• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi 3M Kompas : Bentuk Transformasi Media

BAB V ANALISIS DATA

5.2. Strategi Kompas dalam Transformasi Menuju Konvergensi Media

5.2.2. Strategi 3M Kompas : Bentuk Transformasi Media

Kompas menjadi salah satu kelompok sinergi yang akan

mengimplementasikan strategi 3M bersama Kompas.com dan Kompas TV. Strategi 3M merupakan strategi yang dimunculkan oleh Grup Kompas Gramedia.

Kompas sebagai salah satu bagian dari Grup KG ini merasa memiliki kewajiban

untuk mengimplementasikan.

³.HKDGLUDQ Kompas secara multimedia adalah niscaya dan mutlak.

Bukan besok, tetapi hari ini. Kompas masa depan hadir secara multimedia. Lewat beragam sarana dan saluran itu, niscaya semakin

organik dan organis, ekstensi masyarakat yang punya misi memberikan

pencHUDKDQ EDJL PDV\DUDNDW´ -DNRE 2HWDPDKompas, 28 Juni 2012,

halaman 1)

Untuk menumbuhkan keyakinan akan masa depan implementasi strategi ini, secara khusus Kompas telah mempelajari hal-hal yang memperkuat bahwa Strategi 3M adalah sebuah keharusan.

Pertama, perkembangan teknologi baru khususnya new media sering dipersepsikan sebagai sebuah ancaman bagi media cetak. Padahal, di sisi lain, ancaman ini justru merupakan sebuah tantangan bagi media cetak untuk membuat peluang baru. Paling tidak peluang baru yang diciptakan ke depannya mampu menggantikan posisi media cetak kalau benar-benar akan berakhir.

³6HKLQJJDSLNLUDQQ\DDGDODKGDULSDGDNLWDKDQ\DGLVNXVLVDWXSLODULWX

akan tergantikan dengan pilar yang baru kenapa kita gak berpikir kalau saya punya tiga atau empat pilar saja gitu? Nah sehingga kita harus reinvest baru dan harus mengembangkan yang namanya multimedia itu

WDGL´$$0HLSXNXO

Untuk melangkah dan mewujudkan keinginan membangun pilar baru yang berbasis multimedia ini didukung adanya keyakinan, bahwa di dunia baru tersebut akan ada peluang. Selain itu, optimisme harus selalu dibangun ketika kita mencoba suatu strategi baru.

³'LVLVLODLQKDUXVPHQ\DNLQNDQEDQ\DNRUDQJEDKZDPHPEDQJXQSLODU

yang lebih banyak itu penting. Anggaplah di depan, surga itu ada. Kalau seandainya kita yakin bahwa di depan itu ada surga, maka kita ini harus melakukan semua yang baik. Sehingga ketika surga itu ada kita masuk saja ke surga, tapi seandainya surga itu gak ada ya gak masalah kan. Melakukan hal yang baik tidak ada salahnya. Daripada kita hari ini tidak melakukan apa-apa, eh ternyata surga itu ada jadi kita gak bisa masuk ke

VDQD´$$0HLSXNXO

Kedua, perkembangan teknologi yang berdampak pada munculnya new media, secara tidak langsung memengaruhi perilaku dan gaya hidup masyarakat.

Budaya baca yang masih belum memasyarakat kini menipis lantaran hadirnya media baru yang mengedepankan visualisasi. Selain itu kecepatan dan kemudahan masyarakat untuk mengakses sumber informasi telah membuat kondisi media cetak jika dilihat dari oplahnya mengalami tren menurun. Namun di sisi lain ada sesuatu yang dimiliki oleh media cetak tidak dimiliki oleh media baru. Ya, media cetak itu memiliki roh. Roh yang ada di dalam media cetak, Kompas misalnya, adalah variabel yang membuat masyarakat ingin selalu mencari dan membaca

Kompas di manapun mereka berada.

³6D\D PHQ\DNLQL EDKZD VHWLDS NRUDQ LWX PHPLOLNL URK WHUWHQWX \DQJ

kemudian orang, eh kemudian jika saya mengambil itu saya merasa bahwa saya merasa cocok. Kenapa? Misalnya, karena Kompas independen, gak partisan, karena Kompas kredibel, karena Kompas itu selalu balance selalu cover both side gitu. Nah roh ini itukan bisa saja dibawa ke media lain entah ke online, entah itu ke tv bahwa ketika saya lihat di tv dan di situ ada logonya Kompas maka itu namanya Kompas televisi. Kalau saya harus dapat yang ini, bisa di mana saja maka saya harus dapat itu. Maka ke depannya, visi besarnya adalah from news paper

WRQHZVEUDQG´$$0HLSXNXO

Sebagai bentuk konsekuensi lainnya, jika newsbrand ini terbentuk, maka

platform lain yang menggunakan nama brand Kompas harus terlebih dahulu

menyamakan persepsi dan memahami visi, misi, dan roh yang sudah dimiliki

Kompas Cetak dan dipertahankan selama hampir setengah abad ini. Salah satu

upaya untuk memasukkan roh ke dalam platform di luar Kompas cetak adalah dengan menugaskan editor yang dimiliki Kompas cetak ke platform lain seperti

Kompas.com dan Kompas TV. Namun harus diakui, efektivitas penugasan ini

masih kurang. Ancaman bahwa editor malah menjadi berubah sering kita dengar. Seharusnya hal yang mungkin dilakukan adalah proses pendidikan atau diklat lah yang harus disatukan dan disamakan misi dan visinya.

³3ODWIRUP ODLQ GHQJDQ EUDQGLQJKompas, oleh masyarakat dan sesuai dengan impian kita menjadi refleksi filosofi Kompas cetak yang sudah kita bangun hampir setengah abad. Maka platform lain dengan brand Kompas wajib memahami visi dan misi Kompas cetak yang sudah terlebih dahulu

PHQMDGLVDXGDUDWXDGDQGLNHQDOPDV\DUDNDW´5,.0HLSXNXO

15.30)

Perkembangan dunia digital dan munculnya media baru menuntut adanya sebuah perubahan bagi industri media cetak. Media baru tidak hanya memberikan informasi. Media baru memiliki karakteristik yang kuat dan bergantung pada interaksi dan partisipasi audiens. Pemilik atau pemegang saham tidak lagi memiliki kekuatan yang utuh terhadap arus informasi. Audiens adalah sebagai pengendali.

Maka, perubahan adalah sebuah keharusan jika media cetak ingin terus mencoba bertahan selama mungkin. Dari sisi media cetak, banyak hal yang harus berubah. Mulai dari budaya kerja, mindset, infrastruktur, maupun sumber daya manusia. Namun demikian perubahan radikal tetap tidak menjadi pilihan terbaik. Tentang ketidaksetujuannya Kompas melakukan perubahan radikal, Agung Adiprasetyo dan Rikard Bagun mengungkapkan pendapat yang sama.

³.DODX VHDQGDLQ\D VD\D PHODNXNDQ SHUXEDKDQ UDGLNDO KDUL LQL XMXQJ-

ujungnya cita-FLWD OXKXUQ\D LWX JDN WHUFDSDL´ $$ 0HL SXNXO

14.00)

³3HUXEDKDQ UDGLNDO VHODOX GDSDW GLODNXNDQ WHWDSL SURVHV NHEHUDGDDQ

Kompas dan unit lain tidak memudahkan pelaksanaan strategi

NRQYHUJHQVL´5,.0HLSXNXO

Dalam sebuah konvergensi jurnalistik, menurut Harrower (Ariyanti, 2011) salah satu bentuk konvergensinya adalah dengan membangun sebuah single

newsroom. Namun hal demikian belum dilakukan oleh Kompas. Sebab, pilihan

model yang disebut KG Inc. Dalam KG Inc ini, semua produk usaha Grup

Kompas*UDPHGLDDNDQDGDGDODPVDWX³ZDGDKEHVDU´\DQJGDSDWGLDNVHVPHODOXL

kanal-kanal yang disiapkan. Namun saat ini Kompas masih mengimplementasikan strategi 3M.

³6HEHQDUQ\D begini, ke depannya ini kita mau adanya KG Inc. Nah

strategi besarnya kita mau ke arah sana gitu. KG Inc itu lebih gampangnya lagi itu sebenarnya adalah sebuah bendungan besar yang mau kita bangun. Bendungan besar itu isinya adalah bahwa keyakinan kalau Kompas itu hebat, online hebat, radio hebat, televisi hebat segela macam, tapi masing-masingkan bergerak sendirikan? Sehingga kita pikir, coba bayangkan kata orang perusahaan atau lembaga yang memiliki konten paling hebat di Indonesia itu siapa sih mas? Bahkan kalau

dibandingkan dengan Bappenas saja, Kompas *UDPHGLDLQLEHUDQLNRN´

(AA, 9 Mei 2012, pukul 14.00)

Jika strategi 3M ini hanya mampu menyatukan media dengan brand sama, maka KG Inc untuk menyatukan semua unit bisnis di Kompas Gramedia. Jika ini berhasil, maka strategi 3M yang dijalankan Kompas saat ini akan menjadi salah satu bagian di dalam KG Inc itu.

³.DODX PXOWLPHGLD PXQJNLQ KDQ\D VHEDJDL LGH DZDO \DQJ PHPSHORSRUL

bagaimana kita berkerjasama itu tadi. Kemudian untuk tingkat Holding Company Kompas Gramedia yang KG Inc itu yang akan mampu menyatukan berbagai unit bisnis media. KG Inc lah yang akan

PHOHPEDJDNDQ0LWX´6,*0HLSXNXO

Bagi Kompas, strategi 3M saat ini adalah yang paling tepat diimplementasikan. Strategi ini muncul ketika diskusi di berbagai media yang mengatakan media cetak terancam mati. Ancaman itu masuk akal lantaran sirkulasi mengalami tren menurun. Tren penurunan ini seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang berdampak pada munculnya media baru. Dengan makin mudahnya masyarakat mengakses sumber informasi melalui internet, maka ada perubahan perilaku mengonsumsi media informasi. Secara

praktis masyarakat melek teknologi akan memilih media baru daripada membaca koran.

Namun sesungguhnya, media cetak akan bertahan karena memiliki konsumen sendiri, membaca jauh lebih memuaskan daripada menonton, atau mengakses digital lainnya (media online). Media cetak akan memuaskan rasa lapar pembacanya untuk pemahaman yang lebih dalam. Televisi dan media online

tidak dapat memberikan keuntungan ini.

Setiap media baik cetak, maupun televisi, dan online memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut maka dibutuhkan simbiose mutualisme dari semua media untuk menciptakan sinergi.Sinergi dapat dibentuk dari media cetak, elektronik, dan digital.

´6D\D WHUPDVXN RUDQJ \DQJ PH\DNLQL EDKZD 0 KDQ\D FDUD

penyampaian pesan, dan yang paling penting adalah konten. Konten! Konten! Konten! Apa itu konten? Demokratisasi dan humanisasi. Semua media inheren memiliki status klasik dan peran sebagai bisnis dan idealisme. Menggunakan 3M untuk membuat orang lebih manusiawi seperti ditunjukkan oleh Steve Jobs yang saya rumuskan sebagai demi memberikan kontribusi untuk kebaikan yang lebih besar dari manusia dan kemanusiaan".(Jakob Oetama, Kompas Edisi Khusus WAN-IFRA, 10 April 2012)

Roh yang dimiliki Kompas harus terus dipertahankan hingga tercapai cita- cita untuk membangun Indonesia. Menghadapi sirkulasi lemah koran dan penurunan pendapatan iklan, Kompas dipengaruhi oleh keberadaan media elektronik dan digital. Dengan situasi ini, Kompas memandang bahwa kekuatan konten yang dimiliki Kompas harus diperkuat. Maka muncullah strategi 3M yang diikuti dengan pembentukan Desk Multimedia. Desk Multimedia dan 3M ini menjadi harapan yang dapat memperkuat Kompas cetak. Konten yang berasal dari

yang berubah kebiasaan konsumsi media tetap mendapat layanan dari Kompas

dalam melalu platform ipad, QR Code, e-paper, dan lainnya.

³Desk Multimedia itu lahir untuk memperkuat konten Kompas cetak.

Dengan mengusung Konsep 3M, maka Desk Multimedia membuat beberapa terobosan untuk memberikan bentuk lain konten yang dimiliki Kompas. QR Code atau Quick Respons Code menjadi produk pertama yang dibuat Desk Multimedia. QR Code ini berisi foto, grafis, data, dan artikel terkait dengan berita yang diberikan QR Code ini. Dan Kompas pun menjadi Koran pertama yang menggunakan teknologi QR Code. Ini upaya bagaimana asset digital yang dimiliki Kompas daily harus

GLVLQHUJLNDQPHQMDGLNHNXDWDQ\DQJXWXKXQWXNPDNLQPHPSHUNXDWFHWDN´

(SIG, 2 Mei 2012, pukul 19.00)

³7ripple M dalam arti itu sebagai latarbelakang, kemudian bagaimana

kita masuk kepada platform-platform media lain dengan karakter yang berbeda tetapi juga dengan tujuan itu semua harus memperkuat posisi media cetak. Sehingga platform-platform yang lain apakah dalam format ipad, apakah itu dalam fotmat Kompas.com, ataukah dalam format twitter

GDODP XSD\D PHPSHUNXDW SRVLVL PHGLD FHWDN LWX VHQGLUL´ %'0 0HL

2012, pukul 19.00)

Dari berbagai model konvergensi strategi 3M dinilai paling cocok untuk diimplementasikan di Kompas yang kaya akan konten. Strategi 3M adalah sebuah pilihan dari sejumlah model yang lain. Namun karena filosofi implementasinya adalah untuk memperkuat Kompas cetak, maka pilihan paling tepat saat ini adalah strategi 3M.

³-DZD3RVPHPLOLK bahwa mereka akan mengarah sebagai single media,

media cetak. Mereka hanya bertahan pada media cetak. Tetapi Kompas memilih ke arah 3M, dengan asumsi 3M itu untuk memperkuat posisi media cetak dan juga sekaligus antisipasi kalau betul era ini tuh era declining newspaper. Sehingga untuk sumber daya manusia yang ada di Kompas, kita telah menyiapkan platform-platform yang lain, sebagai sebuah langkah kalau terjadi sesuatu. Tapi asumsi awalnya adalah bagaimana memanfaatkan social media, memanfaatkan Kompas.com, memanfaatkan ipad, itu untuk memperkuat Kompas cetak. Bukan untuk saling melemahkan, apapun sekarang kita harus sadar bahwa platform-

SOWIRUP GL OXDU FHWDN LWX PHPLOLNL NHNXDWDQ GDQ NHOHPDKDQ VHQGLUL´

(BDM, 6 Mei 2012, pukul 19.00)

menerapkan kebijakan 3M (triple M): multichannel, multiplatform, dan multimedia. Singkatnya, konten Kompas harus bisa dibaca melalui segala wahana (kertas, komputer, televisi, mobile phone, dan lain-lain). Bentuk konten yang akan di-deliver ke berbagai jenis media tidak hanya berupa teks dan foto, tetapi juga grafis, video, atau gabungan dari semuanya.(Jakob Oetama, Kompas, 28 Juni 2010)