• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD TAHUN LALU

2. Pilar Pengembangan Klaster Industri

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 126 Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014

- Kerja sama Antardaerah Jumlah 2 1 2 1

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Dalam mengantisipasi isu dinamika global dan pengaruhnya terhadap pengembangan inovasi dan bisnis, Kota Pekalongan juga sudah menempuh berbagai upaya. Pertama, dalam aspek lingkungan, pengembangan inovasi dan bisnis dilakukan antara lain melalui pengembangan “Kota Pekalongan sebagai Green Economy” dan pembuatan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) di kelurahan-kelurahan. Selain itu, Kota Pekalongan juga berhasil menerima Anugrah Adipura selama empat tahun berturut-turut (2010-2013) dari Kementerian Lingkungan Hidup. Kedua, dalam aspek standarisasi, Kota Pekalongan telah menerapkan ISO 9001:2008 dari SAI Global untuk 13 unit layanan publik (di antaranya BPMP2T, 4 buah SMK dan 7 unit Puskesmas) dan 10 unit lainnya sedang dalam proses pengajuan ISO. Di samping itu, pada saat ini juga sedang dikembangkan MSTQ (measurement, standardization, testing and quality) dan penerapan Sistem Manajemen Mutu di semua PD. Ketiga, dalam mengembangkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), di Kota Pekalongan telah dibentuk Intellectual Property Corner (IP Corner). Keempat, dalam hal ketenagakerjaan, di Kota Pekalongan juga telah dikembangkan standarisasi upah.

Tabel 2.147 Perkembangan Kondisi Internalisasi Dinamika Global ke dalam Pengembangan Inovasi dan Bisnis

di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Lingkungan

- Pembuatan TPST di kelurahan-kelurahan Jumlah 47 - Apresiasi lingkungan (Adipura) Jumlah 1 1 1 1 Standardisasi

- Penerapan ISO 9000 2008 - - - - 23 (10 sedang

proses)

- Penerapan sistem manajemen mutu Unit Semua PD

Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

- Pembentukan Intelectual Property Corner Unit - - - 1 Ketenagakerjaan

- Stadardisasi upah tenaga kerja Paket

kebijakan 1 1 1 1

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

2. Pilar Pengembangan Klaster Industri

Hingga saat ini, klaster industri di Kota Pekalongan baru ada dalam pengertian kawasan sentra produksi (KSP) dan kumpulan usaha bersama (KUB). Beberapa bidang usaha yang berpotensi dikembangkan menjadi klaster industri adalah industri perbatikan, industri perikanan serta industri makanan. Sedangkan klaster industri dalam pengertian yang lazim masih dalam tahap pengkajian. Namun demikian, kerangka umum kebijakan pembangunan daerah Kota Pekalongan tetap masih konsisten dan berkomitmen untuk mengembangkan KSP dan KUB tadi menjadi klaster industri dalam makna yang lazim dikenal secara luas. Karena masih dalam tataran kajian, maka basis data klaster industri, regulasi terkait klaster industri, insentif untuk pengembangan klster industri maupun infrastruktur dasar klaster industri (seperti kelembagaan) hingga kini belum dikembangkan.

Dalam kerangka menuju pengembangan klaster industri, beberapa upaya telah ditempuh Pemerintah Kota Pekalongan, terutama dalam hal ini oleh Disperindagkop UKM. Di antaranya memfasilitasi pelatihan pembuatan dan pengelolaan website untuk

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 127 masing-masing IKM (rumah produksi) batik, pemberian insentif bagi pelaku bisnis yang tergabung dalam KSP dan KUB maupun di luar KSP dan KUB, yakni berupa pembebasan biaya/retribusi bagi IKM, bantuan alat produksi sesuai bidang usaha (seperti mesin jahit berkecepatan tinggi untuk usaha garmen), fasilitasi keikutsertaan IKM dalam expo, pameran atau sejenisnya, fasilitasi kemasan produk makanan IKM, fasilitasi penciptaan branding batik.

Kerangka umum pengembangan klaster industri yang sudah ada hingga saat ini baru berkaitan dengan elemen infrastruktur dasar, yaitu berupa dokumen kajian Rencana Pengembangan Klaster Industri Unggulan Daerah. Sedangkan infrastruktur dasar lainnya yang juga sudah tersedia adalah pasar grosir dan outlet untuk klaster industri batik, TPI di kawasan minapolitan untuk klaster industri perikanan.

Tabel 2.148 Perkembangan Kondisi Kerangka Umum Kebijakan Pembangunan Daerah yang Kondusif Bagi Pengembangan Klaster

Industri di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Kerangka Umum Satuan 2011 2012 2013 2014

Basis data klaster industri

- Penyediaan data Kondisi Tersebar Tersebar Tersebar Collecting

- Pelayanan data Sistem Manual Manual Manual Pembuatan

Website Regulasi klaster industry

- Peraturan Jumlah - - - -

- Jumlah perizinan dan nonperizinan klaster

industri Jumlah - - - -

Insentif klaster industry

- Pembebasan biaya/retribusi bagi IKM batik Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada - Bantuan alat produksi batik (mesin jahit) Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada - Fasilitasi keikutsertaan expo, pameran Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada - Fasilitasi penciptaan branding batik Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Infrastruktur dasar klaster industri

- Dokumen kajian rencana pengembangan

klaster industri unggulan daerah Dokumen

- -

-1 - Pembentukan kelembagaan klaster industri Unit - - - -

- Prasarana dasar - -

-- Pasar grosir Unit - - - Beberapa

- Outlet batik Unit - - - Banyak

- TPI Unit - - - 1

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Kelembagaan iptekin/litbangyasa yang telah membantu pengembangan klaster industri (sentra produksi/kelompok usaha bersama batik, perikanan dan makanan) di Kota Pekalongan terdiri dari lembaga pendidikan (Universitas Indonesia, Politeknik Pusmanu, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Pekalongan, STIMIK Widya Pratama, SMK Muhammadiyah), lembaga penelitian dan pengembangan (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Balai Besar Tekstil Bandung dan LP POM Jawa Tengah).

Daya dukung iptekin/litbangyasa juga telah diberikan oleh beberapa lembaga pendidikan maupun lembaga penelitian dan pengembangan tadi. Di antaranya SMK Muhammadiyah yang telah menghasilkan beberapa produk inovasi berupa mesin cap batik semi otomatis, wajan batik dan plorot malam batik. Terkait HKI, Universitas Indonesia membantu memfasilitasi pendaftaran HKI. Sedangkan untuk penyusunan Naskah Akademis Rancangan Peraturan Daerah Tentang Label didukung oleh perguruan tinggi setempat.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 128 Manfaat dari bantuan lembaga pendidikan maupun lembaga penelitian dan pengembangan di atas telah meningkatkan daya absorpsi iptekin/hasil litbangyasa oleh para pelaku industri batik. Di antaranya diindikasikan oleh semakin cepatnya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan batik, dimana pada awalnya memakai cara manual sekarang sudah menggunakan alat mesin cap batik semi otomatis sehingga hasilnya menjadi lebih cepat dan lebih baik.

Tabel 2.149 Perkembangan Kondisi Penyedia dan Pengguna Iptekin/Litbangyasa dalam Pengembangan Klaster Industri

di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014

Kelembagaan iptekin/litbangyasa

- Pemerintah Kota Pekalongan Lembaga Bappeda,Dis perin-dagkop UKM Bappeda,Disp erin-dagkop UKM Bappeda,Dis perin-dagkop UKM Bappeda,Disp erin-dagkop UKM o Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah

Lembaga LPOM Jateng

LPOM Jateng LPOM Jateng

LPOM Jateng o Kementerian/Lembaga Lembaga BPPT, Balai

Besar Tekstil Bandung BPPT, Balai Besar Tekstil Bandung BPPT, Balai Besar Tekstil Bandung BPPT, Balai Besar Tekstil Bandung

- Perguruan Tinggi Jumlah 6 6 6 6

- Swasta Lembaga - - - -

- Masyarakat Lembaga Posyantek Posyantek Posyantek Posyantek Daya dukung iptekin/litbangyasa

o Pemanfaatan produk inovasi bagi produksi batik

Jenis Wajan batik Plorot malam batik

Mesin cap batik semi otomatis

o Pendampingan HKI Paket - - - 1

o Narasumber dari perguruan

tinggi Kali

- - -

1 Daya absorpsi iptekin

- Pelatihan dan pemagangan Kali 1 1 1 1

- Sosialisasi HKI Kali 1 1 1 1

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis bagi pengembangan klaster industri (sentra produksi/kelompok usaha bersama) ditandai dengan adanya kemitraan strategis dan kolaboratif dalam hal pematenan hasil inovasi serta pendampingan IKM dalam mengembangkan jejaring dan kemitraan produk unggulan daerah (terutama lewat mekanisme CSR). Selain itu, ada juga kerja sama dengan Forum Tempe Indonesia, UNES dan IPB tentang pengembangan produk tempe higienis.

Sementara itu peningkatan difusi inovasi dan bisnis ditandai dengan penerapan hasil inovasi berupa wajan batik, plorot malam batik dan mesin cap batik semi otomatis, sehingga industri batik mampu menghasilkan produk batik dengan lebih cepat dan lebih baik. Difusi inovasi dan bisnis lainnya adalah dalam bentuk pelatihan teknologi dan produk tempe, pelatihan teknologi desain batik dan tenun, diversifikasi pengolahan ikan serta pelatihan dan fasilitasi kemasan produk, serta menyediakan wahana interaksi bagi pelaku bisnis berupa agenda tahunan yang diberi tajuk “Curhat Bisnis”, juga ada wadah telecenter dan Forum Tempe Indonesia.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 129

Tabel 2.150 Perkembangan Kondisi Interaksi, Jaringan dan Pelayanan Inovasi dan Bisnis untuk Pengembangan Klaster Industri

di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014

Kemitraan strategis pengembangan klaster industri o Dengan Dinperindagkop

UKM Provinsi Jawa Tengah

Jenis - - - Pelatihan pembuatan

website IKM

o Dengan Kementerian/ Lembaga

Lembaga BPPT, LIPI BPPT, LIPI BPPT, LIPI LIPI, BPPT, Kemenkominfo, Kemendikbud, Kemenpora, BPOM

o Dengan Swasta - - - - -

o Dengan Asosiasi Forum Tempe Indonesia - - - Pengembang-an tempe higienis o Dengan Perguruan Tinggi UI - - - Pendampingan paten plorot malam

IPB, UNES - - - Pengembang-an tempe

higienis Peningkatan difusi inovasi

- Penerapan produk inovasi Jenis produk

- Wajan batik Plorot malam batik

Mesin cap batik semi otomatis

Zat pewarna alami

- Pelatihan Jenis

pelatihan

- - - Disain batik dan tenun

Wahana interaksi pelaku bisnis - Sosialisasi pemanfaatan

teknologi batik Kali 1 1 1 1

- Curhat Bisnis Kali 1 1 1 1

- Telecenter Kali 1 1 1 1

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Dalam rangka penguatan budaya inovasi dan bisnis di lingkup klaster industri, khususnya di bidang usaha perikanan, pada tahun 2011 telah ditetapkan “Kota Pekalongan sebagai Kawasan Minapolitan” oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fokus dan keterpaduan kebijakan dalam pengembangan klaster industri dilakukan melalui pendekatan OVOP, yang meliputi Pembentukan Kampung Batik Kauman dan Pesindon, Pembentukan Kampung Canting Lindungsari, Pembentukan Kampung Tempe Kuripan Kidul, Pembentukan Kampung Kerupuk Sukorejo, Pembentukan Kampung Tenun Medono, Pembentukan LIK Perbengkelan dan Otomotif Kuripan Lor, Pembentukan Sentra Terasi Bandengan, Pembentukan Sentra Tahu Duwet, Banyu Alit dan Banyu Agung, Pengembangan industri batik diarahkan pada penggunaan zat pewarna alami yang saat ini sedang dirintis pengembangannya oleh Politeknik Pusmanu.

Tabel 2.151 Perkembangan Kondisi Fokus dan Keterpaduan Kebijakan dalam Pengembangan Klaster Industri di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Prakarsa pengembangan klaster industri unggulan daerah

o KSP Perbatikan Jumlah - - - 4

o KSP Perikanan Jumlah - - - 1

o LIK Otomotif Jumlah - - - 1

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 130 o Rintisan Penggunaan Zat Pewarna Alami Batik Jumlah - - - Politeknik

Pusmanu Koordinasi kebijakan antardaerah

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Untuk internalisasi dinamika global ke dalam pengembangan klaster industri, dalam aspek lingkungan pelaku industri batik telah (1) membuat IPAL Terpadu di Jenggot, Kauman, Duwet dan Kradenan, (2) menerapkan konsep produksi bersih dalam proses produksi batik dan tahu-tempe, serta (3) mengembangkan pemakaian zat pewarna alami dalam memproduksi batik. Dalam aspek standarisasi telah dilakukan standarisasi produk garmen dan pengolahan makanan higienis. Di samping itu, dilakukan pula standarisasi produk halal serta pada setiap tahun dilaksanakan pelatihan sertifikasi proses dan produk industri makanan. Sedangkan dalam aspek HKI, setiap tahun Kota Pekalongan menargetkan pendaftaran paten, merek dan lebel batik bagi 20 IKM batik.

Tabel 2.152 Perkembangan Kondisi Internalisasi Dinamika Global ke dalam Pengembangan Klaster Industri di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Lingkungan Klaster Industri

- Pembuatan IPAL Terpadu Lokasi 4

- Aplikasi produksi bersih Jenis produk Batik, tahu tempe Batik, tahu tempe Batik, tahu tempe Batik, tahu tempe Standardisasi

- Standarisasi produk Jenis produk Garmen, Makanan Garmen, Makanan Garmen, Makanan Garmen, Makanan - Sertifikasi produk Jenis

produk Makanan Makanan Makanan Makanan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

- Pendaftaran paten, merek, label batik Jumlah IKM

Jumlah Jumlah Jumlah 20* Ketenagakerjaan

- Stadardisasi upah Paket

kebijakan 1 1 1 1

Catatan : * Target.

Sumber : diolah dari berbagai sumber.