• Tidak ada hasil yang ditemukan

kan Yang Tertangkap per Upaya Tangkap Di Danau Ayamaru dan Danau Aitinyo

No Jenis I kan Alat Tangkap

1 Mas Gillnet

2 Sepat Gillnet 3 Nila Gillnet 4 Rainbow Gillnet

5 Udang Gillnet, Bubu, Selam

sampingan sebagai petani. Sebagai petani ikan mereka menangkap ikan dengan perahu “kole-kole” yang digerakkan dengan dayung serta menggunakan alat tangkap berupa bubu atau gill net. Penangkapan pada umumnya dilakukan pada malam hari dari pukul 23.00 - 05.00 pagi. Hasil tangkapan ini hanya dijual di pasar lokal dengan ukuran per tusuk untuk ikan dan per tumpuk untuk udang.

Wilayah perairan di Distrik Aitinyo adalah Danau Uter. Potensi hasil Danau Uter belum diidentifikasi walaupun penduduk sudah sering mengambil ikan di danau tersebut. Danau Uter tidak memperoleh pasokan air dari sungai-sungai di sekitarnya sehingga debit airnya berfluktuasi. Petani ikan di Distrik Aitinyo juga membentuk kelompok-kelompok usaha yang rata-rata berjumlah 3 kelompok per kampung. Berdasarkan data, paling tidak terdapat 144 petani ikan yang tergabung dalam 26 kelompok petani. Selain memanfaatkan sumberdaya ikan di danau, kelompok petani ikan juga mencoba memelihara ikan di kolam -kolam sederhana. I kan yang dibudidayakan adalah ikan mas merah, ikan mas hitam dan ikan mujair. Kegiatan perikanan yang dilakukan oleh penduduk Aifat Timur meliputi kegiatan penangkapan ikan di sungai dan kegiatan ini dilakukan secara terbatas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga. Jenis ikan yang biasa ditangkap adalah ikan tawes, bolana, gabus, Sembilan hitam, Sembilan putih dan mujair serta beberapa jenis udang.

Distrik Wayer memiliki beberapa sungai, antara lain Sungai Kemas, Sungai Songger, Sungai Tuwo, Sungai Waigo, Sungai Bao, Sungai Sesem dan Sungai Sikare. Sebagian penduduknya juga menjadi petani ikan. Penduduk yang menjadi petani ikan biasanya bermukim di kampung yang berhampiran dengan sungai.

c) Program Pembangunan Perikanan

Pada tahun 2006, Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan melalui Sub Dinas Perikanan dan Kelautan telah melakukan beberapa kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan perikanan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain berupa :

 Pendidikan dan pelatihan teknis bagi pembudidayaan ikan yang dilaksanakan di Distrik Teminabuan, Ayamaru dan Ayamaru Utara;

 Kegiatan pembuatan tambak ikan di Distrik Teminabuan, Ayamaru dan Ayamaru Utara;

 Kegiatan Bantuan modal budidaya ikan di Distrik Teminabuan, Ayamaru dan Ayamaru Utara;

 Kegiatan bantuan modal kelompok nelayan di 5 distrik;

 Kegiatan pengadaan peralatan penangkapan di 5 distrik;

 Kegiatan pendampingan Pemberdayaan Ekonomi Masyarkat Pesisir (PEMP);

 KegiatanMonitoring, Controlling, Surveilance (MCS).

Langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh Sub Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sorong Selatan dalam mengelola dan mengembangkan sumberdaya perikanan :

 Merangsang dunia usaha (investor) dalam melaksanakan kemitraan dengan nelayan lokal dalam upaya pencapaian produksi perikanan serta alih teknologi, yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidayaan ikan;

 Mempererat kerjasama dengan instansi lainnya, seperti TNI AL, POLAI R dan dunia usaha dalam upaya kegiatan pengawasan (MCS) sumberdaya perikanan dan kelautan secara swakarsa;

 Menumbuhkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan berbasis masyarakat.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN

2010 - 2014

GAMBAR 2.32 PRODUKSI PERIKANAN KABUPATEN SORONG SELATAN

B. Pertambangan dan Penggalian

Sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Sorong Selatan berdasarkan kondisi geologinya, data sekunder dan pengamatan lapangan antara lain Batu gamping, tanah liat serta pasir. Belum terdapat data mengenai hasil produksi usaha pertambangan dan penggalian ini.

Batu gamping merupakan potensi bahan galian yang relatif besar di Kabupaten Sorong Selatan. Batu gamping yang berpotensi ditambang dan digunakan untuk bahan bangunan adalah Batu gamping yang mengandung CaO minimal 50% . Selama ini penambangan Batu gamping hanya digunakan untuk bahan fondasi jalan atau fondasi bangunan yang lain.

Potensi tanah liat sebagai bahan galian di Kabupaten Sorong Selatan cukup besar. Sebaran bahan galian tanah liat yang layak ditambang dan potensi terdapat di Distrik Teminabuan, Kais dan Kokoda. Namun, perlu adanya penelitian kelayakan bahan baku jika ingin digunakan untuk industri, baik industri keramik maupun industri semen.

Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan penambangan oasir yang dilakukan oleh warga sekitar Distrik Teminabuan dengan menggunakan peralatan sederhana. Pasir dijual untuk konsumsi lokal saja sebagai bahan bangunan.

C. I ndustri

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sorong Selatan Dalam Angka, kegiatan industri yang terdapat di Kabupaten Sorong Selatan merupakan industri kecil berupa industri rumah tangga dan masih bersifat tradisional. Keseluruhan industri kecil berupa industri rumah tangga dan masih bersifat tradisional. Keseluruhan industri berjumlah 107 unit yang dikelompokkan menjadi 5 jenis industri meliputi industri pengolahan pangan, industri sandang dan kulit, industri kerajinan umum, industri kimia dan bahan bangunan dan industri logam.

Tabel 2.58

Posisi Kelompok I ndustri Kecil di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2005 No Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi (Ribu Rupiah)

I Pengolahan Pangan 1 Es Krim 3 5 6.000.000 2 Penggilingan Padi 2 5 12.000.000 3 Roti/Kue-kue 10 10 3.000.000 4 Es Batu 20 20 200.000.000 5 Es Mambo/Es Lilin 10 20 10.000.000 6 Tahu Tempe 2 4 6.000.000 7 Kripik Keladi 1 5 10.000.000 Subtotal 48 69 247.000.000

II Sandang dan Kulit

1 Sol Sepatu 3 3 2.000.000

2 Penjahit Pakaian 3 12 60.000.000

3 Percetakan 3 6 150.000.000

Subtotal 9 21 212.000.000

III Kerajinan dan Umum

1 Mebel Rotan 3 6 12.000.000 2 Biro Reklame 1 1 2.000.000 3 Cuci Kendaraan 3 6 12.000.000 4 Kerajinan Emas 1 3 30.000.000 5 Sablon 1 2 5.000.000 6 Foto Studio 2 2 5.000.000 7 Fotokopi 3 6 90.000.000 Subtotal 14 26 156.000.000

IV Kimia dan Bahan Bangunan

1 Mebel Kayu 12 23 40.000.000 2 Percetakan 3 5 90.000.000 3 Minyak Lawang 3 3 10.000.000 Subtotal 18 31 140.000.000 V Logam 1 Reparasi Elektronika 2 3 7.000.000 2 Bengkel Mobil 2 3 50.000.000

3 Bengkel Sepeda Motor 9 10 50.000.000

4 Bengkel Motor Tempel 1 2 50.000.000

5 Reparasi Arloji 1 1 5.000.000

6 Tambal dan Kendaraan 3 3 10.000.000

Subtotal 18 22 172.000.000

Selatan. I ndustri ini mencakup 48 unit usaha yang mempekerjakan 69 orang tenaga kerja. I ndustri Kimia dan bahan bangunan terdiri dari 18 unit usaha dengan 31 tenaga kerja. I ndustri logam terdiri dari 18 unit usaha yang mempu menyerap 22 orang tenaga kerja. I ndustri kerajinan dan umum terdiri dari 14 unit usaha dan 26 tenaga kerja. I ndustri kecil yang paling sedikit jumlah unit usahanya adalah industri sandang dan kulit. I ndustri ini terdiri dari 9 unit usaha dengan 21 orang tenaga kerja.

Pada tahun 2005, hanya terdapat 1 industri menengah, yaitu industri di bidang sawmill yang menggunakan 8 tenaga kerja. Usaha sawmill ini dapat memproduksi kayu gergajian hingga 135 m3 per tahun.

Berbeda dengan BPS, menurut data yang bersumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal, kegiatan industri di Kabupaten Sorong Selatan merupakan industri kecil rumahan dan bersifat tradisional. Jumlah industri kecil di Kabupaten Sorong Selatan yang tercatat adalah sebesar 18 unit. Jenis-jenis usahanya meliputi, antara lain industri mebel, industri penyulingan minyak lawang, industri sulaman/ tenunan, dan industri pakaian jadi. I ndustri-industri yang ada mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 96 orang. Nilai investasi dan nilai produksinya adalah sebesar Rp. 248.000.000,00 dan Rp. 1.344.000.000,00.

Tabel 2.59