Sesuai dengan analisa kawasan yang menggunakan skema proses manajemen konservasi sebagai dasar konservasi kawasan, didapatkan beberapa strategi konservasi yang sesuai dengan kondisi dan situasi kawasan segiempat emas Tunjungan, yaitu :
a. Menarik Aktivitas Usaha:
Langkah awal strategi konservasi dimulai dengan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya kota yang memiliki nilai sejarah, budaya dan ekonomi yang sangat kuat dengan cara mengadakan penyuluhan dan pengarahan serta mengajak
masyarakat untuk berparitisipasi ecara aktif dalam upaya konservasi kawasan, melalui tiga strategi yaitu
Rehabilitasi, Pembaharuan dan Revitalisasi.
Langkah selanjutnya dalam upaya menarik aktivitas usaha kawasan segiempat emas Tunjungan adalah dengan menghidupkan kembali aktivitas usaha yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan kawasan segi empat emas Tunjungan melalui aktivitas revitalisasi kawasan yaitu memfungsikan kembali bangunan-bangunan komersial yang sudah tidak digunakan, pembagian zonasi area perdagangan pada ring segi empat Tunjungan serta perbaikan kualitas sarana dan prasarana bagi pengguna jalan (pejalan kaki dan kendaraan).
Adanya campur tangan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kawasan akibat dari perkembangan fungsi perdagangan pada kawasan Tunjungan juga diperlukan agar konservasi kawasan dapat berjalan dengan baik. Langkah terakhir pada strategi konservasi dengan menarik aktivitas usaha adalah dengan melakukan pendekatan terhadap pengguna kawasan, yaitu dengan membentuk paguyuban dan koperasi untuk mewadahi kegiatan usaha pada masyarakat kampung di dalam kawasan segi empat emas Tunjungan.
b. Menarik Aktivitas Budaya
Untuk menarik aktivitas budaya pada kawasan segi empat Tunjungan diperlukan adanya sarana untuk mewadahi kegiatan rutin masyarakat di kwasan tersebut, selain itu langkah yang diperlukan adalah dengan menggiatkan kembali kegiatan budaya yang ada sehingga dapat juga memaksimalkan potensi kawasan terutama potensi kawasan yang bernilai historis, ekonomis dan sosial kawasan. Selain itu langkah yang dilakukan untuk menrik aktivitas budaya pada kawasan Tunjungan adalah dengan mengadakan atraksi-atraksi budaya yang dapat menarik pengunjung dengan melibatkan partisipasi masyarakat terutama masyarakat yang bermukim di dalam kawasan segi empat emas Tunjungan.
c. Dengan adanya pertimbangan kepentingan ekonomi pada kawasan segi empat emas Tunjungan, maka pengembangan kawasan akan mengarah pada revitalisasi kawasan dengan menghidupkan kembali sektor-sektor ekonomi yang kian meredup, langkah-langkah dalam strategi konservasi yang harus dilakukan adalah melalui:
• Pembentukan organisasi masyarakat yang dapat menampung aspirasi para pedagang serta mengelola perdagngan terutama pada kawasan segi empat Tunjungan.
• Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan
• Kedua langkah tersebut diharabkan dapat mengakomodasi kegiatan ekonomi baik sektor formal maupun informal.
d. Melalui program partisipasif masyarakat maka yang patut dilakukan melalui strategi pemberdayaan masyarakat yang dapat mencakup :
• Hak Masyarakat, melalui peran aktif masyarakat dalam memberikan kontribusi berupa masukan dan kritik dalam program konservasi kawasan segi empat Tunjungan.
• Kewajiban Masyarakat, melalui peran sertas masyarakat dalam pemeliharaan kualitas lingkungan, aktif berpartisipasi pada kegiatan rutin budaya masyarakat dan membantu berjalannya program konservasi dengan cara memberikan informasi dan data yang sesuai dengan situasi dan kondisi kawasan segi empat Tunjungan.
KESIMPULAN
Kawasan segi empat emas tunjungan memiliki nilai- nilai khas yang membedakannya dengan kawasan lain. Nilai itu berupa nilai sejarah, sosial budaya, dan pertumbuhan ekonomi yang diwariskan dalam wujud fisik dan non- fisik. Beberapa nilai tersebut masih terdapat/terlihat secara tengible, seperti beberapa bangunan toko kuno, bangunan rumah kuno, pola ruang, jalan, dan ruang luar. Juga ada beberapa nilai yang harus digali, seperti sejarah kawasan permukiman, sejarah perkembangan kawasan, dan beberapa nilai yang berubah seperti kondisi sosial budaya ekonomi.
Setelah dilakukan studi pada kawasan tersebut, diidentifikasikan bahwa masyarakatlah yang seharusnya memiliki peran lebih dominan. Karena beberapa nilai yang penting dari kawasan tersebut mempengaruhi dan masih dipertahankan oleh masyarakat di kawasan segi empat emas Tunjungan. Dan tentunya dengan tidak menyampingkan peran serta pemerintah yang memiliki capabilitas pada bidang-bidang tertentu, seperti fasilitator, sosialisasi, dan pendamping pelaksanaan program konservasi.
Strategi konservasi yang dilakukan pada kawasan ini berupa upaya untuk menarik aktivitas ekonomi, menarik aktivitas budaya dimana kedua strategi tersebut akan mengacu pada pelaksanaan strategi selanjutnya yaitu pengembangan kawasan segi empat emas Tunjungan melalui revitalisasi kawasan dengan cara menghidupkan kembali sektor-sektor ekonomi yang sekarang ini telah meredup. Beberapa strategi tersebut diharapkan membawa perubahan yang cukup signifikan dari keadaan kawasan tersebut pada masa kini menjadi kawasan segi empat emas Tunjungan yang lebih baik dengan tetap memiliki identitasnya. Oleh karena itu adanya unsur masyarakat yang berpengaruh melalui pelaksanaan program partisipatif meliputi pemberdayaan masyarakat dalam keseluruhan program konservasi kawasan segi empat emas Tunjungan ini sangat penting. Keseluruhan strategi konservasi kawasan segi empat emas Tunjungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat, sehingga konservasi kawasan segi empat emas Tunjungan dapat terlaksana dengan baik dan menjadi acuan bagi konservasi kawasan kota yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Adishakti, Laretna T, 1999. “From Activities to Physical Environment: Conservation of Kota Gede, the Old Capital City of Mataram Yogyakarta, Indonesia”.
Paper presented in the International Seminar on Historic Cities Conservation and Public Participation , Kyoto, Japan.
Adishakti, Laretna T, 2003, Teknik Konservasi Kawasan Pusaka, Jurusan Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hanan, H, 2002, Urban Heritage Preservation Method, Makalah dipresentasikan pada Three Days Practical Course on Planning and Design Methods for Urban Heritage, Usakti – T.U. Darmstadt, Jakarta
Hobson, Edward, 2004, Conservation and Planning. Spon Press Taylor and Francis Group, London, England Kwanda, Timoticin, 2004, Potensi dan Masalah Kota
Bawah Surabaya Sebagai Kawasan Pusaka Budaya, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Sidharta, Eko Budihardjo, 1989, Konservasi Lingkungan dan Bangunan Bersejarah di Surakarta, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Soegijoko, Budi Tjahjati dkk, 2005, Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21, KOnsep Pendekatan Pembangunan Perkotaan di Indonesia, Yayasan Sugijanto Soegijoko, Urban and Regional Development Institute, Jakarta
Supriharjo, Rimadewi, 2003, Cultural Activity as Cultural Heritage in Ampel Area, Surabaya, Indonesia,
international Symposium and Workshop, Managing Heritage Environment in Asia, Yogyakarta, Indonesia.