• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN

Dalam dokumen PT WASKITA BETON PRECAST Tbk (Halaman 62-65)

Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan

Periode 4 bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 April 2016 Dibandingkan Dengan bulan Yang Berakhir Tanggal Pada 30 April 2015

A. RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN

1. Risiko Penurunan Perolehan Proyek.

Risiko ini timbul disebabkan adanya penurunan anggaran belanja pemerintah dan swasta dalam sektor konstruksi yang secara langsung akan mempengaruhi penurunan permintaan akan beton precast dan ready mix sehingga dapat menyebabkan dampak negatif terhadap pendapatan Perseroan. Pengeluaran belanja pemerintah dan swasta di bidang konstruksi secara historis rentan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Untuk mempertahankan permintaan akan produk Perseroan, Perseroan telah melakukan pengembangan produk yang bervariasi secara berkesinambungan serta telah mengembangkan dan memperluas jangkauan pemasaran. Selain itu Perseroan juga secara aktif memposisikan diri sebagai kontraktor pada kontrak-kontrak barunya, dan bukan hanya sebagai supplier kepada kontraktor. Perseroan juga terus-menerus melakukan Joint-Operation dengan kontraktor-kontraktor lain serta secara aktif masuk kedalam kontrak-kontrak turnkey dalam rangka meningkatkan nilai kontrak yang dikelola.

2. Risiko Persaingan Usaha.

Pertumbuhan dan prospek pembangunan infrastruktur di Indonesia, mendorong munculnya perusahaan-perusahaan baru yang sejenis dengan Perseroan. Persaingan yang tinggi dapat mengakibatkan berkurangnya perolehan proyek dan penurunan marjin Perseroan. Apabila hal ini terjadi secara berkelanjutan maka dapat menurunkan perolehan pendapatan dan berakibat pada kinerja keuangan Perseroan.

Untuk memitigasi risiko ini, Perseroan telah melakukan kebijakan untuk mempertahankan reputasi dan kualitas produk yang tinggi, menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, melakukan strategi pemasaran untuk memperoleh proyek-proyek baru, sehingga Perseroan sampai dengan saat ini dapat memperoleh proyek dengan harga yang lebih baik. Di sisi lain terdapat risiko menurunnya pangsa pasar Perseroan sebagai akibat dari adanya beberapa pelanggan yang hanya mempertimbangkan harga yang murah tanpa memperdulikan kualitas produk.

Upaya lain yang dilakukan oleh Perseroan untuk meminimalkan risiko usaha antara lain sebagai berikut:

Efisiensi proses produksi dan handling (pengiriman)

 Membuat beragam jenis produk

 Perluasan jangkauan pasar

VI. RISIKO USAHA

Investasi pada saham Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko, calon investor harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum melakukan investasi dalam saham Perseroan. Risiko-risiko yang dijelaskan di bawah ini bukan satu-satunya risiko yang dapat mempengaruhi investasi saham Perseroan. Risiko-risiko lain yang saat ini tidak diketahui oleh Perseroan atau yang saat ini tidak dianggap penting juga dapat mempengaruhi bisnis, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan, atau prospek usaha Perseroan.

Risiko-risiko yang diungkapkan dalam Prospektus berikut ini merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan, serta telah disusun oleh Perseroan sesuai dengan bobot risiko yang dimulai dari risiko utama Perseroan.

A. RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN.

1. Risiko Penurunan Perolehan Proyek.

Risiko ini timbul disebabkan adanya penurunan anggaran belanja pemerintah dan swasta dalam sektor konstruksi yang secara langsung akan mempengaruhi penurunan permintaan akan beton precast dan ready mix sehingga dapat menyebabkan dampak negatif terhadap pendapatan Perseroan. Pengeluaran belanja pemerintah dan swasta di bidang konstruksi secara historis rentan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Untuk mempertahankan permintaan akan produk Perseroan, Perseroan telah melakukan pengembangan produk yang bervariasi secara berkesinambungan serta telah mengembangkan dan memperluas jangkauan pemasaran. Selain itu Perseroan juga secara aktif memposisikan diri sebagai kontraktor pada kontrak-kontrak barunya, dan bukan hanya sebagai supplier kepada kontraktor. Perseroan juga terus-menerus melakukan Joint-Operation dengan kontraktor-kontraktor lain serta secara aktif masuk kedalam kontrak-kontrak turnkey dalam rangka meningkatkan nilai kontrak yang dikelola.

2. Risiko Persaingan Usaha.

Pertumbuhan dan prospek pembangunan infrastruktur di Indonesia, mendorong munculnya perusahaan-perusahaan baru yang sejenis dengan Perseroan. Persaingan yang tinggi dapat mengakibatkan berkurangnya perolehan proyek dan penurunan marjin Perseroan. Apabila hal ini terjadi secara berkelanjutan maka dapat menurunkan perolehan pendapatan dan berakibat pada kinerja keuangan Perseroan.

Untuk memitigasi risiko ini, Perseroan telah melakukan kebijakan untuk mempertahankan reputasi dan kualitas produk yang tinggi, menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, melakukan strategi pemasaran untuk memperoleh proyek-proyek baru, sehingga Perseroan sampai dengan saat ini dapat memperoleh proyek dengan harga yang lebih baik. Di sisi lain terdapat risiko menurunnya pangsa pasar Perseroan sebagai akibat dari adanya beberapa pelanggan yang hanya mempertimbangkan harga yang murah tanpa memperdulikan kualitas produk.

Upaya lain yang dilakukan oleh Perseroan untuk meminimalkan risiko usaha antara lain sebagai berikut:

Efisiensi proses produksi dan handling (pengiriman)

 Membuat beragam jenis produk

 Perluasan jangkauan pasar

3. Risiko Kegagalan Pembayaran Oleh Pelanggan.

Penundaan dan kegagalan pembayaran hasil kerja dari pelanggan dapat berpengaruh negatif terhadap perputaran modal kerja Perseroan. Hal ini menyebabkan sisa arus kas operasional untuk kebutuhan pembelanjaan modal dalam jangka waktu pendek menjadi terbatas.

Kontrak Perseroan dengan para supplier dan mitra kerja dilakukan secara langsung, oleh karena itu Perseroan memiliki kewajiban membayar imbalan dan biaya sesuai kontrak yang sudah disepakati. Pada umumnya, Perseroan melakukan pembayaran secara berkala yang tepat waktu kepada supplier dan mitra kerja tidak tergantung apakah pembayaran dari pelanggannya telah diterima oleh Perseroan.

Keterlambatan pembayaran atau tidak adanya pembayaran dari pelanggan akan berpengaruh negatif terhadap arus kas operasional Perseroan.

Upaya yang dilakukan oleh Perseroan untuk mengurangi dampak yang timbul dari risiko keterlambatan maupun kegagalan pembayaran oleh pelanggan adalah sebagai berikut:

 Meminta uang muka

 Mengirim produk senilai uang muka/deposit 4. Risiko Keterlambatan Pembangunan Pabrik Baru.

Pada tahun 2016 Perseroan berencana membangun pabrik (plant) baru di Palembang diatas tanah seluas +/- 20 (dua puluh) hektar yang dilengkapi dengan prasarana jetty untuk bongkar muat material produksi dan produk jadi, serta dilengkapi dengan tersedianya material alam yang dibutuhkan untuk menjamin pasokan material alam. Pada tahap awal, kapasitas plant baru tersebut direncanakan sebesar 250.000 (dua ratus lima puluh ribu) ton per tahun.

Disamping itu pada tahun 2016, Perseroan juga berencana membangun plant baru di daerah Jawa Tengah dengan kapasitas 100.000 (seratus ribu) ton per tahun diatas lahan seluas kurang lebih 2 hektar.

Proyek-proyek ini memiliki sejumlah risiko, seperti adanya keterlambatan dalam pembangunan atau besarnya biaya yang timbul melebihi perencanaan. Perseroan juga memerlukan izin-izin yang diperlukan dalam rangka operasional proyek-proyek tersebut yang dimungkinkan menghadapi risiko penundaan dan penolakan. Beberapa faktor tersebut di atas kemungkinan dapat mempengaruhi kesuksesan pembangunan plant dan dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha dan kinerja keuangan Perseroan.

Upaya yang dilakukan oleh Perseroan untuk mengantisipasi risiko keterlambatan pembangunan plant baru, adalah sebagai berikut:

Membuat schedule pembangunan plant lebih awal dari waktu yang direncanakan dan mengerahkan semua sumber daya agar tidak terjadi keterlambatan pembangunan plant.

Monitoring dan evaluasi schedule pembangunan secara periodik

Updating schedule dengan tetap memegang schedule akhir penyelesaian pembangunan plant.

Pengurusan ijin-ijin terkait pendirian dan pembangunan plant.

5. Risiko Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompeten

Dalam industri beton precast dan ready mix diperlukan ketersediaan tenaga terampil yang mampu merencanakan, memproduksi, dan menjaga kualitas produk. Dengan pertumbuhan industri beton yang meningkat sangat tajam, berakibat kurangnya pasokan sumber daya manusia terampil dan siap pakai dari institusi pendidikan terutama dari Sekolah Menengah Kejuruan untuk kelompok Supervisi dan Pendidikan Tinggi untuk Desain dan Perencanaan.

Perseroan mengelola risiko keterbatasan SDM dengan cara:

 Menyiapkan SDM seawal mungkin melalui pelatihan-pelatihan terhadap karyawan sehingga saat diperlukan, SDM tersebut sudah siap.

Melakukan recruitment SDM yang siap pakai dan kompeten sesuai kebutuhan.

6. Risiko Pengadaan Bahan Baku Material Alam.

Dalam memproduksi beton precast, Perseroan membutuhkan material alam berupa pasir dan batu pecah (split). Agar Perseroan beroperasi dengan baik dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, Perseroan membutuhkan pasir dan split dengan kualitas yang memenuhi spesifikasi. Perseroan mengadakan kontrak pembelian pasir dan split dengan mitra kerja. Namun tidak dapat dipastikan bahwa mitra kerja tersebut dapat selalu memenuhi kebutuhan Perseroan dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam waktu yang sesuai ataupun tidak dapat memenuhi sama sekali. Ketidakmampuan Perseroan dalam jangka panjang untuk mendapatkan pasir dan split yang sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan oleh Perseroan dapat memiliki dampak yang negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan.

Usaha Perseroan untuk menjaga risiko pengadaan bahan baku material alam antara lain:

 Melakukan kontrak payung dalam jumlah yang besar dan dalam jangka waktu lama dengan beberapa supplier dan distributor

Mengelola sendiri quarry

7. Risiko Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Pemasangan Produk.

Perseroan dimungkinkan untuk menerima pekerjaan sampai dengan terpasang sesuai kontrak dengan pelanggan. Dalam menjalankan pekerjaan sampai dengan terpasang, Perseroan menghadapi risiko keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan pemasangan yang dapat disebabkan oleh faktor cuaca, kelangkaan material pendukung, kelangkaan peralatan, kemampuan mitra kerja maupun SDM di lapangan. Akibat keterlambatan waktu pelaksanaan ini, Perseroan dimungkinkan menghadapi klaim denda keterlambatan dari pelanggan. Apabila klaim tersebut cukup signifikan, maka akan mengganggu citra Perseroan dan dapat mempengaruhi tidak tercapainya target keuangan Perseroan.

Dengan mengerahkan sumber daya (manusia, alat, keuangan) dan menciptakan metode kerja yang bisa mempercepat proses pemasangan produk, Perseroan berupaya untuk menjaga ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan pemasangan produk Perseroan.

8.

Risiko Pengangkutan

Selama ini Perseroan melakukan pengangkutan produk Perseroan menuju lokasi proyek sesuai kontrak dengan menggunakan angkutan darat dan/atau angkutan laut. Untuk angkutan darat sebagian besar menggunakan trailler dan untuk angkutan laut menggunakan ponton. Sesuai dengan karakteristik produk yang dihasilkan oleh Perseroan, produk yang dikirim merupakan barang berat, mudah pecah dan mudah cacat apabila dalam pengangkatan, perletakan dan pengamanan produk di alat angkut tidak ditangani sesuai dengan instruksi kerja yang disyaratkan. Faktor cuaca seperti halnya banjir dan gelombang laut yang tinggi merupakan hal yang dapat menghambat pengiriman produk sesuai jadwal yang telah disepakati didalam kontrak. Perseroan akan menghadapi kerugian apabila didalam pengiriman produk diperlukan biaya tambahan untuk pengamanan produk, biaya tambahan waktu tunggu bongkar ponton dan biaya percepatan pengiriman yang tertunda akibat pengiriman terkendala atau terhambat oleh faktor cuaca.

Perseroan mengelola risiko keterbatasan SDM dengan cara:

 Menyiapkan SDM seawal mungkin melalui pelatihan-pelatihan terhadap karyawan sehingga saat diperlukan, SDM tersebut sudah siap.

Melakukan recruitment SDM yang siap pakai dan kompeten sesuai kebutuhan.

6. Risiko Pengadaan Bahan Baku Material Alam.

Dalam memproduksi beton precast, Perseroan membutuhkan material alam berupa pasir dan batu pecah (split). Agar Perseroan beroperasi dengan baik dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, Perseroan membutuhkan pasir dan split dengan kualitas yang memenuhi spesifikasi. Perseroan mengadakan kontrak pembelian pasir dan split dengan mitra kerja. Namun tidak dapat dipastikan bahwa mitra kerja tersebut dapat selalu memenuhi kebutuhan Perseroan dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam waktu yang sesuai ataupun tidak dapat memenuhi sama sekali. Ketidakmampuan Perseroan dalam jangka panjang untuk mendapatkan pasir dan split yang sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan oleh Perseroan dapat memiliki dampak yang negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan.

Usaha Perseroan untuk menjaga risiko pengadaan bahan baku material alam antara lain:

 Melakukan kontrak payung dalam jumlah yang besar dan dalam jangka waktu lama dengan beberapa supplier dan distributor

Mengelola sendiri quarry

7. Risiko Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Pemasangan Produk.

Perseroan dimungkinkan untuk menerima pekerjaan sampai dengan terpasang sesuai kontrak dengan pelanggan. Dalam menjalankan pekerjaan sampai dengan terpasang, Perseroan menghadapi risiko keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan pemasangan yang dapat disebabkan oleh faktor cuaca, kelangkaan material pendukung, kelangkaan peralatan, kemampuan mitra kerja maupun SDM di lapangan. Akibat keterlambatan waktu pelaksanaan ini, Perseroan dimungkinkan menghadapi klaim denda keterlambatan dari pelanggan. Apabila klaim tersebut cukup signifikan, maka akan mengganggu citra Perseroan dan dapat mempengaruhi tidak tercapainya target keuangan Perseroan.

Dengan mengerahkan sumber daya (manusia, alat, keuangan) dan menciptakan metode kerja yang bisa mempercepat proses pemasangan produk, Perseroan berupaya untuk menjaga ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan pemasangan produk Perseroan.

8.

Risiko Pengangkutan

Selama ini Perseroan melakukan pengangkutan produk Perseroan menuju lokasi proyek sesuai kontrak dengan menggunakan angkutan darat dan/atau angkutan laut. Untuk angkutan darat sebagian besar menggunakan trailler dan untuk angkutan laut menggunakan ponton. Sesuai dengan karakteristik produk yang dihasilkan oleh Perseroan, produk yang dikirim merupakan barang berat, mudah pecah dan mudah cacat apabila dalam pengangkatan, perletakan dan pengamanan produk di alat angkut tidak ditangani sesuai dengan instruksi kerja yang disyaratkan. Faktor cuaca seperti halnya banjir dan gelombang laut yang tinggi merupakan hal yang dapat menghambat pengiriman produk sesuai jadwal yang telah disepakati didalam kontrak. Perseroan akan menghadapi kerugian apabila didalam pengiriman produk diperlukan biaya tambahan untuk pengamanan produk, biaya tambahan waktu tunggu bongkar ponton dan biaya percepatan pengiriman yang tertunda akibat pengiriman terkendala atau terhambat oleh faktor cuaca.

Untuk mengurangi dampak yang timbul dari risiko pengangkutan produk Perseroan, Perseroan melakukan upaya sebagai berikut:

 Mencetak produk didekat lokasi pemakaian produk tersebut untuk mengurangi jarak pengangkutan sehingga risiko keterlambatan pengangkutan, kecelakaan, kerusakan produk dan biaya angkutan bisa diminimalisisir.

 Asuransi pengangkutan 9. Risiko Perizinan

Perseroan sedang dalam proses peralihan perolehan perizinan untuk beberapa fasilitas produksi yang tengah berjalan. Apabila terjadi permasalahan dalam proses tersebut, maka akan berpotensi mengganggu proses produksi dan berdampak negatif pada kegiatan usaha Perseroan. Untuk mengurangi risiko tersebut, Perseroan bekerja sama dengan biro perijinan untuk membantu mempercepat proses perijinan, dan mengevaluasi proses perijinan sehingga bisa terbit sesuai target schedule yang direncanakan.

10. Risiko Pemogokan Tenaga Kerja.

Dalam menjalankan kegiatan usaha dan operasional, Perseroan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Apabila terjadi pemogokan tenaga kerja secara masal, maka hal tersebut dapat mengganggu proses produksi yang mengakibatkan tidak terpenuhinya target produksi.

Upaya yang dilakukan Perseroan dalam memitigasi risiko ini adalah dengan memberikan gaji, insentif, fasilitas yang wajar sehingga tenaga kerja akan merasa puas dan tidak akan melakukan pemogokan.

Dalam dokumen PT WASKITA BETON PRECAST Tbk (Halaman 62-65)