• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM TEATER KOMA DAN PROFIL N.RIANTIARNO

B. Profil Teater Koma

Teater Koma adalah salah satugrup teater yang bisa dikatakan sebagai teater yang paling popular saat ini. Teater ini merupakan teater yang banyak menginspirasi banyak seniman maupun dramawan dalam dunia seni peran. Dapat dilihat dari pendiri sekaligus sutradaranya Nano Riantiarno yang merupakan salah satu penggagas teater kritikan selain Rendra. Disamping itu teater ini memiliki banyak aktor-aktor yang sudah mempuni dalam dunia akting teater sehingga tokoh yang diperankan terlihat seperti sesungguhnya.

Teater ini berada di daerah Bintaro, tepatnya di jalan Cempaka Raya No. 15. Galeri teater ini mudah dijumpai karena berada di pinggir jalan yang sangat strategis untuk kegiatan teater ini. Keberadaan teater ini juga didukung oleh sikap dari masyarakat sekitar. Terlihat dari hubungan kekerabatan yang baik dari anggota Teater Koma kepada masyarakat di daerahnya. Suasana galeri yang artistic sangat mendukung bagi para aktor Teater Koma mengeluarkan energi positif dalam setiap latihan. Dalam struktur

organisasinya Teater Koma tidak terlalu seperti organisasi pada umumnya yang bersifat formal.

Teater Koma mempunyai stuktur yang sangat sederhana, namun dalam pelaksanaan sistem organisasinya, Teater Koma menjalankan asas kekeluargaan dan gotong royong kepada anggotanya. Dapat terbentuk bahwa struktur yang terdapat di Teater Koma ialah tidak terlalu sulit. Dimulai dari adanya pimpinan sekaligus pendiri Teater Koma ini juga berperan sebagai sutradara yang menciptakan karya-karyanya utnuk diproduksi kedalam pertunjukan teater. Ratna Riantiarno yang bertugas sebagai manager sangat berperan dari setiap pertunjukan Teater Koma. Untuk melaksanakan pertnjukan, Teater Koma mendapatkan dana melalui sponsor untuk menunjang kegiatan pementasannya. Ada pula sekertaris di sini yang bertugas mengurus keperluan yang dibutuhkan oleh Teater Koma dari penulisan naskah hingga perlengkapan. Yang terakhir adalah terdapatnya Humas yang bertugas mempublikasikan pertunjukan teater melalui media cetak maupun online.

Dengan usia Teater Koma yang saat ini sudah menginjak 36 tahun, teater ini sudah banyak memberikan karya-karyanya bagi bidang dunia seni teater Indonesia. Banyaknya pengalaman yang sudah dirasakan Teater Koma maka dapat dilihat pertunjukan Teater Koma yang semakin matang dalam mementaskan seni teater. Selain itu di galeri ini juga terdapat poster-poster produksi pertunjukan yang telah dimainkan oleh Teater Koma sejak 1977 hingga sekarang 2014. Karya pertama yang dipentaskan oleh Teater Koma adalah cerita “Rumah Kertas” karya N. Riantiarno. Disamping itu juga untuk menghormati rekan-rekan seperjuanganya dalam dunia seni peran tertempel

photo-photo almarhum Rendra dan sebagian aktor lainya dalam dunia seni teater.

Teater Koma bukan merupakan akademi maupun lembaga pendidikan yang formal dalam dunia seni peran. Teater ini merupakan suatu perkumpulan atau kelompok kesenian yang berkumpul untuk mempertunjukan seni teater. Seperti halnya sosio-edukasi, teater ini membimbing aktor maupun penontonya dalam seni pertunjukan. Dalam kesempatan ini penulis melihat bahwa selain komitmenya membawakan tema kritikan politik. Dengan melihat pertunjukan dari Teater Koma masayarakat dapat melihat situasi politik ataupun aspirasi politik dari rakyat yang disampaikan daam pertunjukan teater dengan bahasa dan cerita yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan baik.

Dengan melihat sejarah teataer ini, dapat diketahui bahwa perjalanan teater ini tidaklah mudah hingga menjadi seperti saat ini banya pengalaman yang sudah dialami Teater Koma maupun N. Riantiarno dalam membangun Teater Koma dalam dunia seni. Sekilas merupakan gambaran umum mengenai Teater Koma. Dari penulusuran penulis, penulis melihat melihat sesuatu yang unik mengenai galeri Teater Koma. Galeri ini terdapat di halaman belakang rumah N. Riantiarno. Apabila melihat sekilas dari luar tidak terlihat keberadaan galeri ini. Galeri atau sanggar ini cukup kompetitif dalam latihan teater. Dengan bangunan permanen yang dilengkapi panggung yang berornamen seni membuat sanggar ini sangat artistic dan nyaman dalam proses latihan seni peran Teater Koma.

Sanggar yang berdiri sejak tahun 1994 ini masih terlihat kokoh dengan arsitektur ala Jawa. Sebelum menjalani latihan di sanggar ini Teater Koma melaksanakan kegiatannya di Setiabudi. Sejak kediaman tempat tinggal N. Riantiarno pindah, maka rumah yang dibuat sekaligus memilki sanggar ini menjadi tempat kegiatan bagi Teater Koma. Sanggar ini memiliki perlengkapan yang lengkap dari perpustakaan kecil milik N. Riantiarno, penyimpanan kostum, dan properti-properti yang digunakan saat pementasan. Namun juga kendala tetap dialami oleh sanggar ini yaitu keterbatasan luas dan atap yang seperti layaknya rumah biasa dapat menghambat latihan produksi teater ini. Tidak jarang juga mereka masih melakukan latihan di luar sanggar.

Dalam setiap kegiatan produksinya teater ini tidaklah selalu mudah. Namun kendala tersebut dapat dipecahkan melalui mekanisme kerjasama yang baik. Sejak awal didirikan, grup teater ini lambat atau cepat ternyata dapat membentuk masyarakatnya sendiri. Mereka lahir atau terbentuk mulanya memang hanya sebagai penonton biasa. Belum ada keterkaitan, sebagaimana halnya penonton bioskop. Akan tetapi, lambat laun para penonton itu secara alamiah menyeleksi kelompoknya sendiri. Kemudian sebagian besar dari mereka merasa terikat oleh kebutuhan yang sama dimana terdapat rasa satu keinginan yang sama.

Dengan hasil dari setiap produksi yang bisa dikatakan hampir sempurna ini teater tersebut selalu dinantikan oleh para penggemar seni teater. Bahkan baru setelah pementasan selesai tidak sedikit ada yang menanyakan kapan produksi cerita selanjutnya. Dengan sikap konsisten yang seperti ini Teater Koma dapat sedikitnya memproduksi 1 karya dalam setahun. Jadi

untuk saat ini Teater Koma seolah-olah masih memegang hegemoni dalam dunia teater karena teater ini banyak menginspirasi bagi kelompok teater-teater lain dan juga masyarakat.