• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian tertumpu pada tuturan Jawa yang terjadi pada ranah keluarga dan ranah masyarakat.

1. Ranah Keluarga

Ranah keluarga yang dibidik adalah keluarga inti Jawa, yang terdiri atas orang tua dan anak kandung. Sasaran penelitian ini ditujukan pada keluarga inti Jawa yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan/perumahan dan wilayah perkampungan. Setiap lokasi penelitian diwakili oleh kelompok keluarga inti muda dan kelompok keluarga inti tua. Adapun parameter penetapan batasan wilayah dan usia sebagai berikut.

a. Wilayah Perumahan

Batasan wilayah perumahan adalah daerah pemukiman yang terdiri atas beberapa rumah dan merupakan kesatuan tempat tinggal, yang dibangun oleh pengembang. Ciri umum dari perumahan antara lain: memiliki bentuk bangunan dasar yang sama atau mirip, memiliki luas tanah yang hampir seimbang, pemilikan lebih banyak dilakukan melalui jual beli, dihuni oleh warga yang berpenghasilan seimbang, bekerja di luar sektor pertanian, dan memiliki latar belakang budaya yang beragam. Secara topografi wilayah perumahan berada di perkotaan karena terkait dengan pekerjaan, hunian, tempat datar, strategis, dan mendekati fasilitas umum yang modern.

Tipe dan disain rumah cenderung kecil terkait oleh sempitnya lahan di wilayah perkotaan. Penataan ruangan lebih mengutamakan fungsi primer akibatnya ruang komunikasi menjadi terbatas.

b. Wilayah Perkampungan

Batasan wilayah perkampungan adalah daerah pemukiman yang terdiri atas beberapa rumah dan merupakan kesatuan tempat tinggal, serta memiliki ikatan emosi dan budaya yang sama. Wilayah perkampungan dibentuk berdasarkan ikatan kekerabatan atau pewarisan, masih memelihara tradisi yang sama dan berpegang kuat terhadap adat setempat. Secara topografis, area perkampungan berada di wilayah pinggiran, cenderung berdekatan dengan fasilitas tradisional, memiliki budaya berkumpul atau bergerombol pada ujung-ujung kampung.

Tipe dan disain rumah cenderung besar dan tradisional karena memiliki lahan luas. Hak kepemilikan diturunkan melalui pembagian ahli waris bukan atas jual-beli. Penataan lebih mengutamakan kepentingan sosialisasi dengan ruang tamu dan dapur (pawon) yang cukup luas, yang dipersiapkan bilamana ada paguyupan keluarga.

c. Keluarga Inti

Keluarga inti (nuclear family) Jawa adalah keluarga yang terdiri dari suami dan atau istri dengan atau tanpa anak kandung yang hidup bersama dalam satu rumah dan masing-masing memiliki ikatan emosi yang sama, serta memiliki peranan yang sama dalam kehidupan rumah tangga. Kehidupannya berkiblat pada perilaku dan tradisi Jawa serta berada di tengah-tengah masyarakat Jawa (cf: Edi Subroto, 2006).

Keluarga inti Jawa sebagai figur dan sekaligus merupakan agent of change bagi bahasanya. Melalui keluarga inti Jawa ini akan diperoleh potret penggunaan bahasa Jawa yang sebenarnya, baik terkait penggunaan tingkat tutur maupun fitur lingualnya.

d. Keluarga Muda

Keluarga muda adalah keluarga yang memiliki kriteria, seperti yang ditetapkan oleh Duval (1977), yakni:

1) Keluarga awal perkawinan (newly married), yakni keluarga baru yang terbetuk dari awal perkawinan, yang belum terbebani seorang anak, pada tahap ini baru terjadi penyesuaian diri terhadap dua pribadi yang disatukan.

2) Keluarga dengan bayi (birth of the first child), yakni keluarga yang ditandai dengan kehadiran seorang bayi, dimana kedua orang tua, sudah memulai memilih bahasa apa yang akan digunakan untuk mewarisi anaknya.

3) Keluarga dengan anak pra sekolah (family with preschool children), yakni keluarga yang ditandai dengan kehadiran seorang anak balita, dimana kehadiran kasih sayang mulai ditanamkan melalui bahasa cinta ketulusan, pada tataran ini mulai muncul bahasa anak (baby talk), saat anak mulai belajar bahasa dari orang tuanya.

4) Keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school), yakni keluarga yang ditandai dengan kehadiran anak yang mulai mengenal sekolah (Sekolah Dasar, usia anak diperkirakan antara 6 sampai dengan 12 tahun

Berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga muda yang dijadikan subjek penelitian ini memiliki batasan rentang usia antara 25 tahun sampai dengan 40 tahun.

e. Keluarga tua

Keluarga tua adalah keluarga yang memiliki kriteria seperti yang ditetapkan oleh Duval (1977), sebagai berikut:

1) Keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers), yakni keluarga yang ditandai dengan kehadiran anak yang telah menginjak usia remaja (usia 12 sampai dengan 17 tahun).

2) Keluarga dengan anak-anak yang mulai meninggalkan orang tuanya, dengan berbagai alasan, alasan umumnya adalah melanjutkan studi atau bekerja (family as launching centre).

3) Keluarga dengan usia menengah, yakni usia mendekati masa pansiun non produktif (parent alone in midlle years), yakni keluarga yang diperkirakan orang tua memiliki rentan usia antara 50 tahun sampai dengan 60 tahun).

Berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga tua yang dijadikan subjek penelitian ini memiliki batasan rentang usia antara 41 tahun sampai dengan 60 tahun.

2. Ranah Masyarakat

Ranah masyarakat yang dibidik adalah kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan anggota masyarakat. Kegiatan tersebut dapat berupa hubungan pertemanan, pertamuan, hubungan pertetanggan, pertemuan warga, kegotong-royongan, transaksi jual beli, paguyuban kerja dan tegur sapaan antar tetangga.

E. Data

Pemerolehan data dimulai sejak awal penelitian dengan mempertimbangkan semua aspek yang terjadi (Bogdan dan Taylor, 1975:5; Kirk dan Miller, 1986:9). Keberhasilan penelitian ini tertumpu pada data-data yang diperoleh di lapangan dengan mempertimbangkan semua fenomena apa yang terjadi dan dialami subjeknya.

Data dalam penelitian ini adalah tuturan Jawa dalam peristiwa tutur yang berwujud satuan lingual yang memuat kosakata ngoko, krama, dan krama inggil. Dengan demikian, data yang dikumpulkan dapat berwujud kata, kalimat, wacana.

1. Sumber Data

Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang diperoleh. Adapun

dalam memilih sumber data yang menjadi bahan pertimbangan adalah kelengkapan informasi yang akan digali dan validitasnya. Sumber data yang dimanfaatkan, yakni: (a) responden, (b) informan, (c) tuturan dalam peristiwa tutur dan (d) bahan tertulis.

a. Responden

Responden adalah siapa saja yang mampu menjawab isian dalam daftar tanyaan atau pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Hasil jawaban ini digunakan sebagai langkah pertama untuk menangkap informasi awal yang berkaitan dengan penguasaan kosakata dasar baik bentuk ngoko maupun krama serta kemampuan mengalihbahasakan ke dalam bahasa Jawa. Dimungkinkan pula, responden akan diangkat menjadi informan bila responden tersebut memiliki kekayaan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, terutama akses dalam keterlibatannya pada pemakaian bahasa Jawa di lingkungannya.

Responden yang dijadikan sasaran adalah pemuda dengan rata-rata usia 16 s.d. 17 tahun, pelajar SMU duduk di kelas 10. Jumlah responden di Kota Semarang adalah 34 anak dan jumlah responden di Kota Pekalongan adalah 33 anak.

b. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah penutur asli yang berkemampuan memberi informasi kebahasaan kepada peneliti khususnya mengenai penggunaan bahasa Jawa ngoko dan krama di Kota Semarang dan Kota Pekalongan.

Bahan pertimbangan dalam pemilihan informan adalah kadar keterlibatan terhadap akses informasi yang dimilikinya dan mau diajak kerja sama. Untuk membatasi pelimpahan informan di lapangan, peneliti memilih informan secara purpossive sampling atau criterion based selection, yaitu dengan kriteria utama berada dalam lingkungan keluarga inti Jawa, dan kriteria lain yang tak mengikat, antara lain:

1) Laki-laki atau perempuan,

2) Penutur asli, sehat jasmani dan rohani, berpendidikan sekurang-kurangnya tingkat dasar.

3) Bersedia menyediakan waktu untuk bekerja sama. 4) Pemerhati bahasa Jawa.

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 72, terperinci atas Kota Semarang 43 informan dan Kota Pekalongan 29 informan.

Peristiwa, aktivitas, dan perilaku informan dalam lingkungannya (tempat) dapat dijadikan pula sebagai sumber data (Edi Subroto, 2007). Penyertaan ini untuk mempertajam hasil simpulan guna mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti.

c. Tuturan dalam Peristiwa Tutur

Tuturan lisan merupakan data primer. Melalui peristiwa tutur alami inilah semua tuturan yang bergayutan dengan bahasa Jawa ngoko dan krama diperoleh. Munculnya peristiwa tutur tersebut baik secara alami maupun dipancing namun tetap mempertahankan kealamiannya.

d. Bahan Tertulis

Bahan tertulis yang bergayutan dengan sasaran penelitian juga akan dimanfaatkan sebagai sumber data. Bahan tertulis ini difokuskan pada hasil penulisan kreatif penutur dari test yang diujikan melalui daftar tanyaan. Bahan tertulis tersebut terkait dengan penguasaan kosakata ngoko dan krama, serta kalimat Jawa dari hasil translitrasi.