Tipologi Bangunan
Tipologi bangunan pada kawasan segi empat emas tunjungan dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan fungsinya yaitu tipologi bangunan perumahan dan pertokoan. Bangunan pertokoan dibangun dengan orientasi pada jalan di depannya, termasuk bangunan pada pojok kawasan.
Ketinggian bangunan pertokoan berkisar antara 2 sampai 3 lantai. Mayoritas bangunan menggunakan atap miring dan beberapa menggunakan tower-tower kecil di atasnya. Fasade bangunan pertokoan menggunakan langgam art deco dan kolonial dengan elemen-elemen beton sebagai dekoratifnya. Secara keseluruhan, deretan pertokoan ini menghasilkan kesan horizontal yang lebih kuat dibandingkan kesan vertikal dari penggunaan tower dan kolom.
Kawasan pertokoan ini juga memiliki bagian bawah yang membentuk arcade (pemunduran), sebagai jalur sirkulasi pejalan dan pengunjung. Ini merupakan ciri khas bangunan pertokoan yang dibangun pada kawasan penjajahan Belanda. Pada kawasan perumahan, masa bangunan yang dibangun lebih awal mayoritas berlanggam arsitektur kolonial, ketinggian bangunan 1 lantai.
Gambar 1 Contoh bentuk bangunan pada pojok kawasan
Gambar 4 Contoh wujud bangunan perumahan
Bangunan di kawasan permukiman digunakan 100% sebagai rumah tinggal, belum ada yang digunakan untuk fungsi-fungsi lain seperti home industri atau perdagangan kecil. Orientasi bangunan mengikuti pola jalan yang terbentuk pada kawasan. Pola jalan dalam kawasan dipengaruhi juga oleh pola jalan di tepi kawasan seperti pada gambar berikut :
Gambar 2 Fasade bangunan pertokoan
Gambar 3 Arcade pada bangunan pertokoan kolonial
Jalan pemukiman berupa gang yang menjadi ruang bersama
Otientasi bangunan yang mengarah dan mengikuti pola jalan.
Tipologi ruang
Untuk pemukiman kampung, komposisi massa solid dan void sejajar mengikuti pola jalan. Tidak terdapat pembagian ruang publik, semipublik dan privat antara massa bangunan dengan ruang luar yang ada didepannya. Hal tersebut ditandai karena pada sebagian besar bangunan berhubungan langsung dengan jalan tanpa batasan.
Ruang terbentuk dari massa solid bangunan, ruang utama diantara bangunan adalah jalan lingkungan. Jalan lingkungan sejak lama berperan penting untuk mewadahi kegiatan warga diluar rumah. Dengan adanya kemajemukan masyarakat, agar lebih dekat butuh area untuk bercengkrama satu sama lain, jalan lingkungan ini menjadi satu-satunya tempat yang dianggap sebagai halaman/ruang bersama karena minimnya luasan lahan pada masing- masing rumah warga. Dengan penggunaan jalan sebagai ruang bersama memunculkan adanya rasa kebersamaan masyarakat akan fasilitas bersama tersebut.
Ruang luar yang terbentuk pada ring pemukiman seperti pada koridor tunjungan, praban, embong malang dan blauran berupa jalur pedestrian, jalan raya utama dan jalur vegetasi. Pada masa lampau, kebiasaan masyarakat berjalan-jalan mengitari kawasan tunjungan yang merupakan pusat perdagangan (city walk) menyebabkan pertokoan memfasilitasi jalur pedestrian pengunjung dengan arcade dan selasar yang cukup lebar agar memberi keteduhan dan kenyamanan.
Gambar 5 Pola jalan di kawasan segiempat tunjungan
U
Kampung ketandan Kampung Blauran Kidul Kampung Blauran Kampung Kebangsren
Gambar 8 Ruang disekitar ring perdagangan kawasan segi empat tunjungan Gambar 6 Kampung pada segiempat tunjungan
Struktur kawasan,
Struktur pertumbuhan kawasan segi empat emas tunjungan diawali dari pemukiman yang menjadi inti kawasan kemudian berkembang kearah ring kawasan yang difungsikan sebagai area komersil. Pada kampung pemukiman, rumah menghadap ke utara/selatan membujur dari arah timur/barat. Pemukiman beradaptasi pada unsur-unsur fisik berupa jalur jalan yang ada.
Diawali dari struktur inti pemukiman kemudian berkembang keluar dari pemukiman
Struktur berkembang keluar kampung pemukiman dan berkembang menjadi kegiatan komersil
1
Gambar 7 Ruang yang terbentuk oleh deretan massa solid
2 1
Seminar Nasional Dies 43 Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra 62
Gambar 9 Perkembangan struktur kawasan segiempat tunjungan
Fungsi Kawasan,
Fungsi utama kawasan adalah sebagai pemukiman dan perdagangan. Letak strategis dari kawasan segi empat emas tunjungan menjadikannya sebagai lokasi yang sesuai untuk fungsi perdagangan. Sejalan dengan perkembangan kota, fungsi kawasan tidak mengalami perubahan. Akan tetapi adanya kebutuhan masyarakat menjadikan bentuk kawasan kurang mampu bersaing. Kondisi ini mempengaruhi pergeseran vitalitas kawasan yang dulunya menjadi pusat perdagangan andalan. Kedua fungsi kawasan membentuk urban form dengan struktur inti berupa kampung yang menunjukkan interaksi yang kuat dengan kedekatan antar bangunan dan orientasi bangunan yang saling berhadapan. Setelah struktur inti tersebut juga terdapat struktur terluar berupa area perdagangan yang mengelilingi pemukiman.
a b c d c a b d
Gambar 11. Contoh eksisting fasade bangunan pada ring kawasan;
(a) Toko emas. (b) Gedung Empire Palace. (c) Toko sepatu. (d) Gedung perkantoran
Industri Permukiman Perda
gangan Pendidikan Tanah Kosong
Gambar 10 Eksisting penggunaan lahan
ar Nasional Dies 43 Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra 64 POTENSI DAN MASALAH
ELEMEN HERITAGE
KAWASAN MASALAH POTENSI NILAI
Pemanfaatan Lahan
• Mulai ada perubahan fungsi sedikit pada perumahan,
• Intensitas fungsi perdagangan dapat ekspansi ke wilayah permukiman jika tidak dibatasi.
Tidak banyak perubahan, baik dari segi fungsi dan bentuknya
• Identitas/ciri kawasan sebagai kawasan permukiman (kantung) yang dikelilingi oleh area perdagangan,
• CBD yang bersejarah, terbukti bertahan fungsi dari dulu
Bangunan
• Pada kawasan pertokoan terjadi peningkatan intensitas penggunaan bangunan, yang menyebabkan berubahnya wujud dan masa beberapa bangunan.
• Renovasi bangunan lebih ke arah modern
• Pada kawasan permukiman terjadi sedikit perubahan fungsi yang menyebabkan pertambahan massa bangunan
• Sedikit terjadi renovasi yang merubah bentuk asli bangunan (yang sebenarnya bernilai sejarah)
• Beberapa bangunan pertokoan masih dipertahankan wujudnya.
• Arcade bangunan pertokoan (koridor tunjungan) masih dipertahankan
• Bangunan perumahan mayoritas masih dengan fungsi dan wujud aslinya
• Warga tetap menyenangi wujud rumah tetap seperti itu, agar tidak hilang suasana yang ada.
• Fungsi dan wujud pertokoan sebenarnya menjadi ciri yang khas dan kuat dari koridor Tunjungan, termasuk arcadenya
• Ada nilai permukiman yang terjaga akibat bertahannya wujud bangunan rumah.
FISIK
Ruang Luar
• Berkurang, karena kebutuhan lahan akan bangunan,
• Padahal dapat ikut menjaga kelestarian beberapa kegiatan adat warga yang turun temurun.
• Hanya tersisa jalanan yang multi fungsi, dengan ukuran yang minim
• Ada usaha masyarakat untuk menjaga ruang terbuka yang tersisa sebaik mungkin.
• Koridor tunjungan masih menjadi ruang publik yang bernilai, baik dari segi sejarah dan fungsi
• Nilai koridor Tunjungan sebagai ruang perdagangan publik masih terasa kuat
• Ruang terbuka menjadi aset yang penting dalam mewujudkan keakraban warga, dalam kegiatan-kegiatan adat yang menggunakan ruang terbuka.
Sejarah
• Hanya beberapa dari sejarah yang diketahui oleh banyak orang
• Sumber sejarah hidup setempat semakin berkurang
• Sejarah yang ada masih cukup memiliki bukti yang terlihat maupun diingat baik dari nama, peristiwa, dan dokumentasi
• Nilai peristiwa perjuangan
• Nilai status kawasan
• Nilai penduduk setempat
NO
N-FI
SIK
Sosial Budaya
• Beberapa kegiatan adat sudah mulai hilang, karena membutuhkan ruang khusus disamping juga keinginan dari warga yang sebagian merupakan pendatang
• Beberapa masih dipertahankan termasuk yang menyangkut kebersamaan dan kerukunan
• Nilai-nilai kewargaan yang membuat permukiman ini tetap memiliki suasana mukim yang nyaman