• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Bencana 1 Gempa Tektonik

GAMBAR 2.22 HAK PENGUSAHAAN HUTAN

B. Potensi Bencana 1 Gempa Tektonik

Berdasarkan peta Seismotektonik I ndonesia, Kabupaten Sorong Selatan, terutama di daerah Kepala Burung mempunyai daerah tekanan (compressional zone) berada di kwadran 1 dan 3 atau berarah barat daya - timur laut - tenggara, sedangkan di sebelah utara Kepala Burung mempunyai daerah tekanan berada di kwadran 2 dan 4 atau barat laut – tenggara dan daerah tarikan berada di kwadran 1 dan 3 atau berarah barat daya - timur laut. Berdasarkan peta tersebut, kedalaman episentrum gempa di daerah Kepala Burung termasuk dangkal (0 - 90 km) dengan skala magnitude 5.

Berdasarkan Peta Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi, Kabupaten Sorong Selatan tergolong pada skala MMI V – VI dan sebagian kecil dibagian utara wilayah kabupaten tergolong pada skala MMI VI – VI I . Berikut ini uraian masing-masing skala MMI (Modified Mercalli I ntensity) dari V hingga VI I .

Skala V : dapat dirasakan di luar rumah, orang tidur terbangun, cairan tampak bergerak- gerak dan tumpah sedikit, barang perhiasan rumah yang kecil dantidak stabil akan bergerak/ jatuh, pintu terbuka dan tertutup, pigura dinding bergerak, lonceng bandul berhenti/ mati, atau tidak cocok jalnnya.

Skala VI : Terasa oleh semua orang, banyak orang lari keluar karena terkejut, orang yang sedang berjalan kaki terganggu, gerabah dan barang pecah-belah pecah, barang-barang kecil dan buku jatuh dari raknya, gambar-gambar jatuh dari dinding, mebel bergerak atau

berputar, plester dinding pecah, lonceng gereja berbunyi dan pohon-pohon terlihat bergoyang.

Skala VI I : dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudikan mobil, orang sedang berjalan kaki sulit untuk berjalan dengan baik, cerobong asap yang lemah pecah, langit- langit dan bagian dari kontruksi pada tempat tinggi rusak, barang pecah belah pecah, tembok tidak kuat pecah, plester dan tembok dan batu tembok yang tidak terikat jatuh, terjadi pergeseran dan lekukan-lekukan pada timbunan pasir dan kerikil, air menjadi keruh, lonceng-lonceng besar berbunyi dan selokan/ irigasi rusak.

Selanjutnya berdasarkan peta geologi Kabupaten Sorong Selatan atau Kepala Burung secara luas terdapat sesar geser sinistral Sorong yang berarah barat -timur, kelurusan yang berupa kekar dan sesar berarah barat laut - tenggara dan barat daya - timur laut perlu dicermati dan diperhatikan pada saat membangun infrastruktur, baik jalan, bandara, pelabuhan, perumahan/ perkantoran karena zona tersebut sangat mengakomodasi gelombang seismik yang disebabkan oleh gempa bumi tektonik, yang besaran skala MMI -nya cukup potensi merusak bangunan. Perlu dikembangkan juga teknologi bangunan tahan gempa yang dapat mengurangi jumlah kerugian harta dan jiwa manusia.

2. Gerakan Tanah/ Batu - Tanah Longsor

Gerakan tanah atau gerakan batu sering dikenal dengan istilah earth fall atau roks fall

yang merupakan gerakan jatuh bebas karena gaya gravitasi terhadap tanah atau batuan yang rapuh (tidak ada ikatan lagi satu dengan yang lain). Umumnya menempati tebing- tebing yang curam (> 80º ), tebing hampir tegak lurus, tanah atau batuan rapuh atau retak-ratak sehingga tidak terikat satu dengan lainnya, meluncur dengan jatuh bebas. Gerakan tanah/ batu ini perlu diwaspadai pada wilayah dengan ketebalan tanah rapuh besar, lereng curam, biasanya menempati pemotongan bukit yang digunakan untuk jalan-jalan baru. Pada daerah perbukitan karst perlu diwaspadai banyaknya retakan- retakan batuan yang lama kelamaan lepas satu dengan yang lain akibat proses pelarutan pada batu gamping, sehingga dapat terjadi rocks full seperti Batupayung, Distrik Sawiat.

massa bertambah dan setelah melewati titik jenuh maka tanah akan bergerak ke bawah dengan cara sliding (translational sliding) karena material endapan koluvial hanya menempel pada batuan (tidak terikat batuan), atau dengan cara aliran sedimen (aliran debris) yang meluncur ke bawah.

3. Amblesan

Kabupaten Sorong Selatan yang sebagian besar terdri dari topografi karst pada dasarnya berkembang di daerah Batu gamping. Akibat peristiwa geologi yang dikenal dengan istilah tektonik maka batuan akan mengalami tekanan atau tarikan sehingga menimbulkan banyak retakan atau kekar dan bahkan sesar baik yang berukuran kecl maupun besar dengan dengan spasi atau tingkat kerapatan rendah tinggi. Kemudian curah hujan di bagian wilayah Kabupaten Sorong Selatan cukup tinggi dan kondisi air permukaan dan air tanah sangat baik. Air permukaan atau air tanah ini akan masuk kedalam kekar atau sesar, sehingga terjadi proses pelarutan Batu gamping yang lama kelamaan retakan menjadi bertambah besar sehingga berbentuk gua (cave), terbentuk stalaktit dan stalamit, gua ini kalau saling berhubungan akan menjadi aliran sungai bawah tanah (underground stream). Berkembangnya gua ini harus dicermati dan diwaspadai, terlebih jika kedalaman dari permukaan tanah dangkal dan menyangga bangunan besar yang melebihi kekuatan penyangga, maka akan terjadi rumtuhan atau amblesan. Perlu adanya penelitian bawah permukaan dengan geolistrik untuk kawasan permukiman dan perkantoran yang padat penduduk.

Menurut Undang-undang No. 24 tentang penanggulangan bencana, rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

Papua merupakan tempat pertemuan beberapa mega lempeng tektonik dunia yaitu Lempeng I ndo Asia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Pertemuan ketiga lempeng tersebut membentuk jalur aktif gempa pasifik yang posisinya melingkari Samudera Pasifik

mega lempeng atau disebabkan adanya tekanan yang menekan blok Papua. Salah satu lajur sesar yang melewati Papua adalah lajur sesar Sorong (Sorong fault zone) yang melewati Pegunungan Bukmadah. Pegunungan tersebut membujur dari arah barat ke Timur Kabupaten Sorong Selatan. Keberadaan lajur sesar tersebut menyebakan Kabupaten Sorong Selatan rawan terhadap bencana gempa. Gempa yang terjadi berulangkali dapat merubah struktur tanah di daerah yang terkena gempa tersebut apabila gempa apabila struktur tanah di daerah tersebut labil. Untuk kasus Kabupaten Sorong Selatan, formasi batuannya adalah batu gamping yang cukup stabil sehingga tidak mudah berubah strukturnya ketika terjadi goncangan yang disebabkan oleh gempa. Berdasarkan peta rawan bencana gempa, Kabupaten Sorong Selatan terletak di wilayah rawan gempa dengan skala intensitas MMI I V - VI .

Pada gambar berikut ini dapat dilihat wilayah rawan bencana di I ndonesia termasuk Kabupaten Sorong Selatan dalam Pulau Papua.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN

2010 - 2014

GAMBAR 2.23