• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD TAHUN LALU

12. Penanaman Modal

2.1.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan 1. Kelautan dan Perikanan

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 100 Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Pekalongan, 2011-2015

Gambar 2.36 Arsip yang Dipeliharan dan Diselamatkan Di Kota Pekalongan Tahun 2010-2015

Gambar 2.36 menunjukkan bahwa arsip yang diselamatkan selama kurun waktu 2010-2014 mengalami peningkatan. Demikian juga arsip yang dilestarikan selama kurun waktu 2010-2014 terus mengalami peningkatan.

2.1.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan 1. Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan tangkap di perairan laut Kota Pekalongan menunjukkan angka yang fluktuatif. Meskipun pada kurun waktu 2010-2013 jumlah ikan tangkap turun dari 18.363 menjadi 17.602, tetapi pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 20.624, namun secara umum dari tahun 2010-2014 terjadi peningkatan produksi.

Target budidaya ikan payau pada akhir tahun 2014 melebihi target. Ini terlihat dari persentase yang dicapai 134,89% dari target. Kondisi ini diakibatkan kenaikan produksi ikan payau dari tahun 2010 ke tahun 2014 sebesar 68,91%.

Produksi dari budidaya ikan tawar, secara umum juga menunjukkan kenaikan produksi. Pada tahun 2014 persentasenya melebihi target yakni mencapai 134,46% dari yang ditargetkan. Perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidaya dilihat pada Tabel 2.118.

Tabel 2.118 Perkembangan Produksi Perikanan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2014 (kg)

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Ikan Tangkap

a. Jumlah Produksi Ikan 18.363 18.680 19.459 17.602 20.624

b. Target Daerah 25.680 25.680 21.405 20.033 20.033

Persentase Produksi 71,51 72,74 90,91 87,87 102,95

2 Ikan Budidaya Air Payau

a. Jumlah Produksi Ikan 595 759 741 799 1.005

b. Target Daerah 745 745 745 745 745 Persentase Produksi 79,97 101,96 99,49 107,25 134,89 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Arsip Diselamatkan 4.928 12.947 15.269 22.354 25.969 48.759 Arsip Dilestarikan 33.656 41.675 43.997 51.082 54.697 77.487 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 101

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

3 Ikan Budidaya Air Tawar

a. Jumlah Produksi Ikan 80,40 90,30 90,70 173,30 111,6

b. Target Daerah 83,00 83,00 83,00 83,00 83,00

Persentase Produksi 96,87 108,80 109,28 208,80 134,46

Sumber : DPPK, 2015

Konsumsi ikan di Kota Pekalongan perkapita di Kota Pekalongan dari tahun 2010-2014 meningkat. Pada tahun 2010 konsumsi ikan per kapita hanya 18,50 kg, pada tahun 2014 naik menjadi 19,60. Diharapkan konsumsi ikan perkapita akan semakin meningkat, terutama jika didukung dengan ketersediaan ikan yang cukup memadai sehingga akses masyarakat untuk memperoleh ikan akan semakin mudah. Perkembangan konsumsi ikan di Kota Pekalongan tersaji pada Tabel 2.119.

Tabel 2.119 Konsumsi Ikan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2013 (kg)

No Tahun Jumlah Konsumsi

Ikan Target Daerah

Persentase Konsumsi Ikan 1 2010 18,50 20,00 92,50 2 2011 19,00 23,00 82,61 3 2012 19,30 25,00 77,20 4 2013 19,60 30,00 65,33 5 2014 19,60 20,00 98,00

Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, 2015,

Pembinaan melalui bantuan pemerintah daerah kepada kelompok nelayan di Kota Pekalongan tahun 2011-2013 hanya 1 (satu) kelompok nelayan, tetapi pada tahun 2014 ada 3 (tiga) kelompok nelayan yang mendapat pembinaan. Berikut disajikan perkembangan pembinaan nelayan di Kota Pekalongan pada Tabel 2.120.

Tabel 2.120 Cakupan Bina Kelompok Nelayan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2013

No Tahun

Jumlah Kelompok Nelayan Mendapatkan Bantuan Pemda Jumlah Kelompok Nelayan Persentase Cakupan Bina Nelayan (%) 1 2010 0 18 0,00 2 2011 1 22 4,55 3 2012 1 39 2,56 4 2013 1 39 2,56 5 2014 3 33 9,09

Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, 2014.

Kontribusi produksi perikanan kelompok nelayan dari tahun 2010-2014 terhadap jumlah produksi ikan di daerah semakin meningkat. Apabila pada tahun 2010 sebesar 0,07% maka pada tahun 2014 meningkat menjadi 2,49%. Peran Pemerintah Kota Pekalongan meningkatkan persentase perikanan dari kelompok nelayan cukup besar melalui inisiasi Gemar Makan Ikan yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kondisi ini harus tetap dipertahankan sehingga akan terdapat kecenderungan yang semakin meningkat. Perkembangan produksi terlihat pada Tabel 2.121.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 102

Tabel 2.121 Produksi Ikan Kelompok Nelayan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2014 (ton)

No Tahun

Jumlah Produksi Ikan Kontribusi hasil Kelompok Nelayan Jumlah Produksi Ikan di Daerah Persentase Produksi Perikanan Kelompok Nelayan 1 2010 12,00 18.360 0,07 2 2011 61,80 18.680 0,33 3 2012 215,52 19.460 1,11 4 2013 451,31 17.600 2,56 5 2014 452,34 18.200 2,49

Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, 2015.

2. Pariwisata

Pengembangan kepariwisataan yang handal harus didukung dengan ketersediaan akomodasi yang memadai juga. Hotel sebagai sarana akomodasi utama dan penunjang utama di Kota Pekalongan penting dalam mewujudkan Kota Pekalongan sebagai kota jasa di masa depan, terutama pariwisata. Pada tahun 2010, Kota Pekalongan memiliki 22 hotel. Jumlah ini naik menjadi 23 hotel di tahun 2013 dan bertambah satu hotel di tahun 2014 menjadi 24 hotel. Adapun kelas hotel yang ada di Pekalongan terdiri dari hotel bintang 3 sebanyak 5 hotel, hotel bintang 2 sebanyak 1 hotel, hotel bintang 1 sebanyak 1 hotel dan hotel melati sebanyak 17 hotel. Perkembangan jumlah hotel ini diharapkan dapat meningkatkan kepariwisataan khususnya dan perkembangan perekonomian Kota Pekalongan pada umumnya.

Sarana akomodasi lainnya yang menunjang pariwisata adalah restoran. Restoran sebagai sarana akomodasi penunjang berperan menarik minat wistawan untuk menikmati kuliner Kota Pekalongan selain menyediakan kuliner nasional dan internasional yang selama ini telah dikenal oleh wisatawan itu sendiri. Perkembangan jumlah restoran juga dapat menggambarkan perkembangan kepariwisataan khususnya dan perekonomian Kota Pekalongan pada umumnya. Jika pada tahun 2010 hanya terdapat 70 restoran maka pada tahun 2014 jumlah restoran menjadi 120 restoran atau meningkat 71,43%. Jumlah hotel, restoran dan kunjungan wisata di Kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel 2.122.

Tabel 2.122 Jumlah Hotel, Restoran dan Jumlah Kunjungan Wisata di Kota Pekalongan Tahun 2010-2014

Tahun Jumlah Hotel

Jumlah Restoran dan Rumah Makan

Jumlah Kunjungan Wisata 2010 22 70 215.568 2011 22 85 231.018 2012 25 90 237.946 2013 28 110 235.908 2014 31 120 442.153

Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2011-2015

Untuk memajukan pariwisata di Kota Pekalongan, pemerintah beserta masyarakat menyelenggarakan kegiatan budaya dan seni. Tujuannya selain mendongkrak jumlah wisatawan, juga untuk meningkatkan citra wisata Kota Pekalongan sebagai tujuan wisata di pantai Utara Pulau Jawa. Kliwon Show, Pentas Seni Sedekah Laut (Nyadran), Pentas Seni Pek Chun, Pentas Seni Pekan Batik Internasional, Pentas Seni pada Pameran Inovasi, Lomba Samproh, Lomba Marawis, Pentas Seni Hari Jadi Kota Pekalongan, dan Festival Kostum Karnaval Batik Pekalongan adalah kegiatan pentas budaya dan seni yang sering diselenggarakan. Perkembangan penyelenggaraan festival seni dan budaya tersaji pada Tabel 2.123.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 103

Tabel 2.123 Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya Kota Pekalongan Tahun 2010-2014

Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penyelenggaraan 19 18 20 23 16

Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2011-2015

Objek wisata yang ada di Kota Pekalongan meliputi Pantai Pasir Kencana, Slamaran Indah, Museum Batik, Kolam Renang Tirta Sari, Kampung Batik Kauman, Kampung Wisata Batik Pesindon dan Kampung Canting Landungsari. Obyek-obyek wisata tersebut yang menjadi andalan kepariwisataan di Kota Pekalongan. Jumlah kunjungan dari tahun 2010-2014 menunjukkan kecenderungan peningkatan yang signifikan. Jika pada tahun 2010 jumlah wisatawan yang tercatat adalah 215.568 orang maka pada tahun 2014 jumlahnya menjadi 442.153 orang. Uraian data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.124.

Tabel 2.124 Jumlah Kunjungan Wisata dan Pendapatan Daerah dari Obyek Wisata di Kota Pekalongan Tahun 2010-2014

No Objek Wisata 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pasir Kencana Pengunjung 1). Wisman 0 0 0 0 0 2). Wisnus 140.425 163.015 171.962 155.858 166.515 B. Pendapatan (Rp.) 319.203.900 387.278.800 601.7660 524.0330 605.2430 2 Slamaran Indah Pengunjung 1). Wisman 0 0 0 0 0 2). Wisnus 16,242 11,083 9,102 8,524 6,998 B. Pendapatan (Rp.) 21.965.700 16.919.600 31.295.000 28.293.500 25.738.500 3 Museum Batik Pengunjung 1). Wisman 50 127 158 238 256 2). Wisnus 8.936 12.181 14.482 17.585 17.815 B. Pendapatan (Rp.) 0 0 0 0 46.1960

4 Kolam Renang Tirta Sari Pengunjung

1). Wisman 0 0 0 0 0

2). Wisnus 47.958 44.959 42.242 42.787 42.775

B. Pendapatan

(Rp.) 303.969.000 352.316.000 269.181.000 235.328.500 272.112.500

Sumber: BPS Kota Pekalongan, 2011-2015

3. Pertanian

Capaian pembangunan pertanian Kota Pekalongan dalam kurun waktu 2010-2013 menunjukkan perkembangan yang positif. Namun pada tahun 2014 terjadi penurunan yang cukup signifikan karena adanya musibah banjir di awal tahun 2014. Meskipun luas areal tanaman padi pada tahun 2014 meningkat namun produksi tanaman padi secara total justeru menurun. Produktifitas padi di Kota Pekalongan terlihat pada Tabel 2.125.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 104

Tabel 2.125 Produktivitas Padi Kota Pekalongan Tahun 2010-2014

Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Produksi tanaman padi (ton) 14.,908,32 14.991,44 13.023,93 13.947,50 8.319,69 Luas areal tanaman padi (Ha) 1.107,00 1.046,00 1.085,00 1.023,00 1.587,00

Produktifitas padi per hektar 13,47 14,33 12,00 13,63 5,54

Sumber : DPPK, 2015.

Pembinaan kepada petani dalam kurun waktu 2010-2014 secara persentase berkurang. Hal ini disebabkan jumlah kelompok petani semakin banyak sedangkan kelompok petani yang mendapat bantuan semakin sedikit. Hal lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah ketersediaan tenaga PPL yang terbatas.

Tabel 2.126 Cakupan Bina Kelompok Petani Kota Pekalongan Tahun 2010-2014

Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah kelompok tani mendapatkan

bantuan pemda 11 15 14 7 4

Jumlah kelompok tani 62 62 66 66 66

Cakupan bina kelompok petani 17,74% 24,19% 21,21% 10,61% 6,06 %

Sumber : DPPK, 2015.

4. Perdagangan

Geliat aktivitas perdagangan di Kota Pekalongan di samping didominasi aktivitas perdagangan produk unggulan yaitu batik dan perikanan juga ditopang oleh keberadaan pasar rakyat dan toko modern seperti terlihat pada Tabel 2.127.

Tabel 2.127 Jenis Pasar dan Toko di Kota Pekalongan Tahun 2011-2015

Jenis Pasar / Toko 2011 2012 2013 2014 2015

Sentra Perdagangan Batik 3 3 3 3 3

Pasar tradisional 10 10 10 10 11 Toko 247 247 247 247 247 Kios 1.524 1.524 1.524 1.524 1600 Toko Modern - Minimarket 26 26 26 26 28 - Supermarket 1 1 2 2 2 - Department Store 3 3 4 4 4 - Hypermarket 2 2 2 2 2 - Perkulakan 0 0 0 0 0

Sumber: Disperindagkop-UMKM Kota Pekalongan, 2011-2015

Penyelenggaraan pembangunan perdagangan mencakup perdagangan dalam negeri dan perdagangan antar negara (ekspor dan impor), serta penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kota Pekalongan cukup tinggi dan menunjukkan kenaikan secara signifikan. Pada tahun 2011 nilai lapangan usaha perdagangan (atas dasar harga berlaku) Rp. 1,275 Triliun, pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 1,351 Triliun, dan pada tahun 2015 sebesar 1,701 Triliun. Namun demikian, kenaikan nilai tersebut tidak diikuti dengan kenaikan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dan justeru terjadi sedikit penurunan kontribusi. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kinerja

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 105 sektor perdagangan dalam menunjang aktivitas perekonomian Kota Pekalongan. Perkembangan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dapat dilihat pada Tabel 2.128. Lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Pekalongan dari tahun ke tahun.

Tabel 2.128 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB di Kota Pekalongan Tahun 2011-2015

No Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 1 ADHB PDRB Total (Rp. Juta) 5.183.065,50 5.741.728,10 7.092.776,60 6.396.422 7.778.271,60 PDRB Perdagangan (Rp. Juta) 1.275.587,80 1.351.945,50 1.570.212,90 1.469.896,60 1.701.476,38 Kontribusi 24,61% 23,55% 22,14% 22,98% 21,87% 2 ADHK 2010 PDRB Total 4.878.332,20 5.151.813,50 5.755.282,30 5.456.187,10 6.043.095,70 PDRB Perdagangan (Rp. Juta) 1.181.029,90 1.198.596,10 1.285.313 1.232.706,50 1.342.161,54 Kontribusi 24,21% 23,27% 22,33% 22,59% 22,21% Sumber : www.bps.go.id, 2014

Kinerja perdagangan internasional terlihat dari kinerja ekspor Kota Pekalongan. Ekspor Kota Pekalongan cenderung mengalami fluktuasi dalam kurun waktu lima tahun dari sebesar 22,051 Juta US$ pada Tahun 2011 menjadi sebesar 25,616 Juta US$ pada Tahun 2014. Namun pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 17,38 Juta US$. Perkembangan ekspor bersih perdagangan dapat dilihat pada Gambar 2.37.

Sumber : www.bps.go.id, 2015

Gambar 2.37 Realisasi Ekspor Kota Pekalongan Tahun 2011 - 2015

5. Perindustrian

Kinerja pembangunan urusan perindustrian dapat tergambarkan dari capaian beberapa indikator, seperti kontribusi sektor industri terhadap PDRB; dan pertumbuhan industri.

2011 2012 2013 2014 2015

Ekspor Bersih Perdagangan

(US$) 22.051.749 27.790.120 26.336.663 25.616.85 17.384.06 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 106

a. Kondisi Umum Industri

Jumlah industri di Kota Pekalongan sejak Tahun 2010 hingga tahun 2015 terus mengalami perkembangan. Jumlah industri besar, menengah dan kecil ditunjukkan dalam Tabel 2.129

Tabel 2.129 Klasifikasi Industri di Kota Pekalongan Tahun 2010-2011

KLASIFIKASI INDUSTRI JUMLAH UNIT INDUSTRI

2010 2011 2012 2013 2014 2015 INDUSTRI LOGAM MESIN & KIMIA (ILMK)

A. BESAR 0 0 0 0 0 0

B. MENENGAH 11 10 14 16 17 19

C. KECIL 325 331 342 460 535 581

INDUSTRI ANEKA (IA)

A. BESAR 3 3 3 3 3 3

B. MENENGAH 32 32 32 88 88 89

C. KECIL 1.332 1.342 1.354 1.794 1.934 2.497

INDUSTRI HASIL PERTANIAN (IHP)

A. BESAR 1 1 1 2 2 2

B. MENENGAH 16 17 19 35 45 46

C. KECIL 1.240 1.250 1.259 1.549 1.748 3.087

JUMLAH 2.960 2.986 3.024 3.947 4.372 6.324

Sumber : Disperindagkop dan UMKM, BPS, 2016, diolah

Jika dilihat dari nilai investasinya, industri di Kota Pekalongan mengalami perkembangan yang cukup baik seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.130

Tabel 2.130 Nilai Investasi Industri di Kota Pekalongan Tahun 2010-2011

KLASIFIKASI INDUSTRI

INVESTASI (Rp Juta)

2010 2011 2012 2013 2014 2015

INDUSTRI LOGAM

MESIN & KIMIA (ILMK)

A. BESAR

B. MENENGAH 8.306,72 7.397,74 11.582,57 14.081,80 14.081,81 14.982,81 C. KECIL 4.398,74 4.956,21 5.086,71 8.830,09 9.105,05 13.263,20

INDUSTRI ANEKA (IA)

A. BESAR 66.655,53 66.655,53 66.655,53 66.655,53 66.655,53 66.655,53 B. MENENGAH 41.331,64 54.779,39 41.803,89 67.981,24 68.620,26 69.885,27 C. KECIL 50.091,70 54.779,39 56.259,98 52.071,21 53.096,54 62.598,40 INDUSTRI HASIL PERTANIAN (IHP) A. BESAR 7.000,00 7.000,00 7.000,00 18.500,00 18.500,00 18.500,00 B. MENENGAH 36.456,90 36.908,50 39.458,50 65.159,51 82.672,14 101.013,92 C. KECIL 46.395,21 48.518,12 48.334,35 25.633,19 26.262,22 34.620,63 JUMLAH 260.636,45 280.994,89 276.181,52 318.912,58 338.993,56 381.519,76

Sumber : Disperindagkop dan UMKM, BPS, 2016, diolah b. Industri Unggulan

Produk unggulan Kota Pekalongan adalah industri batik, pengolahan perikanan, teh, pertenunan ATM dan pertenunan ATBM. Dari kelima produk unggulan tersebut, batik dan pengolahan ikan merupakan kompetensi inti daerah

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 107 yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Kota Pekalongan. Berikut ini adalah profil industri unggulan di Kota Pekalongan.

Tabel 2.131 Jumlah IKM Produk Unggulan Kota Pekalongan Tahun 2010-2015

Jenis industri 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Batik 631 632 634 860 861 861

Pakaian jadi dari tekstil 363 369 375 594 595 595

Pembekuan ikan 6 6 6 6 6 6

Pengalengan Ikan dan Biota

Perairan Lainnya 1 1 1 1 1 1

Pengasapan Ikan dan Biota Perairan Lainnya

5 5 5 53 53 53

Penggaraman/Pengeringan Ikan 23 23 23 25 25 25

Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Perairan Lainnya

21 21 21 26 26 26

Pengolahan Teh dan Kopi 37 37 37 40 40 40

Pertenunan 128 131 133 148 149 149

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan, 2015. Tabel 2.132 Jumlah Tenaga Kerja Produk Unggulan

Kota Pekalongan Tahun 2010-2015

Jenis industri 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Batik 9.841 9.994 9.992 11.811 12.004 12.004

Pakaian jadi dari tekstil 3.539 3.665 3.712 5.675 5.726 5.726

Pembekuan ikan 50 50 50 50 50 50

Pengalengan Ikan dan Biota Perairan Lainnya

396 396 396 396 396 396

Pengasapan Ikan dan Biota Perairan Lainnya

10 10 10 175 175 175

Penggaraman/Pengeringan Ikan 664 664 664 681 681 681 Pengolahan dan Pengawetan

Ikan dan Biota Perairan Lainnya

620 620 620 638 639 639

Pengolahan Teh dan Kopi 1.733 1.736 1.448 1.616 1.515 1.485

Pertenunan 3.949 3.980 4.057 4.009 4.040 4.040

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan, 2015. Tabel 2.133 Nilai Investasi (Rp. Juta) IKM Produk Unggulan

Kota Pekalongan Tahun 2010-2014

Jenis industri 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Batik 24.230 27.964 28.575 38.297 38.316 38.344

Pakaian jadi dari tekstil 13.070 13.569 14.398 26.829 27.604 27.604

Pembekuan ikan 406 406 406 406 406 406

Pengalengan Ikan dan Biota Perairan Lainnya

11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 Pengasapan Ikan dan Biota

Perairan Lainnya

13 13 13 278 278 278

Penggaraman/Pengeringan Ikan 1.051 1.051 1.051 1.218 1.218 1.218 Pengolahan dan Pengawetan

Ikan dan Biota Perairan Lainnya

7.279 7.279 7.279 7.448 7.542 7.542 Pengolahan Teh dan Kopi 10.156 10.259 12.697 13.693 28.165 44.295 Pertenunan 31.095 31.551 31.789 32.845 33.040 33.040 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan, 2015.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 108

c. Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB

Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB tahun 2010-2014 cukup tinggi dan naik secara signifikan. Pada tahun 2010 kontribusi sektor perindustrian atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 892,329 Milyar (19,3% dari total PDRB), dan pada tahun 2014 naik menjadi Rp. 1,536 Triliun (21,74% dari total PDRB). Sehingga sektor industri ini memiliki kecenderungan kenaikan dari tahun ke tahun serta juga memiliki kecenderungan kenaikan kontribusinya terhadap PDRB Kota Pekalongan. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kinerja sektor perindustrian dalam menunjang aktivitas perekonomian Kota Pekalongan. Lapangan usaha industri pengolahan merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB Kota Pekalongan. Perkembangan kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB dapat dilihat pada Tabel 2.134.

Tabel 2.134 Kontribusi Sektor Perindustrian terhadap PDRB di Kota Pekalongan Tahun 2010-2014 No Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 1 ADHB PDRB Total (Rp. Juta) 4.624.260,10 5.183.065,50 5.741.728,10 6.396.422,00 7.092.776,60 PDRB Perindustrian (Rp. Juta) 892.329,00 1.030.719,30 1.195.283,30 1.376.888,20 1.536.965,10 Kontribusi 19,30% 19,89% 20,82% 21,53% 21,67% 2 ADHK 2010 PDRB Total 4.624.260,10 4.878.332,20 5.151.813,50 5.456.187 5.755.282,30 PDRB Perindustrian 892.329,00 958.304,80 1.066.172,70 1.177.871,50 1.251.212,50 Kontribusi 19,30% 19,64% 20,70% 21,59% 21,74% Sumber :www.bps.go.id, 2015 6. Transmigrasi

Pembangunan Transmigrasi ke depan masih dipandang relevan sebagai suatu pendekatan untuk mencapai tujuan kesejahteraan, pemerataan pembangunan daerah, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Namun demikian, kebijakan penyelenggaraan transmigrasi perlu diperbaharui, dan disesuaikan dengan kecenderungan (trend) perubahan yang terjadi akhir-akhir ini, terutama perubahan pada tata pemerintahan. Penyelenggaraan transmigrasi diarahkan sebagai pendekatan untuk mendukung pembangunan daerah, melalui pembangunan pusat-pusat produksi, perluasan kesempatan kerja, serta penyediaan kebutuhan tenaga kerja terampil baik dengan peranan pemerintah maupun secara swadana. Pelaksanaannya harus memegang prinsip demokrasi, mendorong peran serta masyarakat, mengupayakan keseimbangan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan karakteristik daerah.

Transmigrasi merupakan program pemerintah yang berupaya melakukan pemerataan penduduk dengan cara memindahkan penduduk di daerah-daerah padat ke daerah-daerah yang jarang penduduknya. Penduduk yang sering menjadi sasaran transmigrasi adalah yang bermukim di pulau Jawa dipindahkan ke daerah tujuan transmigrasi.

Tujuan pelaksanaan urusan transmigrasi adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.

Program transmigrasi dinilai efektif dan strategis untuk menjawab persoalan bangsa, seperti kemiskinan, ketahanan pangan, pemerataan pembangunan wilayah, pengangguran, dan pertahanan.

Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi dilaksanakan dengan paradigma baru sebagai berikut:

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 109 1). Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan

2). Mendukung kebijakan energi alternatif (bio-fuel)

3). Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia 4). Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan 5). Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan

Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari pusat, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi.

Pelaksanaan urusan Transmigrasi di Kota Pekalongan sangat tergantung dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait alokasi dan lokasi.

Selama tahun 2010-2014 pelaksanaan urusan Transmigrasi di Kota Pekalongan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.135 Alokasi dan Lokasi Transmigran Kota Pekalongan Tahun 2011-2015

No Tahun Lokasi KK

1 2011 Kabupaten Sambas Provinsi

Kalimantan Barat

10

2 2012 Nihil Nihil

3 2013 Kabupaten Musi Banyuasin

Provinsi Sumatera Selatan

10 KK

4 2014 Nihil Nihil

5 2015 Nihil Nihil

Sumber : Dinsosnakertrans, 2011-2015 2.1.3.4 Penunjang Urusan Pemerintahan 1. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

Kinerja urusan perencanaan Kota Pekalongan selama kurun waktu Tahun 2010 - 2014 antara lain tercermin di bidang kerjasama perencanaan pembangunan yaitu terselenggaranya forum kerjasama pengembangan ekonomi antar daerah Sapta Mitra Pantura yang meliputi 7 (tujuh) kabupaten/kota di Pantura, yaitu : Kota Pekalongan, Kab Pekalongan, Kab. Batang, Kab. Pemalang, Kota Tegal, Kab. Tegal dan Kab. Brebes. Capaian lainnya adalah terkoordinasikannya perencanaan pembangunan pada 82 PD di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan, termasuk kelurahan. Terhitung 1 Januari 2015, terdapat penggabungan kelurahan, dari 47 kelurahan menjadi 27 kelurahan sehingga jumlah PD tahun 2015 menjadi 62 PD. Capaian selanjutnya adalah pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa), dalam bentuk Rencana Strategis Sistem Inovasi Daerah Kota Pekalongan Tahun 2011-2015, sesuai Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 40 Tahun 2011.

Untuk menjamin terciptanya perencanaan pembangunan yang konsisten dan berkelanjutan serta sebagai dasar penyusunan dokumen penganggaran, telah disusun

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 110 dokumen perencanaan pembangunan secara periodik untuk kurun waktu tertentu. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan dua puluh tahunan (jangka panjang) telah ditetapkan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005-2025.

Dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan (jangka menengah) ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Perda Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan Tahun 2010 – 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan tahun 2010 – 2015 telah berakhir pada tahun 2015. RPJMD ini disusun sebagai perencanaan tahun 2016-2021 yang merupakan periode ke-3 RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025.

Dokumen perencanaan pembangunan tahunan ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Walikota. Dokumen perencanaan pembangunan disusun dengan memperhatikan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009 - 2029.

Sebagai wujud komitmen terhadap kebijakan global, nasional dan provinsi, Pemerintah Kota Pekalongan juga telah menyusun Profil Emisi Gas Rumah Kaca, Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender serta dokumen perencanaan sektoral lainnya. Dokumen-dokumen perencanaan tersebut sangat dibutuhkan dalam kerangka pencapaian target pembangunan nasional dan daerah.

2. Keuangan

Perwujudan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel telah dilaksanakan melalui Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Perda Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pekalongan, Perda Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, serta Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip-prinsip akuntansi berbasis akrual, nilai historis, realistis, periodisitas, konsisten, pengungkapan lengkap dan penyajian wajar.

Optimalisasi pengelolaan aset daerah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemanfaatan dan pendayagunaan aset daerah untuk mendukung peningkatan PAD. Untuk itu dilakukan optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset daerah, up dating data pengadaan dan mutasi, pengamanan aset, penghapusan dan pemindahtanganan Barang Milik Daerah (BMD), inventarisasi BMD, penyelesaian kasus/sengketa aset, pembinaan pengendalian dan pengawasan BMD serta penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan Daftar Kebutuhan Perubahan Barang Milik Daerah (DKPBMD).

Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, Pemerintah Kota Pekalongan belum mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Opini yang diterima adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Kondisi ini menuntut kerja bersama segenap elemen Pemerintah Kota Pekalongan agar dapat memperoleh Opini WTP pada tahun berikutnya. Upaya ini membuahkan hasil pada tahun 2015 dimana Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.

Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan 2018 | EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 111