• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEBARAN PRODUKSI BUAH BUAHAN KABUPATEN SORONG SELATAN

2 4 Ek onom i Wila ya h 24.1 Makro Ekonomi Wilayah

SEBARAN PRODUKSI BUAH BUAHAN KABUPATEN SORONG SELATAN

2010 - 2014

GAMBAR 2.29

SEBARAN PRODUKSI BUAH - BUAHAN KABUPATEN SORONG SELATAN

e) Sarana dan Prasarana Pertanian Tanaman Pangan

Salah satu faktor penting dalam peningkatan produksi pertanian adalah ketersediaan sarana dan prasarana pertanian. Sarana dan prasarana tersebut antara lain kelembagaan petani, alat mesin pertanian, prasarana pengairan, jalan usaha tani, kios saprodi dan koperasi.

Untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian dilaksanakan berbagai kegiatan penyuluhan namun tenaga penyuluh pertanian jumlahnya masih terbatas. Balai Penyuluh dan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai ujung tombak pembinaan pertanian masih mengalami kekurangan sumberdaya manusia bila dibandingkan dengan luasnya wilayah Kabupaten Sorong Selatan. Balai penyuluh dan Tenaga PPL hanya terdapat di 5 distrik, yaitu Distrik Teminabuan, Ayamaru, Aitinyo, Matemani Kais dan Moswaren. Jumlah Balai Penyuluh dan Tenaga PPL di Kabupaten Sorong Selatan masing-masing adalah 8 unit dan 11 orang. Selain itu, terdapat juga sarana dan prasarana riset, perbenihan dan perlindungan tanaman berupa Balai Benih Utama. Di Distrik Moswaren belum dapat berfungsi, sedangkan 5 unit Balai Benih Pembantu dan 1 unit Balai Penyuluh Pertanian cukup berfungsi.

Tabel 2.47

Jumlah Kelembagaan dan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan Kabupaten Sorong Selatan

No Distrik Jumlah Balai Penyuluh Jumlah Tenaga PPL

1 Teminabuan 3 2 2 Ayamaru 2 3 3 Aitinyo 1 1 4 Kais 1 1 5 Moswaren 1 1 Jumlah 8 4 Tabel 2.48

Mesin Milik Dinas Pertanian Kabupaten Sorong Selatan

No Jenis Alat Jumlah Balai Penyuluh Jumlah Tenaga PPL

1 Mini Traktor 1 Baik

2 Power Thresser 3 2 Baik, 1 Rusak

3 Pompa Air 4 Baik

4 Handtraktor 3 Baik

5 RMU 3 2 Baik, 1 Rusak

Sarana berupa alat dan mesin pertanian yang ada jumlahnya masih sangat terbatas dan belum dioprasikan sebagaimana mestinya. Alat yang dimiliki Dinas Pertanian Kabupaten Sorong Selatan 1 unit mini traktor, 3 unit power thresser, 4 unit pompa air, 3 unit handtraktor dan 3 unit RMU.

Sarana irigasi yang telah tersedia di Distrik Moswaren (di Kampung Bumi Ajo dan Hasik Jaya) sepanjang 2 km belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para petani. Hal ini disebabkan oleh pembangunan sebagian jaringan irigasi yang belum terlaksana.

Peralatan pertanian yang dimiliki petani-petani, pada umumnya, berupa parang, kapak, sabit, cangkul, sekop dan hand sprayer. Peralatan paling penting yang dimiliki oleh petani adalah parang dan kapak, selain itu, petani juga menggunakan pupuk daun untuk tanaman sayuran serta obat -obatan pembasmi hama. Semua jenis modal diusahakan secara swadaya oleh petani. Selama ini belum ada lembaga keuangan atau koperasi yang berperan memberikan bantuan modal.

f) Permasalahan

Masalah yang menghambat pengembangan pertanian tanaman pangan secara umum di Kabupaten Sorong Selatan, antara lain :

 Keterbatasan sarana dan prasarana pertanian (pasca panen, produksi dan pengeringan benih);

 Keterbatasan modal usaha tani (petani lokal);

Kabupaten Sorong Selatan karena petani lokal pada umumnya belum menggunakan lahan secara menetap atau masih bersifat nomaden;

 Keterbatasan tenaga penyuluh dan sarana penunjang tenaga penyuluh di lapangan;

 Kurangnya pengawasan teknik pengolahan hasil dan pembinaan lainnya dar petugas lapangan;

 Keterbatasan pengenalan dan pembinaan teknologi pertanian baru dalam pola tanam, benih, bibit unggul, serta cara pembasmian hama.

2. Perkebunan

Komoditas perkebunan dominan di Kabupaten Sorong Selatan adalah kelapa dan kakao. Tanaman perkebunan lain yang tercatat adalah cengkeh, kopi, pala dan jambu mete walaupun belum terdapat data mengenai hasil produksinya. Luas panen tanaman kelapa di Kabupaten Sorong Selatan adalah 290 Ha. Produksi kelapa yang dihasilkan pada tahun 2003 adalah sebesar 1.803 ton. Pada tahun 2005, dengan luas lahan yang sama, produksi kelapa meningkat 5,27% dari produksi pada tahun 2003, yaitu sebesar 1.898 ton. Banyaknya penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani kelapa ada 889 orang.

Tabel 2.49

Luas Panen dan Produksi Komoditas Perkebunan Terpilih Di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2003 dan 2005

No Jenis Komoditan 2003 2005 Luas Area (Ha) Produksi (Ton) Luas Area (Ha) Produksi (Ton) Jumlah Petani 1 Kelapa 290 1803 290 1.898 889 2 Kakao 962 69,55 978 69,55 1.235

3 Cengkeh 8 t.a.d. 8 t.a.d. 408

4 Kopi 101 t.a.d. 102 t.a.d. 254

5 Pala 13 t.a.d. 13 t.a.d. 116

6 Jambu Mete 8 t.a.d. 8 t.a.d. 11

Untuk tanaman kako, pada tahun 2003 terdapat luas tanam seluas 962 Ha. Lahan panen

petani kakao di Kabupaten Sorong Selatan adalah sebesar 1.235 orang.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, dalam perjalanan dari Distrik Teminabuan ke Distrik Seremuk ditemukan juga perkebunan jati. Jenis tanaman jati yang ditanam adalah tanaman jati mas. Penanaman jatu ini juga mendapat pembinaan dari Dinas Pertanian setempat. Buah merah juga dibudidayakan oleh penduduk di Distrik Aifat. Pembinaan dilakukan oleh Dinas Perkebunan melalui pembentukan kelompok tani. Komoditas buah merah ini dijual sampai ke luar daerah namun saat ini penjualan ke luar daerah sudah jarang karena permintaan juga sudah berkurang.

Pengembangan perkebunan di Kabupaten Sorong Selatan selama ini masih dengan pola parsial/ swadaya. Pola UPP pernah dilaksanakan, yaitu melalui proyek SADP (Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan). Sementara itu, ada beberapa calon investor perkebunan dengan pola perkebunan besar untuk pengembangan kelapa sawit. Pengembangan perkebunan kelapa sawit ini direncanakan di wilayah Distrik Aifat Timur, Distrik Moswaren, Distrik Kokoda, Distrik Matemani Kais dan Distrik Wayer.

3. Peternakan

Kegiatan peternakan di Kabupaten Sorong Selatan pada umumnya dilakukan secara tradisional sebagai usaha sambilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga tidak terdapat kawasan khusus peternakan. Kgiatan peternakan bercampur dengan permukiman penduduk. Populasi ternak pada tahun 2005 di Kabupaten Sorong Selatan cukup besar. Secara keseluruhan jumlah ternak sapi, kambing dan babi mencapai 3.17% ekor. Pada tahun 2005, produksi daging hasil ternak untuk Kabupaten Sorong Selatan mencapai tingginya populasi babi di wilayah tersebut. Ternak kambing juga diternakkan di seluruh wilayah kecuali di Distrik Kokoda. Total populasi kambing di Kabupaten Sorong Selatan mencapai 675 ekor. Populasi kambing terbesar terdapat di Distrik Moswaren, jumlahnya mencapai 28% dari total populasi kambing. Produksi daging kambing di Distrik Moswaren juga merupakan yang tertinggi dengan hasil sebesar 1.1.25 kg. total produksi daging kambing pada tahun 2005

sangat sedikit, hanya sebesar 58 ekor, sedangkan total populasi di ketiga distrik lainnya mencapai 379 ekor. Produksi daging sapi di Kabupaten Sorong Selatan mencapai 8.600 kg. Produksi tertinggi, yaitu sebesar 3.300 kg dihasilkan di Distrik Moswaren.

Tabel 2.50

Populasi dan Produksi Daging Ternak Menurut Jenis dan Distrik Di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2005

No Distrik

Sapi Kambing Babi

Populasi (Ekor) Produksi Daging (Kg) Populasi (Ekor) Produksi Daging (Kg) Populasi (Ekor) Produksi Daging (Kg) 1 Inanwatan 0 0 15 100 68 700 2 Kokoda 0 0 0 0 22 280 3 Aifat Timur 0 0 18 150 38 1.400 4 Aifat 0 0 28 200 185 1.505 5 Aitinyo 0 0 55 250 175 1.575 6 Moswaren 122 3.300 190 1.125 145 2.660 7 Teminabuan 128 1.500 95 350 265 2.975 8 Ayamaru 129 2.700 85 300 265 1.960 9 Sawiat 0 0 18 75 185 1.685 10 Mare 52 800 59 200 180 1.715 11 Matemani Kais 0 0 10 50 130 1.225 12 Wayer 0 0 29 150 125 1.540 13 Seremuk 6 300 22 125 135 1.085 14 Ayamaru Utara 0 0 51 200 146 1.470 Kab. Sorong Selatan 437 8.600 675 3.275 2.064 21.775

Jenis unggas yang terdapat di Kabupaten Sorong Selatan adalah ayam kampung, populasinya du seluruh distrik. Total populasi ayam kampung mencapai 69.400 ekor. Populasi terbanyak terdapat di Distrik Ayamaru sejumlah 12.050 ekor, lalu di Distrik Teminabuan dan Aitinyo dengan jumlah masing-masing sebesar 10.860 ekor dan 8.200 ekor, sedangkan populasi terkecil terdapat di Distrik Kokoda sejumlah 1.850 ekor. Namun untuk produksi daging ayam tertinggi terdapat di Distrik Teminabuan, yaitu sebesar 970 kg. Sementara untuk produksi telur tertinggi terdapat di Distrik Moswaren dengan 14.600 kg telur ayam.

Tabel 2.51

Populasi dan Produksi Ayam Kampung Menurut Distrik Di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2005

No Distrik Populasi (Ekor) Produksi

Daging (Kg) Telur (Kg) 1 Inanwatan 3.250 250 4.284 2 Kokoda 1.850 170 2.400 3 Aifat Timur 2.450 160 3.300 4 Aifat 4.670 360 6.150 5 Aitinyo 8.200 810 10.800 6 Moswaren 7.600 850 14.600 7 Teminabuan 10.860 970 14.200 8 Ayamaru 12.050 780 8.400 9 Sawiat 3.200 150 4.140 10 Mare 3.850 240 5.100 11 Matemani Kais 2.400 120 3.320 12 Wayer 2.340 125 3.100 13 Seremuk 2.980 145 3.900 14 Ayamaru Utara 3.700 210 4.800

Kab. Sorong Selatan 69.400 5.340 88.494

Permasalahan yang umum dihadapi oleh peternak adalah :

 Pemeliharaan ternak masih dengan cara tradisional;

 Kurangnya pengetahuan peternak tentang teknik budidaya ternak yang baik;

 Pakan/ rumput yang terbatas;

 Terbatasnya dana pemeliharaan ternak;

 Adanya penyakit yang menyerang terutama untuk unggas.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang ada maka diharpkan Pemerintah Daerah setmpat mampu memberikan pelatihan dan pendampingan teknis tentang teknik budidaya ternak, termasuk juga pengolahan dan pemasaran hasil ternak. Dengan adanya pelatihan dan pendampingan diharapkan mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi ternak.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN

2010 - 2014

GAMBAR 2.30