• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap dan Kepuasan Kerja

Dalam dokumen PERILAKU ORGANISASI (Halaman 51-55)

The Flynn Effect

BAB 3 Sikap dan Kepuasan Kerja

A ttitudes (Sikap)

Dapat kita ketahui semua, pada dasarnya setiap manusia yang telah di ciptakan oleh Allah SWT memiliki sikap dan sikap yang manusia miliki dapat berupa yang positif ataupun negatif. Apa penjelasan sikap tersebut?

Jalaluddin Rakhmat, memberikan pengertian sikap sebagai kecenderungan individu untuk bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa pada saat menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap adalah pernyataan evaluatif yang mencerminkan perasaaan seseorang tentang

sesuatu baik yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Atau penggambaran bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu. Sikap kerja adalah keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek kognitif, behavior, dan afektif yang merupakan kesiapan metal psikologi untuk mereaksi dan bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek. Sikap (attitude) didefinisikan oleh Robbins (2007) sebagai pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu.

40 Perilaku Organisasi—Konsep dan Implementasi

Sementara Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan merespon sesuatu secara konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung dengan memperhatikan objek tertentu. Setyobroto (2004) merangkum batasan sikap dari berbagai ahli psikologi sosial diantaranya pendapat G.W. Alport, Guilford, Adiseshiah dan John Farry, serta Kerlinger yaitu:

 Sikap bukan pembawaan sejak lahir  Dapat berubah melalui pengalaman

 Merupakan organisasi keyakinan-keyakinan  Merupakan kesiapan untuk bereaksi

 Relatif bersifat tetap

 Hanya cocok untuk situasi tertentu

 Selalu berhubungan dengan subjek dan objek tertentu  Merupakan penilaian dari penafsiran terhadap sesuatu  Bervariasi dalam kualitas dan intensitas

 Meliputi sejumlah kecil atau banyak item

 Mengandung komponen kognitif, afektif dan komatif

Gibson (2003), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Menurut Sada (2000), sikap adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan.

K omponen Sikap

Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen itu adalah komponen kognitif, afektif dan konatif dengan uraian sebagai berikut (Robbins, 2007):

1. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, atau persepsi pendapat, kepercayaan. Komponen ini mengacu kepada proses berpikir, dengan penekanan pada rasionalitas dan logika. Elemen penting dari kognisi adalah kepercayaan yang bersifat penilaian yang dilakukan seseorang. Kepercayaan evaluatif yang dimanifestasikan sebagai kesan yang baik atau tidak baik yang dilakukan seseorang terhadap objek atau orang.

Bab 3—Sikap dan Kepuasan Kerja 41

2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang adalah hal negatif.

3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku terhadap obyek sikap. Misalnya ramah, hangat, agresif, tidak ramah atau apatis. Beberapa tindakan dapat diukur atau dinilai untuk memeriksa komponen perilaku sikap.

Keyakinan bahwa ”diskriminasi salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif.

Opini semacam ini adalah komponen kognitif (cognitive component), yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap. Komponen afektif-nya (affective component). Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap, perasaan ini selanjutnya menimbulkan hasil akhir perilaku. Komponen perilaku (behavioral component) dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Gambar 3. yang ditampilkan berikut menunjukkan hubungan dari tiga komponen sikap. Contoh yang diberikan oleh Robbins ini menggambarkan bagaimana sikap negatif seorang karyawan terhadap pengawasnya.

Kognitif = Evaluasi Pengawas saya memberi promosi kepada seseorang rekan kerja yang tidak begitu pantas mendapatkannya bila dibandingkan dengan diri saya

Perilaku = Tindakan Saya akan mencari pekerjaan lain, saya telah mengadukan pengawas saya ke semua orang yang mau mendengarkan saya Afektif = Perasaan

Saya tidak menyukai pengawas saya

Sikap Negatif terhadap Pengawas

Gambar 3. Hubungan dari tiga komponen sikap

Sumber: Organizational behavior/Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge. — 15th ed

42 Perilaku Organisasi—Konsep dan Implementasi

Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Kerja Blum and Nylon (2008) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap kerja antara lain:

a) Kondisi kerja, meliputi lingkungan fisik maupun sosial berpengaruh terhadap kenyamanan dalam bekerja.

b) Pengawasan atasan, pengawasan dan perhatian yang baik dari atasan dapat mempengaruhi sikap dan semangat kerja.

c) Kerja sama dari teman sekerja, adanya kerja sama dari teman sekerja juga berpengaruh dengan kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

d) Kesempatan untuk maju, jaminan terhadap karir dan hari tua dapat dijadikan salah satu motivasi dalam sikap kerja.

e) Keamanan, rasa aman dan lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah ketenangan dalam bekerja.

f) Fasilitas kerja, fasilitas kerja yang memadai berpengaruh terhadap terciptanya sikap kerja yang positif.

g) Imbalan, rasa senang terhadap imbalan yang diberikan baik berupa gaji pokok maupun tunjangan mempengaruhi sikap dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Sikap kerja seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal dari orang yang bersangkutan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi emosional, psikologis terhadap pekerjaan, kedekatan dengan rekan kerja, dan kenyamanan yang tercipta dari diri sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar atau faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor eksternal juga sangat berperan dalam pembentukan sikap seseorang. Faktor ini meliputi kondisi pekerjaan, hubungan kerja, rasa aman, lingkungan kerja, dan fasilitas dalam bekerja. Semakin tinggi tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja maka sikap kerja positif yang dihasilkan akan semakin tinggi.

Sebagai contoh orang yang selalu bekerja dengan semangat, hasil pekerjaan selalu memuaskan, tidak pernah mengeluh dan putus asa ketika mendapatkan kesulitan maka sikap kerja yang terlihat dari orang tersebut merupakan sikap kerja positif. Sebaliknya, apabila orang mendapat pekerjaan mengeluh, tidak bersemangat, sering mengumpat saat bekerja, putus asa saat mendapatkan kesulitan dalam bekerja, selalu ingin segera menyelesaikan pekerjaan tanpa melihat hasilnya maka sikap kerja yang tampak dari orang tersebut merupakan sikap kerja negatif. Kedua contoh dari sikap kerja orang atau karyawan dapat memperlihatkan indikator dari sikap kerja positif dan sikap kerja negatif. Ciri-ciri dalam sikap kerja tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui sikap kerja seseorang dengan hanya memperhatikan dalam waktu yang singkat, sehingga dapat diketahui sikap kerja yang terbentuk dari orang tersebut.

Bab 3—Sikap dan Kepuasan Kerja 43

Dalam dokumen PERILAKU ORGANISASI (Halaman 51-55)