• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD TAHUN LALU

1. Pilar Penguatan Ekosistem Inovasi Daerah

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 122

2.1.4.5. Penguatan Sistem Inovasi Daerah

Untuk menggambarkan kondisi penguatan sistem inovasi daerah di Kota Pekalongan saat ini, maka telah dilakukan survei pemetaan kapasitas penguatan sistem inovasi daerah di berbagai institusi di Kota Pekalongan pada bulan Oktober 2014. Survei pemetaan kapasitas penguatan sistem inovasi tersebut menggunakan instrumen wawancara dan penelusuran dokumen. Ruang lingkup survei pemetaan berdasarkan pilar-pilar penguatan sistem inovasi dan kerangka kebijakan inovasi.

Pilar-pilar penguatan sistem inovasi terdiri dari (1) Pilar Penguatan Ekosistem Inovasi Daerah, (2) Pilar Pengembangan Jaringan Inovasi, (3) Pilar Pengembangan Klaster Industri, (4) Pilar Pengembangan Teknoprener dan (5) Pilar Penguatan Pilar-Pilar Tematik Sistem Inovasi. Sedangkan kerangka kebijakan inovasi meliputi (a) kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis, (b) keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/litbangyasa, (c) interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis, (d) budaya inovasi, (e) kerangka kebijakan pemokusan dan keterpaduan pembangunan, serta (f) kerangka kebijakan internalisasi dinamika global.

1. Pilar Penguatan Ekosistem Inovasi Daerah

Kondisi saat ini kerangka umum kebijakan pembangunan daerah dapat dikatakan sudah kondusif bagi inovasi dan bisnis. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa elemen. Pertama, basis data tentang pelaku usaha/bisnis dan inovasi secara umum sudah cukup baik dalam hal penyediaan maupun pelayanan data. Meskipun ketersediaan data masih tersebar di beberapa PD terkait dan pelayanannya masih manual, namun dalam hal urusan perizinan sudah menggunakan sistem online. Kedua, regulasi yang mendukung berkembangnya inovasi dan bisnis juga terus bertambah, sementara jumlah perizinan dan non perizinan yang dikeluarkan oleh BPMP2T cenderung meningkat selama 2012-2013. Ketiga, anggaran untuk insentif bisnis dan inovasi juga sudah dialokasikan, dimana pada tahun 2013 mencapai Rp477,3 juta untuk fasilitasi iptekin. Keempat, dokumen RPJPD Kota Pekalongan 2005-2025 dan RPJMD Kota Pekalongan 2010-2015 sudah memuat penguatan sistem inovasi daerah dan sudah dibentuk Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah, walaupun belum dilengkapi dengan kelompok kerja dan sekretariat. Untuk prasarana dasar, Kota Pekalongan memiliki beberapa ruang terbuka hijau yang berpotensi untuk pengembangan ruang publik kreatif sebagai salah satu prasarana penguatan sistem inovasi daerah.

Tabel 2.142 Perkembangan Kondisi Kerangka Umum Kebijakan Pembangunan Daerah yang Kondusif Bagi Inovasi dan Bisnis di Kota

Pekalongan, 2011-2014

Elemen Kerangka Umum Satuan 2011 2012 2013 2014 Basis data inovasi dan bisnis

- Penyediaan data Kondisi Tersebar Tersebar Tersebar Tersebar - Pelayanan data Sistem Manual Manual Manual Manual Regulasi iptekin dan bisnis

- Peraturan Jumlah 6 4 1 -

- Jumlah perizinan dan nonperizinan Jumlah 5.427 3.981 4.775 - Insentif

- Insentif (fasilitasi) untuk iptekin Rp juta - - 477,3 - Infrastruktur

- Adopsi PSID ke dalam dokumen

perencanaan pembangunan daerah Dokumen - -

RPJMD, RPJPD - - Pembentukan Kelembagaan PSID Unit - Tim

Koordinasi -

Kantor Ristekin - Prasarana dasar Ruang Publik Kreatif Buah - - - 1

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 123 Keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/litbangyasa dalam pengembangan inovasi dan bisnis juga sudah cukup baik. Ada tiga indikator yang menunjukkan hal ini, sebagaimana tampak pada Tabel 2.143. Pertama, kelembagaan iptekin/litbangyasa di Kota Pekalongan tidak hanya berasal dari instansi pemerintah (Kantor Riset, Teknologi dan Inovasi; Dewan Riset Daerah), tetapi juga ada di perguruan tinggi dan SMK (Unit Produksi Bersama SMK Incorporate). Kedua, daya dukung kelembagaan iptekin/litbangyasa tadi relatif meningkat dan mampu mendorong penguatan daya saing Kota Pekalongan. Namun begitu, jumlah SDM yang memangku jabatan fungsional tertentu di lembaga iptekin/litbangyasa milik pemerintah Kota Pekalongan masih terbatas. Sedangkan alokasi anggaran untuk fasilitasi penguatan sistem inovasi daerah pada tahun 2013 masih relatif kecil, yaitu sebesar Rp 23.721.350. Ketiga, daya absorpsi iptekin/hasil litbangyasa oleh kalangan industri dan masyarakat di Kota Pekalongan makin meningkat, baik melalui broadband learning center (BLC), telecenter, technocamp, pelatihan maupun pemagangan.

Tabel 2.143 Perkembangan Kondisi Penyedia dan Pengguna Iptekin/Litbangyasa dalam Pengembangan Inovasi dan Bisnis

di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Kelembagaan iptekin/litbangyasa - Pemerintah PD Bappeda, Dinkominfo, dan DRD Bappeda, Dinkominfo, dan DRD Kantor Ristekin dan DRD Kantor Ristekin dan DRD

- Perguruan tinggi Jumlah 5 5 5 5

- Swasta Jumlah - - - -

- Masyarakat Jumlah Posyantek Posyantek Posyantek Posyantek Daya dukung iptekin/litbangyasa

- Anggaran PSID Rp juta - - 23,7 -

- SDM Fungsional

 Perencana 3

 Dosen STAIN Orang 127 175 219 219

 Dosen STIE Muhammadiyah Orang 32 32 28 28

 Dosen STMIK Widya Pratama Orang 63 166 199 199

 Dosen Politeknik Pusmanu Orang 28 32 35 35

o Telecenter * Unit 56 56 56 56

Daya absorpsi iptekin

- Pelatihan dan pemagangan Kali - - - -

- Broadband learning center Unit 1 1 1 1

- Technocamp Kali 1 1 1 1

Keterangan : * Terdiri dari telecenter kecamatan, kelurahan dan pusat bisnis. Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Di dalam kerangka kebijakan interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis, ada tiga elemen yang mengindikasikan kondisi Kota Pekalongan. Pertama, di Kota Pekalongan telah ada beberapa bentuk kemitraan strategis dan kolabolatif untuk inovasi dan bisnis, yaitu Forum PTSP se-Bakorwil III Jawa Tengah, SAMPAN (7 kabupaten/kota di Eks Karesidenan Pekalongan), JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia), Jaringan Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKOPSI), kerja sama pemasaran dengan pengelola Thamrin City serta berbagai macam kerja sama daerah (baik antar daerah maupun dengan pihak ketiga). Kedua, peningkatan difusi inovasi melalui pendirian telecenter berbasis TIK (teknologi informatika dan komunikasi) sudah mencapai level semua kelurahan, seluruh kecamatan dan beberapa pusat bisnis.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 124 Ketiga, wahana interaksi pelaku bisnis sudah berlangsung dalam bentuk penyelenggaraan pameran bisnis dan iptekin yang berlangsung rutin setiap tahun (Pameran Kreativitas dan Inovasi dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional dan Gelar Teknologi Tepat Guna) serta pemanfaatan ruang publik di Kawasan Jetayu untuk aktivitas olahraga, bisnis dan penguatan kohesi sosial di antara berbagai lapisan masyarakat.

Tabel 2.144 Perkembangan Kondisi Interaksi, Jaringan dan Pelayanan Inovasi dan Bisnis di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Kemitraan strategis

o Kerja sama antardaerah MOU/PKS - - - SAMPAN, PTSP o Dengan Kementerian/Lembaga MOU/PKS BPPT,

LIPI BPPT, LIPI BPPT, LIPI LIPI, BPPT, Kemenkominfo, Kemendiknas, Kemenpora, BPOM

o Dengan Swasta MOU/PKS - - -

PT Prima Lestari Investindo, Pengelola Tamrin City

o Dengan Asosiasi MOU/PKS - - - JKPI, JKPS

o Dengan Perguruan Tinggi MOU/PKS - - -

UI, Unikal, Politeknik Pusmanu, Politeknik Negeri Semarang Peningkatan difusi inovasi

o Telecenter Kecamatan Unit 4 4 4 4

o Telecenter Kelurahan Unit 47 47 47 47

o Telecenter Pusat Bisnis Unit 5 5 5 5

Wahana interaksi pelaku bisnis

- Pameran bisnis dan iptekin kali 3 3 3 3 - Aktivitas di kawasan RPK Jenis

Olahraga, bisnis, kohesi sosial Olahraga, bisnis, kohesi sosial Olahraga, bisnis, kohesi sosial

Olahraga, bisnis, kohesi sosial

Keterangan : * Tidak termasuk telecenter LPPAR, telecenter PKK dan telecenter RW (RW-net). Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Penguatan budaya inovasi di Kota Pekalongan telah dikembangkan melalui beberapa cara (lihat Tabel 2.143). Pertama, melalui jalur pendidikan dan pelatihan inovasi telah dilakukan dengan membuat bahan ajar kewirausahaan untuk pelajar SMK dan Perguruan Tinggi (Politeknik Pusmanu). Kedua, melalui pengelolaan teknologi masyarakat dan program reverse brain drain dilaksanakan dalam bentuk pelestarian teknologi batik yang berpusat di Museum Batik. Ketiga, penumbuhan usaha baru inovatif ditempuh melalui penyelenggaraan technocamp, fasilitasi permodalan, bantuan alat/mesin produksi, pendampingan HKI dan lain-lain. Keempat, melalui apresiasi dan kampanye inovasi dalam bentuk agenda Kreanova, anugerah inovasi Bhakti Pembangunan dan pendirian televisi lokal (Batik TV). Di samping itu, juga telah dibentuk Relawan Indonesia Berinovasi Kota Pekalongan.

Tabel 2.145 Perkembangan Kondisi Penguatan Budaya Inovasi dan Bisnis di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Penguatan budaya inovasi melalui jalur pendidikan dan pelatihan inovasi

- Pembuatan Bahan Ajar

Kewirausahaan Tingkat SMK Jumlah - - 1 1

- Pelatihan Kewirausahaan

Tingkat SMK Kali - 1 1 1

Pengelolaan teknologi masyarakat dan program reverse brain drain - Inventarisasi teknologi

masyarakat

Jumlah event

pertahun 1 1 1 1

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 125 Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014

pertahun Apresiasi dan kampanye inovasi

- Kreanova Jumlah event

per tahun 1 1 1 1

- Anugrah Inovasi Bhakti Pembangunan

Jumlah event

per tahun - - - 1

- Kampanye Inovasi TV Batik TV Batik TV Batik TV Batik Penumbuhan usaha baru inovatif

- Fasilitasi permodalan Unit usaha

- - -

10* - Bantuan alat dan mesin produksi Unit

- - -

200* - Pelatihan pengembangan

kewirausahaan Kali

- - -

2*

- Fasilitasi keikutsertaan pameran Event

- - -

13* - Fasilitasi pengembangan

kemitraan antardaerah Kemitraan

- - -

2*

- Fasilitasi informasi pasar Radio

Komunikasi

- - -

2*

- Fasilitasi bagi pengusaha berbasis teknologi dan UKM inovatif

Orang

- - -

20* - Pendampingan (Sosialisasi) HKI Kali

- - -

2* - Pelatihan ISO (Manajemen

Pengetahuan dan Tingkat Kesiapan Teknologi)

Kali

- - -

2* Keterangan : * Target 2014.

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Perkembangan kondisi fokus dan keterpaduan kebijakan dalam pengembangan inovasi dan bisnis di Kota Pekalongan dapat dilihat dari dua elemen berikut. Pertama, prakarsa pengembangan klaster industri unggulan daerah, yaitu batik dan perikanan, telah dilakukan melalui penyelenggaraan beberapa event pendukung klaster industri, di antaranya Pekalongan Batik Week International, Pekan Batik Nusantara, pembuatan branding Kota Pekalongan dan lain-lain. Kedua, keterpaduan kebijakan pusat-daerah dan antardaerah telah dilaksanakan melalui beberapa paket kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama. Di antaranya melalui pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional, pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional, pembangunan dan pengelolaan pusat perbelanjaan di lahan eks terminal bus Kota Pekalongan, yang merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Pekalongan dan PT Prima Lestari Investindo. Pengembangan sektor riil dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan model klaster di Kota Pekalongan, yang merupakan kerja sama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal dan Pemerintah Kota Pekalongan serta pendampingan Pengembangan Teknologi Terapan yang merupakan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Pekalongan dan Politeknik Negeri Semarang.

Tabel 2.146 Perkembangan Kondisi Fokus dan Keterpaduan Kebijakan dalam Pengembangan Inovasi dan Bisnis

di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Prakarsa pengembangan klaster industri unggulan daerah

- Industri Batik Jumlah - - - 4

- Industri Perikanan Jumlah - - - 1

- Lainnya Jumlah - - - 3

Keterpaduan kebijakan

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 126 Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014

- Kerja sama Antardaerah Jumlah 2 1 2 1

Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Dalam mengantisipasi isu dinamika global dan pengaruhnya terhadap pengembangan inovasi dan bisnis, Kota Pekalongan juga sudah menempuh berbagai upaya. Pertama, dalam aspek lingkungan, pengembangan inovasi dan bisnis dilakukan antara lain melalui pengembangan “Kota Pekalongan sebagai Green Economy” dan pembuatan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) di kelurahan-kelurahan. Selain itu, Kota Pekalongan juga berhasil menerima Anugrah Adipura selama empat tahun berturut-turut (2010-2013) dari Kementerian Lingkungan Hidup. Kedua, dalam aspek standarisasi, Kota Pekalongan telah menerapkan ISO 9001:2008 dari SAI Global untuk 13 unit layanan publik (di antaranya BPMP2T, 4 buah SMK dan 7 unit Puskesmas) dan 10 unit lainnya sedang dalam proses pengajuan ISO. Di samping itu, pada saat ini juga sedang dikembangkan MSTQ (measurement, standardization, testing and quality) dan penerapan Sistem Manajemen Mutu di semua PD. Ketiga, dalam mengembangkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), di Kota Pekalongan telah dibentuk Intellectual Property Corner (IP Corner). Keempat, dalam hal ketenagakerjaan, di Kota Pekalongan juga telah dikembangkan standarisasi upah.

Tabel 2.147 Perkembangan Kondisi Internalisasi Dinamika Global ke dalam Pengembangan Inovasi dan Bisnis

di Kota Pekalongan, 2011-2014

Elemen Keterkaitan Satuan 2011 2012 2013 2014 Lingkungan

- Pembuatan TPST di kelurahan-kelurahan Jumlah 47 - Apresiasi lingkungan (Adipura) Jumlah 1 1 1 1 Standardisasi

- Penerapan ISO 9000 2008 - - - - 23 (10 sedang

proses)

- Penerapan sistem manajemen mutu Unit Semua PD

Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

- Pembentukan Intelectual Property Corner Unit - - - 1 Ketenagakerjaan

- Stadardisasi upah tenaga kerja Paket

kebijakan 1 1 1 1

Sumber : diolah dari berbagai sumber.