Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan
UNIT AUDIT INTERNAL (SATUAN PENGAWASAN INTERN)
B. PRODUK DAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN
Pada tanggal 30 April 2016, Perseroan mengoperasikan 27 (dua puluh tujuh) plant yang terdiri dari 8 (delapan) pabrik (plant) precast dan 19 (sembilan belas) pabrik ready mix / batching plant, dan 2 (dua) stone crusher (quarry) yang memiliki lokasi yang strategis di dekat lokasi proyek-proyek yang dikerjakannya. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah membangun 1 (satu) batching plant baru sehingga jumlah batching plant yang dioperasikan adalah sebanyak 20 (dua puluh) batching plant.
Plant adalah suatu lokasi dimana terdapat alat-alat untuk memproduksi beton untuk kemudian dicetak menjadi produk precast (beton pracetak) seperti tiang pancang, balok jembatan, yang kemudian didistribusikan kepada pelanggan. Plant bersifat permanen/tidak bisa dipindah-pindah, dikarenakan kebutuhan area yang luas (minimal 3 hektar) dan penginstalasian peralatan-peralatan dan mesin-mesin produksi beton precast.
Batching Plant adalah suatu lokasi dimana terdapat alat-alat untuk memproduksi dan mendistribusikan kepada pelanggan produk beton segar saja (ready mix). Batching plant bersifat temporer karena mengikuti lokasi proyek-proyek yang ditangani oleh Perseroan.
Perseroan berkomitmen untuk terus berekspansi dengan membuka plant-plant baru untuk memenuhi potensi pasar beton precast dan ready mix di Indonesia. Dengan rencana jangka panjang yang terarah dan didukung oleh portfolio proyek di lokasi-lokasi yang strategis, Perseroan memiliki potensi yang besar untuk menjadi perusahaan beton terkemuka di Indonesia.
Kegiatan usaha Perseroan terfokus pada 2 (dua) aktivitas utama yaitu produksi beton precast dan ready mix.
Beton precast merupakan beton precast yang dibuat dan dicetak dengan ukuran yang sudah ditentukan atau disesuaikan dengan aplikasi kerja sehingga bisa menghemat biaya dan efisiensi waktu. Sementara itu ready mix concrete adalah cor beton curah siap pakai atau instan yang diproduksi di pabrik olahan / batching plant.
Ready mix banyak digunakan dalam proyek – proyek berskala menengah ke atas karena ketepatan campuran dan waktu pengaplikasian yang lebih hemat dibandingkan dengan pengecoran secara manual. Pada tahun 2015, lini bisnis precast berkontribusi sebesar Rp2,17 triliun atau setara dengan 82,13% terhadap total pendapatan Perseroan.
Gambar 1. Fasilitas Produksi Precast Gambar 2. Fasilitas Ready mix
Sumber : Perseroan
No Stone Crusher
(Quarry) Lokasi Unit Kapasitas
(Ton/ Jam/ Unit)
1. Kebonkromo Jawa Tengah 2 90
2. Rumpin Jawa Barat 2 100
B. PRODUK DAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN
Pada tanggal 30 April 2016, Perseroan mengoperasikan 27 (dua puluh tujuh) plant yang terdiri dari 8 (delapan) pabrik (plant) precast dan 19 (sembilan belas) pabrik ready mix / batching plant, dan 2 (dua) stone crusher (quarry) yang memiliki lokasi yang strategis di dekat lokasi proyek-proyek yang dikerjakannya. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah membangun 1 (satu) batching plant baru sehingga jumlah batching plant yang dioperasikan adalah sebanyak 20 (dua puluh) batching plant.
Plant adalah suatu lokasi dimana terdapat alat-alat untuk memproduksi beton untuk kemudian dicetak menjadi produk precast (beton pracetak) seperti tiang pancang, balok jembatan, yang kemudian didistribusikan kepada pelanggan. Plant bersifat permanen/tidak bisa dipindah-pindah, dikarenakan kebutuhan area yang luas (minimal 3 hektar) dan penginstalasian peralatan-peralatan dan mesin-mesin produksi beton precast.
Batching Plant adalah suatu lokasi dimana terdapat alat-alat untuk memproduksi dan mendistribusikan kepada pelanggan produk beton segar saja (ready mix). Batching plant bersifat temporer karena mengikuti lokasi proyek-proyek yang ditangani oleh Perseroan.
Perseroan berkomitmen untuk terus berekspansi dengan membuka plant-plant baru untuk memenuhi potensi pasar beton precast dan ready mix di Indonesia. Dengan rencana jangka panjang yang terarah dan didukung oleh portfolio proyek di lokasi-lokasi yang strategis, Perseroan memiliki potensi yang besar untuk menjadi perusahaan beton terkemuka di Indonesia.
Kegiatan usaha Perseroan terfokus pada 2 (dua) aktivitas utama yaitu produksi beton precast dan ready mix.
Beton precast merupakan beton precast yang dibuat dan dicetak dengan ukuran yang sudah ditentukan atau disesuaikan dengan aplikasi kerja sehingga bisa menghemat biaya dan efisiensi waktu. Sementara itu ready mix concrete adalah cor beton curah siap pakai atau instan yang diproduksi di pabrik olahan / batching plant.
Ready mix banyak digunakan dalam proyek – proyek berskala menengah ke atas karena ketepatan campuran dan waktu pengaplikasian yang lebih hemat dibandingkan dengan pengecoran secara manual. Pada tahun 2015, lini bisnis precast berkontribusi sebesar Rp2,17 triliun atau setara dengan 82,13% terhadap total pendapatan Perseroan.
Gambar 1. Fasilitas Produksi Precast Gambar 2. Fasilitas Ready mix
Sumber : Perseroan
Produk Perseroan
Beberapa produk Perseroan diantaranya:
PC Girder
PC-U Girder PC-T Girder PC-I Girder
Box Girder
PC Piles
Spun Pile Square Pile
Retaining Wall
Corrugated Concrete Sheet Pile
(CCSP) Flat Concrete Sheet Pile
(FCSP) Diaphragm Wall
Slab Product
Full Slab Half Slab Voided Slab
Deck Slab
Drainage Product
U-Ditch Box Culvert U-Gutter
L-Gutter U-Ditch Cover
Produk Lain
Pile Cap Dermaga Balok Dermaga Moveable Concrete Barrier (MCB)
Pengembangan Produk Baru (Sedang Berjalan)
Bantalan Jalan Rel Tiang Listrik Konstruksi Sarang Laba-laba
Deck Slab
Drainage Product
U-Ditch Box Culvert U-Gutter
L-Gutter U-Ditch Cover
Produk Lain
Pile Cap Dermaga Balok Dermaga Moveable Concrete Barrier (MCB)
Pengembangan Produk Baru (Sedang Berjalan)
Bantalan Jalan Rel Tiang Listrik Konstruksi Sarang Laba-laba
Panel Gedung Precast Reinforced Concrete Pipe (RCP) Sumber : Perseroan
Beberapa Proyek Besar dan Memiliki Nilai Strategis Bagi Perseroan tahun 2016
No. Nama Proyek Lokasi Produk Yang
Dikerjakan Customer Jangka Waktu Proyek 1. Proyek Pengaman Pantai
Jakarta (Giant Sea Wall) DKI Jakarta Spun Pile WASKITA - ADHI
KSO 11/03/2016 – 11/09/2016
2. Proyek JUFMP (JEDI 7) Jawa Barat Square Pile Waskita - Basuki
Joint Operation 06/10/2015 – 31/05/2016 3. Proyek Perluasan Gedung
Terminal 3 Soetta Banten Ready mix
KAWAHAPEJAYA-INDONESIA KSO 01/11/2014 – 30/04/2016 4. Proyek aksesibilitas &
Ducting Utility Bandara Soekarno Hatta 1
Jawa Barat Ready mix WIKA-WASKITA
KSO 10/04/2015 – 31/12/2016
5. Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok Antasari Paket 1 dan Paket 2
Jawa Barat CCSP dan Ready
mix Waskita - PP - HK
KSO 03/11/2014 – 30/12/2016
6. Proyek Jalan Tol
Manado-Bitung Manado PCI Girder Internal 28/03/2016 – 15/12/2016
7. Proyek Jalur Kereta Api
Bandara Soetta Banten Spun Pile Internal 18/12/2015 – 30/12/2016
8. Proyek Rusun Kemayoran DKI Jakarta Ready mix Internal 01/03/2016 – 01/10/2017 9. Proyek Jalan Tol
Pejagan-Pemalang Jawa
Tengah PCI Girder, Spun Pile, Ready mix
Internal 01/11/2014 – 31/12/2017
10. Proyek Light Rail Transit
(LRT) Sumatera
Selatan PCI Girder, Spun Pile, Ready mix
Internal 18/12/2015 – 16/03/2017
11. Proyek Jalan Tol Semarang
Batang Jawa
Tengah Precast dan
Ready mix WASKITA 2016 - 2017 12. Proyek Jalan Tol Kayu
Agung Sumatera
Selatan Precast dan
Ready mix WASKITA 2016 - 2017 13. Proyek Saluran
Penghubung DKI Jakarta DKI Jakarta CCSP PU DKI 24/06/2016 – 15/12/2016 14. Proyek NCICD Aliran Barat
Timur DKI Jakarta Spun Pile PU DKI 2016 - 2017
Beberapa Proyek Besar dan Memiliki Nilai Strategis Bagi Perseroan selama 5 (lima) tahun terakhir
No. Nama Proyek Lokasi Tahun
1. Proyek Jalan Tol Benoa Bali 2013
2. Proyek Underpass Simpang Patal Pusri Sumatera Selatan 2013
3. Proyek Jalan Tol Becakayu DKI Jakarta 2014
4. Proyek Golf Island DKI Jakarta 2014
5. Proyek Jalan Tol Solo Kertosono Jawa Tengah 2014,2015
6. Proyek Normalisasi Kali Pesanggrahan DKI Jakarta 2014, 2015
7. Proyek Jalan Tol Cikampek-Palimanan Jawa Barat 2014,2015
No. Nama Proyek Lokasi Tahun
8. Proyek Jalan Tol MKTT Sumatera Utara 2015
9. Proyek Superblok K2 Park Tangerang Jakarta 2015
10. Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung DKI Jakarta 2015
11. Proyek Dermaga Kuala Tanjung Sumatera Utara 2015
12. Proyek Jalan Tol Depok-Antasari Jawa Barat 2014,2016
13. Proyek Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan 2015,2016
14. Proyek Jalan Tol Pejagan-Pemalang Jawa Tengah 2015,2016
15. Proyek Jalur Kereta Api Bandara Soetta Banten 2015,2016
16. Proyek Jalan Tol Bocimi Jawa Barat 2016
17. Proyek Pengaman Pantai Jakarta (Giant Sea Wall) DKI Jakarta 2016
18. Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Soetta Banten 2016
19. Proyek Jalan Tol Manado-Bitung Manado 2016
20. Proyek Aksesibilitas & Ducting Bandara Soetta Jawa Barat 2016
21. Proyek JUFMP (JEDI 7) Jawa Barat 2016
22. Proyek Jalan Tol Semarang Batang Jawa Tengah 2016
23. Proyek Jalan Tol Kayu Agung Sumatera Selatan 2016
24. Proyek Saluran Penghubung DKI Jakarta DKI Jakarta 2016
25. Proyek NCICD Aliran Barat Timur DKI Jakarta 2016
Manajemen Proses Perseroan
No. Nama Proyek Lokasi Tahun
8. Proyek Jalan Tol MKTT Sumatera Utara 2015
9. Proyek Superblok K2 Park Tangerang Jakarta 2015
10. Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung DKI Jakarta 2015
11. Proyek Dermaga Kuala Tanjung Sumatera Utara 2015
12. Proyek Jalan Tol Depok-Antasari Jawa Barat 2014,2016
13. Proyek Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan 2015,2016
14. Proyek Jalan Tol Pejagan-Pemalang Jawa Tengah 2015,2016
15. Proyek Jalur Kereta Api Bandara Soetta Banten 2015,2016
16. Proyek Jalan Tol Bocimi Jawa Barat 2016
17. Proyek Pengaman Pantai Jakarta (Giant Sea Wall) DKI Jakarta 2016
18. Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Soetta Banten 2016
19. Proyek Jalan Tol Manado-Bitung Manado 2016
20. Proyek Aksesibilitas & Ducting Bandara Soetta Jawa Barat 2016
21. Proyek JUFMP (JEDI 7) Jawa Barat 2016
22. Proyek Jalan Tol Semarang Batang Jawa Tengah 2016
23. Proyek Jalan Tol Kayu Agung Sumatera Selatan 2016
24. Proyek Saluran Penghubung DKI Jakarta DKI Jakarta 2016
25. Proyek NCICD Aliran Barat Timur DKI Jakarta 2016
Manajemen Proses Perseroan
Marketing & Penjualan Produksi & Procurement Design Produk & Mutu Pengembangan Usaha
Informasi Pasar
Bisnis proses Perseroan terbagi menjadi 2 (dua) proses utama, yaitu proses pemasaran dan proses produksi.
1. Proses Pemasaran
Menerima informasi adanya kebutuhan permintaan dari pelanggan melalui surat permintaan barang seperti quotation, telp dan email dari calon pelanggan atau mendapatkan potensi prospek order secara pro aktif dengan menghubungi calon pelanggan baik melalui surat dan kunjungan ke calon pelanggan.
Melakukan tinjauan terhadap kebutuhan permintaan dari pelanggan seperti jenis barang, jenis pelanggan, schedule, produk, volume, lokasi pengiriman, delivery date dan sistem pembayaran.
Memastikan kelengkapan dokumen sesuai dengan jenis produk yang diminta. Proses pemastian permintaan dilihat dari :
Surat permintaan barang dari calon pelanggan
Dokumen Tender (apabila menggunakan proses lelang)
Jika kelengkapan permintaan tidak lengkap maka dilakukan konfirmasi ulang ke pelanggan baik eksternal maupun internal.
Melakukan peninjauan & evaluasi pesanan dengan yang ditinjau dari kriteria :
Kapasitas Produksi
Kapasitas Man Power
Kondisi Material saat ini
Kemampuan Teknis (Metode Kerja) / Evaluasi Teknis
Bonafiditas Pelanggan
Kesiapan Moulding (Cetakan) – Design ( D&P ) / Fisik
Apabila hasil tinjauan order tidak memenuhi, selanjutnya diinformasikan ke pelanggan.
(yang memutuskan berdasarkan kriteria diatas adalah Manajer Pemasaran, Direktur Teknik & Operasi dan Direktur Utama)
Apabila hasil tinjauan order memenuhi, maka selanjutnya memutuskan sifat order apakah kontrak atau retail kemudian dilakukan proses perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) oleh Bagian Anggaran sebagai dasar untuk pengajuan harga ke pelanggan.
Perhitungan HPP
Perhitungan HPP Produk akan disesuaikan dengan karakteristik dari order, dengan kategori :
Spesifikasi sudah jelas
Desain belum ditetapkan oleh pelanggan
Mempertimbangkan value engineering
Pembuatan Job Mix berdasarkan mutu beton yang disyaratkan
Penetapan margin
Berdasarkan penawaran harga kepada pelanggan, selanjutnya dilakukan klarifikasi dan negosiasi dengan pelanggan. Proses klarifikasi dan negosiasi dapat dilakukan lebih dari satu kali. Apabila hasil klarifikasi dan negosiasi tidak mencapai kesepakatan, maka akan dilakukan evaluasi terhadap HPP, merevisi HPP dan melakukan negosiasi ulang.
Purchase Order & Perjanjian Kontrak
Hasil kesepakatan negosiasi diproses dan dituangkan dalam purchase order (untuk kriteria pembelian bersifat retail) dan kontrak (untuk kriteria pembelian bersifat kontrak) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam bentuk Perjanjian Kontrak
Kriteria kontrak terdiri dari :
Perencanaan pembuatan Mock-Up khusus untuk produksi non standar
Mengakomodasi bentuk produk yang customize maupun yang standar
Serah terima dokumen kontrak ke pelanggan dan Bagian Produksi.
2. Bagian Produksi
Serah terima dokumen kontrak
a. Purchase Order dan perjanjian kontrak selanjutnya diserahkan ke Bagian Produksi Precast/Ready mix dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Dokumen (BASTD) dari bagian Pemasaran sebagai dasar penerbitan Perintah Mengerjakan Order (PMO) ke Plant / Batching Plant yang akan memproduksi order tersebut. BASTD tersebut terdiri dari :
Purchase Order (PO) / Surat Pesanan Material (SPM) / Kontrak
Gambar
Metode Kerja (jika ada)
Spesifikasi
Schedule
HPP
Jika dokumen atau kriteria diatas tidak lengkap, Bagian Produksi akan menunda proses penerbitan PMO atau mengembalikan dokumen tersebut ke bagian Pemasaran untuk dilengkapi.
Melakukan peninjauan & evaluasi pesanan dengan yang ditinjau dari kriteria :
Kapasitas Produksi
Kapasitas Man Power
Kondisi Material saat ini
Kemampuan Teknis (Metode Kerja) / Evaluasi Teknis
Bonafiditas Pelanggan
Kesiapan Moulding (Cetakan) – Design ( D&P ) / Fisik
Apabila hasil tinjauan order tidak memenuhi, selanjutnya diinformasikan ke pelanggan.
(yang memutuskan berdasarkan kriteria diatas adalah Manajer Pemasaran, Direktur Teknik & Operasi dan Direktur Utama)
Apabila hasil tinjauan order memenuhi, maka selanjutnya memutuskan sifat order apakah kontrak atau retail kemudian dilakukan proses perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) oleh Bagian Anggaran sebagai dasar untuk pengajuan harga ke pelanggan.
Perhitungan HPP
Perhitungan HPP Produk akan disesuaikan dengan karakteristik dari order, dengan kategori :
Spesifikasi sudah jelas
Desain belum ditetapkan oleh pelanggan
Mempertimbangkan value engineering
Pembuatan Job Mix berdasarkan mutu beton yang disyaratkan
Penetapan margin
Berdasarkan penawaran harga kepada pelanggan, selanjutnya dilakukan klarifikasi dan negosiasi dengan pelanggan. Proses klarifikasi dan negosiasi dapat dilakukan lebih dari satu kali. Apabila hasil klarifikasi dan negosiasi tidak mencapai kesepakatan, maka akan dilakukan evaluasi terhadap HPP, merevisi HPP dan melakukan negosiasi ulang.
Purchase Order & Perjanjian Kontrak
Hasil kesepakatan negosiasi diproses dan dituangkan dalam purchase order (untuk kriteria pembelian bersifat retail) dan kontrak (untuk kriteria pembelian bersifat kontrak) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam bentuk Perjanjian Kontrak
Kriteria kontrak terdiri dari :
Perencanaan pembuatan Mock-Up khusus untuk produksi non standar
Mengakomodasi bentuk produk yang customize maupun yang standar
Serah terima dokumen kontrak ke pelanggan dan Bagian Produksi.
2. Bagian Produksi
Serah terima dokumen kontrak
a. Purchase Order dan perjanjian kontrak selanjutnya diserahkan ke Bagian Produksi Precast/Ready mix dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Dokumen (BASTD) dari bagian Pemasaran sebagai dasar penerbitan Perintah Mengerjakan Order (PMO) ke Plant / Batching Plant yang akan memproduksi order tersebut. BASTD tersebut terdiri dari :
Purchase Order (PO) / Surat Pesanan Material (SPM) / Kontrak
Gambar
Metode Kerja (jika ada)
Spesifikasi
Schedule
HPP
Jika dokumen atau kriteria diatas tidak lengkap, Bagian Produksi akan menunda proses penerbitan PMO atau mengembalikan dokumen tersebut ke bagian Pemasaran untuk dilengkapi.
Perencanaan ProduksiBagian Produksi membuat perencanaan produksi berdasarkan masukan dari data harian dan mingguan dari Plant / Batching Plant.
Melakukan peninjauan dan verifikasi terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia, jumlah material yang tersedia, jumlah waktu kerja yang tersedia, jumlah hasil (quantity) produksi yang sedang berjalan, kesiapan alat, tipe produk dan jumlah ketidaksesuaian produk yang diinformasikan dari Plant/Batching Plant.Apabila dari hasil verifikasi kondisi tersebut diatas tidak sesuai dengan permintaan order baru dan progress produksi yang berjalan maka harus dilakukan peninjauan perencanaan produksi kembali.