3 Ariyanto St. Yohanes SMK
170 5 Yustinus St. Yohanes SMP 6 Fendi St. Yohanes SMP 7 Toni St. Yohanes SMK 8 Dyan St. Yohanes SMP 9 Beatrik St. Yohanes SMP 10 Retno St. Yohanes SMP
11 Wiwin St. Yohanes SMA
12 Budi Nugroho St. Yohanes Mahasiswa
13 Nungky St. Yohanes SMK
14 Ngatno St. Yohanes Wiraswasta
15 Paulus Budi St. Yohanes Mahasiswa
16 Nining St. Yohanes Mahasiswa
17 Setyapranata St. Yohanes PNS
18 Idola St. Petrus SMP
19 Heri St. Petrus SMK
20 Tia St. Petrus SMP
21 Danang St. Petrus SMP
22 Niken St. Petrus Pegawai Swasta
23 Aan Agustinus St. Petrus Mahasiswa
24 Basiyo St. Petrus Wiraswasta
25 Thomas St. Petrus SMP
26 Warsino St. Petrus Wiraswasta
27 Rini St. Yusuf SMK
28 Sumaliati St. Yusuf SMP
29 Asih St. Yusuf SMP
30 Dwi St. Yusuf Wiraswasta
31 Adi St. Yusuf Mahasiswa
32 Frengky St. Yusuf SMA
33 Vera St. Yusuf SMP
34 Eko St. Yusuf Mahasiswa
35 Yoseph St. Yusuf SMP
36 Lusi St. Yusuf PNS
37 Lina St. Yusuf Mahasiswa
38 Andri St. Yusuf SMK
Dari 38 anggota Mudika hanya ± 21 orang yang aktif (selalu mengikuti kegiatan). Kepengurusan Mudika St. Paulus Sambeng secara organisatoris berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab seksi kepemudaan wilayah dan termasuk dalam bidang pewartaan wilayah.
Mudika yang selama ini aktif mengikuti kegiatan rutin setiap malam Minggu dan terlibat dalam tugas-tugas Gereja dapat disampaikan penulis dalam tabel berikut:
171
No. Nama Linkungan Jenis
Kelamin
Pekerjaan/ Sekolah
1 Nungky St. Yohanes L SMA
2 Deni St. Yohanes L SMP
3 Fendy St. Yohanes L SMA
4 Yustinus St. Yohanes L SMP
5 Tony St. Yohanes L SMA
6 Dyan St. Yohanes P SMP
7 Beatrik St. Yohanes P SMP
8 Budi St. Yohanes L PT
9 Robertus Setyapranata St. Yohanes L PNS
10 Rini St. Yusuf P SMK
11 Asih St. Yusuf P SMP
12 Frengky St. Yusuf L SMA
13 Vera St. Yusuf P SMP
14 Eko St. Yusuf L PT
15 Yosef St. Yusuf L SMP
16 Lusi St. Yusuf P Guru
17 Heri St. Petrus L SMA
18 Danang St. Petrus L SMP
19 Niken St. Petrus P Guru
20 Aan St. Petrus L PT
172 Lampiran 2: Hasil Wawancara
Wawancara bersifat non formal dan tidak berstruktur. Pertanyaan seputar: “Bagaimanakah pandangan anda terhadap situasi Mudika St. Paulus Sambeng sekarang ini?”
Wawancara dilaksanakan 1 Juni 2006. Responden pertama adalah Robertus Setyapranata, seorang Pegawai Negeri Sipil yang sudah bertahun-tahun menjadi anggota Mudika dan mengikuti kegiatan-kegiatan Mudika sampai sekarang. Responden kedua adalah Cicilia Widiastuti, seorang mantan ketua Mudika. Sekarang bekerja sebagai staf pengajar di sebuah sekolah swasta.
1. Robertus Setyapranata
“Banyak keluhan dari berbagai pihak, entah itu dari pengurus wilayah maupun orang-orang tua. Mudika mengalami penurunan semangat dan kepekaan. Selama sekian tahun bergabung dengan Mudika St. Paulus Sambeng baru sekarang saya merasakan Mudika yang benar-benar pasif. Mudika St. Paulus Sambeng sekarang berbeda dengan anggota-anggota pendahulunya. Angkatan dulu selalu lancar ketika mengadakan kegiatan, sekarang tidak. Bahkan Mudika sekarang tidak bisa diandalkan untuk tugas-tugas Gereja. Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri. Pekerjaan apapun kalau tidak dibantu yang “usur-usur” tidak selesai. Faktor usia juga sangat berpengaruh. Karena ada Mudika yang lebih tua, yang muda senang “njagake”. Alasannya malu dan tidak bisa, kalau diberi tugas”. 2. Cicilia Widiastuti
“Mudika sekarang ini membutuhkan pembinaan, terutama untuk melatih mental mereka. Sebenarnya banyak yang mempunyai potensi dan mampu melaksanakan tugas-tugas sehubungan dengan tugas menggereja. Misalnya: yang bisa mazmur lebih dari 1 orang. Hanya saja karena mental belum terbina dengan baik, ujung-ujungnya malu untuk tampil di depan umum dan takut ditertawakan. Dari segi usia memang mereka belum matang. Oleh karena itu, mereka membutuhkan kegiatan semacam rekoleksi dan pembinaan yang dapat mengembangkan mental”.
Wawancara kedua dilaksanakan pada 2 September 2006 dengan responden Yohanes Nugraha Ike Santoso. Dia adalah mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta semester IV, sekaligus ketua Mudika periode ini.
Menurutnya: “Memang kemaren-kemaren Mudika mengalami kemunduran, namun sekarang lumayan kelihatan kompak. Setelah Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor menjadi paroki mandiri banyak kegiatan yang ditujukan untuk kaum muda. Mudika St. Paulus Sambeng sudah banyak yang ikut terlibat dan mau terbuka ambil bagian dengan Mudika paroki”.
Wawancara ketiga dilaksanakan pada 10 Desember 2006 dengan responden Mateus Supriyadi. Beliau adalah seorang katekis dan prodiakon di Wilayah St. Paulus Sambeng.
Menurutnya: “Mudika angkatan ini memang mengalami penurunan semangat. Kurangnya pembinaan menjadi penyebab situasi tersebut. Selain itu orang-orang yang bersedia terjun langsung membina mereka secara berkelanjutan
173
memang tidak ada. Jadi letak permasalahan tidak hanya pada mereka, Mudika itu. Harusnya memang ada orang yang bersedia membina dan mendampingi mereka”.
174 Lampiran 3: Bukti Pernyataan Responden
Sebagai bukti telah dilaksanakannya wawancara dalam rangka melengkapi data-data penelitian, penulis melampirkan bukti bahwa hasil wawancara dalam bab III tersebut adalah berdasarkan pernyataan dari interviewee. Bukti tersebut berbentuk tanda tangan yang menyatakan persetujuan terhadap pernyataan yang telah menjadi data dalam bab III.
Waktu
Wawancara Interviewee Status Tanda Tangan
Robertus Setyapranata Anggota Mudika sekaligus pendamping Mudika 1 Juni 2006
Cicilia Widiastuti Mantan ketua Mudika St. Paulus Sambeng 2 September 2006 Yohanes Eko Nugraha Ike Santoso Ketua Mudika periode 2005-2007 10 Desember 2006
Mateus Supriyadi Prodiakon, katekis dan pemerhati kaum muda
Yogyakarta, 17 Desember 2006 Mengetahui,
175 Lampiran 4: Angket Penelitian
Kepada yang Terkasih
Teman-teman MUDIKA St. Paulus Sambeng
Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor Di Tempat
Damai Kristus,
Sehubungan dengan adanya tugas penelitian dalam skripsi yang saya susun di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma (IPPAK-USD), pada kesempatan ini saya memohon kesediaan dari teman-teman MUDIKA St. Paulus Sambeng Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor untuk membantu mengisi angket yang saya buat.
Judul skripsi yang saya ajukan adalah “Peranan Film Video untuk Memperlancar Proses Pembinaan Iman Kaum Muda di Wilayah St. Paulus Sambeng Paroki St. Petrus Dan Paulus Kelor Gunungkidul”. Saya sangat berharap skripsi ini tidak hanya berguna bagi saya sendiri sebagai penyusun, tapi juga dapat berguna bagi proses pembinaan iman di Wilayah St. Paulus Sambeng.
Akhirnya dengan penuh syukur saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasama dari teman-teman. Jawaban yang teman-teman berikan sangat penting artinya bagi tugas saya.
Yogyakarta, 27 Desember 2006 Peneliti,
176 Petunjuk Pengisian
1. Pada pernyataan-pernyataan yang teman-teman rasa paling tepat lingkarilah skala jawaban yang menunjukkan pilihan teman. Jawaban yang teman-teman buat menunjukkan kemungkinan yang mendekati pengalaman/pendapat sebagai kaum muda Wilayah St. Paulus Sambeng Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor yang teman-teman alami.
2. Angka (1) menunjukkan pendapat yang sangat tidak tepat, (2) menunjukkan pendapat yang tidak tepat, (3) menunjukan pendapat tepat dan (4) menunjukkan pendapat atau pernyataan yang sangat tepat menurut teman-teman. Bukan salah atau benarnya sebuah pernyataan yang dilihat dalam angket ini, tapi kejujuran pernyataan teman-teman yang utama.
3. Identitas Responden
Pada bagian ini tuliskan secara jujur identitas teman-teman.
Nama :
Lingkungan :
Umur :
Jenis kelamin : Pekerjaan/sekolah :
No. Pernyataan Skor
1 Sebagai orang muda saya menyadari diri sebagai pribadi yang masih dalam proses perkembangan menuju manusia yang dewasa
1 2 3 4 2 Segala sesuatu yang mudah dan cepat didapat
adalah hal yang saya suka dalam hidup ini 1 2 3 4 3 Saya senang menghabiskan waktu untuk
menonton televisi (film) dan mendengarkan musik daripada untuk hal-hal lain
1 2 3 4 4 Media elektronik seperti Hp, internet, video
(musik & film) menarik buat saya 1 2 3 4
5 Saya sering bermasalah dengan orang tua karena
pola pikir mereka bertolak belakang dengan saya 1 2 3 4 6 Saya malu kalau cara berpakaian saya tidak sama
dengan teman-teman yang gaul dan trendi 1 2 3 4 7 Nonton film perkelahian, perang, film yang penuh
adegan seks, adalah tontonan biasa dan menarik buat saya
1 2 3 4 8 Saya sebagai orang muda katolik ingin terlibat
ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan menggereja misalnya ikut kepanitiaan paskah atau Natal dan kegiatan lain dalam Mudika
1 2 3 4 9 Saya malu untuk tampil di depan, takut
ditertawakan dan takut salah, misalnya sebagai petugas lektor atau mazmur
1 2 3 4 10 Saya menyadari membutuhkan pembinaan dari
orang lain agar saya semakin menjadi manusia yang dewasa dalam berpikir, bertindak dan
177 beriman
11 Melalui kegiatan rekoleksi, week end, sarasehan Kitab Suci saya semakin diteguhkan menjadi kaum muda katolik
1 2 3 4 12 Saya ingin mendapatkan banyak informasi dan
arahan sehubungan dengan keberadaan saya sebagai orang muda katolik. Saya juga senang mengikuti pelatihan untuk kaum muda demi perkembangan pribadi saya
1 2 3 4 13 Saya senang jika mengikuti sarasehan, sharing
Kitab Suci, dan pendalaman iman yang materinya berhubungan dengan pengalaman saya sehari-hari
1 2 3 4 14 Saya senang dengan kegiatan pembinaan yang
kreatif seperti outbond, nonton film, dan permainan yang menggali nilai-nilai kehidupan
1 2 3 4 15 Pembinaan iman dengan sarana musik, cerita,
lagu lebih menarik, misalnya dengan memutar film
1 2 3 4 16 Saya lebih mudah mengemukakan pendapat dan
lebih “greng” mengikuti pembinaan iman kalau sarana yang dipakai adalah film atau gambar-gambar
1 2 3 4 17 Emosi saya (sedih, senang, kecewa) lebih bisa
tersentuh dengan menonton film 1 2 3 4
18 Saya ingin terlibat dalam kegiatan menggereja tapi saya juga butuh diberi kepercayaan oleh orang tua
1 2 3 4 19 Sekedar ucapan terima kasih dan ucapan selamat
atas sesuatu yang saya kerjakan sudah menjadi kebanggaan buat saya
1 2 3 4 20 Sebagai orang muda saya senang jika ada tempat
atau kegiatan yang dapat menyalurkan bakat dan menunjukkan prestasi saya, misalnya melalui mading (majalah dinding)
1 2 3 4 21 Orang tua boleh menganggap saya orang muda
yang masih bau kencur tapi saya juga punya rasa tanggung jawab yang tinggi
1 2 3 4 22 Saya butuh orang yang mau mendampingi saya
dengan sepenuh hati dan terbuka mendengarkan keluh kesah saya
1 2 3 4 23 Saat saya menonton film saya memperoleh
banyak informasi dan hiburan 1 2 3 4
24 Pemutaran film untuk kegiatan pendalaman iman
lebih menarik dan tidak membosankan 1 2 3 4
25 Saya merasa mendapat hiburan melalui musik,
178
26 Perasaan saya lebih tergugah (tergerak) jika
melihat film 1 2 3 4
27 Film juga menampilkan situasi sosial yang terjadi
di sekeliling saya yang penting untuk diketahui 1 2 3 4 28 Saya lebih jelas menangkap dan memahami
sebuah ajaran Gereja misalnya kisah Injil Lukas jika dikemas dalam bentuk film
1 2 3 4 29 Pembinaan iman dengan sarana film lebih
menarik, misalnya film Musa yang dipakai dalam rangka bulan Kitab Suci
1 2 3 4 30 Bahasa film lebih mudah ditangkap dan dipahami
daripada bahasa pengajaran (kotbah dan orang berceramah)
1 2 3 4
179
Lampiran 6: Lembar Evaluasi Peserta Pertemuan II
EVALUASI
PEMBINAAN IMAN KAUM MUDA MELALUI MEDIA FILM VIDEO DI WILAYAH ST. PAULUS SAMBENG
PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KELOR GUNUNGKIDUL
Disusun Oleh
Maria Magdalena Nining Wijayanti No. Mahasiswa: 021124037
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
180 A. Petunjuk Pengisian
Pada kolom A isilah identitas Anda dengan jujur. Sedangkan pada kolom B berilah lingkaran pada pernyataan yang sesuai dengan pengalaman Anda, namun jika Anda mempunyai pendapat lain isilah dalam titik-titik yang tersedia dalam pilihan C.
B. Identitas Responden 1. Nama : 2. Lingkungan : 3. Umur : 4. Jenis kelamin : 5. Pekerjaan/sekolah : C. Pernyataan
1. Metode SOTARAE (menggali: situasi, objektif, tema, analisis, rangkuman, aksi, evaluasi) dalam pembinaan iman ini membantu Anda untuk lebih memahami isi dan pesan pembinaan iman.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. ………
2. Menurut Anda film video yang dipakai dalam pembinaan iman……… a. Sangat menarik d. Cukup menarik
b. Menarik e. Kurang menarik
c. ………
3. Anda merasa tidak bosan dalam mengikuti pembinaan iman karena bisa sambil nonton film.
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju
c. ………
4. Film video mempunyai bahasa yang menarik dibandingkan bahasa pengajaran atau ceramah.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. ………
5. Cerita dalam film video tadi menarik, jelas, mudah untuk ditangkap maksudnya dan sesuai dengan tema.
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju
c. ……….
6. Film yang dipakai membantu Anda untuk lebih konsentrasi dalam mengikuti pembinaan iman.
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat Tidak setuju
c. ……….
7. Melalui film video Anda lebih mudah menangkap tema/arah pembicaraan yang diangkat dalam pembinaan iman.
181
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. ………..
8. Film video yang Anda lihat dalam pembinaan iman ini bukan hanya memberikan hiburan tapi juga pesan iman sebagai pengikut Kristus.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. ………
9. Setelah mengikuti pembinaan iman ini Anda semakin mantap menjadi pengikut Kristus.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. ………
10.Anda dapat menangkap dengan baik pokok-pokok pembicaraan dalam diskusi.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. ………
11.Anda terlibat aktif dalam diskusi (menyimak saharing teman dan ikut aktif