• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ATAS AKTA SEWA MENYEWA

B. Posisi Kasus

Kasus ini secara kronologis dimulai dari MCS sebagai penggugat adalah pemilik baik sebagai pribadi maupun berdasarkan warisan (satu-satunya ahli waris)

167M. Yahya Harahap., Segi-Segi Hukum Perjanjian, ( Bandung : Alumni,2002), hal.42.

168Marheinis Abdulhay., Ibid, hal.89.

169N.E. Algra., Kamus Istilah Hukum, ( Bandung : Bina Cipta 2003), hal.549.

dari pasangan bapak RME (ayah kandung penggugat) dan ibu DP (ibu kandung penggugat). Kedua orangtuanya tersebut telah meninggal dunia, dimana lebih dahulu ayahnya meninggal baru kemudian menyusul ibunya pada tanggal 11 Mei 2010.

Dari perkawinan antara almarhum RME dengan almarhumah DP tersebut dimana semasa hidupnya almarhumah DP (ibu kandung penggugat) ada meninggalkan harta warisan yang sebagiannya berupa 2 (dua) bidang tanah masing-masing seluas 97 M2 (sembilan puluh tujuh meter persegi) dan 89 M2 (delapan puluh sembilan meter persegi) berikut 2 (dua) rumah toko yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 20 dan 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, sebagaimana yang dimaksud dalam Sertipikat Hak Guna Bangunan masing-masing Nomor 409 dan 410, keduanya atas nama DP dan MCS, masing-masing diterbitkan tanggal 7 dan 10 Nopember 1988 oleh Kantor Pertanahan Kota Medan.

Pada bulan Juni 2008 rumah toko selanjutnya disebut dengan Ruko yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 20 dan 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, telah disewakan MCS bersama ibu DP kepada SJT, Partikulir, beralamat di Taman Setia Budi Indah Blok E Nomor 54, Kota Medan.

Karena telah berakhir waktu sewa Ruko tersebut, maka SJT mengosongkan 2 (dua) Ruko dan menyerahkan kunci-kunci kepada Penggugat sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Kunci Rumah tanggal 30 Juni 2010.

Pada bulan Juli 2010 tanpa izin dan tanpa sepengetahuan MCS, SHL (Tergugat I) telah merusak kedua pintu (tempat kunci pembuka pintu ruko) dan menduduki serta menempatinya secara tidak sah, SHL juga menyimpan/ memegang

kedua Sertipikat Tanah Hak Guna Bangunan Nomor 409 dan 410 tersebut dan SHL telah menyewakan kedua Ruko tersebut kepada CV IT H, CV IT D, CV IT AP tanpa seizin MCS.

MCS telah berulang kali memperingati SHL dan CV IT H, CV IT D, CV IT AP (baik secara pribadi maupun secara pengurus CV IT, Co) agar menyerahkan kedua ruko dalam keadaan kosong dan meminta kepada SHL kedua sertipikat tanah HGB Nomor 409 dan 410, tetapi tidak diindahkan SHL, CV IT H, CV IT D, CV IT AP.

Perbuatan SHL, CV IT H, CV IT D, CV IT AP tersebut beritikad buruk karena SHL telah merusak kedua pintu (tempat kunci pembuka pintu ruko) dan menyimpan/ memegang kedua Sertipikat Tanah Hak Guna Bangunan Nomor 409 dan 410 milik MCS dan karena SHL, CV IT H, CV IT D, CV IT AP telah menduduki, menempati dan melakukan sewa menyewa atas objek perkara secara tidak sah, maka SHL, CV IT H, CV IT D, CV IT AP telah melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad).

MCS telah memblokir Sertipikat HGB Nomor 409 dan HGB Nomor 410 di Kantor BPN Kota Medan (Tergugat V) agar tidak dibalik namakan, dialihkan dan dipindahkan kepada SHL atau kepada orang lain.

Perbuatan yang dilakukan SHL tersebut diatas dalam kapasitasnya sebagai penyewa dan yang menyewakan telah menyebabkan MCS mengalami kerugian materil karena tidak dapat menyewakan tanah berikut ruko tersebut karena SHL telah

menyewakan tanah berikut kedua ruko tersebut kepada CV IT H, CV IT D, CV IT AP.

Bentuk kerugian, MCS tidak dapat menjual ke-2 (dua) ruko tersebut, karena SHL telah menyewakan ke-2 (dua) ruko tersebut yang mana 1 (satu) ruko dengan harga Rp.3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah) dengan demikian total kedua harga ruko tersebut Rp.6.000.000.000,00 (enam milyar rupiah).

MCS mengalami kerugian atas keuntungan yang diharapkan yang mana dari hasil penjualan ruko tersebut baik dijadikan modal usaha maupun didepositokan, maka MCS seharusnya sudah mendapatkan keuntungan yang diharapkan setiap 1 (satu) bulan adalah sebesar: 2 x 3 % x Rp.6.000.000.000,00 (enam milyar rupiah) = Rp.360.000.000,00 (tiga ratus enam puluh juta rupiah).

SHL dan CV IT H harus membayar kepada Penggugat sebesar Rp.360.000.000,00 (tiga ratus enam puluh juta rupiah) setiap 1 (satu) bulannya terhitung sejak disewakan SHL kepada CV IT H, CV IT D, CV IT AP sampai dibayar lunas kepada MCS.

MCS adalah orang awam yang tidak mengerti hukum, oleh karena itu MCS memakai jasa Pengacara dan membayar jasa Pengacara sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Gugatan yang dimohonkan oleh MCS tidak hampa adanya/ tidak sia-sia dengan ini dimohonkan kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq. Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini untuk melaksanakan sitaRevindicatoir dan sita conservatoir masing-masing terhadap 2 (dua) bidang tanah

berikut 2 (dua) rumah toko di Jln Pemuda Nomor 20 dan 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan dan benda bergerak maupun benda tidak bergerak milik SHL dan CV IT H, CV IT D, CV IT AP dimanapun berada di dalam wilayah Republik Indonesia terutama sebidang tanah berikut rumah toko Nomor 18 D-E-F, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan.

Gugatan penggugat tersebut diatas, para tergugat mengajukan eksepsi (pembelaan) dan gugatan balik (rekonvensi) pada pokoknya atas dalil-dalil bahwa gugatan MCS tersebut diatas SHL telah mengajukan jawabannya sebagai berikut :

1. Dalam Eksepsi

a. Tentang identitas MCS yang tidak jelas

MCS dalam gugatannya menyatakan dirinya sebagai ahli waris satu-satunya dari ibu DP, akan tetapi MCS tidak menyebutkan secara jelas dengan berdasarkan apa dirinya disebut sebagai ahli waris ibu DP, karena tidak disebutkan dasar sebagai ahli waris maka jelas identitas MCS (Legal Standing) tidak jelas maka patut gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima.

b. Tentang gugatan kumulasi

Satu sisi petitum gugatan MCS menuntut agar MCS dinyatakan sebagai ahli waris sedangkan dalam posisi lain MCS menyebutkan para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum. Perkara yang menyangkut penetapan ahli waris dan perkara perbuatan melawan hukum adalah dua perkara yang pemeriksaannya saling berbeda di depan Hakim sebab

menyangkut masalah penetapan ahli waris hasilnya adalah penetapan, sedangkan pemeriksaan mengenai perbuatan melawan hukum hasilnya adalah bersifat menghukum. Dengan demikian nyata bahwa gugatan MCS mengandung kumulasi terlarang, maka patut gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima.

c. Tentang pihak-pihak tidak lengkap

Gugatan MCS menempatkan SHL dengan tidak disebutkan SHL tersebut kedudukannya sebagai apa. Perlu dijelaskan bahwa, SHL adalah isteri dari almarhum bapak RSHS (meninggal dunia tanggal 15 Desember 2005) yang anak kandung dari almarhum ibu DP, yang mana disebutkan MCS sebagai pemilik objek sengketa. Oleh karena kedudukan MCS yang menguasai objek sengketa adalah sebagai ahli waris almarhum bapak RSHS. Maka jika menggugat objek sengketa dalam perkara ini maka telah seharusnya seluruh ahli waris harus turut sebagai pihak dalam perkara ini. Karena tidak semuanya ahli waris almarhum RSHS, diturutsertakan sebagai pihak dalam perkara ini maka jelas pihak pihak dalam perkara ini tidak lengkap, maka patut dan beralasan gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima.

d. Tentang ganti rugi yang tidak terperinci

MCS dalam tuntutan ganti ruginya tidak diperinci secara jelas dan tegas ganti rugi tersebut hingga Rp.6.000.000.000,00 (enam milyar rupiah).

Menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia yang telah

tetap gugatan ganti rugi yang tidak diperinci secara jelas haruslah ditolak.

Karena ganti rugi yang diajukan MCS tidak diperinci secara jelas dan tegas, maka patut dan beralasan gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima.

e. Tentang kedudukan CV IT H, CV IT D dan CV IT AP tidak jelas

MCS merumuskan CV IT H dan CV IT D sebagai Pengurus CV IT,Co dan CV IT AP sebagai General Manager CV IT, Co. Akan tetapi MCS tidak merumuskan secara jelas apakah CV IT H, CV IT D, CV IT AP tersebut bertindak untuk dirinya sendiri atau bertindak untuk dan atas nama CV IT, Co. Pengalaman dalam praktek commanditer vennotschap (CV) adalah merupakan badan hukum yang dapat bertindak dalam hukum karena itu seharusnya MCS menggugat Direksi atau Direktur CV IT, Co, sebagai pihak untuk dan atas nama CV IT Co. Karena tidak jelas dirumuskan kedudukan pihak CV IT H, CV IT D, CV IT AP apakah bertindak untuk kepentingan diri sendiri atau untuk dan atas nama serta mewakili CV IT, Co, maka patut gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima.

SHL menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan MCS, baik secara posita maupun petitum, kecuali telah ada yang diakuinya.

Tidak benar MCS sebagai satu-satunya ahli waris dari ibu DP dan Bapak RME. Bahwa sebenarnya sepengetahuan SHL ahli waris dari ibu DP dan bapak RME

adalah satu-satunya almarhum bapak RSHS dan SHL sebagai ahli warisnya bersama ahli waris lainnya.

MCS tidaklah benar sebagai pemilik 2 (dua) bidang tanah masing-masing seluas 97 m2 dan 89 m2 berikut 2 (dua) rumah toko yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 20 dan 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, sebagaimana yang dimaksud dalam Sertipikat Hak Guna Bangunan masing-masing Nomor 409 dan 410 baik secara pribadi maupun sebagai ahli waris dari ibu DP dan bapak RME.

Kedua tanah dan rumah toko tersebut bukan sebagai milik pribadi MCS tetapi kedua tanah dan rumah toko tersebut masih merupakan warisan dari bapak RME yang belum pernah dibagi para ahli waris bapak RME yang meninggal pada tanggal 26 Juli 1976 sampai sekarang.

Sehingga apabila ada pencantuman nama orang lain selain dari nama bapak RME dalam sertipikat Hak Guna Bangunan nomor 409 dan 410 tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum.

Ketika sewa kedua rumah toko tersebut berakhir tidak benar SJ menyerahkan kunci kepada MCS, tetapi yang benar kunci diserahkan SJ kepada kepala lingkungan setempat, kemudian Kepling setempat menyerahkan kuncinya kepada SHL dimana hal tersebut disaksikan oleh aparat pemerintahan dan warga masyarakat setempat dengan anggota kepolisian.

SHL tidak pernah merusak kedua pintu rumah toko tersebut melainkan setelah SHL menguasai kedua rumah toko tersebut maka SHL sebagai pemilik karena

warisan membuat gembok dan kuncinya, dan penguasaan SHL beserta ahli waris lainnya atas kedua rumah toko tersebut adalah demi hukum merupakan perbuatan yang sah berdasarkan hukum warisan.

Tidak benar MCS pernah memperingati SHL untuk mengosongkan kedua rumah toko tersebut dan menyerahkan kepada MCS. Karena memang benar rumah toko tersebut adalah milik SHL karena kewarisan tersebut.

MCS tidak berhak atas kedua rumah toko tersebut baik sebagai pribadi ataupun sebagai ahli waris maka permintaan MCS kepada Kantor BPN Kota Medan (tergugat V) untuk melakukan pemblokiran sertipikat HGB nomor 409 dan 410 adalah tidak beralasan.

SHL, CV IT H, CV IT D, CV IT AP tidak ada melakukan perbuatan melawan hukum dan MCS bukan merupakan ahli waris satu-satunya dari ibu DP dan bapak RME, maka semua poin-poin tentang posita dan petitumgugatan MCS selebihnya adalah tidak beralasan dan tidak berdasar menurut hukum sehingga gugatan MCS tersebut harusdinyatakan ditolak untuk seluruhnya.

2. Eksepsi Tentang Persona Standi In Judicio

Sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata yang berlaku pada peradilan kita, salah satu syarat yang diperlukan dalam mengajukan suatu gugatan adalah adanya “legal standing” yang merupakan dasar untuk mengajukan gugatan dalam perkara yang bersangkutan.

Perhatikan secara seksama, substansi gugatan merupakan objek sengketa, dalam gugatan yang diajukan oleh MCS dalam perkara ini adalah menyangkut alas hak dan sewa menyewa atas 2 (dua) unit bangunan rumah toko dan pertapakannya.

Sesuai dengan dalil gugatan penggugat, yang merupakan dasar alas hak penggugat atas objek sengketa tersebut adalah dalam kedudukan MCS selaku ahli waris dari almarhumah DP dan almarhum RME sehingga jelas legal standing MCS dalam mengajukan gugatan dalam perkara ini adalah legal standing ahli waris.

MCS tidak ada mengemukakan dan menguraikan apa yang merupakan dasar dari legal standing penggugat sebagai ahli waris tersebut, apakah sebagai ahli waris ab intestato atau sebagai ahli waris berdasarkan testamentair serta tidak ada menghunjuk dan mengemukakan bukti-bukti yang dapat sebagai dasar dari legal standing penggugat tersebut.

Uraian tersebut diatas, jelas adanya penggugat tidak memiliki “persona standi in judicio” yang jelas untuk mengajukan gugatan dalam perkara ini berkenaan dengan objek sengketa berupa 2 (dua) unit rumah toko, sehingga patut dan beralasan kiranya menurut hukum apabila gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).

3. Eksepsi Tentang Kumulasi (samenvooging)

Dapat dilihat dengan jelas, MCS telah mengajukan gugatan dengan menggunakan lembaga kumulasi (samenvooging), dalam hal ini menggunakan lembaga samenvooging subjektif, yaitu dengan mengajukan gugatan secara bersama-sama terhadap SHL, H, D, AP, Kantor BPN Medan dan menggunakan lembaga

samenvooging objektif yaitu dengan mengajukan gugatan secara bersamaan pula terhadap objek sengketa yang berbeda, yaitu terhadap 2 (dua) pintu bangunan rumah toko beserta tanah pertapakannya.

Sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata yang berlaku, dalam hal gugatan diajukan dengan menggunakan lembaga kumulasi (samenvooging), baik subjektif maupun objektif, haruslah dapat dibuktikan ada dan terpenuhinya unsur innerlijke samenhang (hubungan yang erat) antara hubungan hukum-hubungan hukum yang ada dalam peristiwa hukum yang dijadikan sebagai dasar dan alasan mengajukan gugatan secara bersama-sama terhadap SHL, H, D, AP, Kantor BPN Medan serta terhadap 2 (dua) objek perkara yang berbeda.

Gugatan dalam perkara ini, dapat dilihat dan diketahui, MCS tidak dapat dan tidak mampu mengemukakan ada dan terpenuhinya unsur innerlijke samenhang (hubungan yang erat) antara hubungan hukum-hubungan hukum yang ada dalam peristiwa perkara ini, khususnya hubungan yang ada antara MCS dengan SHL, H, D, AP, yang dapat dijadikan dasar dan alasan untuk mengikutsertakan SHL, H, D, AP, secara bersama-sama dengan SHL dalam perkara ini maupun antara H, D.

Disamping hal tersebut juga telah terjadi kumulasi (samenvooging) terhadap substansi yang merupakan objek sengketa yaitu substansi yang memuat pokok perkara tentang klausula alas hak atas 2 (dua) unit bangunan rumah toko dan substansi yang memuat tentang klausula sewa menyewa, dimana hal tersebut tidak diperbolehkan hukum acara perdata yang berlaku pada peradilan kita.

Jelas pula adanya, gugatan MCS yang diajukan dengan mempergunakan lembaga samenvooging, tidak memenuhi ketentuan hukum acara perdata berlaku, sehingga patut dan beralasan kiranya menurut hukum apabila gugatan MCS dinyatakan tidak diterima (niet onvankelijke verklaard).

4. Eksepsi Tentang Error In Persona

Sesuai dengan dalil-dalil gugatan MCS, disamping menyangkut alas hak 2 (dua) unit bangunan rumah toko, substansi gugatan MCS yang juga merupakan objek sengketa adalah menyangkut sewa menyewa atas 2 (dua) unit bangunan rumah toko.

Sebagaimana telah dikemukakan diatas, SHL, H, D, AP tidak pernah memiliki hubungan hukum dengan MCS serta H dan D juga tidak pernah memiliki hubungan hukum baik dengan MCS maupun dengan SHL, baik dalam bentuk pengalihan hak maupun sewa menyewa maupun dalam bentuk lainnya berkenaan dengan 2 (dua) unit bangunan rumah toko.

Karenanya jelas adanya gugatan yang diajukan oleh MCS dengan mengikutsertakan H, D, secara nyata telah mengandung error in persona adanya, sehingga jelas adanya gugatan yang diajukan terhadap H dan D, tidak memenuhi ketentuan hukum acara perdata yang berlaku, sehingga patut dan beralasan kiranya menurut hukum apabila gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).

5. Eksepsi Tentang Obscuur Libelium (Gugatan Kabur)

Menurut hukum acara perdata yang berlaku pada peradilan kita, suatu gugatan haruslah memuat dalil-dalil posita yang jelas dan lengkap, baik dalil-dalil berupa

feitelijke gronden yang memuat kejadian nyata yang timbul dalam peristiwa perkara yang bersangkutan, maupun berupa rechts gronden yang memuat dasar hukum alas hak dari penggugat untuk mengajukan gugatan.

Suatu gugatan memuat dalil-dalil yang bertentangan dantidak saling mendukung satu sama lainnya, sehingga tidak jelas dan tidak dapat dijawab dengan mudah atau dalam hal petitum tidak didukung posita yang jelas serta bersifat negatif adalah merupakan suatu gugatan yang obscuur libel (kabur) adanya, sehingga harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijkeverklaard) bandingkan dengan putusan Mahkamah Agung RI tertanggal 16 Desember 1970 No.492 K/SIP.1970 dan putusan Mahkamah Agung RI tertanggal 13 Agustus 1972 No.76 K/SIP/1972.

Gugatan yang diajukan oleh MCS, secara jelas dapat dilihat telah mengandung obscuur libel, karena MCS tidak mengemukakan dasar legal standing MCS sebagai ahli waris, apakah berdasarkan kewarisan ab intestate atau berdasarkan kewarisan testamenter serta tidak menghunjuk bukti tentang keahliwarisan dari penggugat.

Disamping hal tersebut, secara nyata dapat dilihat, petitum angka 9 (sembilan) sampai dengan petitum angka 14 (empat belas) mengandung kekaburan karena bersifat negatif adanya, hal mana tidak diperbolehkan hukum acara perdata yang berlaku, sehingga patut dan beralasan kiranya menurut hukum apabila gugatan MCS dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).

Dalam Konpensi 1. Tentang Eksepsi :

Menyatakan eksepsi para Tergugat tidak dapat diterima 2. Tentang Pokok Perkara

a. Mengabulkan gugatan MCS untuk sebagian

b. Menyatakan/menetapkan, MCS adalah ahli waris satu satunya dari alm DP dan alm RME

c. Menyatakan, MCS baik sebagai pribadi maupun ahli waris satu satunya dari alm DP dan alm RME, adalah pemilik atas 2 (dua) bidang tanah masing-masing seluas 97 M2 dan 89 M2 berikut rumah toko yang terletak di Jalan Pemuda No.20 dan 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, sebagaimana yang dimaksud dalam Sertifikat HGB No.409 dan 410 keduanya atas nama DP dan MCS.

d. Menyatakan, perbuatan SHL merusak kedua pintu (tempat kunci pembuka pintu ruko) menduduki, menempati 2 (dua) bidang tanah masing-masing seluas 87 M2 dan 89 M2, berikut rumah toko yang terletak di Jl.Pemuda No.20 dan 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan secara tidak sah dan perbuatan H, D, dan AP yang menyewa dari orang yang tidak berhak adalah merupakan perbuatan melawan hukum

e. Menyatakan, SHL yang telah memegang/menyimpan ke 2 (dua) sertifikat tanah HGB No.409 dan No.410 keduanya atas nama DP dan MCS secara tidak sah adalah merupakan perbuatan melawan hukum

f. Menghukum SHL, H, D, AP untuk menyerahkan 2 (dua) bidang tanah masing-masing seluas 97 M2 dan 89 M2 berikut rumah toko yang terletak di

Jl.Pemuda No.20 dan No. 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan dalam keadaan kosong kepada MCS.

g. Menghukum, SHL untuk untuk menyerahkan kedua sertifikat HGB No.409 dan No.410 kepada MCS

h. Menyatakan surat-surat lain yang berkenaan/berkaitan atas tanah seluas 97 M2 dan 89 M2 berikut rumah toko yang terletak di Jl.Pemuda No.20 dan No. 20 A, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan batal (cacat hukum)

i. Menghukum, SHL untuk membayar kepada MCS atas kerugian matriel sebesar Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

j. Menghukum, Kantor BPN Medan untuk mematuhi putusan ini k. Menolak, gugatan MCS selebihnya

Dalam Rekonpensi I Menolak gugatan MCS dalam Rekonpensi I seluruhnya Dalam Rekonpensi II, III, IV :Menolak gugatan MCS dalam Rekonpensi II, III, dan IV seluruhnya.

Dalam Konpensi Dan Rekonpensi :

1. Menghukum, SHL dalam kompensi / MCS dalam Rekonpensi I, II, III, IV, dan T-V untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp.891.000,- (delapan ratus sembilan puluh satu ribu rupiah)

2. Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim, pada hari Senin, tanggal 15 Agustus 2011 oleh kami H.Muhammad, SH, MH, sebagai Hakim Ketua Majeli Kawit Riyanto, SH dan M.Sabir, SH masing-masing

sebagai Hakim Anggota dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Senin, tanggal 22 Agustus 2011, oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim Hakim Anggota dan dibantu oleh Fajidah Rahmawati, SH sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan dihadiri pula oleh Kuasa MCS tanpa dihadiri oleh Kuasa SHL, Kuasa H, D, AP dan kuasa Kantor BPN Medan.