• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarkan hasil wawancara dan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan saran kepada BPA Provinsi Sumatera Barat, yaitu :

1. Meningkatkan sumber daya manusia khusus kearsipan yang memiliki latar belakang ilmu pendidikan kearsipan dalam upaya memaksimalkan fungsi BPA Provinsi Sumatera Barat sebagai pengelola arsip di lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat dan SKPD di Provinsi Sumatera Barat.

2. Dalam pengelolaan arsip khususnya dalam melakukan proses penyusutan arsip menggunakan Jadwal Retensi Arsip sebaiknya diserahkan kepada sumber daya manusia yang memiliki latar belakang ilmu pendidikan kearsipan agar dapat menerapkan Jadwal Retensi Arsip dengan mudah dan baik.

3. Seringnya diadakan pembinaan kearsipan dalam 1 kali sebulan melalui pelatihan kearsipan dari diklat yang dilakukan oleh ANRI maupun dari internal BPA Provinsi Sumatera Barat khususnya pembinaan dalam pelatihan dan sosialisasi Jadwal Retensi Arsip.

4. Dalam melakukan pengelolaan kearsipan yang baik dan pengimplementasian Jadwal Retensi Arsip di BPA Provinsi Sumatera Barat diperlukan perhatian khusus dari pimpinan berupa:

a. Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana dalam penyimpanan arsip yang menunjang kegiatan penerapan Jadwal Retensi Arsip di BPA Provinsi Sumatera Barat.

b. Penyediaan anggaran dalam proses penyusutan arsip sehingga penerapan Jadwal Retensi Arsip di BPA Provinsi Sumatera Barat menjadi lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.

Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

__________. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsip Nasional Republik Indonesia. 2002. Penilaian Arsip dan Jadwal Retensi Arsip.

Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.

Barthos, Basir. 2005. Manajemen Kearsipan untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cisco, Susan, PhD, CRM. “Big Buckets for Simplifying Records Retention Schedules.” Information Management Journal. (2008).

Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Diers, Fred V. “The Bankruptcy of Records Retention Schedules.” ARMA Records Management Quarterly, (Apr 1992).

Fischer, Laurie. “Condicition Critical: Developing Records Retention Schedules.”

Information Management Journal, (Jan/Feb 2006).

Hadiwardoyo, Sauki. “Merumuskan Jadwal Retensi Arsip.” Jurnal Suara Badar, No.

4 (2002).

ISO 15489-1. 2001. Information and documentation-Records management part 1 : General.

Laksmi; FuadGani; Budiantoro. 2007. Manajemen perkantoran Modern. Depok:

FBUI.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2002. Pedoman Tata Kearsipan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakarta.

Martono, Boedi. 1994. Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam Manajemen Kearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Maulana, M.N. 1996. Adinistrasi Kearsipan. Jakarta: Bhratara.

Munadi. “Pengelolaan Penyusutan Arsip Berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA).”

Jurnal Admisi dan Bisnis, Vol.14 No. 10 (Agustus 2013).

Mustari. 2009. Perancangan Jadwal Retensi Arsip. Jakarta: Universitas Terbuka.

Myler, Ellie. “The ABC’s of Records Retention Schedule Development.” AIIM - Doc Magazine. (May/Jun 2006).

Penn, Ira A, Gail Pennix, Anne Morddel and Kelvin Smith. 1994. Record Management Handbook. Vermont: Ashgate Publish.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip

Rusidi. “Pentingnya Jadwal Retensi Arsip dalam Manajemen Kearsipan.” Jurnal Super Administrator, (Januari 2014).

_____. “Prosedur Penyusunan Jadwal Retensi Arsip Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.” Jurnal Super Administrator, (Januari 2014).

Sedarmayanti. 2008. Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern.

Bandung: Mandar Maju.

Subagyo, Joko P. 2006. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan (R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukoco, Badri Munir. 2006. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern.

Surabaya: Erlangga.

Sulistyo-Basuki. 2003. Manajemen Arsip Dinamis, Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta: Gramedia.

_____________. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

_____________. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Penaku.

Surat Edaran Nomor : SE/02/1983 tentang Pedoman Umum untuk Menentukan Nilai Guna Arsip.

Surat Edaran Nomor : SE/01/1981 tentang Penanganan Arsip Inaktif sebagai Pelaksanaan Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah tentang Penyusutan Arsip.

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Widjaja, A.W. 1993. Administrasi Kearsipan : Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Yatimah, Durotul. 2009. Kesekretariatan Modern dan Administrasi Perkantoran.

Bandung: CV. Pustaka Setia.

Lampiran 1

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

a. Pertanyaan untuk Bidang Sekretariat untuk mengetahui pengelolaan arsip dinamis aktif di unit pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat :

1. Apakah latar belakang pendidikan Bapak/Ibu/Saudara?

2. Apakah kedudukan Bapak/Ibu/Saudara di BPA Provinsi Sumatera Barat?

3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendapatkan diklat atau pelatihan mengenai kearsipan?

4. Sistem apakah yang digunakan oleh BPA Provinsi Sumatera Barat dalam pengorganisasian arsip di BPA ?

5. Bagaimanakah unit kerja di lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat?

6. Bagaimanakah poses penyusunan JRA di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat?

7. Apakah poses penyusunan JRA di UnitPengolah BPA Provinsi Sumatera Barat menggunakan pedoman JRA?

8. Bagaimanakah prosedur penyusutan arsip di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat?

9. Bagaimanakah prosedur pemindahan arsip in aktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan?

10. Apakah JRA di Unit Pengolah memberikan manfaat? Manfaat apa saja yang diperoleh pada pengelolaan arsip aktif di unit pengolah?

11. Bagaimanakah selama ini penerapan JRA di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah efektif dalam pengelolaan arsip?

12. Apakah ada kendala dalam penerapan JRA di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat?

b. Pertanyaan untuk Bidang Pengelolaan Arsip In aktif untuk mengetahui pengelolaan arsip in aktif di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat : 1. Apakah latar belakang pendidikan Bapak/Ibu/Saudara?

2. Apakah kedudukan Bapak/Ibu/Saudara di BPA Provinsi Sumatera Barat?

3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendapatkan diklat atau pelatihan mengenai kearsipan khusus mengenai JRA?

4. Arsip apa sajakah yang disimpan di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat?

5. Bagaimanakah proses penyerahan arsip in aktif dari SKPD?

6. Bagaimanakah proses penyusunan JRA untuk arsip in aktif dari SKPD di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat?

7. Bagaimanakah proses penyusutan arsip in aktif di Unit Kearsipan?

8. Apakah JRA di Unit Kearsipan memberikan manfaat? Manfaat apa sajakah yang diperoleh pada pengelolaan arsip in aktif di Unit Kearsipan?

9. Bagaimanakah selama ini penerapan JRA di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat? Apakah pengelolaan arsip in aktif menjadi lebih baik?

10. Apakah ada kendala dalam penerapan JRA di Unit Kearsipan BPA Provinsi

Lampiran 3

HASIL WAWANCARA Hari/Tanggal : Selasa/06 Desember 2016

Bidang : Sekretariat

1. Apakah latar belakang pendidikan Bapak/Ibu/Saudara?

I1 : Latar belakang pendidikan bapak adalah tamatan S1 Manajemen.

I2 : Latar belakang pendidikan ibuk adalah tamatan S1 Sastra Inggris.

2. Apakah kedudukan Bapak/Ibu/Saudara di BPA Provinsi Sumatera Barat?

I1 : Kedudukan bapak di BPA Provinsi Sumatera Barat adalah Kasubbag Umum dan Kepegawaian.

I2 : Kedudukan ibuk di BPA Provinsi Sumatera Barat adalah Staf Fungsional Arsiparis.

3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendapatkan diklat atau pelatihan mengenai kearsipan?

I1 : Pernah diantaranya pelatihan kearsipan dari ANRI dan seminar arsip.

I2 : Pernah diantaranya seminar kearsipan yang dilakukan oleh Internal di BPA Provinsi Sumatera Barat.

4. Sistem apakah yang digunakan oleh BPA Provinsi Sumatera Barat dalam pengorganisasian arsip di BPA ?

I1, I2 : Sistem pengorganisasian arsip di BPA Provinsi Sumatera Barat adalah menggunakan sistem sentralisasi, dimana penanganan arsip dilakukan

dengan cara dipusatkan ke satu unit yaitu dibagian unit pengolah di sekretariat.

5. Bagaimanakah unit kerja di lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat?

I1, I2 : Unit kerja di lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat adalah terdiri dari unit kearsipan 1 yaitu unit kearsipan untuk seluruh unit kerja di lingkungan BPA dan SKPD dan unit kearsipan II yaitu unit kearsipan untuk seluruh bidang tata usaha atau unit pengolah di lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat.

6. Bagaimanakah poses penyusunan JRA di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat?

I1, I2 : Proses penyusunan JRA di Unit Pengolah yaitu pertama pembentukan tim di Unit Pengolah yang terdiri dari 3 orang, kedua melakukan survei terhadap isi arsip untuk menentukan nilai guna arsip yang berpedoman kepada Peraturan Gurbernur Sumatera Barat Nomor 26 Tahun 2006 tentang Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara, ketiga melakukan pendataan arsip untuk penentuan jangka waktu penyimpanan arsip aktif dan in aktifnya yg selanjutnya akan menentukan nasib akhir arsip tersebut, proses pendataan arsip ini berbentuk draf mengacu kepada peraturan ANRI tentang bentuk JRA, kemudian JRA yang telah dibuat oleh Unit Pengolah akan dikirim dan dikonsultasikan ke ANRI, setelah disetujui oleh kepala ANRI maka

yang selanjutnya akan menjadi Peraturan Gurbernur Provinsi Sumatera Barat, kemudian draf tersebut diajukan ke Biro Hukum untuk dikonsultasikan, dirapatkan dan dikoreksi kembali, setelah disetujui oleh Biro Hukum maka selanjutnya diajukan ke Kepala Gurbernur Provinsi Sumatera Barat untuk ditanda tangani.

7. Bagaimanakah proses penyusutan arsip di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat ?

I1 : Proses penyusutan arsip di Unit Pengolah antara lain melakukan proses pemindahan arsip ketempat penyimpanan arsip aktif dan tempat penyimpanan arsip in aktif sesuai dengan pedoman JRA yang telah dibuat oleh unit pengolah maka selanjutnya terhadap arsip aktif yang telah habis jangka waktu penyimpanannya maka dilakukan proses pemusnahan.

I2 : Proses penyusutan arsip di Unit Pengolah yaitu sesuai JRA yang telah disusun di Unit Pengolah Sekretariat maka arsip yang telah diolah menjadi 2 kategori arsip aktif dan arsip in aktif akan dilakukan proses penyimpanan ditempat yang berbeda dan memindahkan arsip in aktif ke Unit Kearsipan dengan dibuatkan berita acara pemindahanya.

8. Apakah dalam proses penyusunan JRA di Unit Pengolah Sekretariat menggunakan pedoman JRA ?

I1,I2 : Dalam proses penyusunan JRA, Unit Pengolah Sekretariat menggunakan pedoman kepada Peraturan Gurbernur Sumatera Barat Nomor 26 Tahun

dan Pejabat Negara, sehingga dengan mempedomani JRA tersebut maka memudahkan pegawai untuk memilah arsip sesuai kategori arsip aktif dan in aktifnya.

9. Bagaimanakah prosedur pemindahan arsip in aktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan?

I1, I2 : Prosedur pemindahannya antara lain pertama malakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah arsip tersebut sudah benar in aktif, kedua melakukan pembuatan daftar pertelaan arsip dan ketiga pembuatan berita acara pemindahan arsip in aktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan.

10. Apakah JRA di Unit Pengolah memberikan manfaat? Manfaat apa saja yang diperoleh pada pengelolaan arsip aktif di Unit Pengolah?

I1 : Sangat memberikan manfaat karena dengan adanya JRA di Unit Pengolah dapat memudahkan dalam proses penyusutan arsip untuk menentukan pengekatagorian arsip arsip aktif dan in aktif, jangka waktu penyimpanan arsip aktif dan arsip in aktif dan nasib akhir arsip tersebut apakah dimusnahkan atau disimpan permanen.

I2 : JRA sangat bermanfaat di Unit Pengolah karena dengan adanya pedoman JRA ini akan membantu dalam pengelolaan arsip di Unit Pengolah selain itu dengan adanya JRA sangat membantu dalam menentukan usia arsip, sehingga tidak terjadi penumpukan-penumpukan arsip yang tidak berguna

11. Bagaimanakah selama ini penerapan JRA di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat? apakah sudah efektif dalam pengelolaan arsip?

I1 : Penerapan JRA di Unit Pengolah Sekretariat sudah dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip karena JRA digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penyusutan arsip untuk menetapkan pengkatagorian arsip aktif dan in aktif, jangka waktu penyimpanan, dan nasib akhir arsip tersebut sehingga pengelolaan arsip di unit pengolah menjadi terorganisir tetapi masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan penerapan JRA di Unit Pengolah Sekretariat seperti tidak semua pegawai di Unit Pengolah bisa menggunakan buku pedoman JRA Peraturan Gurbernur Sumatera Barat, dan masih terbatasnya SDM yang memiliki latar belakang ilmu kearsipan.

I2 : Sudah dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip karena dengan adanya penerapan JRA pengelolaan arsip di Unit Pengolah Sekretariat sudah menjadi lebih baik tetapi dalam pelaksanaan penerapan JRA masih terdapat kekurangan yaitu banyak pegawai yang tidak memiliki latar belakang pendidikan kearsipan.

12. Apakah ada kendala dalam proses penerapan JRA di Unit Pengolah BPA Provinsi Sumatera Barat?

I1 : Masih terdapat kendala dalam proses penerapan JRA di Unit Pengolah Sekretariat yaitu masih terbatasnya SDM yang memiliki latar belakang

kearsipan dari diklat yang diadakan baik dari instansi dalam di BPA maupun dari instansi luar seperi ANRI tentang pelatihan JRA.

I2 : Dalam penerapan JRA di Unit Pengolah Sekretariat masih terdapat kendala, yaitu dari 6 pegawai yang bekerja di Unit Pengolah Sekretariat hanya 3 orang pegawai yang mengerti tentang penerapan JRA karena masih terbatasnya SDM khusus kearsipan di Unit Pengolah Sekretariat dan tidak semua pegawai mengerti tentang JRA karena tidak semua pegawai yang dibekali pendidikan kearsipan dari diklat.

HASIL WAWANCARA Hari/Tanggal : Rabu/07 Desember 2016

Bidang : Pengelolaan Arsip In aktif

1. Apakah latar belakang pendidikan Bapak/Ibu/Saudara?

I3 : Latar belakang pendidikan ibuk adalah tamatan S1 Manajemen.

I4 : Latar belakang pendidikan ibuk adalah tamatan S1 Administrasi Negara.

2. Apakah kedudukan Bapak/Ibu/Saudara di BPA Provinsi Sumatera Barat?

I3 : Kedudukan ibuk di BPA Provinsi Sumatera Barat adalah Kasubbid Penyimpanan dan Pengolahan arsip in aktif.

I4 : Kedudukan ibuk di BPA Provinsi Sumatera Barat adalah Kasubbid Pengawasan Kearsipan.

3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendapatkan diklat atau pelatihan mengenai kearsipan khusus mengenai JRA?

I3 : Pernah diantaranya yaitu pelatihan khusus mengenai JRA yang diselenggarakan oleh ANRI.

I4 : Sudah pernah, yaitu diklat atau pelatihan baik dari ANRI maupun dari internal BPA Provinsi Sumatera Barat mengenai JRA.

4. Arsip apa sajakah yang disimpan di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat?

I3, I4 : Arsip yang disimpan di Unit Kearsipan adalah arsip in aktif yang berasal dari lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat dan arsip in aktif yang

5. Bagaimanakah proses penyerahan arsip in aktif dari SKPD?

I3, I4 : Arsip in aktif yang berasal dari SKPD yang telah ditata dan telah diberikan daftar pertelaan arsip yang memiliki jangka waktu penyimpanan maksimal selama 10 th maka diserahkan ke BPA Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan berita acara penyerahan arsip in aktif untuk dilakukan proses nasib akhir arsip apakah dimusnahkan dan disimpan permanen.

6. Bagaimanakah proses penyusunan JRA untuk arsip in aktif dari SKPD di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat?

I3, I4 : Arsip-arsip in aktif dari SKPD yang telah diserahkan ke Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat beserta daftar pertelaan arsip dan berita acara penyerahan arsip in aktifnya maka selanjutnya akan dilakukan penyusunan JRA oleh tim dari Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat, yang kemudian diajukan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk arsip dari SKPD, selanjutnya akan dirapatkan dengan SKPD yang terkait kemudian diserahkan ke Biro Hukum untuk dikoreksi, setelah diskoreksi oleh Biro Hukum selanjutnya dijadikan Peraturan Gurbernur Provinsi Sumatera Barat.

7. Bagaimanakah proses penyusutan arsip in aktif di Unit Kearsipan?

I1, I2 : Sesuai dengan JRA yang telah dibuat maka arsip in aktif di lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat dan arsip in aktif dari SKPD yang telah habis masa simpanya akan dilakukan proses nasib akhir dari arsip in aktif tersebut dipindahkan ke Bidang Pengelolaan Arsip Statis, disimpan permanen atau dimusnahkan dengan dibuatkan daftar pertelaan usul musnah arsip dan berkas arsip yang akan diserahkan ke Bidang Pengelolaan Arsip Statis maupun ke ANRI di buatkan daftar pencarian usul simpan arsip.

8. Apakah JRA di Unit Kearsipan memberikan manfaat? Manfaat apa sajakah yang diperoleh pada pengelolaan arsip in aktif di Unit Kearsipan?

I3 : Sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan organisasi BPA Provinsi Sumatera Barat di Unit Kearsipan, manfaatnya antara lain dapat mengurangi biaya dalam pemeliharaan arsip, meningkatkan efektivitas di dalam pengelolaan arsip in aktif di Unit Kearsipan, dan menjamin keselamatan arsip in aktif karena penerapan JRA dengan benar akan terhindar dari kemungkinan pemusnahan arsip yang memiliki nilai berkelanjutan.

I4 : Dengan adanya JRA dapat menghemat ruangan dan dalam pengelolaan arsip in aktif menjadi lebih baik karena dalam melakukan pemusnahan arsip in aktif yang sudah tidak memiliki nilai guna dapat berjalan sesuai dengan program yaitu sesuai dengan pedoman JRA yang sudah ada.

9. Bagaimanakah selama ini penerapan JRA di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat? Apakah efektif dalam pengelolaan arsip in aktif?

I3 : Sudah efektif dalam pengelolaan arsip in aktif karena dengan adanya penerapan JRA pengelolaan arsip in aktif di Unit Kearsipan menjadi lebih terorganisir tetapi dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya yaitu masih terbatasnya SDM khusus bidang kearsipan.

I4 : Sudah efektif dalam pengelolaan arsip in aktif, dengan adanya penerapan JRA di Unit Kearsipan dalam pengelolaan arsip in aktif menjadi lebih baik dan tertata dengan rapi tetapi dalam pelaksanaannya masih belum optimal karena tidak semua pegawai di Unit Kearsipan yang memiliki latar belakang ilmu kearsipan.

10. Apakah ada kendala dalam penerapan JRA di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat?

I3 : Masih terdapat beberapa kendala dalam penerapan JRA di Unit Kearsipan yaitu diantaranya masih kurangnya SDM khusus bidang kearsipan dan kurangnya sarana dan prasarana tempat penyimpanan arsip in aktif yang dapat menghambat penerapan JRA di Unit Kearsipan di BPA Provinsi Sumatera Barat karena volume arsip yang harus dikerjakan banyak yang berasal dari arsip in aktif dari 48 SKPD dan arsip in aktif dari lingkungan BPA sendiri.

I4 : Kendala dalam penerapan JRA di Unit Kearsipan yaitu masih terbatasnya SDM yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu kearsipan karena hanya dibekali pelatihan tentang JRA oleh ANRI selain itu kurang tersedianya anggaran dalam pelaksanaan penyusutan arsip karena menganggap anggaran penyusutan bukanlah skala prioritas sehingga membuat lambanya penerapan JRA.

Lampiran 4

1. Lampiran balasan surat izin penelitian dari BPA Provinsi Sumatera Barat